cover
Contact Name
Zumardii
Contact Email
redaksiMAPJ@gmail.com
Phone
+6282218140922
Journal Mail Official
redaksiMAPJ@gmail.com
Editorial Address
Melayu Art and Performance Journal Institut Seni Indonesia Padangpanjang Jl. Bahder Johan Padangpanjang, Sumatera Barat.
Location
Kota padang panjang,
Sumatera barat
INDONESIA
Melayu Arts and Performance Journal
ISSN : 26560232     EISSN : 26563509     DOI : http://dx.doi.org/10.26887/mapj
Melayu Arts and Performance Journal (MAPJ) is the Scientific Journal focusing on the study of performing arts and visual arts, as well as the development of methods for the creation of performing arts and visual arts.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2018): Melayu Art and Performance Journal" : 10 Documents clear
PERTUNJUKAN TEATERIKAL PANTOMIME BERPOLA RANDAI Frisdo Ekardo
Melayu Arts and Performance Journal Vol 1, No 1 (2018): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v1i1.631

Abstract

ABSTRACT The theatrical performance in the form of pantomime by using randai pattern that’s carrying on local value results on the nuance of the innovative performance. The pantomime performance is a performance created by using actors and stage elements such as lighting, music, and audiences. The performance that delivers moral message through an actor’s gestures and expressions without using verbal language. This art is classified as the theater art. Randai is Minangkabau people’s art, an art of folk-play that has kaba story or tambo; elements that must be fulfilled in randai performance are script, actor, dendang, and silat movements that form the circular pattern (legaran) in galembong pants. The theatrical performance in the form of pantomime uses randai pattern and galembong. The circular format is managed artistically and the legaran aspect becomes the transition of atmosphere change. This writing discusses a theatrical performance by using the deconstruction method. Pantomime that uses randai pattern as the form of theatrical performance becomes the contemporary performance by giving the offer of new variation in the theater performance in Indonesia. Keywords: theatrical performance, pantomime, randai, deconstruction ABSTRAK Pertunjukan teaterikal dalam bentuk pantomim dengan menggunakan pola randai dalam mengusung nilai lokalitas akan melahirkan nuansa pertunjukan inovasi. Pertunjukan pantomim adalah pertunjukan yang diciptakan dengan menggunakan aktor dan elemen-elemen panggung, seperti lighting, musik dan penonton. Pertunjukan yang menyampaikan pesan moral melalui gestur dan ekspresi seorang aktor tanpa menggunakan bahasa verbal. Kesenian ini tergolong kepada seni teater. Randai adalah kesenian masyarakat Minangkabau, suatu kesenian sandiwara kampung yang memiliki cerita kaba atau tambo, unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam pertunjukan randai yaitu, naskah, aktor, dendang, dan gerakan silat yang membentuk pola lingkaran (legaran) yang menggukan galembong. Pertunjukan teaterikal yang diciptakan dalam bentuk pantomim akan menggunakan pola randai, galembong. Format lingkaran akan dikelola secara artistik dan aspek legaran akan menjadi transisi perubahan suasana. Tulisan ini membahas suatu pertunjukan teaterikal dengan menggunakan metode dekontruksi. Pantomim  yang menggunakan pola randai  sebagai bentuk pertunjukan teaterikal. Pertunjukan ini akan menjadi pertunjukan kontemporer dengan memberikan tawaran variasi baru dalam pertunjukan teater  di Indonesia.
SUKU MALAYU: SISTEM MATRILINEAL DAN BUDAYA PERUNGGU DI MINANGKABAU Andar Indra Sastra
Melayu Arts and Performance Journal Vol 1, No 1 (2018): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v1i1.626

