cover
Contact Name
Kuswantoro
Contact Email
kuswantoro@sci.ui.ac.id
Phone
+628159312360
Journal Mail Official
jglitrop@sci.ui.ac.id
Editorial Address
Department of Geography, FMIPA, Universitas Indonesia Building H, Kampus UI Depok
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Geografi Lingkungan Tropik (Journal of Geography of Tropical Environments)
Published by Universitas Indonesia
ISSN : -     EISSN : 25979949     DOI : http://dx.doi.org/10.7454/jglitrop
Core Subject : Science, Social,
Jurnal Geografi Lingkungan Tropik (JGLITrop) specialized to publish scientific articles that reveal a uniqueness and dynamics of tropical geographic environments, including their physical and human phenomena and interaction between those components. JGLITrop welcomes to articles about physical and human geography development, as well the combination between both and those who highlight environment dynamics from multidisciplinary approaches. Team of editorial board and peer reviewers from Department of Geography University of Indonesia and other distinguished universities and institution (e.g., BPPT, LAPAN, BIG, LIPI) guarantee the scientific quality of the paper issued in the journal.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2019): February" : 5 Documents clear
Potensi wilayah terdampak keruntuhan Bendungan Matenggeng di Sungai Cijolang Utomo, Bagus Prio; Rahardjo, Adam Pamudji; Legono, Djoko
Journal of Geography of Tropical Environments Vol 3, No 1 (2019): February
Publisher : Open Journal System

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1229.363 KB) | DOI: 10.7454/jglitrop.v3i1.66

Abstract

Abstrak. Bendungan Matenggeng yang rencana akan dibangun di Sungai Cijolang merupakan bendungan multifungsi yang memiliki banyak manfaat bagi masyarakat diantaranya untuk mengairi lahan irigasi, air baku, pengendalian banjir, pembangkit tenaga listrik, dan pariwisata. Selain memiliki banyak manfaat, pembangunan bendungan juga menyimpan potensi bahaya yang sangat tinggi. Salah satu potensi bahaya yang dapat terjadi adalah keruntuhan bendungan yang diakibatkan adanya rekahan karena limpasan air pada puncak bendungan (overtopping) ataupun rekahan karena adanya rembesan di tubuh bendung (piping). Keruntuhan Bendungan akan menimbulkan banjir bandang yang sangat besar sehingga dapat menyebabkan timbulnya korban jiwa dan kerusakan harta benda. Dengan menggunakan program HEC-RAS 5.0.3, didapatkan hasil bahwa pada skenario keruntuhan overtopping, dimensi pelimpah Bendungan Matenggeng masih mampu untuk melewatkan debit maksimum (QPMF) sebesar 9.067 m3/s sehingga air tidak sampai melimpas ke puncak bendungan. Pada skenario keruntuhan piping, diperkirakan luas genangan mencapai 17.568 ha yang akan menggenangi 92 desa, 416 km jalan, dan 169 fasilitas umum.  Lebih dari separuh luas wilayah yang tergenang masuk kategori bahaya banjir tinggi hingga ekstrim dengan lahan sawah merupakan wilayah yang paling banyak masuk dalam kategori tersebut. Kata kunci: genangan, kategori bahaya banjir, bendungan.DOI: http://dx.doi.org/10.7454/jglitrop.v3i1.66
Geografi kejahatan, teori disorganisasi sosial, dan kajian terhadap kejahatan di ruang perkotaan Mohammad Irvan Olii
Journal of Geography of Tropical Environments Vol 3, No 1 (2019): February
Publisher : Open Journal System

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.811 KB) | DOI: 10.7454/jglitrop.v3i1.69

Abstract

Persebaran kejahatan di ruang perkotaan secara keruangan telah lama menjadi bagian kajian secara geografis.  Salah satu teori yang untuk membahas persebaran tersebut adalah teori disorganisasi sosial. Tulisan ini mengulas pemanfaatan teori disorganisasi sosial dalam sebuah artikel jurnal internasional karya Melo, Andersen dan Matias (2017) yang membahas geografi kejahatan pada sebuah kota di negara Brazil. Hasil ulasan memaparkan sejarah ringkas dari teori disorganisasi dan hubungannya dengan pengkajian permasalahan perkotaan, khususnya kejahatan, termasuk dasar-dasar pemikiran yang ada. Selain itu, hasil ulasan juga memaparkan kritik-kritik terhadap teori disorganisasi sosial. Pada bagian penutup akan dipaparkan perlunya perhatian terhadap adanya perbedaan pemahaman atas ruang kota yang didasarkan teori disorganisasi sosial dengan konteks ruang kota di Indonesia.Kata Kunci: geografi kejahatan, teori disorganisasi sosial, ruang kota.DOI: http://dx.doi.org/10.7454/jglitrop.v3i1.69
Karakteristik mataair dan penggunaan air domestik di Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung Firizqi, Febby; Irshabdillah, Muhammad Ridho; Prayogo, Edwin Suryo; Rahmawati, Aulia Ika; Hidayatulloh, Muhammad Azhar; Rosidhah, Nur Amrina; Aisyah, Rifqiya Nur; Astuti, Bernadetta Indri Dwi; Fauzan, Muhammad; Tastian, Naufal Fattah; Agniy, Romza Fauzan
Journal of Geography of Tropical Environments Vol 3, No 1 (2019): February
Publisher : Open Journal System

