cover
Contact Name
Machrozi Alfian
Contact Email
machrozialfian@student.ub.ac.id
Phone
+6282280000315
Journal Mail Official
machrozialfian@student.ub.ac.id
Editorial Address
Tata Surya Malang
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Hubungan Tingkat Pengetahuan Petugas Pengelola Obat dengan Tingkat Ketersediaan Obat Di Puskesmas Kota Malang
ISSN : -     EISSN : 2461114X     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan petugas pengelola obat dengan tingkat ketersediaan obat di beberapa Puskesmas Kota Malang. Penelitian yang dilakukan merupakan observasional analitik cross sectional. Teknik pengambilan sampel responden adalah dengan total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan petugas pengelola obat dan lembar pengumpul data tingkat ketersediaan yang dilihat dari data LPLPO
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 8 No. 2 (2023): PJI Vol 8.2" : 10 Documents clear
ANALISIS COST OF ILLNESS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DENGAN TERAPI GLIMEPIRIDE-METFORMIN RAWAT JALAN PESERTA BPJS DI PUSKESMAS KETAPANG II KOTA SAMPIT Nur Ghina Apriliana; Liza Pristianty; Ika Ratna Hidayati
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 8 No. 2 (2023): PJI Vol 8.2
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background : Diabetes mellitus is a chronic disease that affects the costs incurred by patients during illness. The financing issued for the treatment of diabetes mellitus diseases can be measured using Cost of Illness analysis.Research Objectives : To find out the total cost of treatment of diabetes mellitus patients BPJS participants with Glymepiride-Metformin therapy for one year.Method : This study used a non-probability sampling technique with an accidental sampling method. This research conducted at Ketapang II Health Center with sample total 45 people. The instrument used a structured interview which was previously tested for validity. Data were analyzed using Microsoft Excel.Result and Conclusion : The estimate total cost of treatment of diabetes mellitus with outpatient glimepiride-metformin therapy of Indonesia Health Insurance participants at Ketapang II Health Center in Sampit city for one year is Rp.623.760 - Rp.4.475.520. The direct medical cost per patient is Rp.143.760 - Rp.2.787.120. Non-medical direct cost is Rp.0 - Rp.188.400. Indirect cost is Rp.480.000 - Rp.1.500.000. High cost are more expensive but the frequency of visits and patient compliance are orderly so that the therapeutic effect achieved is good, while the low cost is cheaper but the frequency of patient visits and patient compliance are not orderly so that the therapeutic effect achieved is less good and not maximal.
Efektivitas Rifapentine Pada Pasien Dewasa Dengan Latent Tuberculosis infection : Sebuah Kajian Sistematis Sandra Annisa; Fauna Herawati
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 8 No. 2 (2023): PJI Vol 8.2
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang dapat menular akibat tingkat kesehatan yang buruk. Terjadinya infeksi TB pada seseorang yang imunitas tubuhnya baik umumnya dapat menghentikan petumbuhan bakteri TB, tapi terkadang ada sebagian bakteri yang tinggal persisten di dalam tubuh atau terjadi dormant dan imunitas tubuh tidak mampu menghentikan pertumbuhan bakteri TB. Sehingga yang terjadi dalam beberapa bulan seseorang bisa menjadi pasien positif TB. Pada tinjauan sistematis ini bertujuan untuk melihat efektivitas rifapentine pada pasien dengan Latent Tubercolosis infection (LTBI) serta penggunaannya dengan rejimen lain. Proses penelusuran pustaka dilakukan dengan database PubMed pada awal Januari 2011 sampai dengan Januari 2021. Dengan menggunakan kata kunci “ Effectiveness Rifapentine” dan  Tuberculosis  yang modifikasikan menggunakan operator Boolean yaitu “AND”. Keseluruhan penelitan yang ditemukan dalam kajian ini sebanyak 17 penelitian dari berbagai negara, dan belum ditemukan penelitian yang dilakukan di Indonesia. Dari hasil kajian ini  penggunaan terapi dengan kombinasi rifapentine (P) dan isoniazid (H) yang diberikan selama tiga bulan dengan dosis sekali seminggu (disebut 3HP) efektivitasnya sangat baik pada pasien LTBI dan dapat meningkatkan kepatuhan penderita karena pemberian rejimen yang lebih pendek  dan menurunkan resiko hepatotosisitas pada penderita dengan riwayat penyakit hati kronis atau peningkatan SGOT.