Abstract

ABSTRACT The goal of this article is to investigate the existence of the Malay ethnic group in connection with the matrilineal system and the bronze culture in Minangkabau. The Malay (Minang) ethnic group is one of the ethnic groups (or clans) with the largest population of all the different ethnic groups in Minangkabau. The matrilineal system is one of the strongest identities – or icons – for recognizing the unique community of Minangkabau. This unique characteristic continues to exist in spite of the fact that the majority of the Minangkabau people are strict Muslims. The matrilineal system refers genealogically to the female line of descent and is centered in the traditional gadang house which is the identity of the ethnic group in the culture of the Malay Minangkabau community. The gadang house is a symbol of status and ethnicity in the social system of the Minangkabau community – the group known as urang asa (original pioneers). One of the identities that strengthens the existence of the urang asa group in the past is marked by the presence of bronze music in the form of salabuhan (a set of) talempong and aguang (gong) – a type of bronze music. The problems discussed in this article are: (1) the Malay ethnic group in Minangkabau; (2) the matrilineal system and bronze culture in Minangkabau. A qualitative method is the basic foundation for this research. The research results show that the Malay ethnic group in Minangkabau first appeared as a result of the dissemination of the inhabitants of the Malay Dharmasraya kingdom and this was subsequently continued by Adityawarman through the Pagaruyuang kingdom. The Malay ethnic group not only follows a matrilineal system but also supports the bronze culture. Keywords: malay ethnic group, matrilineal system, bronze culture, Minangkabau  ABSTRAK Tujuan artikel ini mengungkap bagaimana keberadaan suku Malayu dalam kaitannya dengan sistem matrilenal, dan budaya perunggu di Minangkabau. Suku Malayu (Minang) adalah salah suku (klan) yang tergolong banyak populasinya dalam kelompok suku Minangkabau. Sistem matrilineal adalah salah satu identitas – icon – terkuat untuk mengenali masyarakat Minangkabau – unik. Keunikan tersebut tetap bertahan walapun masyarakat Minangkabau penganut Islam yang taat. Sistem matrilineal secara geneologis merujk pada garis keturuan ibu dan berpusat pada rumah gadang (sebutan rumah adat) sebagai identitas kelompok suku dalam kebudayaan masyarakat Malayu Minangkabau. Rumah gadang menjadi simbol status dan kesukuan dalam sistem sosial masyarakat Minangkabau – kelompok urang asa (peneruka asal). Salah satu identitas yang menguatkan terhadap keberadaan kelompok urang asa pada masa lalu ditandai atau memiliki alat jenis musik perunggu salabuhan (seperangkat) talempong dan  aguang (gong) – jenis musik perunggu. Masalah yang dibaicakan dalam artikel ini: (1) suku malayu di Minangkabau; (2) sistem matrilineal dan budaya perunggu di Minangkabau. Metode kualitatif menjadi dasar dilakukannya penelitain ini. Hasil penelitian ini; suku Malayu di Minangkabau bermula dari penyebaran penduduk kerajaan Melayu Dharmasraya dan kemudian dilanjutkan Adytiawarman melalui kerjaan Pagaruyuang. Suku Malayu, di samping menganut sistem matrilineal, juga sebagai pendukung kebudayaan perunggu.
PEMANFAATAN HANDPHONE ANDROID SEBAGAI MEDIA PRODUKSI VIDEO TUTORIAL PEMBELAJARAN SENI Riki Rikarno
Melayu Arts and Performance Journal Vol 1, No 1 (2018): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v1i1.632

Abstract

ABSTRACT A video is suitable medium for various learning media such as classroom, small group, even a student ownself. The use of the tutorial model learning video is very suitable for teaching various kinds of practical learning, one of them is the learning material of local art practice. For the art teachers, one of materials that’s quite difficult for doing students’ appreciation whether in KTSP curricula or 2013 curricula is the art learning. Generally, the art learned in school is the traditional art that evolves in the society in the area or region where the educational institution exists. The lack of documentation in the form of local art video influences very much the learning process in the school so it’s needed a new breakthrough namely to create a new media for the local art learning dedicated to art teachers. With the advancement of today technology, especially in the android handphone, it already can compete with the standard PC and laptop. Nowadays, the android handphone has already had hardcopy and softcopy that adequate to produce video content. In android handphones distributed in Indonesia, they already have a camera that its quality surpasses DSLR camera by reaching 25 megapixels and these handphones are also able to install the video editing application. Keywords: android handphone, tutorial video, local art learning     ABSTRAK Video merupakan media yang cocok untuk berbagai media pembelajaran, seperti kelas, kelompok kecil, bahkan satu siswa seorang diri sekalipun. Penggunaan video pembelajaran model tutorial sangat cocok untuk mengajarkan berbagai macam pembelajaran yang bersifat praktek, salah satu materi pembelajaran praktik seni daerah setempat. Bagi guru kesenian di sekolah, salah satu materi yang cukup sulit dalam melakukan apresiasi pada siswa baik pada kurikulum KTSP maupun kurikulum 2013, adalah pembelajaran kesenian. Pada umumnya kesenian yang dipelajari di sekolah merupakan kesenian tradisi yang berkembang pada masyarakat di daerah atau tempat beradanya lembaga pendidikan tersebut. Kekurangan dokumentasi yang berbentuk video pada kesenian daerah setempat sangat mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu sebuah terobosan baru bagi guru-guru kesenian di sekolah untuk menciptakan sebuah media baru dalam pembelajaran seni daerah setempat tersebut. Dengan kemajuan teknologi saat ini khususnya pada handphone android sudah dapat menyaingi standar PC dan Laptop. Handphone android saat ini sudah mempunyai hardcopy dan softcopy yang memadai untuk memproduksi sebuah karya video. Dalam handphone android yang beredar di Indonesia saat ini sudah memiliki kamera yang melebihi kualitas dari kamera DSLR dengan mencapai 25 mega pixel dan sudah dapat menginstall aplikasi editing video.
FOTOGRAFI ORANG GILA DI JALANAN DENGAN TEKNIK INCIDENTAL DOCUMENTARY PHOTOGRAPHY Eko Doni Putra; Sahrul Sahrul; Martion Martion
Melayu Arts and Performance Journal Vol 1, No 1 (2018): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v1i1.627

