cover
Contact Name
Darmin Tuwu
Contact Email
darmintuwu@gmail.com
Phone
+6282193082495
Journal Mail Official
darmintuwu@gmail.com
Editorial Address
BTN PURI Tawang Alun 2 BLOK D NO 32
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
JURNAL KESEJAHTERAAN DAN PELAYANAN SOSIAL
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : -     EISSN : 27163857     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial merupakan jurnal peer review untuk menyebarkan artikel penelitian dan konseptual di bidang kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. Topik utama yang akan dimuat dalam jurnal ini adalah: kesejahteraan sosial, pekerjaan sosial, pemberdayaan sosial, pelayanan sosial, konseling, program penanggulangan kemiskinan, disabilitas, lanjut usia dan lanjut usia, program pembangunan kesejahteraan sosial, dan disiplin ilmu sosial dan humaniora lainnya.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2020): Edisi Mei 2020" : 8 Documents clear
PHUBBING SEBAGAI SEBUAH FENOMENA BUDAYA POP STUDI KASUS PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS pratiwi, zola surya
Jurnal Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial Vol 1, No 1 (2020): Edisi Mei 2020
Publisher : Laboratorium Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP-UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTISARIDewasa ini makin banyak mahasiswa yang sengaja atau tanpa sengaja mengacuhkan rekan bicaranya atau lingkungannya demi fokus dengan smartphonenya. Kini smartphone telah menjadi benda yang sangat diperlukan dan dibutuhkan mahasiswa sebagai penunjang kehidupannya, dan menjadikan smartphone sebagai salah satu pilihan gaya hidup bagi kebanyakan orang khususnya generasi milenial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apa dan bagaimana perilaku phubbing yang terjadi pada mahasiswa FISIP, alasan melakukan perilaku phubbing serta bagaimana pandangan mereka sebagai pengkaji masalah-masalah sosial terhadap perilaku yang juga mereka lakukan sendiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi serta studi kepustakaan. Dengan menggunakan beberapa konsep seperti kebudayaan, budaya pop, gaya hidup, interaksi sosial.Temuan dalam penelitian ini ialah mahasiswa FISIP merasa pernah dengan sengaja atau tanpa sengaja dan sadar atau tanpa sadar melakukan perilaku phubbing, namun hanya beberapa dari mereka yang tahu bahwa tindakan yang mereka lakukan tersebut diistilahkan dengan sebutan phubbing. Berbagai hal serta alasan yang membuat mahasiswa FISIP berperilaku phubbing yakni kebiasaan scrooling  sosial media, kecanduan game, balasan phubbing akibat diphubbingkan, keasyikan nonton atau membaca novel online, ketidaknyamanan mahasiswa terhadap lingkungan atau bahkan mahasiswa lain yang tidak disukainya dan sebagainya.  Phubbing telah menjadi kebiasaan yang sudah membudaya bagi mahasiswa.  Sebagian mahasiswa FISIP berpendapat bahwa phubbing sudah lumrah terjadi mengingat zaman yang tengah modern namun tentu juga banyak mahasiswa yang menyayangkan tindakan tersebut. Sebuah ironi jika dengan kemunculan smartphone membuat mahasiswa merasa asing dengan lingkungan sosial sekitarnya, mereka lebih suka berdiam diri dan menikmati dunianya sendiri tanpa mempedulikan lingkungan sosialnya. Kesadaran untuk berkomunikasi di dunia nyata perlu untuk ditingkatkan karena pada hakikatnya orang-orang hidup di dunia nyata, bukan di dunia maya.Kata Kunci: phubbing, fenomena, budaya pop
DILEMA PENANGANAN COVID-19: ANTARA LEGITIMASI PEMERINTAH DAN KEPATUHAN MASYARAKAT Harjudin, Laode ode
Jurnal Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial Vol 1, No 1 (2020): Edisi Mei 2020