Efektivitas dan keamanan terapi dengan rejimen yang mengandung linezolid dalam pengobatan multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB): Kajian Sistematik Gusti Ayu Putu Laksmi Puspa Sari
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 8 No. 2 (2023): PJI Vol 8.2
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTujuan: Meninjau efektivitas dan keamanan terapi dengan rejimen yang mengandung linezolid dalam pengobatan multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB).Sumber data: Menggunakan basis data PubMed, Cochrane dan ScienceDirect.Metode review:  Penelusuran pustaka tanpa pembatasan tipe penelitian maupun tahun publikasi dimana artikel terpublikasi hingga tanggal 14 Maret 2021 dilibatkan dalam kajian literatur ini. Proses penelusuran pustaka dilakukan menggunakan basis data PubMed, Cochrane dan ScienceDirect dengan kata kunci “linezolid”, “treatment”, “tuberculosis” dan “multi drug resistant” yang dikombinasikan dengan Boolean operator yaitu “AND”.Hasil: Total tujuh penelitian diikutsertakan dalam kajian akhir. Linezolid menunjukkan memiliki khasiat terhadap pasien MDR-TB dengan tingkat keberhasilan pengobatan pada kelompok terapi linezolid jauh lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol (tidak menggunakan linezolid). Namun efek samping yang banyak terjadi dikategorikan sebagai hematologi, gastrointestinal, neurologis dan dermatologi yang umumnya terjadi setelah penggunaan 278 hari. Diare parah dan mual tidak lama setelah memulai pengobatan dirasakan pada 12,5% pasien. Efek samping utama yang dikaitkan dengan linezolid (anemia, trombositopenia dan/atau polineuropati), yang umumnya membutuhkan penghentian dilaporkan dalam 1 artiket dan membutuhkan penghentian dalam 27 (77%) kasus. Efek samping yang paling utama adalah Neuropati perifer, sehingga perlu untuk dilakukan monitoring dilaporkan oleh 5 artikel dalam kajian akhir.Kesimpulan: Bukti yang tersedia menunjukkan linezolid efektif terhadap pengobatan TB-MDR. Diperlukan pemantauan ketat efek samping utama neurotoksisitas(neuropati perifer atau optik). Untuk meminimalkan efek samping dan meningkatkan hasil klinis, dosis tinggi gabungan (1200 mg setiap hari) untuk fase intensif diikuti dengan dosis yang lebih rendah (300-600 mg setiap hari) untuk fase berkelanjutan diusulkan bersama dengan monitoring efek samping. Kata Kunci: Keamanan; Khasiat; Linezolid; Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB); Tolerabilitas
Efektivitas Edible Coating Spray Gel Lidah Buaya (Aloe vera) dan Daun Sirih (Piper betle) Sebagai Sanitizer Pangan Afif Fadhil Azmi; Insan Kamil; Yuninta Maulidia; Namira Alifah Fahiratunnisa; Julianti Pramita; Rafika Sari
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 8 No. 2 (2023): PJI Vol 8.2
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun sirih dan lidah buaya memiliki sifat antibakteri yang dibuktikan dengan adanya kandungan zat aktif dan senyawa organik lainnya. Aktivitas antibakteri pada kedua tanaman tersebut dipengaruhi oleh adanya metabolit sekunder seperti glukomanan dan fenol yang ada pada lidah buaya serta fenol, saponin dan flavonoid pada daun sirih. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mekanisme serta aktivitas kombinasi gel lidah buaya dan daun sirih dalam bentuk sediaan edible coating spray sebagai sanitizer pangan. Metode yang digunakan adalah eksperimental murni (true experiment design) in vitro dengan desain rancangan acak lengkap (completely randomized design). Kemudian, untuk menguji kinerja aktivitas antibakteri digunakan metode difusi kertas cakram terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat aktivitas penghambatan dari sediaan terhadap kedua bakteri uji. Zona hambat yang paling besar dimiliki oleh sediaan dengan konsentrasi 100% dengan kategori hambat sangat kuat terhadap Escherichia coli dan kategori kuat pada Staphylococcus aureus. Uji one way ANOVA dilanjutkan dengan Post Hoc Test menunjukkan angka signifikan p<0,05 yang merepresentasikan adanya perbedaan bermakna pada kebusukan buah terhadap perlakuan kontrol dengan konsentrasi 100%, sedangkan terhadap perlakuan kontrol dengan konsentrasi 50% dan konsentrasi 30% tidak terdapat perbedaan bermakna. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka sediaan dalam bentuk edible coating spray efektif meningkatkan ketahanan pangan di masa pandemi dan mengurangi angka kerugian bagi para petani buah dan sayur.
