cover
Contact Name
Khoiruddin
Contact Email
khoiruddin@che.itb.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jtki@cheitb.id
Editorial Address
https://www.aptekim.id/jtki/index.php/JTKI/about/contact
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Teknik Kimia Indonesia
ISSN : 16939433     EISSN : 26864991     DOI : http://dx.doi.org/10.5614/jtki
Core Subject : Engineering,
Jurnal Teknik Kimia Indonesia (JTKI) merupakan majalah ilmiah yang diterbitkan oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Teknik Kimia Indonesia (APTEKIM). Versi cetak JTKI telah diterbitkan secara berkala sejak tahun 2001 (p-ISSN 1693-9433). Mulai Volume 18 No. 2 Agustus 2019, terbitan berkala versi daring telah memiliki no. ISSN 2686-4991 (SK ISSN: 0005.26864991/JI.3.1/SK.ISSN/2019.11, 4 November 2019). Seluruh artikel yang diterbitkan telah melalui proses penilaian. Proses ini dilakukan oleh para akademisi dan peneliti pada bidang terkait untuk menjaga dan meningkatkan kualitas penulisan artikel yang dimuat, pada skala nasional khususnya dan internasional umumnya.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 1 (2020)" : 6 Documents clear
Sabun Kalsium dari PFAD untuk Pakan Ruminansia: Kualitas PFAD Sebagai Sumber Asam Lemak Bebas Lienda A. Handojo; Antonius Indarto; Dian Shofinita; Muhammad Reyhan Saadi; Dea Yulistia; Fathinah I. Hasyyati
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI TEKNIK KIMIA INDONESIA (APTEKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jtki.2020.19.1.2

Abstract

Abstrak. Dalam rangka meningkatkan komoditas susu di Indonesia, pemerintah menargetkan sapi perah lokal harus mampu menyuplai 41% produksi susu dalam negeri pada 2022. Salah satu cara untuk menaikkan produksi susu sapi adalah memberikan suplemen pakan berupa sabun kalsium. Sabun kalsium telah banyak digunakan di luar negeri, namun tidak di Indonesia, untuk menaikkan produksi susu sekaligus fertilitas ruminansia. Sabun kalsium dapat dibuat melalui reaksi fusi termodifikasi antara Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) sebagai sumber asam lemak bebas dengan sumber kalsium. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh jenis PFAD terhadap kualitas produk sabun kalsium. PFAD yang digunakan berasal dari beberapa industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia, yaitu Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, dan Kabupaten Pelalawan dengan rentang angka asam 195–221 mg KOH/g sampel. Produk sabun kalsium yang dihasilkan kemudian dianalisis nilai angka asam untuk menguantifikasi kualitasnya. Keempat produk sabun kalsium secara keseluruhan memiliki angka asam di bawah 1 mg KOH/g sampel. Rendahnya angka asam pada produk membuktikan bahwa keempat sumber PFAD dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun kalsium dengan kualitas baik. Kata kunci:angka asam, kalsium oksida, PFAD, pakan ruminansia, sabun kalsium. Abstract. Calcium Soap from PFAD for Ruminant Feed: Quality of PFAD as a Source of Free Fatty Acids. In order to increase the milk commodity in Indonesia, the government targets local dairy cattle to be able to supply 41% of domestic milk production by 2022. One way to increase the production of cow's milk is to provide a dietary supplement in the form of calcium soap. Calcium soap has been widely used overseas, but not in Indonesia, to increase milk production as well as ruminant fertility. Calcium soaps can be made by modified fusion reactions between PFAD as a source of free fatty acids with a calcium source. This study evaluated the effect of PFAD type on the quality of calcium soap products. PFAD used were obtained from several palm oil processing industries in Indonesia, namely Sidoarjo regency, Bekasi regency, Bekasi city, and Pelalawan regency with the acid number 195–221 mg KOH/g sample. The resulting calcium soap product is then analyzed for the acid number to quantify its quality. The four calcium soap products had an acid number below 1 mg KOH / g sample. The low acid number in the product indicates that the four sources of PFAD can be used as raw material for producing calcium soap with good quality. Keywords: acid value, calcium oxide, calcium soap, PFAD, ruminant feed. 
Pengaruh Radiasi Microwave dan Perlakuan Asam pada Batubara Peringkat Rendah terhadap Perolehan Biosolubilisasi Menggunakan Neurospora intermedia Nendry Nurramdani Solihah; Dwiwahju Sasongko; Elvi Restiawaty
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI TEKNIK KIMIA INDONESIA (APTEKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jtki.2020.19.1.3

