cover
Contact Name
Artono Raharjo
Contact Email
artonor@unisma.ac.id
Phone
+6281333205616
Journal Mail Official
jtm@unisma.ac.id
Editorial Address
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Malang Jl. MT. Haryono 193 Malang 65144 Jawa Timur
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
JTM
ISSN : -     EISSN : 23376546     DOI : -
Jurnal ini untuk mewadahi dan menjembatani civitas akademi, profesional dan pemerhati dalam bidang mechanical engineering, khususnya bidang tekhnologi manufaktur dan konversi energi dalam menuangkan hasil penelitian yang belum pernah dipublikasikan.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 02 (2016): Jurnal Teknik Mesin" : 6 Documents clear
ANALISIS PENGARUH HASIL PENGELASAN BIMETAL BAJA S45C DAN STAINLESS STEELS 304 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO Mustafid, Sholikul; Hartono, Priagung; Robbi, Nur
Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 02 (2016): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (834.757 KB)

Abstract

Kebutuhan sambungan las saat ini sangatlah dibutuhkan terutama pada jaman yang sudah modern sekarang ini kemajuan teknologi semakin berkembang pesat maka banyak cara-cara pengelasan yang telah di lakukan untuk mempermudah suatu pekerjaan maka dari itu dalam penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar pengaruh yang di timbulkan dalam pengelasan dua logam yang berbeda (bimetal) yaitu antara baja s45c dan stainless steels 304 dengan menggunakan proses pengelasan SMAW atau las busur listrik karena jenis las ini adalah jenis las yang paling umum diggunakan dan yang paling mudah dikarenakan peralatan yang relatif murah dari proses pengelasan lainya pengelasan menggunakan elektroda E309-16 dengan kuat arus 90 Ampere dengan posisi pengelasan bawah tangan dengan menggunakan variasi tiga kampuh yaitu kampuh v tunggal, kampuh v ganda dan kampuh tirus tunggal. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah eksperimen, penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktorfaktor lain yang mengganggu. Suatu metode penelitian eksperimen didesain di mana variabelvariabel dapat dipilih dan variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara teliti. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif sebagai teknik analisis data. Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitiaan yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kekuatan tarik dan struktur mikro setelah dilakukan pengelasan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk kekuatan tarik tertinggi yaitu dengan menggunakan kampuh v ganda kemudian kemudian kampuh tirus tunggal dan kampuh v tunggal dengan besaran nilai rata-rata sebagai berikut pada kampuh v ganda memiliki kekuatan tarik sebesar 3256,771667 (kgf), sedangkan pada kampuh kampuh tirus tunggal menghasilkan kekuatan tarik yang lebih baik dibandingkan dengan kampuh v tunggal yaitu sebesar 3046,252333 (kgf) dan 2839,245 (kgf) untuk kampuh v tunggal. Untuk hasil struktur mikro pada pengelasan bimetal dengan menggunakan variasi tiga kampuh menunjukkan ada bebrapa unsur yaitu ferrite, pearlite dan martensit untuk daerah haz baja s45c lebih domina pearlite dan untuk daerah haz stainless steels 304 lebih dominan adalah warna ferrite
ANALISA PENGARUH SUHU PADA MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIS (KEKERASAN) BAJA S45C PADA PROSES HARDENING Hidayat, Taufik; Hartono, Priyagung; Sujatmiko, Sujatmiko
Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 02 (2016): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.259 KB)

Abstract

Peranan baja dalam dunia industri saat ini sangatlah penting terutama dalam hal pembuatan komponen yang berhubungan dengan kekerasan seperti roda gigi, mata silet, mata gergaji dan lain sebagainya,Alasan yang mendasari untuk mengambil Baja S 45C karena baja tersebut banyak dipergunakan dalam bidang teknik atau industri. Baja ini memiliki kekerasan sehingga cocok untuk komponen yang membutuhkan kekerasan, keuletan maupun ketahanan terhadap gesekan.Untuk mendapatkan kekerasan dan ketahanan pada baja maka perlu proses perlakuan panas menggunakan proses quenching.Bahan penelitian ini adalah baja karbon S45C dengan jumlah spesimen 4, 1 spesimen untuk uji kekerasan sebelum perlakuan dan 3 spesimen sesudah perlakuan dengan uji vickers, proses pengujian dilakukan di Laboratorium Teknik Brawijaya Malang. Proses perlakuan panas (heattreatment) yang dilakukan suhu hardening 850?, Dari hasil analisa perbandingan uji T pada baja S45C sebelum dan sesudah perlakuan hardening didapatkan kekerasan yang mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat dari analisa uji T diketahui bahwa T hitung >T tabel yaitu, 31,577 > 2,920 maka maka H1 diterima dan H0,di tolak berarti nilai kekerasan baja S45C setelah perlakuan lebih keras dari pada sebelum mengalami perlakuan.dari hasil variasi menggunakan pendingin 20,50,80? menunjukan adanya peningkatan kekerasan pada baja S45C dengan nilai kekerasan rata-rata 1698,875 HVN, 764,075 HVN, dan 583,05 HVN
PENGARUH VARIASI MEDIA PENGKARBONAN TERHADAP NILAI KEKERASAN SERTA LAJU KEAUSAN BAJA ASSAB 7210 DENGAN PROSES PACKCARBURIZING Dimas Wibisono; Priyagung Hartono; Nur Robbi
Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 02 (2016): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.555 KB)

