cover
Contact Name
Dr. Irfan Yuhadi, M.S.I
Contact Email
irfan.yuhadi@gmail.com
Phone
+62331-326831
Journal Mail Official
almajalis.ejournal@gmail.com
Editorial Address
Jl. M.H. Thamrin Gang Kepodang No. 5 Jember - Jawa Timur, Indonesia
Location
Kab. jember,
Jawa timur
INDONESIA
Al-Majaalis : Jurnal Dirasat Islamiyah
ISSN : 23392630     EISSN : 24778001     DOI : https://doi.org/10.37397/almajalis.v7i2
Al Majaalis adalah Jurnal Dirasat Islamiyah diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafii Jember. Al Majaalis awalnya dipublikasikan dalam bentuk cetak, fokus pada ilmu fiqih, hadis, aqidah dan Al Quran. Jurnal dapat dikutip, digunakan untuk kepentingan yang baik dan ilmiah.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 1 (2016): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH" : 7 Documents clear
KONSEP BID'AH PERSPEKTIF IBNU TAIMIYAH DAN IBNU ABDULWAHHAB (STUDI KOMPARASI) Tujang, Bisri
Al-MAJAALIS Vol 4 No 1 (2016): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.977 KB)

Abstract

Di antara polemik yang selalu hangat pada tubuh umat Islam adalah konsep bidâ??ah seperti definisi, konteks dan macam-macamnya yang digagas oleh Muhammad Ibnu Abdulwahha>b. Pemikiran atau konsep beliau diasumsikan oleh kebanyakan umat Islam telah â??meresahkanâ? ideologi mereka yang telah bertahun-tahun dijalani. Pasalnya, bidâ??ah yang beliau konsep secara keseluruhan adalah baru, diadopsi dari Syekhul Islam Ibnu Taimiyah. Bertitik tolak dari motivasi-motivasi di atas, maka persoalan akademik yang muncul kemudian adalah: Seberapa besar dominasi konsep bidâ??ah Ibnu Taimiyah terhadap pemikiran Ibnu Abdulwahab? Apakah ada pendahulu Ibnu Abdulwahab pada interpretasi bidâ??ah yang diyakini dan dijalani sebelum Ibnu Taimiyah?. Dengan mengomparasikan pemikiran Ibnu Taimiyah tentang konsep bid'ah; definisi, konteks dan macam-macam bidâ??ah dengan pemikiran Ibnu Abdulwahab. Kemudian mengkorelasikan dengan pemikiran-pemikiran ulama pendahulu mereka terkait persoalan-persoalan tersebut penulis berupaya mencari jawabannya. Setelah ditelaah, penulis sampai kepada sebuah fakta bahwa sangat sedikit dominasi pemikiran Ibnu Taimiyah terhadap pemikiran Ibnu Abdulwahha>b tentang masalah ini. Bahkan bisa dipastikan bahwa Ibnu Abdullwahha>b tidak menjadikan induk pemikirannya kepada Ibnu Taimiyah. Oleh karena itu, konsep bidâ??ah yang diyakini dan dijalani Ibnu Abdulwahab tersebut bukan adopsi pemikiran imam Ibnu Taimiyah, sebab telah ada pendahulunya.
METODE NABI TENTANG PENANAMAN IMAN KEPADA ALLAH TA'ALA DAN PEMELIHARAANNYA DALAM HADITS-HADITS AQIDAH Kholis, Nur
Al-MAJAALIS Vol 4 No 1 (2016): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.771 KB)