Abstract

Abstrak. Biosolubilisasi batubara peringkat rendahmerupakan teknologi yang menjanjikan untuk mendapatkan bahan bakar cair yang ramah lingkungan. Biosolubilisasi batubara peringkat rendah dapat dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme seperti Neurospora intermedia yang mampu menghasilkan enzim-enzim pensolubilisasi. Mekanisme biosolubilisasibatubaraterjadikarenaadsorpsienzim-enzim tersebutkepermukaan partikel batubara, sehingga proses perlakuan awal batubara perlu dilakukan untuk memudahkan proses adsorpsi enzim.Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh perlakuan awal partikel batubara peringkat rendah terhadap struktur batubara dan perolehan biosolubilisasi. Pengaruh perlakuan awal tersebut dikaji dengan membandingkan biosolubilisasi menggunakan partikel batubara tanpa perlakuan awal (B1), perlakuan fisik dengan memberikan radiasi microwave 511 Watt selama 5 menit (B2), perlakuan kimiawi dengan merendam partikel batubara dalam HNO3 8 M selama 48 jam (B3), serta perlakuan kombinasi radiasi microwave selama 5 menit dan HNO3 dengan konsentrasi 2, 4, 6, dan 8 M selama 48 jam (B4, B5, B6, dan B7). Partikel batubara B1 memiliki rentang diameter mesopori sebesar 33,97 Å, sedangkan partikel batubara yang telah mengalami perlakuan awal mengalami peningkatan diameter pori namun masih dalam rentang mesopori. Luas permukaan persatuan massa dan volume pori yang tertinggi diperoleh dari perlakuan B3, masing-masing adalah 44,39 m2/g dan 0,09 cc/g. Hasil analisis proksimat dan ultimat menunjukkan bahwa perlakuan asam dapat mengurangi kandungan karbon terikat. Secara kualitatif dapat terlihat bahwa biosolubilisasi batubara B1, B2, B4, dan B5 tidak terjadi dengan baik, sehingga tidak terdapat cairan hitam sebagai hasil batubara yang tersolubilisasi, sedangkan biosolubilisasi batubara B3, B6, dan B7 menghasilkan cairan hitam sejak hari pertama. Secara kuantitatif, biosolubilisasi batubara peringkat rendah menggunakan perlakuan B3 menghasilkan konsentrasi asam humat dan persentase biosolubilisasi yang tertinggi, masing-masing yaitu 186,1 mmol/L dan 67,8%. Kata kunci: biosolubilisasi batubara, HNO3, Neurospora intermedia, radiasi microwave. Abstract. Effect of Microwave Radiation and Acid Treatment on Low Grade Coal on Biosolubilization Acquisition Using Neurospora intermedia. Bio-solubilization of low rank coal is a promising technology to obtain environmentally friendly liquid fuel. Bio-solubilization can be carried out using microorganism, such as Neurospora intermedia, which is capable to produce solubilizing enzymes. Mechanism of coal bio-solubilization occurs due to enzymes adsorption onto surface of coal, so that the low rank coal pre-treatment is needed to easy enzyme adsorption. This research examines the effects of low rank coal pre-treatment towards coal structure and bio-solubilization yields. The effects of the pre-treatment were studied by comparing the bio-solubilization using coal with the following specification: without treatment (B1), physical pre-treatment of 511 Watt microwave radiation for 5 minutes (B2), chemical pre-treatment using 8 M HNO3 for 48 hours (B3), and pre-treatment with a combination of microwave radiation for 5 minutes and acid treatment using various HNO3 concentration of 2, 4, 6, and 8 M for 48 hours (B4, B5, B6, and B7, respectively). Coal particle of B1 had mesopore diameter range of 33.97 Å, while coal particle with pre-treatment have increased pore diameter, but are still in range of mesopore. The coal obtained by B3 process has the highest specific surface area and pore volume, which were 44.39 m2/g and 0.99 cc/g, respectively. The proximate and ultimate analyses showed that acid treatment reduced fixed carbon contain. Coal bio-solubilization of B1, B2, B4, and B5 by qualitative could not be solubilized and there was no black liquid as a result of solubilized coal, meanwhile, B3, B6, and B7 were solubilized easily since the first day. Bio-solubilization of chemically pre-treatment low rank coal, B3, resulted in the highest humic acid concentration and bio-solubilization percentage i.e. 186.1 mmol/L and 67.8%, respectively. Keywords: coal bio-solubilization, HNO3, microwave radiation, Neurospora intermedia. 
Pemanfaatan Asam Humat Dari Sampah Organik Sebagai Adsorben Pada Limbah Cair Sintesis Timbal (Pb) Maimunawaro Maimunawaro; Sazila Karina Rahman; Chairul Irawan
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI TEKNIK KIMIA INDONESIA (APTEKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jtki.2020.19.1.5

