cover
Contact Name
Ferry Purnama
Contact Email
jurnalkharis@gmail.com
Phone
+6285959999152
Journal Mail Official
jurnalkharis@gmail.com
Editorial Address
Jln. Mekar Laksana no 8, Bandung
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi
ISSN : 27226433     EISSN : 27226441     DOI : -
Fokus dan Scope Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi adalah: Teologi Biblika, Teologi Sistematika, Teologi Kontemporer, Teologi Praktika, Teologi Pastoral, Teologi Kontekstual
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2021): JUNI" : 5 Documents clear
Pernikahan "intra-religi": Kristen Protestan dan Katolik Roma Jessica Elizabeth Abraham
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 2, No 1 (2021): JUNI
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v2i1.53

Abstract

ABSTRACT: While Christian teaching on marriage between a believer and an unbeliever is clear, the one between couples from different church traditions is not as straightforward. Although sharing several core beliefs, the differences that exist between the Protestant Church and the Roman Catholics are too real to be ignored. Besides, ignoring them may result in complications and conflicts in marriage life later. The research method used in this writing, which is a qualitative literature study, finds that there are several factors to be satisfied to build a strong marriage. This writing hopes to assist Protestant and Roman Catholic couples to assess their decision to get married by raising their awareness of some relevant differences between the two churches tradition. This writing will discuss the pillars of strong marriage, differences and similarities between Protestant and Roman Catholic teachings as well as some underlying conditions to be met to make a strong union between the two. Key words: marriage, church, tradition, Protestant, Catholics ABSTRAK: Ajaran Kristen tentang pernikahan antara orang percaya dan orang yang tidak percaya cukuplah jelas. Namun, pandangan Kristen tentang pernikahan pasangan yang berasal dari dua tradisi gereja yang berbeda tidaklah demikian. Meskipun memiliki beberapa kepercayaan inti yang sama, namun perbedaan yang ada di antara gereja Kristen Protestan dan Katolik Roma terlalu nyata untuk diabaikan. Lagipula, apabila diabaikan, perbedaan ini dapat mengakibatkan timbulnya masalah dan konflik di dalam rumah tangga kelak. Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini, yaitu metode kualitatif studi pustaka, menemukan bahwa ada faktor yang harus dipenuhi agar sebuah pernikahan dapat dibangun dengan kokoh. Tulisan ini diharapkan dapat membantu pasangan dari latar belakang Kristen Protestan dan Katolik Roma untuk mempertimbangkan keputusan mereka untuk menikah dengan meningkatkan kesadaran mereka akan beberapa perbedaan yang relevan antara kedua tradisi gereja. Tulisan ini akan membahas tentang pilar pernikahan yang kokoh, perbedaan dan persamaan antara ajaran Protestan dan Katolik Roma serta beberapa syarat mendasar yang harus dipenuhi untuk menyatukan keduanya. Key words: pernikahan, gereja, tradisi, Protestan, Katolik
Kajian Teologi Perkataan Yesus Tentang Perceraian Menurut Matius 19:1-12 Dan Implementasinya Bagi Masyarakat Desa Tolok Kecamatan Tompaso Maysieta Onibala
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 2, No 1 (2021): JUNI
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v2i1.26

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman masyarakat desa Tolok mengenai perkataan Yesus tentang perceraian yang digambarkan dalam Matius 19:1-12. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode tafsiran kritik historis dan hasilnya akan  diimplementasikan pada masyarakat desa Tolok kecamatan Tompaso. Data yang dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Dari hasil penelitian kepustakaan ditemukan, ketika Yesus bersama dengan murid-muridNya tiba di Yudea orang-orang Farisi datang untuk mencobaiNya dengan pertanyaan soal perceraian apakah bisa seseorang dapat menceraikan pasangannya dengan alasan apa saja. Kemudian Yesus menjelaskan bahwa sepasang suami istri yang sudah menikah telah mengucapkan janji untuk sehidup semati dan juga telah menjadi satu daging. Yesus menegaskan kembali karena apa yang telah dipersatukan Allah tidak dapat diceraikan oleh manusia. Perdebatan tentang perceraian ini muncul karena adanya perbedaan pandangan dari para pengikut rabi Syammai dan rabi Hilel yang berpandangan laki-laki boleh menceraikan istrinya apabila istrinya berbuat zinah sedangkan menurut pengikut rabi Hilel suami boleh menceraikan istrinya apabila tidak senang atau suka lagi dengan istrinya itu. Dari hasil temuan tersebut maka direkomendasikan untuk dapat memahami maksud perkataan Yesus tentang perceraian menurut Matius 19:1-12, menjaga dan mempertahankan keutuhan rumah tangga dalam kehidupan masyarakat desa Tolok kecamatan Tompaso.Keywords: Perkataan, Yesus, Perceraian.      Abstract The purpose of this research is to find out the understanding of the Tolok villagers regarding Jesus' words about divorce as described in Matthew 19: 1-12. This research is a qualitative research with historical criticism interpretation method and the results will be implemented in the community of Tolok village, Tompaso district.Data collected through library research and field research. From the results of the literature research it was found, when Jesus and His disciples arrived in Judea the Pharisees came to tempt Him with the question of divorce, whether someone could divorce his partner for any reason. Then Jesus explained that a married couple had made a promise to live and become one flesh. Jesus reiterated because what God has joined together cannot be divorced by humans. The debate about divorce arises because of the different views of the followers of the Shammai rabbis and Hilel's rabbis who view that men can divorce their wives when their wives commit adultery, whereas according to followers of rabbinic Hilel, husbands can divorce their wives if they are not happy or like their wives anymore.From these findings, it is recommended to be able to understand the meaning of Jesus' words about divorce according to Matthew 19: 1-12, to maintain and maintain the integrity of the household in the life of the community in Tolok village, Tompaso district.Key words: Words, Jesus, Divorce.
Theological Study Of The Holy Communion Practices In The Church Era Tonny Andrian
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 2, No 1 (2021): JUNI
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v2i1.60

