cover
Contact Name
Nyoman Pasek Nugraha
Contact Email
paseknugraha@gmail.com
Phone
+6281999131789
Journal Mail Official
paseknugraha@gmail.com
Editorial Address
Jl. Udayana, Kampus Tengah, Singaraja-Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha
ISSN : 26141876     EISSN : 26141884     DOI : http://dx.doi.org/10.23887/jjtm.v7i1.18616
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal ini bertujuan untuk mewadahi artikel-artikel hasil penelitian dan hasil pengabdian masyarakat dibidang pendidikan dan pembelajaran teknik. Pada akhirnya Jurnal ini dapat memberikan deskripsi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan teknik mesin bagi masyarakat akademik. Jurnal ini terbit 3 kali setahun.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 2 (2021)" : 6 Documents clear
Review Pengaruh Range Dan Approach Terhadap Efektivitas Cooling Tower di PT. IP Ahluriza, Pradipta; Sinaga, Nazaruddin
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jptm.v9i2.34899

Abstract

Saat ini sistem pembangkitan energi di dunia masih  didominasi  oleh  energi  fosil. Pada pembangkit listrik tenaga panas bumi, Cooling Tower digunakan untuk sirkulasi air pendingin yang dikontakkan dengan gas tak jenuh , sehingga sebagian dari zat cair itu akan menguap, dan suhu zat cair akan menurun. PT. Indonesia Power Kamojang dalam proses pembangkitan energi listrik menggunakan mesin Cooling Tower untuk melakukan pendinginan. Dalam upaya untuk menentukan performa sebuah mesin Cooling Tower, maka diperlukan pengukuran efektivitas. Dalam penelitian ini dilakukan analisis mengenai efektivitas pendinginan dan  pengukuran  efektivitas dilakukan dengan nilai approach dan range. Dalam penelitian ini menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness, untuk mendapatkan nilai availability, performance efficiency, dan rate of quality. Maka pada saat musim kemarau memiliki efekvtivitas yang lebih baik dibandingkan dengan musim hujan. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan, serta temperatur air kondensat yang masuk ke dalam Cooling Tower. Semakin tinggi temperatur air kondensat yang masuk, maka efektivitas pendinginan di dalam Cooling Tower semakin rendah karena proses pendinginan tidak maksimal. Hal ini menyebabkan temperature yang dihasilkan oleh Cooling Tower tidak mencapai temperature yang diinginkan.Kata kunci: Cooling Tower; Efektivikasi; PerformansiCurrently, the energy generation system in the world is still dominated by fossil energy. In geothermal power plants, Cooling Tower is used to circulate cooling water that is contacted with unsaturated gases, so that some of the liquid will evaporate, and the temperature of the liquid will decrease. PT. Indonesia Power Kamojang, in the process of generating electrical energy, uses a Cooling Tower engine for cooling. In an effort to determine the performance of a Cooling Tower engine, it is necessary to measure its effectiveness. In this study, an analysis of the effectiveness of cooling was carried out and the measurement of its effectiveness was carried out using the approach and range values. In this study using the Overall Equipment Effectiveness method, to get the value of availability, performance efficiency, and rate of quality. So during the dry season it has better effectiveness than the rainy season. This is due to environmental factors, as well as the temperature of the condensate water that enters the Cooling Tower. The higher the temperature of the incoming condensate water, the lower the cooling effectiveness in the Cooling Tower because the cooling process is not optimal. This causes the temperature produced by the cooling tower to not reach the desired temperature.Keywords : Cooling Tower, Effectiveness; PerformanceDAFTAR RUJUKANAwwaluddin, M., & Santosa, P. (2012). Perhitungan Kebutuhan Cooling Tower Pada Rancang Bangun Untai Uji Sistem Kendali Reaktor Riset. Prima (Aplikasi Dan Rekayasa Dalam Bidang Iptek Nuklir), 9(1), 34–41.Dewan Energi Nasional. (2020). Bauran Energi Nasional.Elok nurul Faizah. (2020). Analisa Performa Kinerja Cooling Tower Induced Draft Counter Flow Dengan Bahan Pengisi Aluminium Semicircular ARC.Kasbani, K. (2009). Tipe Sistem Panas Bumi Di Indonesia Dan Estimasi Potensi Energinya. Buletin Sumber Daya Geologi, 4(3). https://doi.org/10.47599/bsdg.v4i3.184Muhsin, A., & Pratama, Z. (2018). Analisis Efektivitas Mesin Cooling Tower Menggunakan Range and Approach. Opsi, 11(2), 119. https://doi.org/10.31315/opsi.v11i2.2552Triyansah, O., & Witanto, Y. (2020). Efektivitas cooling tower fan 6p - 4051 – gb. di pt. pupuk sriwidjaja sektor stg – bb, palembang, sumatera selatan. Rekayasa Mekanik, 4 No 1, 9–12.Widyaningsih, G. A. (2017). Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional. Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia, 4(1). https://doi.org/10.38011/jhli.v4i1.53Gunawan, Y., Setiadanu, G. T., Zuhaidi., Ahadi, K., & Didi Sukaryadi, S. N. (2020). Karakteristik Operasi Sistem Orc Di Sumur Pad 29a Pt . Geodipa Energi Dieng Operating Characteristics Of Orc System. 19(1), 1–12.