Abstract

Baja di dunia industri otomotif roda dua sebagai bahan baku untuk pembuatan roda gigi. Oleh karena itu dibutuhkan rekayasa sifat mekanis dari baja untuk meningkatkan kualitasnya. Langkah-langkah dalam rekayasa sifat mekanis baja adalah proses perlakuan panas, salah satu proses perlakuan panas mengeraskan permukaan baja dengan proses karburasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhvariasi media pengkarbonan terhadap nilai kekerasan serta laju keausan baja ASSAB 7210 dengan proses pack carburizing.Variasi pengkarbonan menggunakan arang bambu, kayu jati, batok kelapa. Suhu pada proses karburasi 900?C. Uji untuk Kekerasan material dan laju keausan menggunakan uji vickers danplate on disk.Dari hitung uji T thitung< ttabel yaitu 0.091<2.920 maka H1ditolak, berarti tidak ada perbedaan nilai kekerasan baja ASSAB 7210 dengan perlakuancarburizing raw material dengan carburizing menggunakan arang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan meningkat setelah proses karburasi dan laju keausan cenderung menurun. Sebelum proses carburizing nilai rata-rata kekerasan 629.7 HVN dan keausan spesifik 2.86,E-04 mm2 /kg. Pengkarbonan menggunakan arang bambu dengan nilai rata-rata kekerasan 1092.8 HVN dan keausan spesifik 2.115,E-04 mm2 /kg. Pengkarbonan menggunakan arang kayu jati dengan nilai rata-rata kekerasan 1126.6 HVN dan keausan spesifik 6.982,E-05 mm2 /kg.Pengkarbonan menggunakan batok kelapa dengan nilai rata-rata kekerasan 1624.9 HVN dan keausan spesifik 9.443,E-05 mm2 /kg.
PERENCANAAN MESIN PEMBERSIH KACANG BOGOR KAPASITAS 5 KG Muh. Khoirul Anas; Priyagung Hartono; Sujatmiko Sujatmiko
Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 02 (2016): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.876 KB)

Abstract

Didalam suatu proses pembersihan kacang, di Indonesia kususnya wilayah jawa timur, hingga saat ini proses pembersihan kacang masih mengunakan tangan sebagai media pembersihan dengan cara meng aduk-aduk kacang sampai bersih hingga kacang lepas dari tanah. Proses pembersihan dengan media tangan ini memakan waktu 1 jam untuk 1 kwintal kacang bogor. Proses pembersihan kacang yang dibersihkan disungai sebelumnya kacang yang sudah dalam karung yang berisih 1 kwintal kacang bogor,terlebih dulu kacang direndam selama jam untuk memudahkan proses pembersihan nanti, setelah direndam selama jam kacang yang berada didalam karung lalu diambil dibersihkan dengan mengaduk-aduk dan menggoyang-goyangkan kacang hinggah bersih, pengaruh dari proses pembersihan kacang bogor tersebut yang dilakukan disungai sangat mengotori dan mencemari sungai yang tadinya bersih menjadi kotor, banyak masyarakat yang tidak setuju pembersihan kacang disungai yang berimbas pencemaran pada sungai sehingga lurah desa tidak memberi izin pada pembersihan kacang bogor yang dibersihkan disungai. Pembersihan kacang akhirnya sering berpindahpindah tempat, dari desa satu kedesa yang lain.metode pembersihan tersebut kurang efisien karena masih banyak kacang yang berserakan. Maka dari itu seorang perancang merencanakan pembersihan kacang bogor dengan media mesin sebagai proses pembersihan kacang bogor dari tanah yang mudah dioperasihkan guna membantu masyarakat untuk mempercepat dalam proses pembersihan, dan dapat juga mengurangi biaya tenaga kerja, pembersihan tidak lagi memakan waktu hingga 1 jam untuk proses tersebut. Untuk spesifikasi dari Mesin Pembersih Kacang Bogor Kapasitas 5 Kg sebagai tenaga penggerak memakai motor listrik dengan putaran n1 1200 rpm, n2 240 rpm dengan daya 0,186 KW
PENGARUH VARIASI JUMLAH SUDU TERHADAP DAYA LISTRIK YANG DIHASILKAN PADA PROTOTYPE TURBIN PELTON Mohammad Ulinnuha; Margianto Margianto; Ena Marlina
Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 02 (2016): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.249 KB)

