cover
Contact Name
Anang Setyo Budi
Contact Email
zooindonesia@gmail.com
Phone
+6282233362977
Journal Mail Official
zooindonesia@gmail.com
Editorial Address
Gedung Widyasatwaloka, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Jalan Raya Jakarta-Bogor KM 46 Cibinong, Bogor, Jawa Barat
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Zoo Indonesia
ISSN : 0215191x     EISSN : 25278703     DOI : -
Zoo Indonesia adalah sebuah jurnal ilmiah dibidang fauna tropika yang diterbitkan oleh organisasi profesi keilmiahan Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI) sejak tahun 1983. Terbit satu tahun satu volume dengan dua nomor (Juli dan Desember). Memuat tulisan hasil penelitian yang berhubungan dengan aspek fauna, khususnya wilayah Indonesia dan Asia. Publikasi ilmiah lain adalah Monografi.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012" : 5 Documents clear
Keanekaragaman jenis ikan di Teluk Arguni, Kaimana, Papua Barat Renny K. Hadiaty; Gerald R. Allen; Mark V. Erdman
ZOO INDONESIA Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v21i2.345

Abstract

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah melakukan penelitian di wilayah Papua dengan nama ekspedisi Wilayah Nusantara (EWIN). Penelitian dilakukan selama dua tahun di wilayah Raja Ampat, Papua Barat. Pada tahun 2007 penelitian dilakukan di Pulau Waigeo, sedangkan tahun 2008 di Pulau Batanta. Hasil penelitian di kedua pulau tersebut mengindikasikan tingginya tingkat endemisitas dan beberapa diantaranya merupakan jenis baru. Sekalipun penelitian di wilayah Papua banyak mendapatkan hasil yang menarik, namun sayangnya tidak dapat dilanjutkan. Beranjak dari hasil tersebut berhasil dijalin kerjasama penelitian dengan Conservation International (CI) Indonesia Marine Program. Penelitian dilakukan di 24 stasiun penelitian di wilayah perairan Kaimana, Papua Barat. Hasilnya sangat menarik, diperoleh 55 jenis ikan dari 20 familia, tujuh jenis diantaranya diperkirakan merupakan jenis baru yaitu: Melanotaenia sp., Glossamia sp., Pseudomugil sp1, Pseudomugil sp2, Mogurnda sp., Glossogobius sp. dan Gobiopterus sp. Dua jenis pertama telah dideskripsi pada tahun 2011 yaitu Melanotaenia mairasi Allen & Hadiaty, 2011 dan Glossamia arguni Hadiaty & Allen, 2011. Jenis lainnya masih perlu diteliti lebih lanjut.
Potensi dan Pemanfaatan Serangga Penyerbuk untuk Meningkatkan Produksi Kelapa Sawit di Perkebunan Kelapa Sawit Desa Api-Api, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timu Sih Kahono; Pungki Lupiyanindyah; Erniwati Erniwati; Hari Nugroho
ZOO INDONESIA Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v21i2.346

Abstract

Bunga kelapa sawit bersifat monoceus. Penyerbukannya dapat terjadi oleh bantuan serangga penyerbuk. Kumbang Elaeidobius kamerunicus adalah penyerbuk spesialis, yang bersama dengan jenis-jenis serangga lain melakukan penyerbukan kelapa sawit. Pengelolaan penyerbukan kelapa sawit di setiap perkebunan berbeda karena serangga penyerbuknya pun berbeda sehingga perlu disesuaikan dengan kondisi lingkungan masing-masing. Tidak ada publikasi tentang serangga penyerbuk lokal pada kelapa sawit di Indonesia selain oleh kumbang E. kamerunicus. Pada penelitian ini ditemukan serangga penyerbuk kelapa sawit lainnya, disamping E. kamerunicus, yaitu enam jenis lebah yang terdiri dari Apis florea, A. cerana, A. koschevnicovi, Trigona laeviceps, T. melina, dan T. itama yang mengunjungi bunga jantan anthesis dan betina receptive. Berdasarkan analisa ukuran dan perilaku kunjungan pada bunga betina disimpulkan bahwa hanya tiga jenis A. florea, Trigona laeviceps, dan T. melina yang mempunyai potensi tinggi sebagai penyerbuk bunga kelapa sawit pada bagian permukaan bunga. Sedangkan kumbang E. kamerunicus lebih berperan sebagai penyerbuk bagian dalam dari perbungaan. Populasi kumbang E. kamerunicus per hektar relatif rendah yang menyebabkan sebanyak 35,1% buah kelapa sawit yang tidak berkembang. Pemanfaatan kumbang E. kamerunicus untuk penyerbukan buatan telah dilakukan oleh petani kelapa sawit, namun dilakukan dengan cara yang menimbulkan banyak kematian pada kumbang muda.
Teknik molekuler untuk identifikasi spesies ordo Cetartiodactyla menggunakan DNA barcode Moch. Syamsul Arifin Zein; Yuli Sulistya Fitriana
ZOO INDONESIA Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v21i2.342