Publisher : Laboratorium Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP-UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPersoalan utama dalam upaya penanganan wabah Covid-19 adalah pemerintah kesulitan memperoleh kepatuhan masyarakat untuk mentaati kebijakannya sesuai protokol kesehatan. Berbagai kebijakan ataupun himbauan pemerintah tentang protokol kesehatan terkesan diabaikan atau tidak dipatuhi masyarakat. Studi ini menggunakan konsep legitimasi untuk memahami  ketidakpatuhan masyarakat dalam upaya penanganan wabah Covid-19. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah penelurusan kepustakaan dan dokumentasi. Hasil studi menunjukkan bawha dalam penanganan Covid-19 pemerintah mengalami krisis legitimasi, sehingga pememerintah mendapatkan tentangan (resistensi), dan kepercayaan masyarakat terhadap hukum, peraturan dan keputusannya akan meluap. Hal terjadi karena pencintraan politik berlebihan yang hanya melahirkan demokrasi semu tanpa fondasi politik yang kuat. Pemerintah seperti ini sulit mengharapkan kepatuhan masyarakat dalam situasi krisis. Kata Kunci: pandemi global, krisis legitimasi, politik pencitraan Abstract The main problem in the efforts to deal with the Covid-19 outbreak was that the government had difficulty obtaining community compliance to comply with its policies according to health protocols. Various policies or government appeals on health protocols appear to be ignored or not obeyed by the public. This study uses the concept of legitimacy to understand community non-compliance in efforts to deal with the Covid-19 outbreak. The method used in this study is searching literature and documentation. The results of the study showed that in handling Covid-19 the government experienced a crisis of legitimacy, so that the government received opposition (resistance), and public confidence in the laws, regulations and decisions would overflow. This happened because of excessive political intelligence which only gave birth to pseudo democracy without a strong political foundation. Such a government is difficult to expect community compliance in a crisis situation. Keywords: global pandemic, crisis of legitimacy, imaging politics
PELAKU PELECEHAN SEKSUAL DAN PROSES PEMBINANNYA (Studi di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Kota Kendari) Sunarni, Sunarni; Tuwu, Darmin; Supiyah, Ratna
Jurnal Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial Vol 1, No 1 (2020): Edisi Mei 2020
Publisher : Laboratorium Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP-UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi tindak pelecehan seksual, bentuk-bentuk tindak pelecehan seksual yang dilakukan narapidana anak, dan pola pembinaan narapidana anak di lembaga pembinaan khusus anak Kelas II Kota Kendari. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dimana teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah anak binaan yang mendapatkan pembinaan, dan pegawai LPKA yang memberikan pembinaan kepada anak binaan dan pihak lain sebagai informan tambahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertama, faktor-faktor yang melatarbelakangi tindak pelecehan seksual terdiri dari: (1) faktor keinginan merupakan suatu kemauan yang sangat kuat yang mendorong si pelaku untuk melakukan sebuah kejahatan. (2) faktor kesempatan merupakan suatu keadaan yang memungkinkan dan mendukung untuk terjadinya sebuah kejahatan, dan (3) faktor lemahnya iman merupakan faktor yang sangat mendasar yang menyebabkan seseorang melakukan sebuah kejahatan. Kedua, bentuk-bentuk tindak pelecehan seksual yang dilakukan anak binaan yaitu (1) menarik perhatian dengan lawan jenis dengan siulan merupakan merupakan tindakan pelecehan seksual yang disampaikan melalui dengan kontak fisik maupun non fisik, (2) menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, mencium dan memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut, dan memperkosa adalah serangan dalam bentuk pemaksaan hubungan seksual dengan melakukan, (3) memamerkan tubuh kepada orang yang terhina karenanya merupakan tindakan pelecehan seksual yang disampaikan melalui kontak fisik maupun non fisik. Proses pembinaan di lembaga pembinaan anak yaitu pembinaan kepribadian yang meliputi: 1. Pembinaan kesadaran beragama untuk meneguhkan keimanan; 2. Pembinaan olahraga untuk kebugaran dan kesehatan tubuh; dan 3. Pembinaan intelektual untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir anak. 
