cover
Contact Name
Nazarwin Saputra
Contact Email
nazarwin.saputra@umj.ac.id
Phone
+6287865877618
Journal Mail Official
jurnal.as-syifa@umj.ac.id
Editorial Address
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. KH. Ahmad Dahlan, Cireundeu, Ciputat Tangerang Selatan, 15419, email: jurnal.as-syifa@umj.ac.id
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal As-syifa
ISSN : -     EISSN : 7222055     DOI : https://doi.org/10.24853/assyifa
AS-SYIFA:Jurnal pengabdian dan pemberdayaan kesehatan masyarakat merupakan jurnal yang berisikan hasil-hasil kegiatan pengabdian masyarakat serta pemberdayaan kesehatan masyarakat. Jurnal ini terbit 2 kali dalam setahun yaitu di bulan Mei dan bulan November. Jurnal ini menerima hasil pengabdian masyarakat yang dapat berupa penerapan bidang ilmu, kesehatan masyarakat, epidemiologi, promosi kesehatan, gizi kesehatan dan semua bidang ilmu yang berhubungan dengan ilmu kesehatan yang belum pernah dipublikasi dimedia manapun. Bentuk kegiatan yang dipublikasi di jurnal ini dapat berupa hasil pemantauan, investigasi, skrinning, penerapan teknologi tepat guna, pelatihan, penyuluhan, pengembangan implementasi system program kesehatan, pemberdayaan kesehatan dan kegiatan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan pengabdian masyarakat di dalam rumpun ilmu kesehatan. E-ISSN: 2722-2055 AS-SYIFA : Jurnal pengabdian dan pemberdayaan kesehatan masyarakat mengundang para dosen, penggiat pemberdayaan masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, pemerhati kesehatan serta mahasiswa S1/S2/S3 rumpun ilmu kesehatan untuk mengirimkan artikel ilmiah hasil pengabdian masyarakat untuk dipublikasikan di jurnal ini. Paper yang masuk akan di-review secara peer review. Setelah review selesai akan diinformasikan melalui open journal system (OJS).
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2021): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat" : 10 Documents clear
UPAYA PEMUTUSAN RANTAI PENULARAN COVID-19 DENGANMELAKUKAN PENYEMPROTAN DISINFEKTAN DI SD AL-FIRDAUS SAMARINDA Ratna Yuliawati
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.2.1.77-81

Abstract

ABSTRAKPenyakit pernapasan baru yang disebut Corona virus Disease 2019 (COVID-19) disebabkan oleh virus (SARS-Cov-2) yang merupakan bagian dari keluarga besar virus yang disebut corona virus. Tanda-tanda umum infeksi termasuk gejala pernapasan, batuk, demam, sesak napas, dan kesulitan bernafas. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal dan bahkan kematian. Rekomendasi standard untuk mencegah penyebaran infeksi diantaranya mencucitangan secara teratur, memakai masker, menutup mulut dan hidung ketika batuk dan bersin. Hindari kontak dekat dengan siapapun yang menunjukan gejala penyaki tpernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu, untuk mencegah penyebaran COVID-19 akibat droplet yang menempel pada permukaan perlu dilakukan desinfeksi lingkungan.Sekolah dasar Al Firdaus (SD) merupakan sarana umum dimana tempa tsiswa menuntut ilmu dan merupakan salah satu sekolahan milik swasta dengan jumlah siswa yang cukup banyak. Lingkungan ini terdiri dari beberapa gedung, yaitu gedung kelas satu sampai kelas enam, ruang guru, ruang Unit Kesehatan Sekolah, kantin, toilet, ruang konseling, pos satpam keamana ndan masjid. Dimana semuanya terdir idari tiga lantai dengan jumlah ruangan yang ada sebanyak 20 ruang. 
Penyuluhan Kesehatan Konsumsi Buah dan Sayur di Rw 003 Kelurahan Benda Baru Pamulang Sebagai Upaya Pencegahan Tuberkolosis Fini Fajrini; Ade Akhmad Bukhori; Adzhani Khanza Ramadhani; Fara Sulti Nadya; Hani Nur Syarifah; Isna Indah Sari; Maulida Fitria
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.2.1.37-42