Desain Assembly Lash Adjuster Cylinder Head Sebagai Alat Bantu Dalam Menghemat Waktu Proses Produksi Sugiyanto, Didik; Susanto, Herry; Djabumir, Sendi Setiawan
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jptm.v9i2.31580

Abstract

Perkembangan teknologi di dunia Industri saat ini sangat cepat dan semakin tajamnya persaingan di dunia industri otomotif mengharuskan suatu perusahaan untuk lebih meningkatkan efisiensi kegiatan operasinya. Mempunyai macam-macam jenis hasil produksi mesin, sehingga waktu produksi dan tenaga harus dimanfaatkan dengan baik agar bisa mencapai target yang sudah ditentukan, salah satunya adalah dengan meciptakan alat bantu produksi yang dapat menghemat waktu produksi sekaligus tenaga. Dalam pemasangan kepala silinder secara manual ada beberapa kendala yang sering dihadapi adalah proses yang sering dilakukan secara berulang-ulang dikarenakan satu orang operator harus melakukan sebanyak enam belas kali prosesd untuk satu assembly cylinder head dan butuh waktu banyak. Fokus dari penelitian ini bagaimana membuat sebuah alat bantu assembly last adjuster untuk memasang cylinder head. Hasil dari penelitian adalah sebelum menggunakan alat bantu assembly lash adjuster, waktu yang dibutuhkan lumayan banyak karena sering melakukan proses yang berulang secara terus menerus, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemasangan lash adjuster ke cylinder head ± 1 – 1.15 menit untuk melakukan penyelesain proses assembly. Sesudah menggunakan alat bantu assembly lash adjuster, proses yang berulang sudah tidak dilalui oleh operator saat melakukan assembly sehingga waktu yang dibutuhkan lebih sedikit sehingga waktu produksi lebih efisien. waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemasangan lash adjuster ke cylinder head adalah ± 24 – 34 detik untuk melakukan penyelesain proses perakitan.Kata kunci: lash adjuster; kepala silinder; alat bantuThe development of technology in the industrial world today is very fast and the increasingly sharp competition in the automotive industry requires a company to further improve the efficiency of its operations. Having various types of machine production, so that production time and energy must be utilized properly in order to achieve predetermined targets, one of which is by creating production aids that can save both production time and energy. In manually installing the cylinder head, there are several problems that are often faced, which is a process that is often done repeatedly because one operator has to do sixteen processes for one cylinder head assembly and it takes a lot of time. The focus of this research is how to make a last adjuster assembly tool to install the cylinder head. The result of the research is that before using the lash adjuster assembly tool, the time required is quite a lot because of frequent repetitive processes, the time required to install the lash adjuster to the cylinder head is ± 1 - 1.15 minutes to complete the assembly process. After using the lash adjuster assembly tool, the operator does not go through the repetitive process during assembly so that it takes less time so that production time is more efficient. The time required to install the lash adjuster to the cylinder head is ± 24 - 34 seconds to complete the assembly process.Keywords : lash adjuster; cylinder head; toolsDAFTAR RUJUKANAnwar, M. S., Setiawan, H., & Ummi, N. (2015). Perancangan Sistem Informasi Jadwal Perawatan Mesin Untuk Meminimasi Troubleshooting Mesin Produksi PT.XYZ. Jurnal Teknik Industri, Vol. 3 No. 2 Juli 2015, ISSN: 2302-495XAnonim. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra MotorChoi, M., & K. Min, K. (2011). Influential Factors for HLA Pump Up in A Roller Finger Follower Engine. International Journal of Automotive Technology, Vol. 12, No. 4, pp. 469−474.Ferreira, D., Howell,T., & Peter, J. (2016). Hydraulic Lash Adjuster Compatible Engine Brake. SAE International doi:10.4271/2016-01-8063 saeeng.saejournals.org, pp. 2287.Maeno, E., Bunko, H., & Katsuhisa Yamaguchi, K. (2007). Development of an End-Pivot Type Mechanical Lash Adjuster. NTN Technical Review No.75. pp.78.Parr A. (2003). Hidrolika dan Pneumatika. Alih Bahasa Gunawan Prasetyo, Jakarta. PenerbitSularso., & Kiyokatsu, S. (2004). Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: PT Pradnya Paramita
Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual Berbasis Powtoon Mata Pelajaran Sistem Refrigerasi Bagi Siswa SMK Wibawa, D M Satria; Dewi, L J Erawati; Nugraha, I N Pasek
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jptm.v9i2.27598

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran audio visual berbasis PowToon pada Mata Pelajaran Sistem Refrigerasi bagi siswa SMK. 2) Untuk mengetahui tingkat kelayakan  media pembelajaran audio visual berbasis PowToon menurut ahli materi dan ahli media pada Mata Pelajaran Sistem Refrigerasi bagi siswa SMK. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian (R&D) Research and Development, dengan model pengembangan 4D (Four-D Models), yang terdiri dari 4 tahap yaitu tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (development), dan tahap penyebaran (deseminate). Pada penelitian ini hanya dilakukan 3 tahap, yaitu tahap pendefenisian (define), tahap perancangan (design), dan tahap pengembangan (development). Hasil penelitian ini adalah 1) memahami pengembangan media pembelajaran audio visual berbasis PowToon pada Mata Pelajaran Sistem Refrigerasi bagi siswa SMK, 2) mengetahui tingkat kelayakan dan tanggapan siswa pada media pembelajaran audio visual berbasis PowToon menurut ahli materi, ahli media, uji kelompok kecil dan uji kelompok besar pada Mata Pelajaran Sistem Refrigerasi bagi siswa SMK. Penilaian dari ahli materi yaitu sangat layak dengan persentase nilai sebesar 87,70%. Penilaian dari ahli media memperoleh kriteria sangat layak dengan persentase nilai sebesar 91,16%. Dalam Uji Coba Kelompok Kecil memperoleh kriteria sangat layak dengan persentase nilai sebesar 90,33%. Dalam Uji Coba Kelompok Besar memperoleh kriteria sangat layak dengan persentase nilai sebesar 88%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan media ini sangat layak dari segi materi dan media, serta tanggapan dari siswa, sehingga media ini dapat dinyatakan sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran.Kata Kunci : Audio Visual, Dasar-dasar Refrigerasi, Media Pembelajaran, PowToon.This study aims to: 1) Find out the development of PowToon-based audiovisual learning media on the Refrigeration System Subjects for vocational students. 2) Determine the feasibility of PowToon-based audiovisual learning media according to material experts and media experts in the Refrigeration System Subjects for vocational students. This research uses Research and Development (R&D) type, with the development model of the 4D (Four-D Models) which consists of 4 stages: the defining stage, the design stage, the development stage, and the deployment stage (disseminate). There are three stages used in this study: the defining stage, the design phase, and the development stage. The results of this study are: 1) understanding the development of PowToon-based audiovisual learning media on Refrigeration System Subjects for vocational students, 2) knowing the level of eligibility and student responses to PowToon-based audiovisual learning media according to material experts, media experts, small group tests and tests large groups on Subjects Refrigeration Systems for vocational students. The assessment of the material experts is very feasible with a percentage value of 87.70%. The assessment of the media experts obtained a very decent criterion with a percentage value of 91.16%. In the small group trial, the criteria are very feasible with a percentage value of 90.33%. In the large group trial, the criteria are very decent with a percentage value of 88%. Based on these results it can be stated that this media is very feasible in terms of material and media, as well as responses from students so that this media can be declared very feasible to use in the learning process.Keywords: Audiovisual, Learning Media, PowToon, Refrigeration Basics.DAFTAR RUJUKANAiken L. R. (1985). Three coeffcient for analyzing the reliability and validity of ratings. Education and psychological measurement. 