The RELATIONSHIP OF COMMON COLD KNOWLEDGE LEVEL WITH COMMON COLD SELFMEDICATION BEHAVIOR IN NON-HEALTH FACULTY STUDENTS AT MUHAMMADIYAH UNIVERSITY, YOGYAKARTA Pinasti Utami
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 8 No. 2 (2023): PJI Vol 8.2
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

According to the 2016 National Health Survey, 72.44 percent of people self-medicate, and according to the Bantul District Health Office's 2019 Health Profile, acute nasopharyngitis (common cold) was among the top 10 disorders with 84,142 patients. Self-medication must be accompanied by sound knowledge in order for treatment to be effective and sensible. The goal of this study was to see if there's a link between having a good understanding of the common cold and self-medication for the common cold in non-health faculty students at the University of Muhammadiyah Yogyakarta. The common cold knowledge level questionnaire and the common cold self-medication behavior questionnaire were used in this study. The Spearman rank correlation test was used to analyze the data. According to the findings of this study, respondents' degree of knowledge on self-medication for the common cold is known, with 84.5 percent of respondents falling into the category of good knowledge and 15.5 percent falling into the category of sufficient knowledge. 82.3 percent of respondents are in the good conduct category, 12.5 percent are in the moderate behavior area, and 5.4 percent are in the poor behavior category when it comes to common cold self-medication activity. The correlation test revealed a significant correlation value (p-value 0.005) and a correlation coefficient of 0.141 between knowledge level and self-medication behavior. Based on the findings, it can be inferred that there is a link between common cold knowledge and self-medication behavior in non-health faculty students at the University of Muhammadiyah Yogyakarta.
Pengaruh Keterampilan Komunikasi Apoteker di Banyumas Terhadap Tingkat Kepercayaan dan Loyalitas Masyarakat Baturraden Btari Asa Sartana; Hening Pratiwi; Dewi Latifatul Ilma Ilma
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 8 No. 2 (2023): PJI Vol 8.2
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterampilan komunikasi apoteker dibutuhkan dalam pelayanan kefarmasian karena dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan membangun hubungan baik dengan pasien. Hubungan baik ini dapat membangun kepercayaan dan loyalitas pasien kepada apoteker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan komunikasi secara langsung terhadap loyalitas atau tidak langsung dengan harus mendapatkan kepercayaan pasien terlebih dahulu. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada Juli 2021 - Agustus 2021 di Kecamatan Baturraden dengan teknik purposive sampling pada responden dengan kriteria berusia 18-55 tahun dan mendapat pelayanan kefarmasian oleh apoteker di apotek Kebupaten Banyumas dalam 3 bulan terakhir. Sebanyak 106 data responden dianalisis secara deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis jalur yang disertai uji sobel untuk mengetahui pengaruh antar variabel. Keterampilan komunikasi Apoteker di Banyumas dinilai cukup baik (76,41%). Tingkat kepercayaan dan loyalitas masyarakat Baturraden dinilai sedang (66,98%; 71,7%). Keterampilan komunikasi apoteker berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap loyalitas melalui kepercayaan sebagai variabel intervening (β = 0,647; 0,607; p-value <0,001; z score = 4,611). Namun tidak signifikan secara langsung terhadap tingkat loyalitas (β = 0,049; p-value = 0,626).
