cover
Contact Name
Didik Harnowo
Contact Email
bpalawija@gmail.com
Phone
+62341-801468
Journal Mail Official
bpalawija@gmail.com
Editorial Address
Balitkabi. Jalan Raya Kendalpayak No 8, Malang.
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Buletin Palawija
Core Subject : Agriculture,
Buletin Palawija merupakan wadah bagi para peneliti aneka kacang dan umbi untuk mendiseminasikan hasil penelitiannya dalam bentuk naskah review (tinjauan), primer dan komunikasi pendek. Naskah review dan primer mencakup berbagai disiplin ilmu, yaitu pemuliaan tanaman dan plasma nutfah, fisiologi/budidaya, perlindungan, pascapanen, dan sosial-ekonomi termasuk kebijakan pengembangan tanaman palawija. Buletin Palawija bertujuan menyajikan karya penelitian yang dapat memberikan wawasan pada dunia ilmu pengetahuan secara nasional atau international, sehinga naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Artikel yang dimuat diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap literatur teoritis, metodologis, dan/atau inovatif dalam penelitian aneka kacang dan umbi.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018" : 8 Documents clear
Kemampuan Daya Saing Komoditas Kedelai pada Wilayah Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) Fachrur Rozi; Didik Harnowo
Buletin Palawija Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.556 KB) | DOI: 10.21082/bulpa.v16n2.2018.p94-103

Abstract

Swasembada kedelai nasional telah dicanangkan  kembali untuk dicapai pada tahun 2020. Namun, saat ini  areal tanam kedelai  cenderung turun  dan daya saingnya rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kesesuaian agroekonomi, dan mengidentifikasi permasalahan dan peluang pengembangan komoditas kedelai pada wilayah perluasan areal tanam baru (PATB). Penelitian dilakukan di lima wilayah yaitu Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, dan Lampung. Permasalahan dan peluang  PATB kedelai  diidentifikasi  internal dan  eksternalnya dengan teknik analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peta kekuatan PATB kedelai di masing-masing wilayah  berbeda, sehingga diperlukan strategi khusus untuk masing-masing lokasi tersebut. Dengan menghitung indeks daya saing kedelai terhadap tanaman kompetitor di masing-masing PATB dapat disimpulkan bahwa saat ini daya saing kedelai masih lemah dengan tanaman kompetitor kedelai antara lain jagung, ubi kayu, kacang tanah, tembakau, cabai, bawang merah, dan tanaman tahunan. Kemampuan daya saing kedelai di masing-masing wilayah PATB  bergantung kepada produktivitas kedelai, tingkat harga kedelai, produktivitas tanaman kompetitor dan tingkat harga komoditas kompetitor. Upaya untuk memperkuat daya saing sekaligus meningkatkan semangat berusahatani kedelai dapat dilakukan dengan penerapan regulasi harga dan atau peningkatan produktivitas kedelai.
Keragaan Pengering Hybrid Energi Surya dan Biomasa untuk Pengeringan Sawut Ubi Kayu Terfermentasi Farid R. Abadi; Noor Roufiq Ahmadi; Ana Nurhasanah
Buletin Palawija Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.241 KB) | DOI: 10.21082/bulpa.v16n2.2018.p54-64