45,131-142Anastasi, A., Urbina, u. (1997). Psychological testing. New Jersey Prentice-Hall.IncAriana, I G. (2019). Pengembangan media pembelajaran berbasis video animasi software solidworks 2014 dan adobe flash cs3 pada mata pelajaran teknologi dasar otomotif (tdo) materi motor bakar. (Skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, FTK, Undiksha)Arsyad, Azhar. (2013). Media pembelajaran. Depok: PT Rajagrafindo PersadaAzwar, S. (2012) reabilitas dan validitas. Edisi 4. Yogyakarta : Pustaka PelajarBorg & Gall, (2003). Education research. New York : Allyn and Bacon.Dale, Edgar. (1969). Audio visual methods in teaching, New Yorg: Holt, Rinehart and Winston Inc. The Dryden Press.Daryanto. (2013). Media pembelajaran perannya sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.Hermawan, Asep Herry. (2007). Pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.Krisnadi, Elang. (2004). Pemanfaatan program CAI sebagai sarana untuk membantu siswa dalam menyerap konsep-konsep matematika dengan pendekatan abstrak-konkret. Jakarta: pustekkom dan Pusat InformasiMusfiqon. (2012). Pengembangan media dan sumber pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.Putra, Nusa. (2012). Metode penelitian kualitatif pendidikan. (Jakarta: Rajawali Pers).Sadiman, Arief S. (2006). Media pendidikan pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Salim, A. (2003). Pengertian animasi dan multimedia pembelajaran. Jakarta : Elec Media Komputindo.Slamet. (2013). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.Sudaryono, dkk. (2013). Pengembangan insrumen penelitian pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.Sudjana, Nana. (2007). Teknologi pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2013). Media pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.Sugiyono. (2016). Statistika untuk penelitian. Bandung: AlfabetaSuheri, Agus. (2006). Animasi multimedia pembelajaran. Jakarta : Elec media Komputindo.Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.Sutopo, Ariesto Hadi. (2003). Multimedia interaktif dengan flash. Yogyakarta: Graha IlmuTalizaro Tafonao, Jurnal Komunikasi Pendidikan (2018:2). Peranan media pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar siswa. STT KADESI YogyakartaThiagarajan. (1974). four D Model-model pengembangan perangka pembelajaran. Tersedia pada https://bustangbuhari.wordpress.com/2011/08/25/four-d-model-model-pengembangan-perangkat-pembelajaran-dari-thiagarajan -dkk/. (Diakses tanggal 2 Desember 2018)Trianto. (2010). Model pembelajaran inovatif-progresif konsep, landasan, dan implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
Pengembangan Video Pembelajaran Kelistrikan Kendaraan Ringan Berbasis Animaker Terintegrasi Youtube Firdaus, Hendi; Atikah, Cucu; Ruhiat, Yayat
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jptm.v9i2.33579

Abstract

Penggunaan video pembelajaran pada mata pelajaran kelistrikan kendaraan ringan sangat terasa kebutuhannya, karena sebagian besar materi pembelajaran yang  dilaksanakan adalah suatu proses atau langkah yang memerlukan adanya visualisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendesain dan mengetahui kelayakan video pembelajaran berbasis Animaker terintegrasi YouTube. Untuk mencapai hal tersebut, dikembangkanlah video pembelajaran kelistrikan kendaraan ringan kompetensi perawatan sistem starter. Metode penelitian  yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode R&D model 4 D dengan 4 (empat) tahapan yaitu (1)Define, (2) Design, (3) Develop, (4) Disseminate. Manfaat pengembangan video pembelajaran ini adalah dapat digunakan peserta didik kelas XI kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan otomotif SMKN 4 Kota Serang. Untuk validasi pengembangan video pembelajaran dilakukan