Abstract

AbstrakIman kepada Allah taâ??ala adalah sumber keselamatan  seseorang di dunia dan di akhirat, baik dan buruk tingka-laku seseorang sangat dipengaruhi dengan kadar keimanan yang ada di dalam hatinya, jika keimanannya tinggi dan kokoh maka tingkah lakunya pun baik, begitu pula sebaliknya. Para sahabat menjadi generasi terbaik umat ini dikarenakan keimanan yang menancap kuat di dalam hati mereka, hal itu yang menyebabkan tingginya derajat mereka jika dibandingkan dengan generasi setelahnya. Pertanyaannya adalah, â??Bagaimanakah cara Nabi didalam menanamkan iman kepada Allah kedalam hati para sahabatnya dan bagaimana cara pemeliharaannya?â?. Penelitian ini fokus pada hadits-hadits aqidah yang terkait dengan cara penanaman iman kepada Allah serta cara pemeliharaannya yang ditelusuri dari buku-buku hadits serta buku-buku aqidah dengan memilih hadits-hadits yang sesuai dengan pembahasan. Hasil dari penelitian ini bahwa cara nabi di dalam menanamkan iman adalah; a. Mengenalkan para sahabatnya terhadap Allah Taâ??ala. b. Menghubungkan hati mereka dengan Allah Taâ??ala. Mengajarkan tadabbur ayat-ayat al-qurâ??an. d. Mengajarkan tadabbur terhadap tanda-tanda kebesaran Allah taâ??ala yang ada pada makhluk-Nya. Dan cara nabi di dalam memelihara keimanan tersebut adalah: a. Mengajarkan bahwa amal sholeh itu termasuk bagian dari Iman. b. Mengajarkan rukun iman. c. Memberikan motivasi agar mereka senantiasa di atas keimanan, dan memberikan warning dan ancaman agar menjauhi syirik dan kemaksiatan.Kata Kunci: Penanaman, pemeliharaan, iman, hadits-hadits aqidah.
KORELASI ANTARA KESALEHAN SOSIAL DENGAN KASUS PERCERAIAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDI ANALISIS KASUS PERCERAIAN NABI DENGAN HAFSAH) Arifin Badri, Muhammad
Al-MAJAALIS Vol 4 No 1 (2016): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.207 KB)

Abstract

AbstrakSering kali kes}alehan sosial yang terefleksi pada kepekaannya terhadap kebutuhan pasangan suami dan istri tidak dimainkan peranannya secara proporsional bagi kelangsungan rumah tangga. Sering juga suami dan istri mencukupkan diri dengan bekal kes}alehan individualnya, yang terefleksi pada ketekunannya menunaikan berbagai ibadah praktis, sehingga aspek sosial dalam rumah tangganya jauh dari perhatian atau bahkan dengan sadar diabaikan. Penelitian ini mengulas tentang keberadaan kes{alehan sosial dan perannya dalam kelangsungan rumah tangga. Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka penulis berusaha menganalisis kisah perceraiaan Nabi s{allallahu â??alaihi wa sallam dengan istrinya, Hafs{ah rad{iallahu â??anha, guna mengetahui latar belakang terjadinya perceraian tersebut. Penelitian ini membuktikan bahwa rumah tangga seorang yang s}aleh individualnya bisa saja kandas dengan perceraian, akibat dari terabaikanya aspek kes}alehan sosial, yang menjadi biang terjadinya kelalain dalam menjalankan hak istri atau suaminya. Pada penelitian ini, terungkap pula bahwa semangat menunaikan ibadah kepada Allah Taâ??ala sepatutnya ditunaikan secara proporsional, sehingga tidak menyebabkan suami atau istri terperangkap pada dosa sosial yaitu dengan mengabaikan hak-hak pasangannya.Kata Kunci: Kes}aleh}an sosial, perceraian, keharmonisan,
PROBABILITAS IJMA’ DI ERA MODERN (IMPLIKASI PERBEDAAN DEFINISI, SYARAT DAN RUKUN TERHADAP KEMUNGKINAN TERJADINYA IJMA’, KEDUDUKAN DAN HUJJAHNYA) Fadilah, Adin
Al-MAJAALIS Vol 4 No 1 (2016): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.209 KB)