Abstract

Di Indonesia pemberantasan penyakit tuberkulosis telah dimulai sejak tahun 1950 dan sesuai rekomendasi WHO sejak tahun 1986 regimen pengobatan yang semula 12 bulan diganti dengan pengobatan selama 6-9 bulan. Pemerintah sudah sangat serius memperhatikan masalah TBC, dengan memberikan bantuan berupa pemberian obat TBC secara gratis. Namun faktanya, efektifitas pengobatan yang dilakukan oleh penderita TBC masih rendah. Tingkat kesembuhan penderita tuberkulosis adalah sebesar 85,30%, dengan tingkat kesukaan buah sebanyak 84%. Namun intensitas responden dalam mengkonsumsi buah hanya sebesar 68% dan tingkat konsumsi buah hanya sebesar 65,30%, serta tingkat keteraturan konsumsi buah saat menderita tuberkulosis hanya sebesar 67,30%. Berdasarkan hasil Musyawarah Masyarakat Desa, masyarakat sepakat untuk memilih TBC untuk menjadi acuan intervensi program. Pengabdian Masyarakat yang dilakukan dalam bentuk penyuluhan ini mengangkat tema “Ayo Konsumsi Buah dan Sayur untuk Putus Tali Penularan TBC.” Penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Februari 2020 di Mushola AR-Rahman RT 04 RW 003. Dihadiri oleh 30 orang terdiri dari lapisan masyarakat dari RW 003 Kelurahan Benda Baru. Berdasarkan hasil perhitungan pre-test dan post-test, didapatkan bahwa ada peningkatan pengetahuan masyarakat terkait manfaat buah dan sayur untuk penyakit Tuberkolosis antara sebelum dan setelah diberikan penyuluhan. Disarankan agar kebiasaan maka buah dan sayur bisa menjadi kebiasaan di tengan masyarakat.---In Indonesia the eradication of tuberculosis has been started since 1950 and according to WHO recommendations since 1986 the treatment regimen that was originally 12 months replaced with treatment for 6-9 months. The government has been very serious about paying attention to the TBC problem, by providing assistance in the form of giving free TBC medicines. But in fact, the effectiveness of treatment carried out by people with TBC is still low. It was found that the cure rate of tuberculosis patients was 85.30%, with a fruit preference rate of 84%. But the intensity of respondents in consuming fruit was only 68% and the level of fruit consumption was only 65.30%, and the level of regularity of fruit consumption when suffering from tuberculosis was only 67.30%. Based on the results of the Village Community Conference, the community agreed to choose TBC as a reference for program intervention. Community Service is carried out in the form of counseling with the theme "Let's Eat Fruits and Vegetables to Break the Rope of TBC Transmission." This health education was held on Saturday, February 15, 2020 at Mushola AR-Rahman RT 04 RW 003. Attended by 30 people consisting of people from RW 003 Benda Baru Village. Based on the results of the pre-test and post-test calculations, it was found that there was an increase in community knowledge related to the benefits of fruits and vegetables for tuberculosis between before and after counseling. It  is suggested that the habbit of fruit and vagetables can become a habit among the people.
Memilah Memilih dan Mengolah Sampah Rumah Tangga [Organik-An Organik : Palstik, Logam, Kertas] Bersama Kader Pendamping Tanggap Bocah di Kecamatan Sleman Naris Dyah Prasetyawati; Sigid Sudaryanto; Sri Puji Ganefati
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.2.1.23-30