STRATEGI IBU RUMAH TANGGA PENENUN KAIN SARUNG MUNA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA (Studi di Desa Lapolea Kecamatan Barangka Kabupaten Muna Barat) Efendi, Efendi; Tuwu, Darmin; Tanzil, Tanzil
Jurnal Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial Vol 1, No 1 (2020): Edisi Mei 2020
Publisher : Laboratorium Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP-UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan dan mengungkap strategi ibu rumah tangga penenun dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga di Desa Lapolea Kecamatan Barangka Kabupaten Muna Barat. Adapun penelitian ini dilaksanakan di Desa Lapolea Kecamatan Barangka Kabupaten Muna. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu mendeskripsikan kondisi objektif dilapangan sesuai dengan tujuan penelitian. Melalui penelitian lapangan yang dilakukan dengan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara serta dokumentasi tentang kondisi objektif. dengan menggunakan informan sebanyak 13 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa para pekerja wanita adalah ibu rumah tangga yang membantu suami dan keluarga untuk menambah penghasilan rumah tangga dalam menunjang kehidupan keluarga. Beragam strategi yang dilakukan oleh ibu rumah tangga penenun dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga. adapun bentuk strategi yang dilakukan oleh ibu penenun yaitu 1) Deverifikasi pekerjaan,  strategi ini dilakukan apabila hasil yang diperoleh tidak menentu /ketidak pastian hasil yang diperoleh. Oleh sebab itu para ibu penenun melakukan pengkombinasian pekerjaan guna memperoleh penghasilan tambahan. Dimana  para ibu penenun tidak bertumpuan pada satu pekerjaan tetapi mereka mencari pekerjaan lain selain menenun yang berguna untuk mencukupi kebutuhan keluarganya seperti berkebun dan menjadi penjual gorengan keliling. 2) Peran anggota keluarga salah satu strategi untuk menjaga kelangsungan hidup keluarga yaitu dengan memanfaatkan peran anggota keluarga (suami dan anak) dalam menambah penghasilan keluarga. 3) Jaringan sosial merupakan salah satu strategi dalam menghadapi kemiskinan dengan cara memanfaatkan masyarakat sekitarnya. Jaringan sosial inilah yang dilakukan ibu penenun guna mencukupi kekurangan yang dihadapinya dengan cara berhutang seperti berhutang kepada keluarga, tetangga, penyedia bahan baku dan teman bisnis. 4) Arisan merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh ibu-ibu penenun guna mengumpulkan modal demi pengembangan usaha tenunan serta mengantisipasi kebutuhan keluarga yang tak terduga.
KOMITMEN ORGANISASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM BPJS KETENAGAKERJAAN SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN (Studi Pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Magelang) Anisa, Ela; Siharis, Alkadri Kusalendra
Jurnal Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial Vol 1, No 1 (2020): Edisi Mei 2020
Publisher : Laboratorium Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP-UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Companies that have an organizational commitment to implement the BPJS Employment Program which aims to provide basic protection to employees to overcome socio-economic risks through social insurance can improve employee performance because employees feel prosperous. The purpose of this study was to determine the types of BPJS employment programs and their effects on employee welfare. The research method used is a qualitative research method in the form of interviews with four employees from different companies who have implemented the BPJS employment program and observations at the BPJS Employment office. The results of this study indicate that companies must commit to implementing four BPJS employment programs, namely: Work Accident Insurance (JKK), Death Insurance (JKM), Old Age Insurance (JHT), Pension Insurance (JP) so that employees feel protected. The implementation of the BPJS Employment program can be said to be quite good, as seen from the increasing number of companies that receive BPJS wage employment in the Magelang branch office each year.Keywords: Organization Commitment, Employment BPJS, Employee Welfare
IMPLEMENTASI PROGRAM BERAS MISKIN SEBAGAI UPAYA MENGATASI KEMISKINAN (Studi Di Desa Roko-Roko Kecamatan Wawonii Tenggara Kabupaten Konawe Kepulauan) Hesri, Hesri; Tuwu, Darmin; Patta, Iwan
Jurnal Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial Vol 1, No 1 (2020): Edisi Mei 2020
Publisher : Laboratorium Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP-UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi program beras miskin (Raskin) sebagai upaya mengatasi kemiskinan dan untuk mengetahui kendala dalam implementasi program Raskin sebagai upaya mengatasi kemiskinan di Desa Roko-Roko Kecamatan Wawonii Tenggara Kabupaten Konawe Kepulauan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Desa, Sekretaris Desa, salah satu Ketua RT dan lima belas orang masyarakat yang mendapatkan Raskin. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik analisis data adalah kualitatifif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program beras miskin sebagai upaya mengatasi kemiskinan di Desa Roko-Roko belum berjalan dengan baik seperti yang diharapkan. Hal ini dikarenakan faktor-faktor yang sangat memengaruhi keberhasilan implementasi seperti faktor komunikasi, faktor sumber daya, faktor disposisi, dan faktor struktur birokrasi. Dalam implementasi program Raskin belum berjalan optimal karena masih kurangnya komunikasi dalam bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Desa dengan masyarakat, aparat pelaksana program Raskin belum mampu menjalankan tugasnya dengan baik, ketetapan harga tidak sesuai dengan pedoman umum Raskin atau ketetapan pemerintah. Dan adapun kendala dalam implementasi program Raskin yaitu jadwal Pembagian Raskin yang sering terlambat dan pembagian Raskin yang tidak tepat sasaran.