Abstract

The author conducts research on the theological study of the practice of the communion of the church in today's era so that it can find the implications of the meaning in holy communion. The research used is a literature analysis approach that uses various relevant literature sources. The study of Holy Communion reminds us of the importance of fellowship with fellow members of the body of Christ. The Sacrament of Holy Communion has been a part of the life of the Church since the time of the Lord Jesus until now. Until now, the sacrament of the Lord's Supper is still an interesting subject. In this discussion, Paul's teachings on the Sacrament of Holy Communion will be described to contribute to the administration of the sacrament. Holy Communion in the Lord's Churches today. Then followed by a reflection for the practice of Holy Communion today: What is the significance of the theological dimension in the practice of Holy Communion today? The hadil of this paper will be produced with practical tips for incorporating and presenting the theological dimension in the practice of the Lord's Supper today.
Media Sosial Sebagai Jembatan Pembinaan Warga Gereja Pada Masa Pandemi Covid-19 Hendra Geptha; David Eko Setiawan; Ayu Cisilia Revanda; Florensius Risno
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 2, No 1 (2021): JUNI
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v2i1.63

Abstract

Seeing the condition of the church during the pandemic era created an ironic situation for the formation of church members that was difficult to carry out. Meanwhile, the formation of church members is a very vital activity for a church. The method that the author uses is descriptive, using books, journals and research reports that can be accounted for. So that through writing this journal the writer wants to try to share an effective method of coaching church members through virtual media, so that the activities of coaching church members can continue even in a pandemic. This long distance training has become an effective solution to the restrictions imposed by the government on every place of worship in Indonesia.Melihat kondisi gereja pada masa pandemi menimbulkan suatu keadaan ironi bagi pembinaan warga gereja yang sulit dilaksanakan. Sedangkan pembinaan warga gereja sendiri adalah sesuatu kegiatan yang sangat vital bagi sebuah gereja. Metode yang penulis gunakan adalah deskriptif, menggunakan buku, jurnal dan laporan penelitan yang dapat dipertaanggungjawabkan. Sehingga melalui penulisan jurnal ini penulis ingin mencoba membagikan suatu metode pembinaan warga gereja yang efektif melalui media virtual, supaya kegiatan pembinaan warga gereja terus dapat berlangsung meskipun dalam keadaan pandemi. Pembinaan jarak jauh ini telah menjadi solusi efektif dari pembatasan-pembatasan yang diberikan pemerintah bagi setiap tempat peribadatan di Indonesia.
Menguraikan Seksualitas Alkitabiah Pada Remaja Kristen: Sebuah Upaya Pembinaan Warga Gereja Novi Saria Harita; David Eko Setiawan; Daniel Irwanto Sinabariba; Karima Buulolo
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 2, No 1 (2021): JUNI
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v2i1.64

Abstract

The purpose of this research is to describe Biblical Sexuality in Christian Adolescents as an Effort to Form Church Citizens. This is because adolescence is a transitional period, namely the transition from childhood to adulthood. At this age they also have wants and needs that must be met, such as being greeted, valued as a complete person and invited to exchange ideas like adults and their physical changes also change. The closure of parents to children about sex can also make children take the initiative themselves to find out the answers to their peers and supported by a lack of understanding of sexuality in a biblical manner can encourage them to have premarital sex. The author will answer research problems using the literature method. And based on research results, biblical sexuality can only be done when blessed in a holy marriage. Therefore, the role of the church in coaching is very necessary and can be done through KTBK, Christian faith seminars and personal services.Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan Seksualitas Alkitabiah Pada Remaja Kristen Sebagai Upaya Pembinaan Warga Geraja. Hal ini dikarenakan masa remaja merupakan masa transisi, yaitu masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada usia ini juga mereka memiliki keinginan dan kebutuhan yang harus dipenuhi, seperti disapa, dihargai sebagai pribadi yang utuh dan diajak bertukar pikir layaknya orang dewasa serta fisiknya juga mengalami perubahan. Ketertutupan orang tua terhadap anak mengenai seks juga dapat menjadikan anak berinisiatif sendiri untuk mencari tahu jawabannya kepada teman-teman sebayanya dan didukung dengan kurangnya pemahaman seksualitas secara Alkitabiah dapat mendorong mereka untuk melakukan hubungan seks pranikah. Penulis akan menjawab masalah penelitian dengan menggunakan metode kepustakaan. Dan berdasarkan hasil penelitian, seksualitas secara Alkitabiah hanya bisa dilakukan ketika diberkati dalam pernikahan suci. Oleh karena itu, peran gereja dalam pembinaan sangat diperlukan dan dapat dilakukan melalui KTBK, seminar iman Kristiani dan pelayanan personal.

Page 1 of 1 | Total Record : 5