oleh ahli materi, ahli media, dan peserta didik. Setelah dilakukan validasi oleh ahli materi, ahli media, dan peserta didik selanjut video pembelajaran digunakan pada pembelajaran kelistrikan. Hasil tes menunjukan pengembangan video pembelajaran layak untuk digunakan pada proses pembelajaran kelistrikan.Kata Kunci: Animaker, Kelistrikan, Model 4 D, Video, YoutubeThe use of instructional videos in light vehicle electricity subjects is very much needed, because most of the learning material carried out is a process or a step that requires visualization. The purpose of this study was to design and determine the feasibility of YouTube-integrated Animaker-based learning videos. To achieve this, a light vehicle electrical learning video for the starter system maintenance competence was developed. The research method used in this research is to use the 4 D model R & D method with 4 (four) stages, namely (1) Define, (2) Design, (3) Develop, (4) Disseminate. The benefit of developing this learning video is that it can be used by class XI students in the competency of automotive light vehicle engineering skills at SMKN 4 Kota Serang. To validate the development of learning videos carried out by material experts, media experts, and students. After validation by material experts, media experts, and students, the learning videos are used in electricity learning. The test results show that the development of learning videos is feasible for use in the electrical learning process.Keywords: Animaker, Electrical, 4 D Models, Video, YoutubeDAFTAR PUSTAKAAnam, K., & Choifin, M. (2017). Implementasi Model Four-D (4D) Untuk Pembelajaran Aplikasi Multiplatrform Penggolongan Hewan Berdasarkan Makananya (Studi Kasus: SMP Negeri 1 Bluto). Teknika : Engineering and Sains Journal, 1(2), 111–116Badri Munawar, Ade Farid Hasyim, M. M. (2020). Desain Pengembangan Bahan Ajar Digital Berbantuan Aplikasi Animaker Pada PAUD Di Kabupaten Pandeglang. 04(2), 310–320Burgess J, Greend J. (2018). YouTube Digital Media and Society. UK: Polity PressFadhli, M. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video Kelas IV. (February). https://doi.org/10.24269/dpp.v3i1.157Fauzan, M. A., & Rahdiyanta, D. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video. 2, 82–88Munir. (2012). Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: AlfabetaNurdin, M. (2014). Siswa Kelas Xi Teknik Kendaraan Ringan Smk Piri 1 Yogyakarta Tahun Pelajaran. 1(2), 330–343.Nuzuliana, A. H., Bakri, F., Budi, E., Fisika, J., Universitas, F., & Jakarta, N. (2015). Pengembangan Video Pembelajaran Fisika Pada Materi Fluida Statis Di Sma SNF2015-II-27 SNF2015-II-28. IV, 27–32Pribadi A. Benny. (2017). Media dan Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta: KencanaSugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:  AlfabetaSukmadinata S Nana. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja RosdakaryaSuratun, Irwandani, S. L. (2018). Video Pembelajaran Berbasis Problem Solving Terintegrasi Chanel Youtube : Pengembangan Pada Materi Cahaya Kelas Viii Smp Learning Video Based Integrated Problem Solving Chanel Youtube : Development In Light Class Market Viii Kemajuan dibidang Teknologi In. Indonesian Journal of Science and Mathematics Education, 01(November), 271–282. Retrieved from https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/IJSME/indexThiagarajan, Sivasailam; And Others. (1974). Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children: A Sourcebook. Blomingtoon, Indiana: National Center for Improvement of Educational Systems (DHEW/OE),Utami, P., Putra, A. A. S. T., Santoso, D., Fajaryati, N., Destiana, B., & Ismail, M. E. (2018). Video Moving Surveillance Yang Terintegrasi Youtube Menggunakan Raspberry Pi 3. Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education), 3(1), 113–123. https://doi.org/10.21831/elinvo.v3i1.20797Yani Wulandari , Yayat Ruhiat, L. N. (2020). Pengembangan Media Video Berbasis Powtoon Pada Mata Pelajaran Ipa Di Kelas V. 8, 269–279. https://doi.org/10.24815/jpsi.v8i2.16835Yudela, S., & Putra, A. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis YouTube pada Materi Perbandingan Trigonometri. 2(6), 526–539