Abstract

Abstract Ijma 'is one of the arguments of Personality' that has the force of argument under the Koran and Hadith, ijma 'is the first proposition after the al-Quran and Hadith that can be used as guidelines in exploring the laws of Personality'. However there are some Muslim community which does not recognize the existence of ijma 'where they are only based on the Quran and al-Hadith, their diligence in itself likely will not be separated from the two text itself. Variation ijma> 'The dimungkinakan for their differences as well as the definition of halal berkaiatan with ijma' such terms, pillars and so on. From this study we can conclude that: On the issue of ijma 'happen perbeadaan opinion among the scholars. The differences are due to differences in the definition of the ulama ijma '. Selaian, differences in the terms and the pillars of the proposed menajadi importance in understanding ijma '. The most fundamental thing ijmaâ?? is a difference whether the agreement that all or the majority of scholars only. In this case the author is more inclined to the latter opinion. Both now it is not improbable occurrence of Ijma '. Although it uses the most stringent requirements. Due to technological advances, create obstacles distance between the scholars are not a barrier anymore. However, the difficulty is that everyone has a different opinion in accordance with the experience and knowledge he possessed. Ijmaâ?? adalah salah satu dalil syaraâ?? yang memiliki tingkat kekuatan argumentasi di bawah al-Qurâ??an dan Hadits. Ijmaâ?? merupakan dalil pertama setelah al-Qurâ??an dan Hadits yang dapat dijadikan pedoman dalam menggali hukum-hukum syaraâ??. Namun ada beberapa komunitas umat Islam yang tidak mengakui dengan adanya ijmaâ?? yang mana mereka hanya berpedoman pada al-Qurâ??an dan al Hadits, mereka berijtihad dengan sendirinya itupun tidak lepas dari dua teks itu sendiri. Perbedaan penerimaan ijmaâ?? tersebut dimungkinakan karena adanya perbedaan definisi serta halal yang berkaiatan dengan ijmaâ?? seperti syarat, rukun dan sebagainya. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa: Dalam masalah ijmaâ?? terjadi perbeadaan pendapat di kalangan para ulama. Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan ulama dalam memberikan definisi terhadap ijmaâ??. Selaian itu, perbedaan syarat dan rukun yang diajukan menajadi hal penting dalam memahami ijmaâ??. Hal yang paling pokok menurut hemat penulis adalah perbedaan apakah yang bersepakat itu seluruh atau mayoritas ulama saja. Dalam hal ini penulis lebih cenderung kepada pendapat terakhir. Kedua sekarang tidaklah mustahil terjadinya Ijmaâ??. Meskipun hal itu menggunakan persyaratan yang paling ketat. Karena kemajuan teknologi, membuat halangan jarak antara para ulama tidak jadi penghalang lagi. Namun, kesulitannya adalah semua orang memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang ia miliki. Kata kunci: ijmaâ??, hujjah, dalil, modern
ANALISIS NILAI FILOSOFIS HUKUM KELUARGA ISLAM DARI PENGGUNAAN ISTILAH PERKAWINAN NAKAHA DAN TAZAWWAJA Syarafuddin, Muhsan
Al-MAJAALIS Vol 4 No 1 (2016): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.796 KB)

Abstract

AbstrakTeks akad sebuah pernikahan dalam Islam bisa dengan menggunakan lafadz zawwajtuka dan ankahtuka. Kedua lafadz tersebut dapat diterjemahkan â?? saya nikahkan andaâ?. Akan tetapi secara filosofis masing-masing dari kedua kata memiliki makna. Nakaha  berarti simbol hubungan biologis yang sah dan mulia sedangkan tazawaja bermakna membingkai hubungan sah tersebut lebih dekat dan harmonis karena masing-masing dari suami isteri merasa sepasang yang harus saling melengkapi  kekurangan masing-masing dari pasangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang menekankan pada pengkajian mendalam terhadap sumber-sumber normatif alqur'an dan assunnah. Dari kajian ini terungkap bahwa makna hikmah dari kedua istilah nakaha dan  tazawaja adalah saling keterkaitan dan tidak terpisah. Karena terjadinya hubungan biologis semata  tidak bisa membuahkan keharmonisan kecuali dengan dibuat merasa sepasang insan yang saling membutuhkan dengan istilah lain di Tazwij. Dari penelitian ini penulis ingin berkontribusi memberikan pemahaman bahwa setiap istilah dalam Islam tidak dilafalkan hanya dalam bentuk diftong saja namun masing masing kata memeiliki makna tersendiri yang saling melengkapi .Kata kunci : makana, filosofis ,hikmah, nakaha, tazawwaja
الأصول التي خالف فيها الخوارج أهل السنة والجماعة Semjan Putra, Ali Musri
Al-MAJAALIS Vol 4 No 1 (2016): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1252.036 KB)