Abstract

ABSTRACT Crazy person on the street is a very obtrusive figure who becomes the center of people's attention because s/he has different attitudes and behavior such as how to dress, how to walk, and so on from normal people. This condition is the reason why the figure of crazy person on the street is very exotic to be perpetuated. One of ways to perpetuate this phenomenon is by recording all activities of crazy person on the street through photography lens. Technique used in this perpetuation was by documenting incidental or undirected phenomena. This technique would produce very natural and expressive photos. Crazy person on the street lives casualy and doesn't really care with  his/her environment. This indifference required author's patience particularly while recording all activities of this crazy person by following this crazy person's footsteps on the street. Photos resulted showed that there are various expressions of crazy person on the street. All artworks would be alive when each artwork with the same phenomenon has its own message. Keywords:  ABSTRAK Orang gila di jalanan merupakan sosok yang sangat menonjol dan menjadi pusat perhatian masyarakat, karena memiliki perbedaan sikap, cara berpakaian, cara berjalan dan sebagainya dengan manusia normal. Kondisi ini menjadikan sosok orang gila di jalanan sangat eksotis untuk diabadikan. Saah satu cara mengabadikan fenomena ini adalah dengan merekam semua aktifitas orang gila di jalanan lewat lensa fotografi. Teknik yang digunakan dalam pengabadian ini adalah mendokumentasikan fenomena yang bersifat indidental atau tidak disutradarai atau diarahkan. Teknik ini akan meng-hasilkan foto yang sangat natural dan ekspresif. Orang gila di jalanan hidup dengan santai dan tidak begitu peduli dengan lingkungannnya. Sikap acuh tak acuh ini membuat pengkarya harus dengan sabar merekam seluruh aktifitas dengan mengikuti langkah kaki orang gila di jalanan. Foto-foto yang dihasilkan memperlihatkan ekspresi orang gila di jalanan yang sangat beragam. Seluruh karya akan menjadi hidup dengan pesan yang masing-masingnya berdiri sendiri dengan fenomena yang sama.
FUNGSI MUSIK PADA TRADISI POTANG BALIMAU DI PANGKALAN KOTO BARU KABUPATEN LIMAPULUH KOTA Rini Lismayanti; Asril Asril
Melayu Arts and Performance Journal Vol 1, No 1 (2018): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v1i1.633