Study Experimental Darrieus Type-H Water Turbines Using NACA 2415 Standard Hydrofoil Blade Wijaya, Rudi Kusuma; Kurniawan, Iwan
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jptm.v9i2.29257

Abstract

Telah dilakukan kaji eksperimental turbin air Darrieus tipe-H menggunakan blade hydrofoil standar NACA 2415 untuk mengetahui nilai torsi statik dan dinamik yang dihasilkan turbin air Darrieus tipe-H 3 blade dan 6 blade, pengujian menggunakan water tunnel dimensi 6m x 0.6m x 1m. Variasi tiga blade dan enam blade, dengan diameter turbin 0.44 m x 0.15 m pada turbin luar dan 0.18 x 0.14 m pada turbin bagian dalam, panjang chord 0.10 m dengan variasi sudut serang 0º sampai dengan 360º, variasi kecepatan air pertama 0.3 m/s, variasi kecepatan aliran air kedua 0.65 m/s. Kecepatan air 0.3 m/s enam blade, torsi statik 0.3 Nm, torsi dinamik nya 0.384 Nm, kecepatan air 0,65 m/s torsi dinamik 0.432 Nm dan torsi statik nya 0.384 Nm, pengujian turbin Darrieus tiga blade kecepatan air 0,3 m/s nilai torsi dinamik 0.336 Nm dan dengan kecepatan yang sama torsi statik nya 0.264 Nm. Pada kecepatan air 0.65 m/s nilai torsi dinamik sebesar 0.384 Nm, dan nilai torsi statik 0.336 Nm. Dari data hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa variasi turbin enam blade memiliki nilai torsi statik dan torsi dinamik yang lebih tinggi dari pada turbin tiga blade, jumlah blade sangat berpengaruh terhadap daya serap energi kinetik air untuk di konversikan menjadi torsi statik maupun torsi dinamik.Kata kunci : Turbin Hydrokinetic, Darrieus, Torsi Statik,Torsi DinamikAn experimental study of the H-type Darrieus water turbine was carried out using a standard NACA 2415 hydrofoil blade to determine the value of static and dynamic torque generated by the 3-blade and 6-blade Darrieus H-type water turbine, testing using a water tunnel dimensions of 6m x 0.6m x 1m. Variation of three blades and six blades, with a turbine diameter of 0.44 mx 0.15 m on the outer turbine and 0.18 x 0.14 m on the inner turbine, chord length 0.10 m with variations in angle of attack 0º to 360º, variation of first water velocity 0.3 m / s second water flow velocity 0.65 m / s. Water velocity 0.3 m / s six blades, static torque 0.3 Nm, dynamic torque 0.384 Nm, water velocity 0.65 m / s dynamic torque 0.432 Nm and static torque 0.384 Nm, Darrieus three blade turbine test water speed 0.3 m / s dynamic torque value of 0.336 Nm and with the same speed its static torque is 0.264 Nm. At 0.65 m / s water velocity, the dynamic torque value is 0.384 Nm, and the static torque value is 0.336 Nm. From the measurement data, it can be concluded that the six-blade turbine variation has a higher value of static torque and dynamic torque than the three-blade turbine, the number of blades greatly influences the absorption of water kinetic energy to be converted into static torque and dynamic torque. Keywords: Hydrokinetic Turbine, Darrieus, static torque, dynamic torqueDAFTAR RUJUKANKirke, B.K. (2011). Tests on ducted and bare helical and straight blade Darrieus hydrokinetic turbines, 36, pp.3013-3022Dominy, R., Lunt, P., Bickerdyke A., Dominy, J. (2007). Self-starting capability of a Darrieus turbine. Proc Inst Mech Eng (IMechE) ePart A: J Power Energy ;221: 111-120Decoste, Josh. (2004). Self-Starting Darrieus Wind Turbine. Department of Mechanical Engineering, Dalhousie University.Febrianto, A., & Santoso, A. (2016). “Analisa Perbandingan Torsi Dan rpm Tipe Darrieus Terhadap Efisiensi Turbin”. Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)Febriyanto, N. (2014). “Studi Perbandingan Karakteristik Airfoil NACA 0012 Dengan NACA 2410 Terhadap Koefisien Lift dan Koefisien Drag Pada Berbagai Variasi Sudut Serang Dengan CFD” Fakultas teknik, Universitas Muhammadiyah SurakartaSaputra, G. (2016). Kaji Eksperimental Turbin Angin Darrieus-H Dengan Bilah Tipe NACA 2415. Universitas Riau, JOM Teknik Mesin vol. 3 No. 1.Hafied, B. (2018). Kaji Eksperimental Torsi Statik Dan Torsi Dinamik Hidrokinetik Turbin Savonius Single Stage Type Bach Tiga Sudu. Tugas Akhir Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Riau.Hau, E. (2005). Wind Turbines:  Fundamentals, Technologies, Aplication, Economics. Springer.  