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien COVID-19 Pneumonia di Ruangan ICU Dengan Metode ATC/DDD Oki Nugraha Putra
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 8 No. 2 (2023): PJI Vol 8.2
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Salah satu komplikasi yang sering ditemukan pada pasien COVID-19 ialah pneumonia dengan angka mortalitas yang tinggi. Selain antivirus, maka antibiotik juga diberikan untuk tatalaksana pada pasien COVID-19 pneumonia. Penggunaan antibiotik hendaknya dievaluasi untuk menurunkan risiko efek samping, biaya pengobatan, dan resistensi antibiotik. Tujuan: Tujuan penelitian ini ialah untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik untuk pasien COVID-19 pneumonia yang dirawat di ruang intensive care unit (ICU) rumah sakit H.S Samsoeri Mertojoso, secara kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional retrospektif menggunakan data rekam medik pasien COVID-19 pneumonia yang dirawat pada bulan Januari hingga Juli 2021. Data diambil pada bulan Desember 2021 hingga Januari 2022. Data antibiotik ditampilkan sebagai DDD/100 patient-days dan diklasifikasikan yang masuk dalam Drug Utilization 90% (DU 90%). Hasil: Didapatkan 22 pasien COVID-19 pneumonia yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan metode ATC/DDD didapatkan nilai total DDD/100 patients-days sebesar 126,44 DDD/100 patient-days dengan tingkat penggunaan antibiotik terbesar yaitu levofloksasin, meropenem, dan sefoperazon-sulbaktam sebesar 58,33; 26,91; dan 17,78 DDD/100 patient-days, secara berturut-turut. Antibiotik yang masuk dalam klasifikasi DU 90% yaitu levofloksasin, meropenem, sefoperazon-sulbaktam, moksifloksasin, dan amikasin. Kesimpulan: Antibiotik dengan spektrum luas paling banyak digunakan dalam tatalaksana pasien COVID-19 pneumonia. Diperlukan evaluasi secara berkala penggunaan antibiotik yang disesuaikan dengan profil sensitifitas antibiotik, jenis bakteri penyebab infeksi, dan luaran klinis pasien untuk terwujudnya penggunaan antibiotik yang rasional. Kata Kunci: COVID-19, Pneumonia, Antibiotik, ATC/DDD, ICU
Analisis Hubungan Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat terhadap Luaran Klinis Pasien PROLANIS Program Rujuk Balik Diabetes dengan Hipertensi di Puskesmas Minggir pada Masa Pandemi COVID-19: Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat terhadap Luaran Klinis Pasien PROLANIS Diabetes dengan Hipertensi di Masa Pandemi COVID-19 Ana Apristina; Eva Nurinda; Nurul Kusumawardani; Anafrin Yugistyowati; Eliza Dwinta
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 8 No. 2 (2023): PJI Vol 8.2
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepatuhan pengobatan menjadi faktor penting pada pengobatan jangka panjang yang dapat mempengaruhi luaran klinis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kepatuhan penggunaan obat terhadap luaran klinis pasien PROLANIS Program Rujuk Balik diabetes dengan hipertensi di Puskesmas Minggir pada masa pandemi COVID-19. Metode penelitian kuantitatif non-eksperimental secara purposive sampling berjumlah 79 responden, variabel independen diukur menggunakan metode tidak langsung berupa kuesioner dan pill count, variabel dependen berupa Gula Darah Puasa (GDP), HbA1c dan tekanan darah dilihat melaui rekam medik. Analisis statistik menggunakan chi-square untuk mengetahui hubungan tingkat kepatuhan terhadap luaran klinis (p-value ≤0,05). Berdasarkan hasil karakteristik sosio-demografi responden penelitian menunjukkan mayoritas kategori usia lansia (93,7%), berstatus pendidikan tidak tamat sekolah (57%) dan status pekerjaan tidak bekerja (64,6%). Hasil penelitian menunjukkan Tingkat Kepatuhan pasien Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) Program Rujuk Balik diabetes melitus tipe 2 dengan hipertensi di Puskesmas Minggir sebanyak 36 pasien (45,6%) termasuk kategori patuh dan 43 pasien (54,4%) tidak patuh menggunakan obat. Hasil Luaran klinis GDP, HbA1c dan tekanan darah sebanyak 13 pasien (16,5%) dikatakan terkontrol dan 66 pasien (83,5%) dikatakan tidak terkontrol. Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat kepatuhan terhadap luaran klinis diabetes (p=0,435); dan luaran klinis hipertensi (p=0,199) serta tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat kepatuhan penggunaan obat terhadap luaran klinis pasien diabetes dengan hipertensi (p=0,963). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara tingkat kepatuhan penggunaan obat terhadap luaran klinis pasien PROLANIS Program Rujuk Balik diabetes dengan hipertensi di Puskesmas Minggir pada masa pandemi COVID-19.