Abstract

ABTRACT Potang balimau is self-purifying tradition or ritual namely taking a bath by using potpourri and lime water. This ritual is conducted one day before entering fasting month or Ramadhan and started after Dzuhur salat until before Magrib azan. Potang balimau is people’s tradition in Pangkalan Koto Baru, Lima Puluh Kota district. In its implementation, potang balimau tradition involves several competitions such as qasidah, reading Quran, and decorating mimbau competitions. Mimbau is the combination of two sampans decorated with various kinds of form such as tiger, traditional house, warplane, and so on. Specifically, each mimbau prepares a set of talempong gondang oguang equipped with jimbe, tambourine, drum, and sarunai. Music is played on the mimbau as the part of potang balimau tradition. This research objective is to reveal the function of music in potang balimau tradition in Pangkalan Koto Baru. The method used was the qualitative method; the data collection was conducted through observation and observing potang balimau tradition especially music performance related to the ceremony, audio-visual documentation, and the interview with a number of customary and public figures. This research data was analyzed with Merriam’s theory of function. Keywords: potang balimau tradition, mimbau, function, music, Pangkalan Koto Baru    ABSTRAK Potang balimau adalah tradisi atau ritual mensucikan diri, mandi dengan bunga rampai dan air perasan jeruk nipis. Ritual ini dilaksanakan sehari sebelum memasuki bulan puasa Ramadhan dimulai setelah shalat dzuhur hingga sebelum adzan magrib berkumandang. Potang balimau adalah tradisi masyarakat Pangkalan Koto Baru, Kabuaten Lima Puluh Kota. Dalam pelaksanaannya tradisi potang balimau melibatkan beberapa perlombaan, seperti lomba qasidah, mengaji, dan menghias mimbau. Mimbau adalah gabungan dua buah sampan yang dihiasi dengan berbagai macam bentuk seperti harimau, rumah adat, dan pesawat tempur, dan lain sebagainya. Secara khusus, masing-masing mimbau mempersiapkan seperangkat talempong gondang oguang dan ditambah dengan jimbe, tamburin, drum, dan sarunai. Musik dimainkan di atas mimbau sebagai bagian dari tradisi potang balimau. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap fungsi musik dalam tradisi potang balimau di Pangkalan Koto Baru. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan mengamati tradisi potang balimau,  khususnya pertunjukan musik yang terkait dengan upacara, dokumentasi audio dan visual serta wawancara dengan sejumlah tokoh adat dan masyarakat. Penelitian ini dianalisis dengan teori fungsi oleh Merriam.
JANGAN SEBUT ITU “BATIK PRINTING” KARENA BATIK BUKAN PRINTING Embran Nawawi
Melayu Arts and Performance Journal Vol 1, No 1 (2018): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v1i1.628

Abstract

ABSTRACT Batik is a culture in the history that proceeds in accordance with its civilization. Batik is a cultural history then becoming a world culture that want to be owned by many new civilizations. If Batik can be explained with the various basis of knowledge, then batik is a science in which there is special technique and process; Batik is Literature in which there are many stories, mantras, and beautiful prayers; Batik is a creativity which its every design is present individually; and Batik is an economy which is a clothing commodity plus art in one package. However Batik is not a printing, because Batik is a technique and process that together in it there is a motif/pattern with the produced artistic value and economic value. Therfore Batik should be seen in the form of  historical science (History), in the form of Arts and Creativity, even in the form of an unique marketing science. Keywords: batik, printing, printing batik, not batik, not printing  ABSTRAK Batik adalah sebuah budaya dalam sejarah yang masih berjalan sesuai dengan peradabannya. Batik adalah sebuah sejarah budaya yang mejadi budaya dunia yang ingin dimiliki banyak peradaban baru. jika Batik itu dapat dijelaskan dengan berbagai dasar ilmu, maka batik adalah sebuah Ilmu Pengetahuan yang di dalamnya terdapat teknik dan proses yang khusus, Batik adalah Sastra yang di dalam nya banyak kisah, mantra dan, doa yang indah, Batik adalah Kreatifitas yang setiap rancangannya hadir secara individual, dan Batik adalah perekonomian yang merupakan komoditi sandang dengan seni dalam satu kemasan. Tetapi batik bukan printing, karena Batik adalah sebuah teknik dan proses yang bersama di dalam nya ada motif /  pola dengan nilai seni yang dihasilkan, dan bernilai ekononi. Jadi batik seharus nya kita lihat dalam bentuk ilmu Sejarah, dalam bentuk Ilmu Seni dan Kreatifitas, bahkan dalam bentuk ilmu pemasaran yang unik.
Struktur dan Perkembangan Motif Pinto Aceh T Azizi; Asril Asril
Melayu Arts and Performance Journal Vol 1, No 1 (2018): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v1i1.634