Berlin.Kaprawi. (2011), Pengaruh Geometri Blade Dari Turbin Air Darrieus Terhadap Kinerjany. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3 PalembangKhan, M. J., Bhuyan, G., Iqbal M. T., & Quaicoe J.E. (2009). Hydrokinetic Energy Conversion Systems and Assessment of Horizontal and Vertical Axis Turbines for River and Tidal: Applications A Technology Status Review. Applied Energy, 86, 1823-1835.Lain, S., & Osario, C. (2010). Simulation and Evaluation of a Sraight Bladed Darrieus Type Cross Flow Marine Turbine. Journal of Scientific & Research, Vol. 69 p.906-912Marizka, L. D. (2010). Analisis Kinerja Turbin Hydrokinetic Poros Vertical Dengan Modifikasi Rotor Savonius L Untuk Optimasi Kinerja Turbin.  Tugas Akhir Sains Fisika. FMIPA-Universitas Sebelas Maret.Malge, P. (2015).Analysis of Lift and Drag Forces at Different Azimuth Angle of Innovative Vertical Axis Wind Turbine.International Journal of Energy Engineering 4(5-8).Teja, P., D. (2017). Studi Numerik Turbin Angin Darrieus – Savonius Dengan Penambahan Stage Rotor Darrieus. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.Zobaa, A. F., & Bansal, R. C. (2011). Handbook of Renewable Energy Technology. USA: World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.
Optimasi Waktu Fermentasi Produksi Bioetanol dari Sabut Kelapa Muda Melalui Distilator Refluks Nadliroh, Kuni; Fauzi, Ah Sulhan
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jptm.v9i2.39002

Abstract

Es kelapa muda merupakan salah satu minuman legendaris yang berasal dari Indonesia, pada produksi es kelapa muda tentunya akan banyak sabut kelapa yang dihasilkan, biasanya penujual es kelapa muda menumpuknya ditepi jalan tempat mereka berjualan, setelah terkumpul banyak biasanya mereka menggunakannya untuk bahan bakar memasak atau dibiarkan begitu saja dan pada akhirnya dibakar. Salah satu cara untuk menanggulangi sampah yang berasal dari produksi es degan ini adalah mengolahnya menjadi suatu hal yang berdaya guna dan dapat meningkatkan daya jual sabut kelapa yang berasal dari limbah penjualan es kelapa muda. Salah satu solusinya adalah dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan bioethanol. Pembuatan bioethanol pada penelitian ini adalah dengan memanfaatkan sabut kelapa yang dihaluskan dan difermentasi melalui beberapa fariabel untuk waktu menggunakan fariabel 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari sedangkan untuk fariabel campuran bahan fermentasinya terdapat 3 fariabel yaitu fariabel A,B, dan C, untuk selanjutnya dilakukan produksi bioethanol melalui distilasi refluks, dalam hal ini dilakukan dua kali pengulangan distilasi pada setiap sampelnya, setelah bioethanol dihasilkan maka akan dicari pengaruh lama fermentasi terhadap kandungan alkohol.Kata kunci: Alkohol; Bioetanol; Distilasi; FermentasiYoung coconut ice is one of the legendary drinks originating from Indonesia, in the production from this ofcourse there will be a lot of coconut coir produced, usually the sellers of young coconut ice pile it on the side of the road where they sell, after collecting a lot, they usually ise it for cooking fuel or leave it alone and eventually burn it. One way to deal with waste originating from ice production is to process it into something that is efficient and can increase the selling power of coconut coir from the sale of young coconut ice. One solution is to use it as raw material for the manufacture of bioethanol. The manufacture of bioethanol in this study is by utilizing mashed and fermented coconut coir through several variables for the time of using the variables 7 day, 14 days, 21 days  and 28 days while for the variable mixture of fermented materials there are 3 variables, namely variable A, B, and C. Bioethanol production is carried out through reflux distillation, in this case, two repetitions of distillation are carried out on each sample, after bioethanol is produced it will look for the effect of fermentation time on alcohol content.  