Abstract

Abstrak. Industri pelapisan logam disamping memiliki konstribusi bagi perekonomian Indonesia, namun dalam prosesnya menghasilkan limbah cair yang memberikan dampak negatif bagi lingkungan karena mengandung logam berat. Salah satu teknik pengolahan limbah cair yaitu adsorpsi menggunakan asam humat dari ekstraksi sampah organik yang dijadikan adsorben. Kelebihan proses adsorpsi ini ialah pengerjaannya mudah, biaya relatif murah, relatif aman dari kontaminasi zat-zat kimia, serta tidak memberikan polusi berarti bagi lingkungan. Ekstraksi asam humat dari sampah organik berlangsung secara bertahap menggunakan proses ekstraksi dengan 1 L NaOH dengan variasi pelarut 0,1 N dan 0,5 N. Karakterisasi sebelum dan sesudah ekstraksi menggunakan Fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR), X-Ray Diffraction (XRD), dan Scanning Electron Microscope (SEM), masing-masing untuk mengetahui gugus fungsional, struktur kristal, serta struktur morfologi pada asam humat. Proses adsorpsi menggunakan asam humat sebagai adsorben dilakukan secara batch dengan massa adsorben 1 g/L, kecepatan pengadukan 150 rpm, temperatur ruang dan pH 6,7–7,0 selama 1 jam. Analisa setelah adsorpsi menggunakan metode Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS) untuk uji kadar timbal (Pb (II)). Hasil adsorpsi timbal (Pb) pada kedua variasi pelarut adsorben dengan pH awal 6,7–7,0 memiliki keefektifan masing-masing mencapai hampir 98%. Kata kunci:adsorben, asam humat, ekstraksi, sampah organik. Abstract. Removal of Lead (II) of Synthetic Wastewater Using Humic Acid Extracted from Organic Waste As Adsorbent.Metal plating Industry mining productions contribute to the growth of the Indonesian economy, but during the processes usually create a negative environmental impact such as heavy metals. The adsorption method is one of various methods for wastewater treatment. The humic acid as adsorbent in the adsorption method had been extracted from organic waste. The advantages of this method are simple, cheap and secure from chemical contaminant. The extraction of humic acid from organic waste takes place gradually using 1 L NaOH with a variety of solvents of 0.1 N and 0.5 N.The humic acid before and after treatment was characterized using Fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR) X-Ray Diffraction (XRD) and Scanning Electron Microscope (SEM).  The adsorption process was carried out in batch experiment with mass adsorbent of 1 g/L,  stirring speed of 150 rpm, room temperatur, pH around 6.7–7.0  for 1 hour. The result showed by Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) analysis characterize that adsorption lead (II) in several adsorbent concentrations at pH 6.7–7.07 has effectiveness 98%. Keywords: adsorbents, extraction, humic acid, organic waste. 
Tingkat Korosivitas Air Terhadap Infrastruktur Sumber Daya Air Berbahan Semen atau Mortar dengan fc’ ≤ 30 MPa pada 9 Waduk di Indonesia Devita Satya Lestari
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI TEKNIK KIMIA INDONESIA (APTEKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jtki.2020.19.1.4

