cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Agrohorti Bulletin (e-Journal)
ISSN : 23373407     EISSN : 26143194     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Buletin Agrohorti merupakan jurnal on-line yang menyajikan artikel hasil penelitian, analisis kebijakan dan review yang berhubungan dengan budidaya tanaman dalam arti luas.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 2 (2017): Buletin Agrohorti" : 15 Documents clear
Perlakuan Benih diantara Periode Penyimpanan untuk Meningkatkan Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Shinta Nugraheni Kusumastuti; Eny Widajati
Buletin Agrohorti Vol. 5 No. 2 (2017): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.602 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v5i2.16805

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan perlakuan benih diantara periode penyimpanan  untuk meningkatkan daya simpan benih kedelai. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakutas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan Desember 2013 hingga April 2014. Perlakuan benih  yaitu  (1) pencucian dengan air hangat , (2) pencucian dengan air dingin, (3) pencucian dengan fungisida mankozeb, (4) penjemuran di bawah matahari. Benih yang telah diberi perlakuan (1), (2) dan (3) dikeringkan hingga mencapai kadar air 8 - 9% dengan cara dijemur di bawah matahari. Benih   disimpan di ruang suhu rendah (± 5 °C) dan di ruang kamar (26-30 °C) menggunakan plastik polipropilen (0.08 mm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih yang tidak diberi perlakuan hanya mampu mempertahankan daya berkecambah 80% hingga 6 minggu. Perlakuan pencucian benih dengan fungisida mankozeb, pencucian dengan air dingin dan penjemuran benih tanpa dicuci terlebih dahulu dapat meningkatkan viabilitas benih serta dapat mempertahankan daya berkecambah >80%  hingga akhir penyimpanan, 16 minggu setelah perlakuan baik pada penyimpanan suhu rendah maupun suhu kamar. Perlakuan penjemuran di bawah sinar matahari dapat menjadi pilihan terbaik sebagai perlakuan invigorasi benih diantara periode penyimpanan karena murah dan mudah dilakukan serta memberikan hasil yang baik.
Pertumbuhan Beberapa Genotipe Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) di Tanah Masam Indah Retnowati; Memen Surahman
Buletin Agrohorti Vol. 5 No. 2 (2017): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.673 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v5i2.16806

Abstract

Indonesia memiliki banyak  tanah masam, tetapi penggunaan masih sangat sedikit karena kandungan nutrisi tanah masam rendah. Sementara itu, jarak pagar merupakan tanaman yang dapat tumbuh di berbagai jenis tanah (termasuk lahan marjinal) dan penggunaannya sebagai bahan baku biodiesel. Oleh karena itu, perlunya penelitian mengenai pertumbuhan jarak pagar pada tanah masam sebagai upaya untuk mengembangkan jarak pagar dan penggunaannya di Indonesia.Untuk memulai upaya, penelitian tentang berbagai genotipe jarak pagar di tanah masam telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mempelajari genotipe jarak pagar  yang berpotensi untuk tanah masam. Penelitian ini dilakukan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Singabraja, Kecamatan Tenjo, Bogor, Jawa Barat, dari November 2010-Agustus 201. Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan satu faktor yaitu genotipe. Hasil penelitian menunjukkan berbagai perbedaan pada pertumbuhan diantara genotipe-genotipe jarak pagar. Secara umum, ada lima genotipe jarak pagar yang terbaik di tanah masam (pH 5.0) yaitu Medan I-5-1, Dompu, IP-2P-3-4-1, Sulawesi, dan Bima M.
Produksi dan Kualitas Jamur Merang (Volvariella volvaceae) pada Kelompok Tani “Mitra Usaha” Kabupaten Karawang Faisal Radjab Munawar; Juang Gema Kartika
Buletin Agrohorti Vol. 5 No. 2 (2017): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.134 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v5i2.16807

