cover
Contact Name
Machrozi Alfian
Contact Email
machrozialfian@student.ub.ac.id
Phone
+6282280000315
Journal Mail Official
machrozialfian@student.ub.ac.id
Editorial Address
Tata Surya Malang
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Hubungan Tingkat Pengetahuan Petugas Pengelola Obat dengan Tingkat Ketersediaan Obat Di Puskesmas Kota Malang
ISSN : -     EISSN : 2461114X     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan petugas pengelola obat dengan tingkat ketersediaan obat di beberapa Puskesmas Kota Malang. Penelitian yang dilakukan merupakan observasional analitik cross sectional. Teknik pengambilan sampel responden adalah dengan total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan petugas pengelola obat dan lembar pengumpul data tingkat ketersediaan yang dilihat dari data LPLPO
Articles 115 Documents
Studi Penggunaan Profilaksis Stress Ulcer pada Pasien Bedah Digestif di RSUD dr.Soetomo Surabaya Mahdayana, Indira Dayang
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2020.005.02.1

Abstract

AbstrakProfilaksis stress ulcer seringkali disertai dengan penggunaan yang tidak tepat indikasi dan berlebihan pada pasien non-critically ill atau hospitalized patients. Hal ini dapat berdampak pada peningkatan biaya pengobatan, potensi interaksi obat, efek samping dan length of stay pasien di rumah sakit. Studi ini dilaksanakan dengan metode retrospektif dari data rekam medik kesehatan periode Januari – Desember 2015 di RSUD dr. Soetomo, Surabaya, Jawa Timur dengan tujuan untuk mengetahui pola penggunaan profilaksis stress ulcer, khususnya pada pasien bedah digestif. Sejumlah 40 pasien memenuhi kriteria inklusi. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa profilaksis diberikan dengan frekuensi 1 – 3 kali/hari baik secara tunggal atau kombinasi dengan rute per oral maupun intravena. Pemberian profilaksis stress ulcer tunggal pada pasien bedah digestif yang terbesar adalah ranitidin (62%). Sedangkan untuk pemberian kombinasi, yang paling banyak diberikan adalah antagonis H2 – PPI (12,5%). Durasi pemberian profilaksis stress ulcer pada hospitalized pasien didasarkan pada kondisi klinis pasien, yaitu mual dan muntah.Kata kunci: Stress ulcer; profilaksis; bedah digestif; omeprazol; ranitidin
Pengaruh Penggunaan Pati Kentang (Solanum tuberosum) Termodifikasi Asetilasi-Oksidasi Sebagai Gelling Agent Terhadap Stabilitas Gel Natrium Diklofenak Danimayostu, Adeltrudis Adelsa
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gel merupakan sistem semipadat terdiri yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gelling agent merupakan komponen polimer yang mempunyai berat molekul tinggi dan merupakan gabungan dari beberapa molekul dan lilitan dari polimer yang akan memberikan sifat kental pada gel. Pati kentang memiliki nilai swelling power dan viskositas tinggi dibandingkan dengan pati lainnya, yang keduanya mempunyai peran penting terhadap fungsi pati sebagai gelling agent. Modifikasi asetilasi-oksidasi mengakibatkan terjadinya peningkatan viskositas dan kejernihan pada gel yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian pati  kentang (Solanum tuberosum) termodifikasi asetilasi-oksidasi sebagai gelling agent pada stabilitas gel yang mengandung natrium diklofenak. Studi eksperimental menggunakan metode real time stability dan freeze thaw stability dilakukan terhadap gel natrium diklofenak. Sampel dibagi menjadi empat kelompok yaitu kelompok gel “pati terasetilasi-oksidasi”, kelompok gel “pati terasetilasi”, kelompok gel “pati teroksidasi” dan kelompok gel “pati alami”. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah stabilitas gel natrium diklofenak dilihat dari stabilitas fisik dan kimia dari gel natrium diklofenak yang dihasilkan. Hasil peneltian menunjukkan bahwa stabilitas fisik antara gel pati terasetilasi-oksidasi dengan gel pati terasetilai, gel pati teroksidasi dan gel pati alami memliki nilai yang berbeda bermakna (Oneway Anova, p<0,05). Tidak terjadinya perubahan stabilitas fisik dan kimia pada semua kelompok gel setelah uji stabilitas real time dan freeze-thaw pada semua evaluasi sediaan gel (Uji T Berpasangan, p>0,05). Namun demikian, terjadi perubahan pada daya sebar gel pada semua kelompok setelah uji stabilitas freeze-thaw (Uji Wilcoxon, p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pati kentang (Solanum tuberosum) modifikasi asetilasi-oksidasi dapat mempertahankan stabilitas gel natrium diklofenak berdasarkan karakteristik gel yaitu organoleptik, viskositas, pH, daya sebar dan kadar natrium diklofenak.
