cover
Contact Name
sajuri
Contact Email
sajuripetani@gmail.com
Phone
+6281371655508
Journal Mail Official
journal.biofarm@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sriwijaya No.03 Pekalongan
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian
Published by Universitas Pekalongan
ISSN : 02165430     EISSN : 23016442     DOI : 10.31941
Core Subject : Agriculture,
BIOFARM Jurnal Ilmiah Pertanian merupakan jurnal ilmiah yang berisikan hasil penelitian dan kajian teoritis mengenai masalah-masalah pertanian secara luas (agrokompleks) di Indonesia diterbitkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 2 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN" : 6 Documents clear
Pengaruh Frekuensi dan Saat Aplikasi Beauveria bassiana terhadap Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal) pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Moh. Isrin; Anwar Fauzan
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 14, No 2 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v14i2.793

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi dan saat aplikasi serta interaksinya terhadap Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugen, Stal) Pada Tanaman Padi (Oryza sativa, L). Penelitian dilaksanakan di desa Menjangan, Bojong, Pekalongan. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang terdiri atas 2 faktor.Faktor pertama frekuensi yaitu kontrol, setiap 1 minggu, setiap 2 minggu, setiap 3 minggu. Faktor kedua pagi, siang, sore. Variabel pengamatan meliputi jumlah anakan per rumpun, jumlah malai per rumpun, panjang malai, jumlah gabah per malai, jumlah gabah hampa per malai, bobot gabah per 1000 butir, populasi wereng batang coklat, WBC yang terinfeksi jamur, intensitas serangan (%), populasi predator. Hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel pengamatan kecuali jumlah anakan per rumpun dan populasi predator. Perlakuan frekuensi terbaik adalah setiap 1 minggu. Saat aplikasi berbeda sangat nyata terhadap semua variabel pengamatan kecuali jumlah anakan per rumpun dan populasi predator. Perlakuan saat aplikasi terbaik adalah aplikasi sore. Terdapat interaksi yang sangat nyata anatara frekuensi dengan saat aplikasi terhadap semua variabel pengamatn kecuali jumlah anakan per rumpun dan populasi predator. Kombinasi terbaik diperoleh pada pada frekuensi setiap 1 minggu dengan saat aplikasi sore. Kata kunci: B. bassiana, frekuensi dan saat aplikasi
Pengaruh Macam Zat Pengatur Tumbuh Alami terhadap Pertumbuhan Setek Beberapa Klon Kopi Robusta (Coffea canephora) Rofiul Azmi; Ari Handriatni
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 14, No 2 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v14i2.794

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam zat pengatur tumbuh alami dan klon kopi Robusta serta interaksinya terhadap pertumbuhan setek kopi Robusta. Penelitian dilakukan di Desa Mesoyi Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 2 faktorial dengan ulangan 3 kali. Data dianalisis dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5 %. Faktor pertama macam zat pengatur tumbuh meliputi (air kelapa muda, ekstrak kecambah kacang hijau, urin sapi), faktor kedua macam klon kopi Robusta (BP 409, BP 42, BP 288, SA 34). Variabel pengamatan meliputi kecepatan tumbuh tunas, persentase setek tumbuh, panjang tunas, jumlah daun, jumlah akar, panjang akar, bobot basah tanaman, bobot basah akar, bobot kering tanaman, bobot kering akar. Hasil penelitian menunjukkan macam zat pengatur tumbuh alami berbeda sangat nyata terhadap semua variabel kecuali berbeda nyata terhadap variabel kecepatan tumbuh tunas, bobot basah akar, dan bobot kering akar.Perlakuan macam zat pengatur tumbuh terbaik adalah air kelapa muda.Hasil penelitian menunjukkan macam klon kopi Robusta berbeda sangat nyata terhadap variabel persentase setek tumbuh, panjang tunas, jumlah daun, jumlah akar,bobot basah tanaman, bobot kering tanaman, berbeda nyata terhadap variabel panjang akar, bobot basah akar, bobot keing akar, dan tidak berbeda nyata terhadap variabel kecepatan tumbuh tunas.Klon kopi Robusta terbaik adalah BP 409.Terdapat interaksi antara macam zat pengatur tumbuh alami dan macam klon kopi Robusta. Interaksi terbaik dicapai pada kombinasi perlakuan air kelapa muda dan klon kopi Robusta BP 409. Kata kunci: kopi robusta, ZPT alami, setek
Pengaruh Umur Panen dan Lama Penyulingan terhadap Hasil Minyak Atsiri Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.) Mukhammad Yafik Khusna; Pudjiati Syarif
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 14, No 2 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v14i2.795