Abstract

Abstrak. Korosi atau kerusakan yang terjadi di infrastruktur sumber daya air terutama yang berbahan semen atau mortar dengan fc’ atau dengan nilai kuat tekan ≤ 30 Mpa, dapat menimbulkan banyak kerugian. Kerugian yang ditimbulkan antara lain kerugian secara materiil karena korosi menggerogoti semua aset infrastruktur dan tentunya kerugian dalam hal keamanan karena dapat mengancam keselamatan manusia. Korosi merupakan permasalahan yang sangat penting dan tidak akan ada habisnya, karena peristiwa korosi terjadi secara terus-menerus dan berkelanjutan. Peristiwa korosi tidak dapat terjadi dengan sendirinya, tetapi karena adanya berbagai faktor-faktor tertentu yang dapat menyebabkan terjadinya korosi. Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan tingkat korosivitas air terhadap infrastruktur sumber daya air berbahan semen atau mortar dengan fc’ atau dengan nilai kuat tekan ≤ 30 MPa pada 9 waduk di Indonesia, sehingga akan diketahui rekomendasi yang tepat untuk pencegahan dan pengendalian korosivitas air terhadap infrastruktur sumber daya air berbahan semen atau mortar dengan fc’ atau dengan nilai kuat tekan ≤ 30 MPa, karena semen merupakan salah satu material yang paling banyak digunakan saat ini. Studi ini menggunakan data-data primer kualitas air. Metode pengambilan, penyimpanan, dan pengawetan sampel air dilakukan dengan mengikuti ketentuan dari Standar Nasional Indonesia Nomor 6989.57:2008. Pengujian kualitas air dilakukan oleh laboratorium yang terakreditasi. Metode perhitungan menggunakan rumus Langelier Saturation Index (LSI) A, B, C, D, dan rumus Saturation Index (SI) dari Standard Method APHA-AWWA-WEF. Hasil perhitungan LSI A, B, C, D, dan SI Standard Method APHA-AWWA-WEF menunjukkan bahwa tingkat korosivitas air di 9 waduk berpotensi menyebabkan korosi terhadap infrastruktur sumber daya air berbahan semen atau mortar dengan fc’ atau dengan nilai kuat tekan ≤ 30MPa. Kata kunci: infrastruktur sumber daya air, Langelier Saturation Index, Saturation Index, tingkat korosivitas air. Abstract. Water Corrosivity Level Againts the Water Resources Infrastructure Made of Cement or Mortar with fc' ≤ 30 MPa in 9 Reservoirs in Indonesia. Corrosion or damage that occurs in the infrastructure of water resources, especially those made of cement or mortar with fc' or with a compressive strength value of ≤ 30 MPa will be able to engender losses. Losses incurred, in the form of losses materially because of corrosion gnaw off all infrastructure assets and of course in losses terms of security, because it can threaten the safety of a human. Corrosion is a very important problem and will not be endless, as corrosion events occur continuously and sustainably. Corrosion events cannot occur by themselves, but because of certain factors that may cause corrosion. The purpose of this study is to determine the level of water corrosivity to the infrastructure of water resources made from cement or mortar with fc' or with a compressive strength value of ≤ 30 MPa in 9 reservoirs in Indonesia, to develop appropriate recommendations for the prevention and control of the water corrosivity to the infrastructure of water resources made from cement or mortar with fc' or with a compressive strength value of ≤ 30 MPa because cement is one of the most used materials today. This study uses water quality primary data. The methods of capturing, storing, and preserving water samples are carried out following the provisions of Indonesian national standard number 6989.57:2008. Water quality testing is done by accredited laboratories. The method of calculation uses the Langelier Saturation Index (LSI) A, B, C, D, and the formula Saturation Index (SI) of the Standard Method APHA-AWWA-WEF. Calculation results of LSI A, B, C, D, and SI Standard Method APHA-AWWA-WEF show that the level of water corrosivity in 9 reservoirs has the potential to cause corrosion of water resources infrastructure made of cement or mortar with fc' or with a compressive strength value of ≤ 30 MPa. Keywords: Langelier Saturation Index, Saturation Index, water corrosivity level, water resource infrastructure.
Sampul, Dewan Editor, Daftar Isi Antonius Indarto
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI TEKNIK KIMIA INDONESIA (APTEKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mitra Bestari, Panduan Penulisan, Sampul Antonius Indarto
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI TEKNIK KIMIA INDONESIA (APTEKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 6