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Kelompok tani Mitra Usaha, Desa Panyingkiran,  Kabupaten Karawang dari 9 Februari hingga 8 Juni 2015. Kegiatan penelitian dilaksanakan untuk meperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam produksi jamur merang, serta menganalisis kelayakan usaha pada kelompok tani Mitra Usaha Karawang. Media yang digunakan dalam produksi jamur merang yaitu jerami, kapas, dedak, dan kapur. Proses produksi meliputi pengomposan jerami dan kapas, pasteurisasi, penebaran bibit, penyiraman, panen dan pasca panen. Jamur merang dapat dipanen sejak 9 hari setelah penebaran bibit atau 5 hari setelah penyiraman. Panen dilakukan setiap hari selama 20 – 25 hari.  Kelompok tani Mitra Usaha memiliki 12 kumbung jamur,  dengan rata – rata setiap kumbung mampu menghasilkan 200 kg/kumbung jamur dalam satu siklus produksi selama kurang lebih 1.5 bulan. Hasil analisis usaha tani produksi jamur merang, kelompok tani Mitra Usaha memiliki nilai R/C rasio lebih dari 1 yaitu 1.91, sehingga layak untuk terus berproduksi. Analisis usaha tani menggunakan asumsi produksi jamur satu kumbung adalah 200 kg per kumbung, harga jamur Rp22 000,00 per kg. BEP (Break Event Point) untuk harga didapatkan sebesar Rp11 536,00 dan BEP volume produksi sebesar 105 kg.
Sistem Penyadapan Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Tulung Gelam Estate, Sumatera Selatan . Robianto; . Supijatno
Buletin Agrohorti Vol. 5 No. 2 (2017): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.881 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v5i2.16808

Abstract

Penelitian dilaksanakan untuk menigkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman lapangan, serta bertujuan menganalisis sistem penyadapan karet. Kegiatan ini dilaksanakan di Kebun Tulung Gelam Estate,  Sumatera Selatan pada bulan Februari sampai Juni 2013. Penyadapan merupakan kegiatan utama dalam sistem produksi karet. Rata-rata persentase pohon yang dapat disadap di Tulung Gelam Estate adalah 87.4%. Penyakit brown blast (kering alur sadap) pada tanaman menghasilkan (TM) 2004 lebih tinggi dibandingkan pada tanaman menghasilkan (TM) 2006. Konsumsi kulit di Perkebunan Tulung Gelam Estate sedikit melebihi standar perusahaan, namun masih dapat ditolerir. Rata-rata kedalaman sadapan adalah 1.62 mm, masih dibawah rekomendasi perusahaan yaitu 1-1.5 mm. Penggunaan stimulan lebih tinggi dari  dosis anjuran. Faktor pendidikan, usia, dan pengalaman tidak mempengaruhi terhadap produksi lateks yang dihasilkan oleh penyadap.
Pengaruh Sumber dan Posisi Penanaman Stek terhadap Produksi Ubi Cilembu Dhanang Ajie; Asep Setiawan
Buletin Agrohorti Vol. 5 No. 2 (2017): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.335 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v5i2.20210

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh sumber dan posisi penanaman stek terhadap produksi ubi cilembu. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB mulai dari bulan Desember 2015 hingga Mei 2016. Percobaan disusun dalam rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah sumber stek, terdiri dari sumber stek yang berasal dari pucuk dan batang. Faktor kedua adalah posisi tanam, terdiri dari posisi tanam vertikal (tegak), miring 45° dan horizontal. Sumber stek yang berasal dari pucuk menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan sumber stek yang yang berasal dari batang. Sumber stek yang berasal dari pucuk menghasilkan rataan bobot umbi total 7,87 ton ha-1 dan rataan jumlah umbi tanaman-1 1,8 umbi sementara sumber stek yang berasal dari batang menghasilkan rataan bobot umbi total 4,17 ton ha-1 dan rataan jumlah umbi tanaman-1  1,3 umbi. Stek yang ditanam dengan posisi miring  45° cenderung menghasilkan umbi berbentuk  bulat  dan  stek  yang  ditanam  dengan  posisi  vertikal (tegak)  dan  horizontal  cenderungmenghasilkan umbi berbentuk lonjong memanjang. Terdapat korelasi positif antara jumlah cabangdenganbobot umbi total dan jumlah umbi serta terdapat juga korelasi positif antara jumlah umbidengan jumlahumbi grade A dan indeks panen.

Page 2 of 2 | Total Record : 15