Abstract

Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.) merupakan tanaman golongan rumput-rumputan yang mempunyai nilai ekonomi karena kandungan minyak atsirinya. Penelitian bertujuan mengetahui Pengaruh Umur Panen dan Lama Penyulingan terhadap hasil Minyak Atsiri Sereh Wangi. Percobaan dilaksanakan di PTPN IX Siluwok Subah Kab. Batang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL. Faktor pertama Umur Panen terdiri atas (U1 Umur 3 bulan, U2 Umur 4 bulan, U3 Umur 5 bulan) faktor kedua Lama Penyulingan (P1 4 jam, P2 5 jam, P3 6 jam ). Variabel yang diamati meliputi tingkat kekentalan, warna, aroma, rendemen, bobot jenis, kelarutan dalam alkohol 70%, kadar sitral, kebutuhan air untuk uap dan bahan bakar. Hasil penelitian menunjukan Umur Panen berpengaruh sangat nyata terhadap variabel warna, bobot jenis dan kelarutan dalam alkohol 70%. Hasil paling baik yaitu umur panen 3 bulan (U1). Lama Penyulingan berpengaruh sangat nyata terhadap tingkat kekentalan, kebutuhan air untuk uap, bahan bakar dan berbeda nyata pada variabel aroma, rendemen dan kadar sitral. Lama Penyulingan paling efisien adalah lama penyulingan 5 jam (P2). Interaksi antara Umur Panen dan Lama Penyulingan menunjukkan hasil berbeda sangat nyata pada variabel tingkat kekentalan, warna, rendemen, bobot jenis, kelarutan dalam alkohol 70% dan kadar sitral dan berbeda nyata pada variabel aroma, kebutuhan air untuk uap dan bahan bakar. Interaksi terbaik yaitu umur panen 3 bulan dan lama penyulingan 5 jam (U1P2). Kata kunci: sereh wangi, umur panen, lama penyulingan
Pemanfaatan Bawang Merah (Allium cepa L.) Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Alami terhadap Pertumbuhan Bud Chip Tebu pada Berbagai Tingkat Waktu Rendaman Saktiyono Sigit Tri Pamungkas; Rani Puspitasari
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 14, No 2 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v14i2.791

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) alami terhadap pertumbuhan bud chip tebu (Saccharum officinarum L.). Bibit tebu yang digunakan adalah varietas BL (Bulu Lawang). Parameter pengamatan yang diamati yaitu tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), panjang akar terpanjang (cm), saat tumbuh tunas (hst) dan persentase bud chip yang tumbuh. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial, yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan sebagai blok, sehingga terdapat 15 unit percobaan. Masing-masing unit percobaan terdapat 3 ulangan tanaman sampel, sehingga total terdapat 45 tanaman sampel. Perlakuan tersebut terdiri dari yaitu W0 (Kontrol/tanpa perendaman), W1 (lama perendaman 1 jam), W2 (lama perendaman 2 jam), W3 (lama perendaman 3 jam) dan W4 (lama perendaman 4 jam). Hasil data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisa ragam (anova) dengan signifikasi 95%, apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT). Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beda nyata terhadap parameter tinggi tanaman (cm) dan panjang akar terpanjang (cm) akibat perendaman ZPT. Berdasarkan hasil penelitian lama perendaman kisaran satu sampai tiga jam menunjukkan hasil yang baik pada setiap parameter, tetapi hasil yang paling baik yaitu lama perendaman satu jam (W1) karena memiliki nilai paling tinggi untuk parameter tinggi tanaman (cm) dan panjang akar terpanjang (cm). Kata kunci: tebu, zat pengatur tumbuh, ekstrak bawang merah, bud chip
Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dan Macam Klon pada Perlakuan Stek Tanaman Teh (Camellia sinensis L.) Imam Sujarwadi; Ubad Badrudin
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 14, No 2 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v14i2.810