Abstract

??? ????? ?????? ??? ?????? ??????? ???????? ??? ??? ??????? ??? ??? ?????? ???? ??? ????? ???????? ???? ???? ??? ??????? ???????? ??? ??? ????? ????? ??? ???? ??????? ?????? ??? ??? ???? ?? ??? ????. ????? ??? ????????? ??? ???? ????? ??? ??? ????? ???? ??? ??? ??? ???? ?????? ?? ??????? ????????. ??? ???? ????????? ?? ????? ??? ???? ??????? ??? ???? ?? ???? ??? ????? ???????? ??? ??? ???? ?? ??????? ???????? ????. ??? ?? ???? ?? ???? ??? ????? ???????? ????? ???? ??????? ????????? ??? ????? ?????? ???? ????? ???????? ??? ??? ???????? ???? ??????. ????? ?????? ??? ?????? ????? ?????????? ??????? ?????? ??? ???? ?????? ???? ???? ???? ??????? ??? ????? ???????? . ??????? ?????? ?? ???? ?? ????? ?????? ???? ?? ??? ??????? ?? ?? ??? ??????. ?????? ?????? ?? ?? ???? ???? ??? ??? ??????? ??? ????? ??????? ???? ?? ??? ?????? ??? ??? ?????? ????? ???? ???? ??? ?????? ?? ??? ????? ???????. ??? ????? ????? ???? ?????? ??? ??? ???????? ?? ?? ???? ??????? ???? ???? ??? ????? ??????? ????? ?? ??????? ??????? ??????? ??????? ??? ?????? ?????? ?????? ?? ???? ????? ??????? ????? ?????? ???? ????? ????? ?????? ?????? ??????? ?????.
PANDANGAN FETHULLAH GULEN TENTANG TOLERANSI BERAGAMA Al Amin, Hulaimi
Al-MAJAALIS Vol 4 No 1 (2016): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.721 KB)

Abstract

Dalam konteks Indonesia saat ini, toleransi masyarakat terhadap yang lain semakin memudar sekaligus mengkhawatirkan. Kita melihat banyak terjadi tindakan-tindakan negatif yang sekaligus mencederai toleransi itu sendiri misalnya permusuhan, pengrusakan tempat ibadah, kekerasan, tindakan teror yang mengatasnamakan agama serta perilaku biadab lainnya. Penulis dalam kajian ini secara deskriptif hendak menganalisis metode penawaran Gulen dalam kaitannya dengan pemaknaan toleransi secara normatif. Artikel ini menyimpulkan bahwa dalam pandangan Fethullah Gulen, Islam adalah agama cinta, toleransi serta agama yang selalu mengajarkan perdamaian kepada umat manusia. Kesimpulan ini berbeda dengan pandangan beberapa tokoh, salah satunya adalah Ali Sina. Ia mengatakan bahwa Islam mengajarkan kekerasan, terorisme serta tidak toleran. Pandangan-pandangan Gulen menguatkan keterangan beberapa tokoh seperti Muhammad Abid al-Jabiri, John Kelsay, Muhammad Abu Nimer. Mereka ini memandang bahwa Islam pada dasarnya adalah agama perdamaian, agama yang tidak menghendaki kekerasan. Selain itu, Islam adalah agama yang mengajarkan keadilan kepada sesama Muslim dan umat manusia secara keseluruhan. Sumber dalam tulisan ini adalah buku-buku yang ditulis Gulen serta tulisan-tulisan yang terkait dengan toleransi khususnya toleransi beragama.  

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 10 No 2 (2023): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 10 No 1 (2022): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 9 No 2 (2022): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 9 No 1 (2021): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 8 No 2 (2021): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 8 No 1 (2020): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 7 No 2 (2020): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 7 No 2 (2020): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 7 No 1 (2019): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 7 No 1 (2019): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 6 No 2 (2019): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 6 No 2 (2019): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 6 No 1 (2018): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 6 No 1 (2018): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 5 No 2 (2018): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 5 No 2 (2018): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 5 No 1 (2017): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 5 No 1 (2017): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 4 No 2 (2017): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 4 No 2 (2017): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 4 No 1 (2016): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 4 No 1 (2016): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 3 No 2 (2016): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 3 No 2 (2016): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 3 No 1 (2015): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 3 No 1 (2015): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 2 No 2 (2015): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 2 No 2 (2015): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 2 No 1 (2014): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 2 No 1 (2014): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 1 No 2 (2014): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 1 No 2 (2014): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 1 No 1 (2013): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH Vol 1 No 1 (2013): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH More Issue