ANTIVIRAL ACTIVITY OF FABACEAE AND ASTERACEAE FLAVONOID COMPOUNDS AGAINST SARS-CoV-2 ON SPIKE PROTEIN, MAIN PROTEASE (Mpro) AND RNA DEPENDENT RNA POLYMERASE (RdRp) RECEPTORS WITH IN SILICO METHOD: ANTIVIRAL ACTIVITY OF FABACEAE AND ASTERACEAE FLAVONOID COMPOUNDS AGAINST SARS-CoV-2 ON SPIKE PROTEIN, MAIN PROTEASE (Mpro) AND RNA DEPENDENT RNA POLYMERASE (RdRp) RECEPTORS WITH IN SILICO METHOD Tresia Lekal; Dini Kesuma; Azminah Azminah
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 8 No. 2 (2023): PJI Vol 8.2
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study was conducted to test the antiviral activity of flavonoid compounds of Fabaceae tribe (Clitoria ternatea, Caesalpinia sappan, Leucaena leucocephala, Indigofera tinctoria) and Asteraceae tribe (Eclipta prostrata, Artemisia vulgaris, Blumea balsamifera, Chromolaena odorata) against SARS-CoV-2 on spike protein, Mpro and RdRp receptors by molecular docking method in silico. The results of molecular docking with AutoDock Vina showed that the flavonoid compounds apigenin and juglanin (Leucaena leucocephala), semiglabrin and glabratephrin (Indigofera tinctoria), apigetrin (Eclipta prostrata), acacetin (Chromolaena odorata) had binding energies close to, equivalent and better than the original ligand and Comparator of each receptor.
OLANZAPINE FOR NAUSEA AND VOMITING IN VARIOUS ETIOLOGIES : A REVIEW Nabila Aulia Yasmin Kuswandi; Yulistiani
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 8 No. 2 (2023): PJI Vol 8.2
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nausea is an unpleasant response followed by the risk of vomiting that results rapid forced ejection of gastric substance from the stomach upwards and out of the mouth. The Gastrointestinal tract, vestibular system, and thalamus are the sites that cause this event. Serotonin type 3 (5-HT3), Mu, neurokinin-1 (NK-1), kappa opioids, dopamine type 2 (D2) are CTZ receptors that cause emesis. 5-HT3 antagonists, antihistamines, and phenothiazines are common antiemetic agents. Olanzapine is an atypical antipsychotic second-generation medication with antiemetic properties. The article review method involves searching the database for various research articles. The activity of olanzapine with several receptors associated with nausea and vomiting suggests that it may have antiemetic activity. Olanzapine inhibits the 5-HT2C receptor, which is located near small intestine enterochromaffin cells and is required for the emetic response. In CINV therapy, research suggests combining olanzapine 10 mg with a 5-HT3 antagonist, NK-1 antagonist, dexamethasone. Low dose olanzapine at 5 mg is used in hyperemesis gravidarum.

Page 1 of 1 | Total Record : 10