cover
Contact Name
Subaidi
Contact Email
subaidi@unisnu.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
subaidi@unisnu.ac.id
Editorial Address
JL. Taman Siswa No.09 Tahuna Jepara Jawa Tengah 59427
Location
Kab. jepara,
Jawa tengah
INDONESIA
Intelegensia : Jurnal Pendidikan Islam
ISSN : 23391979     EISSN : 25492632     DOI : https://doi.org/10.3400/intelegensia
Core Subject : Education,
Jurnal Intelegensia is a periodic scientific journal published in Indonesian Language published twice in a year on every Juni Desember and Desember. The manuscript submission process is open year-round. All submitted manuscripts are reviewed with blind-peer reviews and editorial reviews before being accepted for publication. Jurnal Intelegensia is an information media and scientific knowledge mainly publishes research articles in the field of Islamic Education Management manuscripts from the following areas with an interdisciplinary and multidisciplinary approach: Islamic studies Islamic education and institutional management Islamic curriculum management and learning resources Islamic facilities and finance management Islamic education psychology Islamic education management information systems and technology Islamic education leadership Islamic counseling management Islamic education planning Islamic education evaluation
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Intelegensia - Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015" : 6 Documents clear
AKULTURASI BUDAYA DALAM SYAIR SHALAWAT AHBABUL MUSTHAFA SURAKARTA Khoiriyah Khoiriyah
Intelegensia : Jurnal Pendidikan Islam Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Intelegensia - Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015
Publisher : PASCASARJANA UNISNU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/intelegensia.v3i1.1335

Abstract

AbstakTulisan ini mengkaji fenomena akulturasi yang dimanfaatkan para pendakwah untuk menyiarkan agama Islam lewat simbol-simbol kultural yang selaras dengan kemampuan penangkapan dan pemahaman masyarakat yang akan dimasukinya dalam pengakuan dunia Islam. Kemampuan ini didakwahkan oleh tokoh karismatik Habib Syeikh Bin Abdul Qadir Assegaf dengan majelis Ahbabul Musthafa lewat lantunan syair-syair shalawat yang dipandu dengan musik tradisional maupun modern. Fenomena seni shalawat Ahbabul musthafa Surakarta merupakan kesenian yang mengintegrasikan tradisi pembacaan syair dalam shalawat (Arab dan Islam) dan syair Jawa/Indonesia dengan iringan musik di wilayah eks karesidenan Surakarta dan sekitarnya. Majelis ini berkembang dalam suatu komunitas budaya masyarakat yang merupakan ekspresi dari hidup dan kehidupannya, serta menjadi sumber inspirasi bagi tegaknya kehidupan spiritual, moral dan sosial.Dalam konteks ini, tradisi shalawatan yang dipentaskan menjadi salah satu implementasi ajaran agama yang tidak hanya terbatas pada bentuk ritus berupa aksi sosial kemasyarakatan yang sekaligus bersifat keagamaan dan mengandung unsur pendidikan, moral, spiritual, dakwah dan budaya kesenian (hiburan). Kata Kunci: akulturasi budaya, syair shalawat Ahbabul Musthafa. 
PENDIDIKAN NILAI: UPAYA MENGATASI KONFLIK IDENTITAS DAN KRISIS NILAI Ahmad Saefudin; Subaidi Subaidi
Intelegensia : Jurnal Pendidikan Islam Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Intelegensia - Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015
Publisher : PASCASARJANA UNISNU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/intelegensia.v3i1.1336

Abstract

Abstrak:Penelitian ini mendeskripsikan pentingnya pendidikan nilai sebagai upaya mengatasi konflik identitas pada diri peserta didik. Fokus penelitian ini adalah untuk menjawab beberapa pernyataan fundamental antara lain; (1) memahami terminologi nilai dan pendidikan nilai, (2) mengelaborasi strategi dan landasan pendidikan nilai, dan (3) mengetahui urgensi pendidikan nilai. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif-analitik. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan: 1) Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat, dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang. Pendidikan nilai ialah penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri peserta didik, 2) strategi pendidikan nilai meliputi value identifications (identifikasi nilai), activity (kegiatan), learning aids (alat bantu belajar), unit interaction (interaksi kesatuan), dan evaluation segment (bagian penilaian). Adapun landasan yang digunakan adalah landasan filosofis, psikologis, sosial, dan estetik, dan 3) urgensi pendidikan nilai adalah untuk mengatasi konflik identitas dan krisis nilai dalam diri peserta didik.       Kata kunci: pendidikan nilai, konflik identitas, krisis nilai 
PERADABAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN Ely Zainudin
Intelegensia : Jurnal Pendidikan Islam Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Intelegensia - Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015
Publisher : PASCASARJANA UNISNU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/intelegensia.v3i1.1337