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.859 KB) | DOI: 10.7454/jglitrop.v3i1.61

Abstract

Mataair merupakan pemusatan aliran airtanah yang keluar di permukaan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya mataair di antaranya kontak antar formasi geologi dan perubahan tekuk lereng. Tujuan dari penelitian ini adalah a) menginventarisasi mata air yang terdapat di kecamatan Gemawang; b) menguji kualitas air pada mataair yang terdapat di kecamatan Gemawang; c) mengetahui upaya konservasi mata air yang dilakukan masyarakat dan Pemerintah Daerah Kecamatan Gemawang; d) mengetahui penggunaan kebutuhan air domestik setiap desa yang terdapat di kecamatan Gemawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei lapangan untuk menginventarisasi sebaran mataair yang ada di daerah kajian dan metode wawancara guna menjawab tujuan ke-3 dan ke-4. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah a) jumlah mataair yang ditemukan di Kecamatan Gemawang berjumlah 52 mataair; b) karakteristik mataair yang diuji meliputi DHL, pH, suhu, dan debit; c) upaya konservasi sumberdaya air dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pemanfaatan air permukaan dan airtanah, meningkatkan efisiensi air irigasi, menjaga kualitas air sesuai peruntukannya; dan d) penggunaan untuk kebutuhan domestik rumah tangga antara lain mencuci pakaian, makan/minum, mandi, siram pekarangan dan untuk mencuci motor. Kata kunci: Karakteristik, Konservasi, Kebutuhan domestik, Kecamatan Gemawang, MataairDOI: http://dx.doi.org/10.7454/jglitrop.v3i1.61
Dinamika erosi tanah dan krisis ekonomi-era reformasi di Daerah Aliran Sungai Serayu Hulu Andry Rustanto
Journal of Geography of Tropical Environments Vol 3, No 1 (2019): February
Publisher : Open Journal System

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.036 KB) | DOI: 10.7454/jglitrop.v3i1.70

Abstract

Selain perubahan penggunaan lahan di DAS Serayu Hulu, aktivitas pertanian holtikultura dalam skala besar terindikasi sebagai faktor yang mengakibatkan semakin cepatnya proses sedimentasi yang terjadi di bagian hilir waduk PLTA. Semakin tingginya laju sedimentasi tersebut dapat menjadi masalah serius untuk PLTA karena dapat memperpendek umur reservoir dari waktu yang telah diestimasikan. Dampak yang ditimbulkan dapat menjadi semakin parah jika penerapan konservasi lahan masih terbatas dan perubahan penggunaan lahan terus berlangsung. Hal ini mendorong terjadinya erosi. Salah satu situasi yang kontras adalah pada tahun 1997-1998 saat krisis keuangan terjadi. Situasi tersebut mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan yang membatasi perhatian petani holtikultura dalam menerapkan konsep konservasi lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua faktor tersebut bersama dengan kondisi iklim telah meningkatkan sedimentasi pada saat sebelum dan sesudah masa krisis ekonomi tahun 1997-1998 sebesar 100%. Namun, laju sedimentasi tanah kemudian mengalami penurunan setelah beberapa tahun meskipun tetap tinggi jika dibandingkan dengan tahun 1997.Kata kunci: erosi tanah, perubahan penggunaan lahan/tutupan lahan, reformasi politic, Serayu Hulu bagian atas, tanaman holtikulturaDOI: http://dx.doi.org/10.7454/jglitrop.v3i1.70
Pemodelan spasial distribusi karbon monoksida di kota Bandung Arista, Faza; Saraswati, Ratna; Wibowo, Adi
Journal of Geography of Tropical Environments Vol 3, No 1 (2019): February
Publisher : Open Journal System

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1576.237 KB) | DOI: 10.7454/jglitrop.v3i1.62

Abstract

Pencemaran udara merupakan permasalahan penting yang banyak terjadi di daerah perkotaan. WHO menyatakan 91% manusia di dunia menghirup udara tidak sehat. Kota Bandung sebagai kota metropolitan terus mengalami peningkatan pertumbuhan penduduk yang menyebabkan peningkatan luas lahan terbangun dan penurunan luas area hijau. Hal ini menimbulkan permasalahan penurunan kualitas udara. Penelitian ini bertujuan menganalisis secara spasial distribusi polutan di Kota Bandung dan hubungannya dengan pola persebaran suhu permukaan daratan, kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi. Metode yang digunakan pada penelitian ini metode spasial berupa interpolasi IDW, LST, NDBI, dan NDVI. Uji statistik menggunakan korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan model spasial distribusi konsentrasi CO menunjukkan pola yang tersebar hampir sama pada bulan kering 2018 yaitu pada suhu permukaan daratan dan kerapatan bangunan yang relatif tinggi serta kerapatan vegetasi yang relatif rendah maka kadar polutan tinggi. Hasil uji statistik menyatakan suhu permukaan daratan, kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi berkorelasi cukup kuat terhadap distribusi Karbon Monoksida dan hasil regresi menyatakan suhu permukaan daratan, kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi terdapat pengaruh yang signifikan terhadap distribusi Karbon Monoksida. Kata kunci: Indeks Bangunan, Indeks Vegetasi, Model Spasial, Polutan, Suhu Permukaan DaratanDOI: http://dx.doi.org/10.7454/jglitrop.v3i1.62

Page 1 of 1 | Total Record : 5