Abstract

Teh (Camellia sinensis L.) berasal dari daerah pegunungan Tibet dan Republik Rakyat Cina (RRC) Bagian Selatan, dibudidayakan di Indonesia sebagai tanaman industri. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh konsentrasi ZPT, macam klon dan interaksi pada stek tanaman teh. Penelitian dilaksanakan di Desa Jolotigo, Talun, Pekalongan, Jawa Tengah, ketinggian tempat 995 m dpl. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok secara faktorial. Faktor pertama konsentrasi ZPT Rootone F (0 ppm, 400 ppm, 800 ppm, 1200 ppm), Faktor kedua macam klon (Gambung 7, Gambung 11, TRI 2025). Variabel pengamatan meliputi saat muncul tunas, panjang tunas, jumlah daun, bobot brangkasan basah, luas daun terluas, jumlah akar, panjang akar terpanjang, bobot basah akar, bobot brangkasan kering, bobot kering akar. Analisis data dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi ZPT Rootone F berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel pengamatan, konsentrasi terbaik 1200 ppm. Macam klon berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel pengamatan, klon terbaik Gambung 7. Terdapat interaksi yang sangat nyata antara konsentrasi ZPT Rootone F dan macam klon terhadap variabel panjang tunas dan jumlah daun. Interaksi terbaik diperoleh pada konsentrasi ZPT Rootone F 1200 ppm dan macam klon Gambung 7. Kata kunci: konsentrasi ZPT, Rootone F, macam klon, stek
Pengaruh Macam Pupuk Organik Cair (POC) dan Saat Pemberian terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai Merah (Capsicum annuum L) Wawan Ardiyanto; Syakiroh Jazilah
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 14, No 2 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v14i2.792

Abstract

Cabai Merah (Capsicum annum L.) merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan sekitar 2.000 spesies yang terdiri dari tumbuhan herba, semak, dan tumbuhan kerdil lainnya. Dari banyaknya spesies tersebut, hampir dapat dikatakan sebagian besar merupakan tumbuhan negeri tropis. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh macam POC dan saat pemberian serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi cabai merah. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Amongrogo, Limpung, Batang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok. Faktor pertama atau Petak utama ialah Pengaruh Macam POC (POC urin kelinci, urin sapi dan urin kambing), faktor kedua ialah Saat Pemberian (1 mst, 3 mst dan 6 mst). Variabel pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, umur saat berbunga, jumlah bunga per tanaman, jumlah buah per tanaman, bobot per buah, panjang buah, bobot buah per tanaman, bobot basah tanaman, dan bobot kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan Macam POC berbeda sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, umur saat berbunga, jumlah bunga per tanaman, jumlah buah per tanaman, bobot per buah, panjang buah, bobot buah per tanaman, bobot basah tanaman, dan bobot kering tanaman. Perlakuan Macam POC terbaik ialah Macam POC urin kelinci. Perlakua Saat Pemberian berbeda sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, umur saat berbunga, jumlah bunga per tanaman, jumlah buah per tanaman, bobot per buah, panjang buah, bobot buah per tanaman, bobot basah tanaman, dan bobot kering tanaman. Perlakuan saat pemberian terbaik ialah 1 minggu setelah tanam. Terdapat interaksi berbeda sangat nyata antara macam POC dan saat pemberian terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, umur saat berbunga, jumlah bunga per tanaman, jumlah buah per tanaman, bobot per buah, panjang buah, bobot buah per tanaman, bobot basah tanaman, dan bobot kering tanaman. Kombinasi terbaik diperoleh Macam POC urin kelinci dengan Saat Pemberian satu minggu setelah tanam. Kata kunci: cabai merah, macam POC, saat pemberian

Page 1 of 1 | Total Record : 6