cover
Contact Name
Ferry Purnama
Contact Email
jurnalkharis@gmail.com
Phone
+6285959999152
Journal Mail Official
jurnalkharis@gmail.com
Editorial Address
Jln. Mekar Laksana no 8, Bandung
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi
ISSN : 27226433     EISSN : 27226441     DOI : -
Fokus dan Scope Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi adalah: Teologi Biblika, Teologi Sistematika, Teologi Kontemporer, Teologi Praktika, Teologi Pastoral, Teologi Kontekstual
Articles 57 Documents
Gambaran Persepsi Pejabat Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Majelis Daerah Jawa Tengah tentang Pandemi Covid-19 dan Implikasinya bagi Pelayanan Gerejawi David Setiawan; Purwoto Purwoto; Kalis Stevanus
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 1, No 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v1i2.32

Abstract

This research was motivated by the difference in perceptions among GBIS officials of the Central Java Regional Council about the Covid-19 pandemic. This difference has implications for ecclesiastical service. The research problem in this research is what is the perception of the Central Java Regional Council GBIS officials about the Covid-19 pandemic and its implications for ecclesiastical services? Meanwhile, the purpose of this study is to explain the perceptions of the Central Java Regional Council GBIS officials about the Covid-19 pandemic and its implications for ecclesiastical services. From the research, it was concluded that the perceptions of the Central Java Regional Council GBIS officials regarding the Covid-19 pandemic were good and adequate. The implication is in ecclesiastical services, GBIS officials in the midst of this pandemic, continue to emphasize that hospitality as a pastor must be carried out wisely and correctly so as not to exacerbate Covid-19 transmission without having to lose the human side which of course still requires love and hospitality.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan persepsi di kalangan para pejabat GBIS Majelis Daerah Jawa Tengah tentang pandemi Covid-19. Perbedaan tersebut berimplikasi bagi pelayanan gerejawi. Problem research dalam penelitian ini adalah bagaimanakah persepsi para pejabat GBIS Majelis Daerah Jawa Tengah tentang pandemi Covid-19 dan implikasinya bagi pelayanan gerejawi? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah menjelaskan persepsi para pejabat GBIS Majelis Daerah Jawa Tengah tentang pandemik Covid-19 dan implikasinya bagi pelayanan gerejawi. Dari penelitian tesrebut ditarik kesimpulan bahwa persepsi para pejabat GBIS Majelis Daerah Jawa Tengah berkenaan dengan pandemi covid-19 caik dan memadai. Implikasinya dalam pelayanan gerejawi, para pejabat GBIS di tengah masa pandemi ini, tetap mengetrapkan hospitalitas sebagai gembala sidang harus dilakukan dengan bijak dan benar agar tidak memerparah penularan Covid-19 tanpa harus menghilangkan sisi kemanusiaan yang tentunya tetap membutuhkan kasih dan keramahtamahan.
Apakah Bahasa Roh Merupakan Tanda Awal Baptisan Roh Kudus? Ferry Purnama
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 1, No 1 (2020): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v1i1.3

Abstract

Since the reappearance of the gifts of the Spirit, especially the use of the language of the Spirit in the middle of the church at the beginning of the 20th century, it has reaped the pros and cons among the church circles. This raises quite a serious problem especially for the Pentecostal and Charismatic congregations because they are considered heretical when they maintain the belief that speaking in tongues is a gift from God.This paper examines whether the use of tongues is currently biblical? This paper also examines the relationship of speaking in tongues with the baptism of the Holy Spirit. This paper is made using descriptive qualitative research methods. The data collection technique that I use is through literature study. To get conclusions in general, intact and thorough from the research that has been done, the writer will use inductive methods.
Panggilan Orang Percaya dalam Berapologetika Guntur Hari Mukti
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 1, No 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v1i2.42