Abstract

Pinto aceh motif is one of crafts that has existed as the ornament and rapidly evolves in Aceh. Pinto aceh motif is formed of the flora and fauna elements sourced from the wealth of Aceh sea and the geometrical motif element. Overall, the pattern of pinto aceh motif is symmetrical. The creation of pinto aceh motif evolves by experiencing the stylization of basic form into creation one. Its usage is not only on brooch and pendant but also on various textile media, wood, concrete, and metal. This article aims at discussing the structure and development of pinto aceh motif until becoming the ornaments. This study used the descriptive qualitative method. The data collection was conducted through observation, interview, and photo documentation to analyze the details of the structure and development of pinto aceh motif. The structure of pinto aceh motif was analyzed by using the theory of form and structure; while its development was analyzed by using the theory of creativity. The research results show that pinto aceh motif is made in the symmetrical pattern, its stuffing is sourced from the flora and fauna, its basic frame is inspired from pinto khop building, and its development has been widely applied on various crafts. Therefore its structure has been largely created.Keywords: structure, pinto aceh motif, development, flora and fauna, symmetricalAbstrakMotif pinto aceh merupakan salah satu seni kriya yang telah berwujud menjadi ornamen yang berkembang pesat di Aceh. Motif pinto aceh terbentuk dari unsur flora, fauna yang bersumber dari kekayaan laut Aceh, dan unsur motif geometris. Secara keseluruhan pola motif pinto aceh adalah simetris. Penciptaan motif pinto aceh berkembang mengalami stilisasi dari bentuk dasar menjadi kreasi. Penggunaannya tidak hanya pada bros dan liontin saja, namun juga pada berbagai media tekstil, kayu, beton, dan logam. Artikel ini bertujuan membahas struktur dan perkembangan motif pinto aceh hingga menjadi ornamen. Kajian ini menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakuan melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi foto untuk menelaah detail struktur dan perkembangan motif pinto aceh. Struktur motif pinto aceh dianalisis dengan teori bentuk dan struktur, sedangkan perkembangannya dianalisis dengan teori kreativitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, motif pinto aceh dibuat dalam pola simetris, isiannya bersumber dari flora dan fauna, kerangka dasar terispirasi dari bangunan pinto khop, dan perkembangan motif pinto aceh telah banyak diterapkan pada berbagai hasil kerajinan, sehingga strukturnya telah banyak dikreasikan.
STRATEGI PENGELOLAAN ORGANISASI SENI Studi Kasus: Young Musical Fantasy Desy Lia Arlistya
Melayu Arts and Performance Journal Vol 1, No 1 (2018): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v1i1.629

Abstract

ABSTRACT This research aims at knowing the internal and external factors of the condition of art organization that becomes the medium of musical learning in Young Musical Fantasy in order to become the basis of arranging the alternative of management strategy in this organization. The method used in this research was the descriptive qualitative method with the approach of the case study. The analysis unit of this research was the staff management of Young Musical Fantasy, and the technique of data collection in this research was by doing the interview with interviewees believed to be able to give accurate information. Researcher also conducted the field study. Data were processed by using table IFE & EFE Matrix, SWOT Matrix, and IE Matrix obtained through the analysis of strength, weakness, opportunity, and threat. The result of this research shows that by looking at the position of Young Musical Fantasy through SWOT analysis, it shows Hold and Maintain, and generic strategy that must be applied by Young Musical Fantasy is the stability strategy in which the community maintains its community size and its existing products for its consumers.Keywords: external and internal analysis, SWOT analysis, generic strategy, and strategy variation   ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal kondisi dari organisasi seni yang menjadi wadah pembelajaran musik pada Young Music Fantasy sebagai dasar dalam menyusun alternatif strategi pengelolaan pada organisasi ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus.Unit analisis penelitian ini adalah staff management dari Young Musical Fantasy dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu dengan melakukan wawancara kepada narasumber yang dipercaya dapat memberikan informasi yang akurat.Peneliti juga melakukan penelitian lapangan. Data diproses dengan menggunakan tabel IFE & EFE Matrix, SWOT Matrix dan IE Matrix yang diperoleh melalui analisis kekuatan, kelemanan, peluang dan ancaman.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan melihat posisi Young Musical Fantasy melalui analisis SWOT menunjukkan Hold and Maintain(pertahankan dan pelihara), strategi generik yang mestinya dijalankan Young Musical Fantasy adalah strategi stabilitas, dimana komunitas mempertahankan ukuran komunitasnya dan mempertahankan produk yang telah ada kepada konsumennya.
Melestarikan Budaya Membaca Melalui Buku Legenda Batu Anak Daro Padang Panjang Shynta Septri Sani
Melayu Arts and Performance Journal Vol 1, No 1 (2018): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v1i1.635