Abstract

Water energy can be utilized for generating electricity by exploiting the available potential energy (potential falls and the flow rate). Because energy future is a problem that has always been the concern of every nation, most countries, including Indonesia, the supply of energy is still rely on fossil fuels are limited and thinning, the potential of fossil energy sources in Indonesia and the world are expected to run out within a certain time due to the addition of consumption as well as industrial development increases. Based on data from national energy management 2005-2025 issued by the Ministry of Energy and Mineral Resources (MEMR) in 2005, reserves of oil, gas and coal in Indonesia will be depleted within a certain time. The aim in this research was to determine how many blades are used to determine how much power is generated at the prototype turbine pelton turbine. From these results it appears that the rate of rotation runners are more with the?dominant in the use of blade 20 with the valve opening 90 resulting rotational speed reaches 412 rpm, and generates electric power of 10.66 Watts. while the value of the fluid flow rate (Q) generated as much as 8.4 x 10-4 m/s. the number of blade 18 produces a flow rate of 107.01 m/s.?As for the velocity of fluid flow at the valve opening 90 however generate a fluid flow value of 8.4 x 10-4 m/
PENGARUH JARAK SEMPROT NOZZLE TERHADAP PUTARAN POROS TURBIN DAN DAYA LISTRIK YANGDIHASILKAN PADA PROTOTYPE TURBIN PELTON Mulyadi Mulyadi; Margianto Margianto; Ena Marlina
Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 02 (2016): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.526 KB)

Abstract

Pelton turbineis animpulseturbine, the turbineis driven by the kinetic energy ofthe water. Spray(jet) on thehigh-speed waterbucketandrunnerafterrunnermovesthe waterat low speed, which meansmost ofthe energyis notabsorbedbythe runner. The water pressurein and outof the bladeisatmosfir.Turbinpressurepeltonisthe best exampleof theimpulseturbine. Theturbineis operatedbyoneormorejets(nozzle) of waterinto thebucketat thecenteraround theparameterof therunner. Power comesfrom theforceof waterfromhigh-pressure impingementimpulseturbinebucketsso named turbin pelton. One of themost importantcomponents of pelton turbin is nozzle, the distancebetween thenozzleand the bladecanaffect the bladeturbinerotating speed. In addition, the distance between thenozzleof therunnerdeterminesthe point offallingwater, because thenozzlemusthavea proper distanceso thatturbine bladescan receivea goodimpulse. From the test results influence the distance the spray nozzle to the rotation runner and the electric power generated in the prototype turbine Pelton, with a distance of spray 50 mm, 60 mm, 70 mm valve opening is 30?, 60? and 90?, it can be concluded as follows: Acquisition rate of rotation runner Pelton turbine prototype that is highest at a distance of 50 mm spray nozzle when the valve opening 90 with a rotation rate of 428.67 rpm runner, generating electric power of 10.57 watts, with the fluid flow rate (Q) generated as much as 0.00082 m /s, while for the lowest round at a distance of 70 mm when the spray valve opening 30? with 381.00 rpm rotation speed, generating electrical power 9.84 Watt, the fluid flow rate (Q) generated as much as 0.00074 m/s. fluid flow velocity higher acquisition prices are at a distance of 50 mm semprotm nozzle when the valve opening is 13.93 m/s 90. With the mass flow rate of 0.82 m/s. In the case of fluid mass flow rate the greater the valve opening, the greater the mass flow rate of the fluid and the fluid flow generated. The highest result of the mass flow rate of fluid that is at a distance of 50 mm when the spray valve opening 90 obtain fluid mass flow rate of 0.82 kg/s and produce a flow rate (Q) as much as 0.00082 m/s.

Page 1 of 1 | Total Record : 6