Abstract

The calling of faith as a believer has a lot of emphasis on being a witness for many people, so that through life's testimony many people become attracted to and believe in the Savior of the Lord Jesus Christ. The calling of apologetics in the life of faith is forgotten and as if it is only a part of those who get the title "Servant of God". The calling of Believers in Apologetics is a general calling as well as a call to be witnesses for Christ, because many around us are people who hold us accountable for the Christian faith, therefore through this writing all believers can be made aware that apologetics is a calling that is glorious in the life of the believer. This research is structured using descriptive qualitative methods through literature study and conclusions are generally drawn based on deductive methods to generate understanding as a believer in his calling to defend the faith.Panggilan hidup beriman sebagai orang percaya banyak bertitik tumpu pada menjadi saksi bagi banyak orang, sehingga melalui kesaksian hidup banyak orang menjadi tertarik dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus Juru Selamat. Panggilan berapologetika dalam hidup beriman terlupakan dan seolah itu hanya menjadi bagian dari mereka yang mendapat gelar “Hamba Tuhan”. Panggilan Orang Percaya dalam Berapologetika adalah panggilan yang umum sebagaimana panggilan untuk menjadi saksi bagi Kristus, sebab banyak disekitar kita orang yang meminta pertanggunganjawaban iman Kristen yang kita percaya, oleh sebab itu melalui tulisan ini semua orang percaya kiranya bisa disadarkan bahwa berapologetika itu adalah suatu panggilan yang mulia dalam hidup orang percaya. Penelitian ini disusun menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui studi Literatur dan kesimpulan secara umum diambil berdasarkan metode deduktif untuk melahirkan pemahaman sebagai orang percaya dalam panggilannya untuk membela iman.
Studi Apologetika Tentang Pandangan Rasul Paulus Terhadap Kepemimpinan Wanita Di Gereja Jessica Elizabeth Abraham
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 1, No 1 (2020): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v1i1.6

Abstract

Paul’s theological view on women in church leadership is often misinterpreted if not misunderstood. It is true that at first glance, his prohibitions and policies for women sound degrading the women’s role. Yet, the application of the appropriate hermeneutical approach to his writings such as in 1 Corinths 11:2-16, 1 Corinths 14:34-35 and 1 Timothy 2:9-14 will show that Paul is never against women leading the church. This writing hopes to expand the church’s perspective on women’s leadership so that the church can provide women with the same opportunity as for the men in building up the body of Christ. On the other hand, it hopes to empower more women to take on leadership roles in the church without hesitation. [Pandangan teologis Rasul Paulus terhadap kepemimpinan wanita di gereja seringkali diterjemahkan dengan keliru atau disalah pahami. Jika dilihat secara sekilas, larangan dan aturan yang ia berikan kepada wanita terdengar merendahkan mereka. Namun, penerapan pendekatan hermeneutika yang sesuai dengan tulisan-tulisannya seperti dalam 1 Korintus 11:2-16, 1 Korintus 14:34-35 dan 1 Timotius 2:9-14 akan menunjukkan bahwa Rasul Paulus tidak pernah menentang wanita untuk memegang jabatan kepemimpinan di gereja. Tulisan ini diharapkan dapat memperluas perspektif gereja tentang kepemimpinan wanita sehingga wanita dapat memiliki kesempatan yang sama layaknya pria dalam membangun tubuh Kristus. Di sisi lain, gereja juga diharapkan untuk dapat memberdayakan lebih banyak lagi wanita untuk mengambil peran dalam kepemimpinan gereja tanpa ragu.] 
Misiologi dalam Kisah Para Rasul 13:47 Sebagai Motivasi Penginjilan Masa Kini Yonatan Alex Arifianto; Ferry Purnama
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 1, No 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v1i2.39

Abstract

The concept of saving mankind in God's initiative continues to work to this day. Believers and the church must express the attitude that missionary activities to fulfill the Great Commission are an important part that cannot be separated from the lives of believers and God's church. The church or believers sometimes experience a lack of understanding of the concept of mission so they experience obstacles in evangelizing. The evangelistic motivation that is born from the missiological concept in Acts 13:47 will equip the believer today. The author describes this article using a descriptive qualitative approach, this research can be started with Paul's Call in Evangelism and then text analysis so as to produce findings, among others: first, Preographical and God's Will, Being Light for the Nation and Motivation to Bring the news of salvationKonsep menyelamatkan manusia dalam inisiatif Allah terus bekerja sampai hari ini. Orang percaya dan gereja haraus menyatakan sikap bahwa kegiatan misi untuk memenuhi Amanat Agung merupakan bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan orang percaya maupun gereja Tuhan. Gereja atau orang percaya terkadang mengalami ketidak pahaman tentang konsep misi sehingga mengalami rintangan dalam menginjil. Motivasi penginjilan yang lahir dari konsep misiologi dalam Kisah Para Rasul 13:47 akan memperlengkapi orang percaya masa kini. Penulis mendeskripsikan artikel ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini dapat dimulai dengan Panggilan  Paulus dalam Penginjilan selanjutnya analisa teks sehingga menghasilkan hasil temuan antara lain: pertama,  Preogratif dan Kehendak Tuhan, Menjadi Terang bagi Bangsa dan Motivasi Membawa kabar keselamatan
Analisis Mazmur 3 Untuk Praktik Konseling Krisis Maria Benedetta Mustika; Enggar Objantoro
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 1, No 1 (2020): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v1i1.5