Abstract

Reading is one of the ways to get information besides listening and seeing. The information gotten is the written information. Folklore is people’s authentic description that reflects local people’s behavior and culture. Folklore is a part of Indonesia culture that must be conserved, surely with the adjustment to today culture particularly how to deliver it in order to maintain Indonesia children’s interest and as the learning media of culture and local wisdom values. The narration of folklore according to its function must be accompanied by certain accentuations so the moral values contained in the folklore can be understood by children. The folklore of Legenda Batu Anak Daro (in English, the Legend of Bride’s Stone) is Padangpanjang folklore that hasn’t been recognized and conserved yet so it can be imagined that in the next generations, Legenda Batu Anak Daro will not be known anymore. Legenda Batu Anak Daro can be conserved through the writing and the digital book. The final objective of conserving this reading culture is to repopularize folklore, particularly among children. It’s expected that children are able to know folklores that exist in their surrounding so later they will love the existing folklores more.Keywords: folklore, reading, Legenda Batu Anak Daro ABSTRAK Membaca adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi selain dengan mendengarkan dan melihat. Informasi yang didapatkan adalah informasi tertulis. Cerita rakyat adalah gambaran otentitas masyarakat yang mencerminkan perilaku dan budaya masyarakat setempat. Cerita rakyat yang merupakan bagian dari budaya Indonesia yang harus tetap dilestarikan, tentunya dengan penyesuaian dengan budaya terkini terutama dalam cara penyampaian agar bisa tetap diminati oleh anak-anak Indonesia sebagai sarana pembelajaran budaya dan nilai-nilai kearifan lokal. Penyampaian cerita rakyat sesuai fungsinya haruslah dibarengi dengan penekanan–penekanan tertentu, hal ini menjadi perlu dilakukan agar nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat dapat ditangkap oleh anak. Cerita rakyat Legenda Batu Anak Daro adalah cerita rakyat Padangpanjang yang belum dikenal dan belum dilestarikan sehingga bisa dibayangkan beberapa generasi kedepan Legenda Batu Anak Daro akan hilang begitu saja. Legenda Batu Anak Daro dapat dilestarikan melalui tulisan dan dengan buku digital. Tujuan akhir dari melestarikan budaya membaca ini adalah untuk mempopulerkan kembali cerita rakyat terutama di kalangan anak-anak. Diharapkan agar anak-anak bisa tahu cerita rakyat yang ada di sekitarnya sehingga pada nantinya ia akan lebih mencintai cerita rakyat yang ada.
STRATEGI PENGEMBANGAN MANAJEMEN JEMBER FASHION CARNAVAL Violeta Wosi Permata
Melayu Arts and Performance Journal Vol 1, No 1 (2018): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v1i1.630

Abstract

ABSTRACT Jember Fashion Carnival (JFC) is an annual event in the art event of fashion carnival that’s first time held in 2001. In this relatively long journey, JFC experienced several obstacles and one of them was that JFC would be stopped by Jember district government in 2009 because it’s not included in the list of the activity of Jember district government. The objective of this research is to analyze and formulate the management strategy of the Jember Fashion Carnival. The research method used was the descriptive qualitative method by using the approach of SWOT analysis. The result of this research is the position of SWOT analysis quadrant; the position obtained is in the position of quadrant I namely expansion (supporting offensive strategy) so it’s needed the selection of strategy by using strength and utilizing opportunity. The strategy that should be applied is to form cultural cooperation with other countries, to develop and increase the quality of organizational management, and to implement the international standardization of carnival such as the existence of the technological system to support the tradition of JFC event. Keywords: JFC, management, SWOT analysis, and strategy management ABSTRAK Jember Fashion Carnaval adalah sebuah event tahunan dalam ajang seni karnaval tata busana pertama kali terselenggara pada tahun 2001. Dalam perjalanan yang relatif panjang; bukan berarti JFC tidak memiliki kendala dalam penyelenggaraannya. JFC sempat akan diberhentikan oleh Pemerintah Kabupaten Jember pada tahun 2009, sebab bukan termasuk dalam daftar kegiatan Pemerintah Kabupaten Jember. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memformulasikan strategi pengelolaan Jember Fashion Carnaval. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini adalah posisi dari kuadran analisis SWOT, posisi yang didapatkan berada pada posisi kuadran I yaitu ekspansion (mendukung strategi onfensif), sehingga diperlukan pemilihan strategi menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang. Strategi yang sebaiknya diterapkan adalah membentuk kerjasama dalam bentuk kerjasama budaya dengan negara lain, pengembangan dan peningkatan kualitas manajemen organisasi, dan mengimplementasi standardisasi karnaval bertaraf internasional, seperti adanya sistem tekhnologi untuk menunjang tradisi event JFC. 

Page 1 of 1 | Total Record : 10