Keywords : Alcohol; Bioethanol; distillation; Fermentation.DAFTAR RUJUKANAnisah, D. (2014). Pemanfaatan Sampah Sayuran Sebagai Bahan Baku Pembuatan Bioetanol.. Koncersi. 3;113-18Akanksha K, Sukumaran, R., K, Pandey A, Rao S.S., Binod, P.(2016). Material balance studies for the conversion of sorghum stover to bioethanol. Biomass dan Bioenergy. 85: 48-52Arif, A.B., Budiyanto, A., Diyono, W., Hayuningtyas, M., Marwati, T., & Richana, N. (2016). Pengaruh konsentrasi NaOH dan enzim selulase:xilanase terhadap produksi bioetanol dari tongkol jagung. J. Penelit. Pascapanen Pertan. 13(3): 107-114.Arif, A. B., Diyono, W., Budiyanto, A., & Richana, N. (2016). Analisis rancangan faktorial tiga faktor untuk optimalisasi produksi bioetanol dari molases tebu. J. Informatika Pertan. ; 25(1):145-154Arif, B. A. (2017). Optimasi Waktu Fermentasi Produksi Bioetanol Dari Dedak Sorghum Manis (Sorghum Bicolor L) Melalui Proses Enzimatis. Jurnal PenelitianPasca Panen Pertanian. 14;2;67-78Arnata, I.W., Setyaningsih, D., & Richana, N., (2015). Produksi bioetanol dari hidrolisat asam tepung ubi kayu dengan kultur campuran Trichoderma viride dan Saccharomyces cereviceae. Agritech. 35(4): 396-405Derriyansyah, I. (2018). Analisa Kualitas Bioetanol Sampah Buah Dan Sayur Menggunakan Distilator Model Refluk Sebagai Bahan Bakar. Skripsi. UNP Kediri.Endah, R.D., Sperisa, D., Adrian, N., & Paryanto. (2007). Pengaruh Kondisi Fermentasi Terhadap Yield Etanol Pada Pembuatan Bioetanol Dari Pati Garut.gema teknik, No. 2Fattimura, M. (2014). Tinjauan Teoritis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Operasi Pada Kolom Destilasi. Jurnal Media Teknik. 11;1;23-31Ferdaus, F. (2008). Pengaruh pH, Konsentrasi Substrat, Penambahan Kalsium Karbonat Dan Waktu Fermentasi Terhadap Perolehan Asam Laktat Dari Kulit Pisang. Widya Teknik. 7; 1; 1-14Kusumo, F., & Milano, J. (2017). Optimization of bioethanol production from sorghum grains using artificial neural networks integrated with ant colony. Industrial Crops and Products. 97 : 146-155Nkomba, E.Y., Resburg, E.V., Chimpango A. F. A., Gorgens, J. F. (2016). The influence of sorghum grain decortications on bioethanol production and quality of the distillers dried grain with soluble using cold and conventional warm starch processing. Bioresource Technology.203: 181-189.Phukoetphim, N., Salakkam, A., Laopaiboon, P., Laopaiboon, L.(2017) Improvement of ethanol production from sweet sorghum juice under batch and fed batch fermentations: effects of sugar levels, nitrogen supplementation and feeding regimes. Elektron. J. of Biotechnol.26: 84-92.Schlafle, S., Senn T, Gschwind, P,, Kohlus, R. (2017). Feasibility and energetic evaluation of air stripping for bioethanol production. Bioresource Technology.109-115.Sebayang, A. H., Masjuki, H. H., Ong, H. C., Dharma, S., Silitonga, A. S., Mahlia, T. M. I., Aditiya, H. B. (2016). A perspective on bioethanol production from biomass asalternative fuel for spark ignition engine. RSC Advances.6: 14964–14992.Siregar, M. (1988). Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Jakarta.Wood, I. P., Cook,  N. M., Wilson, D. R., Ryden, P., Robertson, J. A., & Waldron, K. W. (2016). Ethanol from a biorefinery waste stream: saccharification of amylase, protease and xylanase treated wheat bran. Food Chemistry.198: 125-131Zabed, H., Sahu, J. N., Suely, H., Boyce, A. N., & Faruq, G. (2017). Bioethanol production from renewable sources: current perspefctives and technological progress. Renewable and Sustainable Energy Reviews. 71: 475-501Zhang, K., Zheng, G., Saul, K., Jiao, Y., & Xin, Z. (2017). Evaluation of the multi seeded (msd) mutant of sorghum for ethanol production. Industrial Crops and Product. 97 : 345- 353  

Page 1 of 1 | Total Record : 6