Abstract

The Book of Psalms is one of the books that has many references about the crisis of life, one of which is Psalm 3. Therefore, the author feels it is necessary to examine how the use of Psalm 3 to be a reference for the implementation of crisis counseling. The author uses the method of analyzing the Book of Psalms to get the true meaning of the text of Psalm 3. So as to obtain the results that Psalm 3 can be used to counsel people who are bullied, experience sadness, loneliness, worthlessness and feel rejected. The conviction held by David that God never left him also needed to be implanted in the hearts of counselees who experienced a situation like this. Kitab Mazmur merupakan salah satu kitab yang memiliki banyak referensi mengenai krisis hidup, salah satunya adalah Mazmur 3. Oleh sebab itu penulis merasa perlu diteliti bagaimana pemanfaatan Mazmur 3 untuk menjadi acuan bagi pelaksanaan konseling krisis. Penulis menggunakan metode analisis Kitab Mazmur untuk mendapatkan makna sesungguhnya dari teks Mazmur 3. Sehingga memperoleh hasil bahwa Mazmur 3 dapat digunakan untuk mengkonseling orang-orang yang di-bully, mengalami kesedihan, kesepian, tidak berharga dan merasa tertolak.  Keyakinan yang dimiliki oleh Daud bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan  dia juga perlu ditanamkan dalam hati konseli yang mengalami situasi seperti ini.
Kajian Perjanjian Lama Tentang Pembelajaran di Rumah Pada Masa Pandemi Covid-19 di SD Pesat Wamena Yosep Iswanto Padabang
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 1, No 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v1i2.38

Abstract

Pembelajaran di rumah pada masa pendemi Covid-19 dilaksanakan oleh Lembaga Pendidikan dengan pola yang baru. Hal ini memunculkan persoalan clasik antara guru selaku pendidik disekolah dan orang tua yang tentunya berdampak pada efektivitas pembelajaran anak di rumah. Persoalan mendasar yang muncul adalah bahwa terdapat sebagian orang tua di SD Triesa Unggul PESAT Wamena yang mengemukakan bahwa anak mereka cenderung merasa bosan dan tidak ingin belajar karena guru hanya memberikan catatan yang dicatat oleh anak di rumah tanpa memberikan penjelasan. Sementara orang tua di rumah pun terbatas didalam mendampingi anak. Pada sisi lain, dalam Alkitab Perjanjian Lama terdapat banyak rujukan yang memberi penekanan mengenai pembelajaran di rumah. Penulis menggunakan metode kualitatif research dengan pendekatan library dalam upaya elaborasi yang terkait dengan topik yang dibahas. Pada akhirnya disimpulkan bahwa pembelajaran di rumah perlu dilakukan berdasarkan pola Allah yang menegaskan mengenai tanggung jawab orang tua dan guru di sekolah dalam hal mendidik anak untuk mengenal Tuhan dan dapat mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan sehari. 
Peran Guru Dalam Pengembangan Peserta Didik Di era Digital Ezra Tari; Rinto Hasiholan Hutapea
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 1, No 1 (2020): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v1i1.1

Abstract

Penulis mengkaji tentang pengembangan peserta didik di era digital. Penelitian ini berangkat dari keresahan penulis terhadap keadaan peserta didik di era digital.Para peserta didik belum mampu menggunakan teknologi secara maksimal. Sehingga guru dituntut untuk bertindak profesional untuk mendampingi nara didik untuk mengembangkan diri dalam penguasaan teknologi informasi. Dengan problematika tersebut maka, penulis mengupas tentang peran guru dalam pengembangan peserta didik di era digital. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini, teori yang digunakan dalam penelitian tidak dipaksakan untuk memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh penulis dalam tulisan ini, kemampuan pengelolaan peserta didik, guru bertanggungjawabterhadap peserta didik dalam perancangan dan pelaksanaan hasil belajar.Pengembangan peserta didik, dengan sejumlah peran dan tanggung jawab yang dilakukan guru. Jadi guru wajib mahir, pandai, cermat, dan cerdas dalam menjalankan pekerjaan sebagai guru. Guru dituntut mampu mengaktualisasikan kompetensi pedagogik. Serta mampu mengimplementasikan pendidikan yang holistik. The author examines the development of students in the digital age.  This study departs from the writer's anxiety about the condition of students in the digital age.  The students have not been able to use technology maximally. So that teachers are required to act professionally to assist students to develop themselves in the mastery of information technology. On account of these problems, the authors explore the role of teachers in the development of students in the digital age.  The method used is descriptive qualitative.  In this study, the theory used in research is not forced to obtain a complete picture of a matter according to human views. Based on the study conducted by the author in this paper, the ability to manage learners, teachers are responsible for students in the design and implementation of learning outcomes. Development of students, with a number of roles and responsibilities undertaken by the teacher. So the teacher must be proficient, clever, careful, and smart in carrying out work as a teacher.  Teachers are required to be able to actualize pedagogical competencies.  And able to implement holistic education.
Pembentukan Karakter Pemimpin Kristen Yang Unggul Di Era Milenial Apriati Woi Sawanen Thobias
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 1, No 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v1i2.19