Abstract

Penggunaan pengering bertenaga hybrid memiliki keunggulan dapat memanfaatkan tenaga matahari dan biomasa sehingga dapat digunakan pada kondisi cuaca kurang baik, diantaranya untuk pengeringan sawut ubi kayu terfermentasi.  Tujuan penelitian ini mengevaluasi keragaan Pengering Hybrid Energi Surya dan Biomasa arang kayu (PHESB) untuk mengeringkan sawut ubi kayu terfermentasi. Keragaan PHESB dievaluasi  menggunakan model linier dan exponensial untuk menentukan laju pengeringan (% bb/jam), kapasitas pengeringan (kg/jam), dan kelayakan finansial penerapannya. Mutu hasil pengeringan dianalisis dengan uji homogenitas koefisien regresi (laju pengeringan) dari model pengeringan yang mempunyai tingkat koefisien derterminasi (R2) terbesar dari pengamatan kadar air sawut dalam arah tegak (atas, tengah, bawah) dan mendatar (depan, tengah, belakang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa  pada  kadar air awal sawut ubi kayu 71,45% bb dan rata-rata suhu pengeringan 40,51 + 3,61 oC, penurunan kadar air sawut ubi kayu mengikuti model linier dengan R2 dari 0,969 sampai 0,984 dengan laju pengeringan homogen baik dalam arah tegak maupun mendatar. Karakteristik PHESB dapat dinyatakan dengan model linier y =-5,081x +78,30 (R2=0,978). Dengan model ini diperoleh kapasitas pengeringan 20,86 kg/jam untuk mencapai kadar air  sawut ubi kayu 14% bb. Dengan harga alat pengering Rp. 40 juta/unit dan ongkos jasa pengeringan sawut ubi kayu basah Rp 600/kg diperoleh nisbah keuntungan dengan biaya pengeringan (B/C)<1,0. Secara teknis PHESB layak digunakan, tetapi secara finansial masih belum layak diterapkan dalam bentuk penjualan jasa pengering sawut ubi kayu.
Respons Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Varietas Kacang Tanah terhadap Pemberian Pupuk Organik di Dataran Tinggi Lahan Kering Iklim Kering Agustina Asri Rahmianna; Andy Wijanarko; Yeremias Bombo
Buletin Palawija Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.559 KB) | DOI: 10.21082/bulpa.v16n2.2018.p104-112

Abstract

Lahan kering iklim kering merupakan lahan potensial untuk berusahatani komoditas kacang tanah, mengingat bahwa Provinsi Nusa Tenggara Timur yang didominasi lahan kering dan iklim kering merupakan sentra keenam terbesar kacang tanah di Indonesia. Salah satu strategi untuk meningkatkan produksi kacang tanah jangka pendek adalah menanam varietas unggul berdaya hasil tinggi. Uji adaptasi suatu calon varietas selama ini dilakukan di sentra-sentra produksi yang terletak di dataran rendah di P. Jawa pada tipe iklim yang lebih basah. Oleh kerana itu, perlu dilakukan uji adaptasi varietas-varietas unggul di lahan kering iklim kering (LKIK). Penelitian dilaksanakan di LKIK tadah hujan di Desa Pambotan Jara, Kecamatan Waingapu yang terletak pada ketinggian 600 m dpl mulai April hingga Juni 2016. Rancangan strip plot dengan tiga ulangan digunakan pada penelitian ini. Faktor horizontal adalah enam varietas (Lokal Sandel, Kancil, Kelinci, Talam 1, Takar 1, dan takar 2), faktor vertikal adalah tiga dosis pupuk kandang (0, 2500, dan 5000 kg/ha). Pada makalah ini hanya dibahas keragaan pertumbuhan vegetatif dan generatif enam varietas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif varietas unggul Kancil, Kelinci, Talam 1, Takar 1 dan Takar 2 lebih bagus dari pertumbuhan varietas lokal Sandel di lahan kering tadah hujan pada ketinggian tempat 600 m dpl. Kelima varietas ini ternyata beradaptasi pada lokasi dengan ketinggian tempat 600 m, walaupun uji adaptasinya dilakukan di sentra produksi di dataran rendah. Di antara kelima varietas yang diuji, varietas Kancil, Kelinci, dan Talam 1 mempunyai lebih banyak keunggulan dibanding varietas Takar 1 dan Takar 2. Satu-satunya keunggulan varietas lokal Sandel adalah bobot per polong yang paling tinggi. 
Peluang Heterosis Hasil Persilangan Terkendali pada Bobot Umbi dan Kadar Kalium Ubi Jalar Febria Cahya Indriani; Joko Restuono
Buletin Palawija Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.243 KB) | DOI: 10.21082/bulpa.v16n2.2018.p65-73