Kajian Pustaka Efek Samping Aspirin : Aspirin-Exacerbated Respiratory Disease (AERD) Rahmadanita, Fathia Faza; Sumarno, Sumarno
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspirin merupakan salah satu obat yang paling banyak digunakan didunia. Selain mempunyai harga yang relatif murah, aspirin mempunyai banyak kegunaan. Aspirin termasuk dalam golongan obat antiinflamasi non steroid yang memiliki efek analgesik, antipiretik dan antiinflamasi. Selain itu aspirin juga digunakan sebagai antiplatelet pada kasus kardiovaskular dan stroke. Penggunaan obat menimbulkan efek samping pada beberapa orang. Aspirin memiliki beberapa efek samping salah satunya yaitu gangguan pada saluran pernafasan. Aspirin-Exacerbated Respiratory Disease (AERD) merupakan reaksi yang diakibatkan oleh aspirin yang melibatkan mukosa saluran pernafasan atas dan bawah dengan prevalensi 7-20% pada pasien asma. AERD dikarakterisasi oleh istilah yang dikenal dengan samter’s triad. Diagnosa AERD utamanya penggalian riwayat penyaki, diagnostik dengan biomarker, dan sensitisasi aspirin. Mekanisme AERD belum sepenuhnya diketahui namun terdapat beberapa studi yang menjelaskan patofisiologi AERD. Patofisiologi AERD berhubungan dengan mekanisme kerja dari aspirin. Pemahaman patofisiologi memberikan gambaran terkait manajemen terapinya. Manajemen terapi AERD dapat berupa terapi farmakologi maupun desensitisasi oleh aspirin. Manajemen terapi yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Pada kajian pustaka ini akan didiskusikan mekanisme efek samping AERD, manajemen terapi, dan potensial target terapi AERD.
Efektivitas Ekstrak Buah Pare (Momordica charantia) dan Buncis (Phaseolus vulgaris) untuk Penurunan Kadar Gula Darah dan AUC (Area Under Curve). Achmad, Anisyah
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah pare mengandung momordisin, momordin, asam resinat dan sterol, sedangkan buncis mengandung guava polyphenol. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas campuran buah pare dan buncis dalam menurunkan kadar gula darah dan area under curve. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmasi Klinik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.  Hewan uji dibagi menjadi 7 kelompok,  terdiri atas 28 tikus. Kelompok 1 diberi metformin dalam NaCMC  1% dengan dosis 9 mg/200 g BB tikus. Kelompok 2 diberi NaCMC 1% sebanyak 3 ml/200 g BB. Kelompok 3 ekstrak etanol buah pare 250 mg/kg BB. Kelompok 4 ekstrak etanol buah pare 125 mg/kg BB dan buncis 100 mg/kg BB. Kelompok 5 diberi 62,5 mg/kg BB dan 150 mg/kg BB. Kelompok 6 diberi 187,5 mg/kg BB dan 50 mg/kg BB. Kelompok 7 ekstrak etanol buah buncis 200 mg/kg BB. Setelah ekstrak, 30 menit kemudian diberi glukosa 1,35 g/200 g BB. Cuplikan darah diambil pada menit ke -0, 30, 60, 90, dan 120. Pengukuran kadar gula darah menggunakan metode electrochemical glucose biosensor. Berdasarkan analisis uji LSD, pemberian kombinasi ekstrak etanol buah pare dan buncis perbandingan 50%:50% menghasilkan interaksi sinergis dengan efek hipoglikemik yang berbeda signifikan dengan dibanding ekstrak etanol buah pare ataupun buncis secara tunggal. Simpulan dari penelitian ini ekstrak buah pare dan buncis 50%:50%, dapat menurunkan kadar gula darah dan AUC tikus dengan efek sinergisme optimal.  Kata kunci: AUC, Buncis, Kadar gula darah, Pare 
Probiotic Usage in Food Allergy Atopic Dermatitis Children. A Literature Review wijaya, dhani -
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Food allergy is a health problem that commonly occurs among children. One of the clinical manifestations of food allergy is atopic dermatitis. Food allergies are pathological reaction involving the immune system. Atopic dermatitis (AD) is related to the immune system. The immune system is affected by intestinal microbes. Probiotics are substances that can regulate the immune system for the digestive tract, particularly in the intestines. Probiotics have a therapeutic effect on several illnesses, specifically those related to the immune system. The aim of this review is to discuss knowledge related to the usage of probiotics for the therapy of atopic dermatitis caused by food allergies in children. This literature review focused on the mechanism of actions of probiotics in children with atopic dermatitis caused by food allergy. 