Abstract

Abstrak: Penelitian ini mendeskripsikan tentang peradaban Islam pada masa khulafaur Rasyididn. Fokus penelitian ini membahas tentang Khulafaur Rasyidin, kepemimpinan pada masa khalifah Abu Bakar, Umar, Ustman, dan Ali, serta kontribusi masa Khulafaur Rasyidin dalam peradaban Muslim. Hasil dari penelitian ini antara lain: Pertama, Khulafa Rasyidin bermakna pengganti-pengganti Rasul yang cendekiawan. Penggagas nama Khulafa Rasyidin adalah orang-orang muslim yang paling dekat dengan Rasul setelah meninggalnya beliau. Empat  tokoh sepeninggal Rasul itu merupakan orang yang selalu mendampingi Rasul ketika beliau menjadi pemimpin dan dalam menjalankan tugas. Kedua, dalam kepemimpinan Abu Bakar, ia melaksanakan kekuasaannya bersifat sentral; kekuasaan legislative, eksekutif, dan yudikatif terpusat di tangan Khalifah. Ia juga melaksanakan hukum, dan selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya untuk bermusyawarah. Kepemimpinan Umar bin Khattab menerapkan prinsip demokratis dalam kekuasaan yaitu dengan menjamin hak yang sama bagi setiap warga Negara. Kepemimpinan Ustman membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Ia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid, dan memperluas masjid di Madinah. Prestasi yang terpenting masa Khalifah Ustman adalah menulis kembali al-Quran yang telah ditulis pada zaman Abu Bakar.  
PENTINGNYA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI Barowi Barowi; Siti Faiqotul Fazat ABA
Intelegensia : Jurnal Pendidikan Islam Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Intelegensia - Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015
Publisher : PASCASARJANA UNISNU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/intelegensia.v3i1.1338

Abstract

Abstrak:Tulisan ini dibuat bertujuan untuk memberi motifasi kepada para akademisi  mengenai pentingnya mempelajari dan memahami bahasa Indonesia dengan benar. Diduga banyak mahasiswa maupun masyarakat Indonesia yang  sudah terbiasa berbahsa namun tanpa mengikuti kaidah berbahasa yang benar.  Bahasa yang benar adalah bahasa yang idealnya menaati kaidah secara penuh. Ketepatan kaidah tata bahasa, intonasi, serta ekspresi adalah komponen yang mutlak harus dipenuhi oleh sang pembicara. Bahasa yang benar ini digunakan dalam situasi formal yang cenderung kaku dan bersifat satu arah dalam situasi lisan. Misalnaya  berpidato yang sungguh-sungguh taat asas terhadap kaidah. Sedangkan bahasa yang baik adalah bahasa yang memiliki kesesuaian situasi dan kondisi pembicaraan.Menjadi tanggung jawab bersama mengenai  eksistensi bahasa Indonesia di negeri tercinta ini utamanya para akademisi dan praktisi pendidikan. Kata kunci: Pembelajaran, Bahasa Indonesia, Perguruan Tinggi
KOMPETENSI PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLSAM Nur Amirul Mu'minin; Azizil Muchtar; Lailah Zakiyaturrobi’ah
Intelegensia : Jurnal Pendidikan Islam Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Intelegensia - Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015
Publisher : PASCASARJANA UNISNU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/intelegensia.v3i1.1339

Abstract

Abstrak:Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang diperoleh seseorang untuk dapat melakukan sesuatu dengan baik. Dengan demikian kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki seseorang baik pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap untuk melakukan suatu pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain yang tidak memiliki kemampuan tersebut. Dan seorang guru yang profesional seharusnya memiliki 4 kompetensi yaitu:Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik, Kompetensi kepribadian, merupakan penguasaan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia, Kompetensi sosial, merupakan kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik/tenaga kependidikan lain, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar, Kompetensi profesional, merupakan kemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi. Kompetensi profesional guru merupakan kompetensi yang menggambarkan kemampuan khusus yang sadar dan terarah kepada tujuan-tujuan tertentu. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) juga tidak jauh beda, mereka juga harus menguasai kompetensi-kompetensi tersebut. Namun, lebih menekankan kepada aspek moral dan tingkah laku. Kata Kunci: Kompetensi Pendidik, Pendidikan Agama Islam 
STUDI ISLAM DAN RADIKALISME PENDIDIKAN DALAM KONTEKS MASYARAKAT MAJEMUK Ahmad Ali Riyadi
Intelegensia : Jurnal Pendidikan Islam Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Intelegensia - Vol. 03 No. 01 Januari-Juni 2015
Publisher : PASCASARJANA UNISNU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/intelegensia.v3i1.1334

Abstract

Abstrak:Tulisan berikut menjelaskan tentang perlunya rekonstruksi filosofis pendidikan Islam dalam kancah masyarakat multikulturalisme. Ada keengganan tersendiri untuk mengatakan pendidikan Islam telah gagal membentuk masyarakat majemuk. Ada paradoks pada satu sisi pendidikan berperan sebagai pengelola pengembangan sumber daya manusia akan tetapi di sisi yang lain pendidikan Islam telah menghasilkan lulusannya menjadi mesin pembunuh yang sangat mengerikan. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan lembaga pendidikan Islam, pertama, kesadaran magis (magical consciousness), kedua, kesadaran naif (naival consciousness) dan kesadaran kritis (critical consciousness)                Kata kunci:  Pendidikan Islam, Humanis, budaya dan multikulturalisme

Page 1 of 1 | Total Record : 6