Abstract

AbstractThe development of increasingly advanced technology has influenced the lives of believers, one of which is gadgets. Gadgets are a daily necessity and even a basic necessity. This development is very good. However, not all of these developments must be followed. Even Christian youths are involved in the alcohol trend. This is not a good situation. Christian leaders need to see and anticipate this so that the congregation does not carry on with the flow of developments that will distract people from the life that should be an example for their surroundings. The method used by the author is a qualitative method. Qualitative Method because of the problem regarding the decline of Christian leadership in the Millennial Era. In this era, Christian leaders who are superior in character are needed. Not a few of Christian leaders do not care about their character. This requires the willingness of Christian leaders who want to build their character so that they become superior and capable Christian leaders. Because without good character, leaders are unable to lead. Character is the main thing that is prepared by Christian leaders to become leaders. Perkembangan teknologi yang makin maju ini telah mempengaruhi kehidupan orang percaya, salah satunya adalah gadget. Gadget menjadi kebutuhan sehari-hari bahkan menjadi kebutuhan pokok. Perkembangan ini sangat baik. Namun tidak semua perkembangan itu harus diikuti. Bahkan ada anak-anak muda Kristen pun terlibat dalam tren miras. Ini merupakan keadaan yang tidak baik. Pemimpin Kristen perlu melihat dan mengantisipasi hal ini agar jemaat tidak berbawa arus perkembangan yang akan menjauhkan mereska dari kehidupan yang harusnya menjadi teladan bagi sekitarnya. Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif. Metode Kualitatif karena persoalannya mengenai kemerosotan kepemimpinan Kristen di Era Millenial. Di Era ini sangat diperlukan pemimpin Kristen yang unggul dalam karakternya. Tidak sedikit dari pemimpin Kristen tidak peduli akan karakternya. Untuk itu diperlukan kesediaan pemimpin Kristen yang mau dibangun karakternya agar menjadi pemimpin Kristen yang unggul dan mampu memimpin. Sebab tanpa karakter yang baik, pemimpin tidak mampu memimpin. Karakterlah yang utama dipersiapkan pemimpin Kristen untuk menjadi pemimpin.
Semboyan Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata Sebagai Akses Relasi Sosial Keagamaan K Katarina; Ruat Diana
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 1, No 1 (2020): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v1i1.4

Abstract

Humans are social creatures that require interaction with one another, in the process of building the interaction of religious books and watchwords very important role as access to social relations. In building relationships, access is needed to achieve social integration. This study aims to describe the Dayak motto as access to social relations, so in this research is descriptive in the form of qualitative, using literature or literature studies. Based on the analysis of researchers, conclusions related to the slogan Adil Ka 'Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka 'Jubata as access to social relations are fair to others, reflect on heavenly life, and surrender to God as the determinant of life. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi satu dengan lainnya, dalam proses membangun interaksi kitab keagamaan dan semboyan sangat berperan sebagai akses relasi sosial. Dalam membangun relasi diperlukan akses untuk mencapai integrasi sosial.  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan semboyan suku dayak sebagai akses relasi sosial, sehingga dalam penelitian ini bersifat deskriptif dalam berbentuk kualitatif, dengan menggunakan studi literatur atau studi pustaka. Berdasarkan hasil analisis peneliti, maka dihasilkan simpulan terkait semboyan Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata sebagai akses relasi sosial adalah adil kepada sesama, bercermin kepada kehidupan surga, serta berserah kepada Tuhan sebagai penentu kehidupan.