Abstract

Di Indonesia banyak terjadi kasus produk makanan yang berasal dari ternak tidak jelas identitasnya. Sebagian besar kasus yang terjadi berasal dari ordo Cetartiodactyla yang banyak dikonsumsi sebagai sumber protein hewani. Oleh sebab itu diperlukan alat identifikasi spesies yang akurat dari organ tubuh/daging atau produk olahan yang berasal dari hewan tersebut untuk menyelesaikan berbagai kasus yang dapat merugikan konsumen. Keragaman urutan sekuen gen sub unit cytochrome c oxidase subunit I (COI) telah terbukti menjadi alat yang efektif untuk identifikasi spesies hewan. Studi ini menganalisis 112 spesimen terdiri dari 4 Famili, 10 Genus dan 15 spesies dari ordo Cetartiodactyla yang dikumpulkan dari berbagai lokasi di Indonesia. Hasil yang didapat dari studi ini menunjukkan bahwa gen ini sangat cocok untuk mengidentifikasi tingkat spesies pada hewan tercermin pada pohon filogeni yang terbentuk. Jarak genetik dalam spesies berkisar antara 0-0,7% (rata-rata 0,13±0,05%) dan antar spesies berkisar antara 2-28%, dalam genus berkisar antara 8,8-27,4% (rata-rata1,36±0,037%) dan antar genus berkisar antara 8,8-27,4%, sedangkan dalam famili berkisar antara 5,8-11,9% (rata-rata 7,8±2,85%) dan antar famili berkisar antara 18,6-26,3%. Hasil konstruksi pohon filogeni Cetartiodactyla menunjukkan semua spesies membentuk sebuah cluster kohesif yang jelas berbeda.
Keanekaragaman dan potensi musuh alami dari kumbang Elaeidobius kamerunicus Faust (Coleoptera: Curculionidae) di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur Erniwati Erniwati; Sih Kahono
ZOO INDONESIA Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v21i2.343

Abstract

Elaeidobius kamerunicus (kumbang sawit) adalah penyerbuk utama dari bunga kelapa sawit. Kondisi populasi kumbang sawit dalam suatu lingkungan perkebunan kelapa sawit sangat menentukan tingkat keberhasilan dari produksi buah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi populasi kumbang sawit, selain dari faktor internal, juga dari varietas tanaman, pola cocok tanam, pemupukan, dan pengendalian hama terpadu serta kondisi lingkungan fisik dan biotik. Lingkungan fisik salah satunya adalah iklim, sedangkan lingkungan biotik adalah musuh alami yaitu predator dan parasitoid. Penelitian tentang peran lingkungan biotik terhadap populasi kumbang sawit dilakukan pada musim hujan dan musim kemarau di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Ditemukan sebanyak 7 jenis predator yang terdiri dari: 2 jenis burung, 5 jenis serangga (semut Odontoponera denticulata (Formicidae), cecopet Chelisoches morio (Chelisochidae), kepik Velinus nigrigenu (Reduviidae), dan tawon Vespa affinis, V. bellicosa (Vespidae)). Sebanyak 10 jenis tawon parasitoid juga ditemukan (Evaniidae 1 jenis, Braconidae 2, Scelionidae 2, Eulophidae 2, Chalcididae 1, Mymaridae 1, dan Ormyridae 1). Namun, potensi sebagai musuh alami penyerbuk kelapa sawit masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Dipertelakan ekologi perilaku dari setiap jenis musuh alam dari kumbang sawit sehingga diketahui tingkat potensinya sebagai pengontrol populasi kumbang sawit.
Collembola permukaan tanah kebun karet Lampung Fatimah Fatimah; Endang Cholik; Yayuk R. Suhardjono
ZOO INDONESIA Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v21i2.344