Abstract

Persilangan terkendali pada tanaman ubi jalar berpeluang untuk meningkatkan heterozigositas dibandingkan persilangan terbuka (open pollination). Penelitian bertujuan untuk mempelajari pola heterosis karakter bobot umbi per tanaman dan kadar kalium pada ubi jalar. Penelitian dilaksanakan di Poncokusumo, Malang, dan analisis kadar kalium di Laboratorium Kimia Tanah, Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi pada bulan Maret sampai Desember 2015. Bahan penelitian yang digunakan adalah benih F1 hasil persilangan terkendali dari enam kombinasi persilangan. Nilai heterosis diduga dengan membandingkan antara selisih F1 dengan rata-rata kedua tetua, sedangkan heterobeltiosis diduga dengan membandingkan antara F1 dengan tetua terbaik. Hasil penelitian menunjukkan adanya fenomena heterosis pada karakter bobot umbi per tanaman dan kadar kalium pada ubi jalar. Peluang heterosis untuk karakter bobot umbi per tanaman sebesar 16% dan heterobeltiosis 11%, sedangkan peluang heterosis kadar kalium sebesar 47% dan heterobeltiosis 21%. Varietas Beta 2 sangat potensial digunakan sebagai tetua untuk meningkatkan peluang heterosis bobot umbi per tanaman dan kadar kalium pada ubi jalar.
Cover dan Daftar Isi Buletin Palawija Volume 16 No 2 Supiyandi, Abi
Buletin Palawija Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.476 KB)

Abstract

Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Genotipe Kedelai pada Pola Tanam Baris Tunggal dan Baris Ganda Rina Artari; Titik Sundari
Buletin Palawija Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.008 KB) | DOI: 10.21082/bulpa.v16n2.2018.p74-83

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui respons beberapa genotipe kedelai terhadap pola pengaturan baris tanaman. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan (KP) Kendalpayak, Malang mulai Februari hingga Juni 2017, menggunakan rancangan split plot tiga ulangan. Petak utama adalah pengaturan pola baris, yaitu B1 (baris tunggal = 40 cm ×15 cm) dan B2 (baris ganda = 60 cm ×(20 cm ×15 cm), anak petak adalah 15 genotipe kedelai, terdiri dari 12 galur, dan tiga varietas (Dena 1, Dena 2, dan Grobogan) sebagai pembanding. Pemupukan 50 kg Urea + 150 kg SP36 + 150 kg KCl/ha  dilakukan pada saat tanam. Pengendalian gulma dilakukan pada umur 2-4 minggu setelah tanam (MST). Pengamatan  tinggi tanaman, jumlah cabang dan daun, diameter batang, luas daun, dan indeks klorofil daun umur 3, 5, 7, dan 9 MST dilakukan secara destruktif. Pada saat panen diamati jumlah polong isi dan polong hampa, dan bobot biji per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan respons genotipe kedelai terhadap pengaturan pola baris tanaman. Genotipe IBK/Argop-276-3, Grob/Pander-395-2, dan Grob/IT-7-2  memberikan respons positif terhadap pola baris tunggal dengan hasil biji  lebih tinggi dibanding ditanam dengan baris ganda. Genotipe Grob/Pander-397-6 dan Grob/Pander-428-1 memberikan respons positif terhadap pola baris ganda, dan mampu menghasilkan biji lebih tinggi daripada ditanam baris tunggal. Genotipe Grob/IT-7-5  memberikan hasil tinggi, baik pada pola baris tunggal maupun baris ganda.
Back matter Buletin Palawija Volume 16 No 2 Abi Supiyandi
Buletin Palawija Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v16n2.2018.p%p

Abstract

Kedelai sebagai Bahan Pangan Kaya Isoflavon Rahmi Yulifianti; Siti Muzaiyanah; Joko Susilo Utomo
Buletin Palawija Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v16n2.2018.p84-93