PEMBERDAYAAN NELAYAN SUKU BAJO DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA (Studi Pada Masyarakat Suku Bajo di Desa Mantigola Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi) Chandra, Yulia; Tuwu, Darmin; Supiyah, Ratna
Jurnal Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial Vol 1, No 1 (2020): Edisi Mei 2020
Publisher : Laboratorium Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP-UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses dan dampak pemberdayaan nelayan Suku Bajo dalam meningkatkan pendapatan keluarga di Desa Mantigola Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan penekanan pada deskriptif dan analisis. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mantigola Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 14 orang yaitu, sekretaris desa, serta masyarakat nelayan di Desa Mantigola. Teknik pengumpulan data terdiri dari penelitian kepustakaan, dan penelitian lapangan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data bersifat deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, setelah pemberdayaan nelayan cukup memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Mantigola Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi. Dampak dari pemberdayaan nelayan ini dapat dilihat pada aspek sosial, ekonomi dan politik, dimana menunjukkan hasil yang meningkat dan berbeda dari sebelumnya. Selain itu dengan adanya pemberdayaan pendapatan nelayan meningkat dari sebelum adanya kegiatan pemberdayaan. Pemberdayaan nelayan juga meningkatkan sarana dan prasarana melaut nelayan guna menunjang aktivitas menangkap ikan yang dilakukan oleh nelayan setiap harinya. Dalam kegiatan pemberdayaan nelayan pemerintah desa selalu memberikan sosialisasi keterampilan berupa pelatihan kepada nelayan sehingga masyarakat mengetahui target yang harus dicapai demi kesejahteraan keluarga. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa dampak pemberdayaan terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan nelayan di Desa Mantigola Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi cukup memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat setelah adanya pemberdayaan.
PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN SOSIAL KEPADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI Andriani, Nila; Tuwu, Darmin; Tanzil, Tanzil
Jurnal Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial Vol 1, No 1 (2020): Edisi Mei 2020
Publisher : Laboratorium Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP-UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pekerja sosial dalam memberikan pelayanan sosial kepada lanjut lansia; untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi pekerja sosial dalam memberikan pelayanan sosial kepada lansia; serta untuk mengetahui manfaat  yang dirasakan oleh lansia setelah mendapatkan pelayanan dari pekerja sosial. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dimana teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah sepuluh orang yaitu lima orang lansia yang mendapatkan pelayanan sosial yang terdiri dari lansia laki-laki tiga orang dan lansia perempuan dua orang, dan lima orang adalah pekerja sosial yang memberikan pelayanan sosial dan pihak kepala panti sebagai informan tambahan. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik analisa data adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pekerja sosial dalam memberikan pelayanan sosial kepada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Minaula Kendari, antara lain sebagai konsultasi yaitu membantu sistem klien melalui aktifitas layanan konsultasi; konseling, yaitu memberikan layanan konseling dan atau terapi-psikis; pemberdaya yaitu memberdayakan semangat mengatasi (coping) masalah sendiri sesuai potensi (kapasitas dan kapabilitas) dan sumber yang diri – mereka miliki; fasilitator, yaitu membantu memfasilitasi klien dan sistem klien dengan menyediakan informasi dan dukungan sistem pelayanan; perencana, yaitu membantu sistem klien dengan menentukan tujuan-tujuan,  dan menentukan prosedur-prosedur tentang kebutuhan.

Page 1 of 1 | Total Record : 8