Hubungan Tingkat Pengetahuan Petugas Pengelola Obat dengan Tingkat Ketersediaan Obat Di Puskesmas Kota Malang Alfian, Machrozi
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelolaan obat merupakan kegiatan mengelola sediaan farmasi untuk menjamin keamanan produk, dan terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia. Indikator yang dapat digunakan salah satunya adalah tingkat ketersediaan obat. Tingkat ketersediaan obat merupakan nilai persentase jumlah obat yang diperlukan di puskesmas harus sesuai dengan keperluan masyarakat sehingga jumlah obat di gudang puskesmas minimal harus sama dengan jumlah stok selama waktu tunggu kedatangan obat. Petugas pengelola obat harus memiliki pengetahuan tentang pengelolaan obat di puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan petugas pengelola obat dengan tingkat ketersediaan obat di beberapa Puskesmas Kota Malang. Penelitian yang dilakukan merupakan observasional analitik cross sectional. Teknik pengambilan sampel responden adalah dengan total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan petugas pengelola obat dan lembar pengumpul data tingkat ketersediaan yang dilihat dari data LPLPO. Hasil rata-rata persentase pengetahuan 10 petugas adalah 84,32%, yang termasuk dalam kategori baik. Hasil rata-rata persentase tingkat ketersediaan obat adalah 64,19%. Kategorisasi persentase tingkat ketersediaan obat terdiri dari sebanyak 10% dengan kategori baik, 70% dengan kategori cukup, dan 20% dengan kategori kurang. Hasil uji statistik korelasi dengan Uji Rank Spearman menunjukkan nilai Spearman Correlation adalah -0.034 (p=0.870), menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan petugas pengelola obat dengan tingkat ketersediaan obat di puskesmas Kota Malang.
Hubungan Kepatuhan Terapi Metotreksat dengan Disease Activity Score 28 (DAS28) pada Pasien Artritis Reumatoid Achmad, Anisyah
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2020.005.02.6

Abstract

Artritis reumatoid (AR) merupakan penyakit autoimun, kronik, dengan inflamasi  dan kaku sendi pada pagi hari > 30 menit serta hasil positif pada pemeriksaan Rheumatoid Factor (RF), laju endap darah (LED), dan C-reaktif protein (CRP). Metotreksat merupakan pengobatan lini pertama untuk AR. Keberhasilan terapi dapat dipantau menggunakan Disease Activity Score 28 (DAS28) yang merupakan pengukuran pada 28 sendi nyeri dan inflamasi dalam kondisi remisi. Pengobatan AR bersifat jangka panjang dan kontinyu sehingga dibutuhkan pemantauan terhadap kepatuhan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan terhadap DAS 28. Penelitian menggunakan metode potong lintang dengan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan di Poli Rawat Jalan Reumatologi Rumah Sakit dr. Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang pada bulan Maret–Mei 2018 dan dinyatakan telah laik etik dengan nomor edaran 400/32/K.3/302/2018. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 88 pasien dengan kriteria inklusi laki-laki dan perempuan menggunakan metotreksat minimal 3 bulan, dilengkapi dengan data LED tanpa komplikasi Systemic Lupus Erythematosus (SLE), Inflammatory Bowel Disease (IBD) dan kanker. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Morinsky Medication Adherence Scale. Analisis statistik menggunakan Rank Sperman Hasil penelitian menunjukkan bahwa 72% pasien mempunyai tingkat kepatuhan tinggi, 23% tingkat kepatuhan sedang, dan 5% mempunyai tingkat kepatuhan rendah. Sebanyak 21% dari 72% pasien dengan tingkat kepatuhan tinggi berhasil meraih kondisi remisi sedangkan sisanya masih dalam kondisi aktif.. Hasil pengujian korelasi Rank-Spearman menunjukkan bahwa kepatuhan terapi metotreksat tidak berhubungan signifikan dengan DAS 28 pada pasien AR (r = 0,148 ; p = 0,169). Namun tetap ada remisi pada tingkat kepatuhan yang tinggi.
HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN BPJS TERHADAP PELAYANAN RESEP (PENELITIAN DILAKUKAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH MALANG) Ihsan, Muhammad; Illahi, Ratna Kurnia; Pramestutie, Hananditia Rachma
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit merupakan salah satu unit pelayanan yang wajib disediakan di rumah sakit. Terdapat beberapa indikator yang harus dipenuhi oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit, salah satunya adalah kepuasan pasien dan waktu tunggu pelayanan resep, yang dianggap dapat mempengaruhi ekspektasi pasien terhadap pelayanan rumah sakit, khususnya pelayanan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara waktu tunggu pelayanan resep dengan tingkat kepuasan pasien pada pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit, dengan pendekatan observasional analitik pada 150 orang pasien rawat jalan BPJS atau pengantarnya yang sedang menebus resep. Kuesioner dan stopwatch masing-masing digunakan sebagai instrumen untuk mengukur kepuasan pasien dan waktu tunggu pelayanan resep. Analisis data dilakukan dengan 2 metode, yaitu metode Pearson untuk pelayanan resep obat racikan dan Spearman untuk pelayanan resep obat jadi. Penelitian ini juga telah mendapatkan kelayakan etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya No. 263/EC/KEPK-S1-FARM/07/2017. Dari penelitian ini, tidak terdapat hubungan antara waktu tunggu pelayanan resep dengan tingkat kepuasan pasien pada pelayanan resep obat racikan (p = 0,516), tetapi terdapat hubungan antar kedua variabel pada pelayanan resep obat jadi (p = 0,049). Selain itu, didapatkan rata-rata waktu tunggu pelayanan resep sekitar 39 menit 34 detik untuk pelayanan resep obat racikan dan 29 menit 0 detik untuk pelayanan resep obat jadi. Secara umum, pasien merasa puas terhadap pelayanan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang dan tidak memerlukan waktu melebihi yang ditentukan oleh peraturan perundangan untuk memperoleh obat.
Validasi Metode KLT-Densitometri untuk Analisis Kuersetin dalam Ekstrak dan Produk Jamu yang Mengandung Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Ihsan, Bachtiar Rifai Pratita
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obat tradisional yang digunakan di Indonesia semakin meningkat. Obat tradisional digunakan untuk menjaga kesehatan, mencegah penyakit maupun mengobati penyakit. Parameter mutu untuk menjamin keamanan dan khasiat yang optimum dikaitkan dengan senyawa bioaktif yang terkandung dalam obat tradisional. Metode KLT-Densitometri yang sederhana, spesifik dan tingkat ketelitian yang tinggi telah dikembangkan dan dilakukan untuk analisis kadar kuersetin dalam ekstrak dan produk jamu kapsul daun jambu biji (Psidium guajava L.). Daun jambu biji diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Analisis kadar kuersetin dilakukan secara KLT-Densitometri menggunakan plat silika gel 60 F254 sebagai fase diam dan campuran pelarut kloroform: etil asetat: asam format (5:4:1) sebagai fase gerak terpilih dengan panjang gelombang (λ) 366nm. Larutan standar kuersetin pada rentang 0,300-0,600 µg memberikan hubungan yang linier terhadap luas area densitogram dengan persamaan regresi Y = 14.576,27X - 2.918,78 dan r= 0,9998 serta Vxo = 0,43%. Batas deteksi kuersetin adalah 1,954 µg/ml dan batas kuantitasi kuersetin adalah 6,513 µg/ml. Persen recoveri didapatkan antara 98,789% - 99,287% dengan persen deviasi standar relatif 0,177% - 0,315%. Kandungan senyawa kuersetin dalam ekstrak dan produk jamu kapsul daun jambu biji yaitu 1,456% dan 0,0378%. Kata kunci: jambu biji, Psidium guajava L., kuersetin, KLT-Densitometri, validasi metode
Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Masyarakat terhadap Pengetahuan dalam Penggunaan Antibiotika Oral di Apotek Kecamatan Klojen Ivoryanto, Evelyne; Illahi, Ratna Kurnia
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Antibiotika merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi bakteri. Sekitar 40-62% antibiotika digunakan secara tidak tepat dan dapat menyebabkan resistensi. Perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh pengetahuannya, sedangkan pendidikan merupakan faktor prediktor kuat terhadap pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan formal (jenjang sekolah) masyarakat terhadap pengetahuan dalam penggunaan antibiotika oral di Apotek Kecamatan Klojen Kota Malang, di antaranya pada karakteristik gender dan usia. Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah konsumen yang mengunjungi apotek di wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang sebanyak 110 responden yang dipilih secara purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi tertentu. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret hingga April 2016 dengan cara pengisian kuesioner dan wawancara. Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Data tingkat pendidikan formal dan tingkat pengetahuan selanjutnya dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai korelasi tingkat pendidikan formal terhadap tingkat pengetahuan dalam penggunaan antibiotika oral adalah 0,716. Nilai korelasi tingkat pendidikan formal terhadap tingkat pengetahuan pada gender perempuan adalah 0,783, sedangkan pada laki-laki adalah 0,616. Nilai korelasi tingkat pendidikan formal terhadap tingkat pengetahuan pada usia 18-28 tahun didapatkan sebesar 0,918, pada usia 29-39 tahun didapatkan sebesar 0,698, dan pada usia 40-50 tahun didapatkan sebesar 0,669. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan formal masyarakat berkorelasi positif terhadap tingkat pengetahuan dalam penggunaan antibiotika oral. Korelasi positif antara pendidikan formal dan tingkat pengetahuan dalam penggunaan antibiotika oral ditemukan tertinggi pada perempuan dan responden berusia 18-28 tahun.

Page 1 of 12 | Total Record : 115