Abstract

Kedelai potensial sebagai bahan pangan fungsional, di samping sebagai sumber protein. Hal ini berkaitan dengan keberadaan 12 jenis isoflavon pada biji kedelai, baik dalam bentuk glikosida maupun aglikon. Senyawa isoflavon bermanfaat bagi kesehatan karena memiliki aktivitas antioksidan yang dapat mencegah kanker payudara, kanker kolon, osteoporosis, dan penyakit-penyakit degeneratif seperti penuaan dini, jantung koroner dan hipertensi, serta mengurangi sindrom menopause pada wanita. Kandungan isoflavon pada biji kedelai bervariasi dari 128 hingga 380 mg/100 g, dan yang dominan adalah genistein dan daidzein. Varietas unggul kedelai Devon 1 mengandung total isoflavon 221,97 mg/100 g dan varietas Devon 2 mengandung 30,37 mg/100 g untuk total genistein dan daidzein, sehingga masih terbuka peluang untuk meningkatkan kandungan isoflavon melalui perakitan varietas baru. Selain faktor genetis, kandungan isoflavon kedelai juga dipengaruhi oleh musim tanam, umur panen, pengairan, sinar UV dan kandungan unsur hara tanah, serta proses pengolahan. Perkecambahan dan fermentasi meningkatkan kandungan isoflavon, dan pemanasan dapat mengubah struktur kimia isoflavon. Tingkat konsumsi protein kedelai 25 g/hari atau setara asupan isoflavon 37-62 mg/hari diperkirakan dapat memenuhi 83% dari kebutuhan isoflavon harian yang dianjurkan.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 1 (2022): Buletin Palawija Vol 20 No 1, 2022 Vol 19, No 2 (2021): Buletin Palawija Vol 19 No 2, 2021 Vol 19, No 1 (2021): Buletin Palawija Vol 19 No 1, 2021 Vol 18, No 2 (2020): Buletin Palawija Vol 18 No 2, 2020 Vol 18, No 1 (2020): Buletin Palawija Vol 18 No 1, 2020 Vol 17, No 2 (2019): Buletin Palawija Vol 17 no 2, 2019 Vol 17, No 1 (2019): Buletin Palawija Vol 17 no 1, 2019 Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018 Vol 16, No 1 (2018): Buletin Palawija Vol 16 No 1, 2018 Vol 15, No 2 (2017): Buletin Palawija Vol 15 No 2, 2017 Vol 15, No 1 (2017): Buletin Palawija Vol 15 No 1, 2017 Vol 14, No 2 (2016): Buletin Palawija Vol 14 No 2, 2016 Vol 14, No 1 (2016): Buletin Palawija Vol 14 No 1, 2016 Vol 13, No 1 (2015): Buletin Palawija Vol 13 No 1, 2015 No 29 (2015): Buletin Palawija No 29, 2015 No 28 (2014): Buletin Palawija No 28, 2014 No 27 (2014): Buletin Palawija No 27, 2014 No 26 (2013): Buletin Palawija No 26, 2013 No 25 (2013): Buletin Palawija No 25, 2012 No 24 (2012): Buletin Palawija No 24, 2012 No 23 (2012): Buletin Palawija No 23, 2012 No 22 (2011): Buletin Palawija No 22, 2011 No 21 (2011): Buletin Palawija No 21, 2011 No 20 (2010): Buletin Palawija No 20, 2010 No 19 (2010): Buletin Palawija No 19, 2010 No 18 (2009): Buletin Palawija No 18, 2010 No 17 (2009): Buletin Palawija No 17, 2009 No 16 (2008): Buletin Palawija No 16, 2008 No 15 (2008): Buletin Palawija No 15, 2008 No 14 (2007): Buletin Palawija No 14, 2007 No 13 (2007): Buletin Palawija No 13, 2007 No 12 (2006): Buletin Palawija No 12, 2006 No 11 (2006): Buletin Palawija No 11, 2006 No 10 (2005): Buletin Palawija No 10, 2005 No 9 (2005): Buletin Palawija No 9, 2005 No 7-8 (2004): Buletin Palawija No 7-8, 2004 No 5-6 (2003): Buletin Palawija No 5 & 6, 2003 No 4 (2002): Buletin Palawija No 4, 2002 No 3 (2002): Buletin Palawija No 3, 2002 No 2 (2001): Buletin Palawija No 2, 2001 No 1 (2001): Buletin Palawija No 1, 2001 More Issue