Abstract

Penelitian Collembola tanah dilakukan di Desa Bogorejo, Kecamatan Gedongtatan, Kabupaten Pesawaran pada bulan April 2012 yang lalu. Penelitian yang dilakukan merupakan langkah awal untuk mengamati Collembola pada lantai perkebunan karet khususnya di Lampung. Lokasi yang diamati terbagi menjadi 6 petak dengan komposisi vegetasi yang beragam. Metode koleksi yang digunakan adalah perangkap sumuran, pengambilan contoh serasah dan tanah. Dari penelitian ini diperoleh Collembola sebanyak 13.170 individu dari 40 famili (suku) dan 4 ordo (bangsa). Terdapat perbedaan keanekaragaman spesies antar petak yang diamati diduga terkait dengan perbedaan komposisi vegetasi yang berpengaruh terhadap kondisi serasah dan humus di bawahnya. Beberapa spesies terperangkap dalam jumlah ratusan sampai ribuan, seperti Cerathophysella sp., Acrocyrtus sp. 1, Acrocyrtus sp. 2, Entomobryidae sp. 1, Cryptopygus sp. 1, dan Arrhopalites sp. 1. Beberapa spesies lainnya dijumpai dalam jumlah banyak tetapi kurang dari 100 individu. Lapisan permukaan memiliki angka keanekaragaman dan jumlah spesies lebih tinggi dibanding serasah dan tanah. Beberapa spesies yang terperangkap di perangkap sumuran, juga merupakan spesies yang menghuni vegetasi tumbuhan bawah, seperti anggota Paronellidae dan beberapa Entomobryidae. Ditinjau dari spesies yang dominan, ternyata hanya diwakili oleh beberapa yaitu dari ordo Poduromorpha hanya 2 spesies Hypogastruridae, ordo Entomobryomorpha diwakili oleh anggota famili Entomobryidae (7 spesies), Isotomidae (2 spesies) dan Paronellidae (1 spesies). Sedangkan Symphypleona diwakili 3 famili yaitu Arrhopalitidae, Dicyrtomidae dan Sminthuridae, masing-masing satu spesies.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol 31, No 2 (2022): Desember 2022 Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022 Vol 30, No 2 (2021): Desember 2021 Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021 Vol 29, No 2 (2020): Desember 2020 Vol 29, No 1 (2020): Juli 2020 Vol 28, No 2 (2019): Desember 2019 Vol 28, No 1 (2019): Juli 2019 Vol 27, No 2 (2018): Desember 2018 Vol 27, No 1 (2018): Juli 2018 Vol 26, No 2 (2017): Desember 2017 Vol 26, No 1 (2017): Juli 2017 Vol 25, No 2 (2016): Desember 2016 Vol 25, No 1 (2016): Juli 2016 Vol 24, No 2 (2015): Desember 2015 Vol 24, No 1 (2015): Juli 2015 Vol 23, No 2 (2014): Desember 2014 Vol 23, No 1 (2014): Juli 2014 Vol 22, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 22, No 1 (2013): Juli 2013 Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 21, No 1 (2012): Juli 2012 Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 20, No 1 (2011): Juli 2011 Vol 19, No 2 (2010): Desember 2010 Vol 19, No 1 (2010): Juli 2010 Vol 18, No 2 (2009): November 2009 Vol 18, No 1 (2009): Juli 2009 Vol 17, No 2 (2008): November 2008 Vol 17, No 1 (2008): Juni 2008 Vol 16, No 2 (2007): November 2007 Vol 16, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 15, No 2 (2006): November 2006 No 29 (2002): Zoo Indonesia No. 29 Desember 2002 No 28 (2001): Zoo Indonesia No. 28 September 2001 No 31 (1997): Zoo Indonesia No. 31 No 30 (1997): Zoo Indonesia No. 30 No 29 (1997): Zoo Indonesia No. 29 No 28 (1996): Zoo Indonesia No 28 No 27 (1996): Zoo Indonesia No 27 No 26 (1995): Zoo Indonesia No 26 No 25 (1995): Zoo Indonesia No 25 No 24 (1994): Zoo Indonesia No 24 No 23 (1994): Zoo Indonesia no 23 No 22 (1993): Zoo Indonesia No 22 No 21 (1993): Zoo Indonesia No 21 No 20 (1993): Zoo Indonesia No 20 No 19 (1993): Zoo Indonesia No 19 No 18 (1993): Zoo Indonesia No 18 No 17 (1993): Zoo Indonesia No 17 No 16 (1992): Zoo Indonesia No 16 No 15 (1992): Zoo Indonesia No. 15 No 14 (1992): Zoo Indonesia No.14 No 13 (1992): Zoo Indonesia No. 13 No 12 (1991): Zoo Indonesia No. 12 No 11 (1991): Zoo Indonesia No. 11 No 10 (1990): Zoo Indonesia No. 10 No 9 (1990): Zoo Indonesia No. 9 No 8 (1989): Zoo Indonesia No. 8 No 7 (1987): Zoo Indonesia No. 7 No 6 (1986): Zoo Indonesia No 6 No 5 (1985): Zoo Indonesia No. 5 No 4 (1985): Zoo Indonesia No. 4 No 3 (1985): Zoo Indonesia No. 3 No 2 (1983): Zoo Indonesia No. 2 No 1 (1983): Zoo Indonesia No. 1 More Issue