Abstract

Kejadian Demam Berdarah Dengue sangat erat kaitannya dengan faktor lingkungan, yaitu tersedianya tempat berkembangbiak (breeding place) vektor nyamuk Aedes aegypti. Sampah yang paling berbahaya adalah sampah anorganik, hal ini dikarenakan sampah jenis ini sulit diurai oleh bakteri atau dekomposer. Salah satu sampah anorganik yang membutuhkan penanganan khusus dalam mengelola dan mengolahnya adalah sampah plastik. Sifat dari sampah plastik adalah tidak mudah diurai, proses pengelolaannya menimbulkan toksik dan bersifat karsinogenik serta membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa terurai secara alamiah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara mengelola sampah plastik rumah tangga yang dihasilkan kepada anak-anak  anggota Tanggap Bocah  melalui kader pendamping Tanggap Bocah di Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Puskesmas Sleman dilakukan di wilayah Desa Trimulyo yang merupakan bagian dari wilayah kerjanya. Kegiatan berlangsung dengan lancar dan sukses. Pengetahuan peserta semakin bertambah dengan diberikannya materi penyuluhan ini, hal ini dibuktikan dengan sesi diskusi pada akhir kegiatan dengan memberikan pertanyaan pemicu peserta mampu menjelaskan untuk materi intinya. Kelanjutan pembinaan dan pemantauan terhadap kader dan anggota tanggap bocah diserahkan kepada pihak Puskesmas. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah kader pendamping melakukan pelatihan dan penyampaian infromasi kepada anggota Tanggap Bocah di wilayahnya masing-masing.---The incidence of Dengue Hemorrhagic Fever is closely related to environmental factors, namely the availability of breeding grounds for the Aedes aegypti mosquito vector. The most dangerous waste is inorganic waste, this is caused by the type of waste that is difficult to decompose or decompose. One of the inorganic waste that requires special handling in managing and processing is plastic waste. The nature of plastic waste is that it is not easy to decompose, the management process is toxic and carcinogenic and takes a very long time to decompose naturally. This activity aims to increase knowledge about how to manage household plastic waste generated for the children of Tanggap Bocah members through the assistant cadres of Tanggap Bocah in Sleman District, Sleman Regency, Yogyakarta. Community service activities at the Sleman Health Center are carried out in the Trimulyo Village area which is part of its working area. The activity went smoothly and successfully. The knowledge of the participants was increased by the provision of this counseling material, this was evidenced by the discussion session at the end of the activity by asking questions that triggered the participants to be able to explain the material. Continuing coaching and monitoring of cadres and responsive members are left to the Puskesmas. The follow-up to this activity is for the companion cadres to conduct training and deliver information to the members of Responding Bocah in their respective areas.
PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI SOSIALISASI PENGGUNAAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) DI LINGKUNGAN BANDUNG Rizka Amalia; Enik Suhariyanti; Muta Aliva
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.2.1.31-36

Abstract

Upaya meningkatkan kesehatan masyarakat di Lingkungan Bandung, Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, dengan memanfaatkan tanaman tradisional sebagai pengobatan alami, masyarakat diajarkan untuk menanam TOGA di lahan atau pekarangan. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya menanam TOGA di lahan atau pekarangan rumah. Metode dalam pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan sosialisasi, pelatihan dan pendampingan. Hasil dari kegiatan ini pengetahuan dan kesadaran mengenai pentingnya menanam TOGA meningkat. Saran bagi masyarakat di Lingkungan Bandung untuk memanfaatkan lahan kosong sebagai tempat menanam TOGA, meningkatkan pengetahuan manfaat TOGA sebagai pengobatan alami dan membudidayakan untuk menambahkan penghasilan warga. Selain itu, TOGA juga dapat dijadikan sebagai salah satu pengobatan tradisional untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Lingkungan Bandung, sehingga warganya tidak ketergantungan terhadap penggunaan obat-obatan medis.---Efforts to improve public health in the Bandung environment, Sumberrejo Village, Mertoyudan District, Magelang Regency, by utilizing traditional plants as natural remedies, the community is taught to plant TOGA on land or yards. The purpose of this activity is to increase public awareness and understanding of the importance of planting TOGA in the land or yard of the house. The method in implementing this activity begins with socialization, training and mentoring. As a result of this activity, knowledge and awareness about the importance of planting TOGA increased. Suggestions for people in the Bandung environment to use vacant land as a place to plant TOGA, increase knowledge of the benefits of TOGA as a natural treatment and cultivate it to increase residents' income. In addition, TOGA can also be used as a traditional medicine to improve public health in the Bandung environment, so that its citizens are not dependent on the use of medical drugs.
Edukasi Kesehatan Mengenai Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Phbs) dan Pola Makan Gizi Seimbang Di Kampung Lembah Duhur, Bogor Cut Alia Keumala Muda; Rini Handayani
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.2.1.1-6

Abstract

Communicable and uncommunicable disease is important problem in Indonesia. To prevent infected or being sick, we have to do preventive action as clean and healthy living behaviors (PHBS) and balance nutrition. The aim of this activity is to give information to people in Kampung Lemah Duhur, Desa Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Bogor about the importance of clean and healthy living behaviors (PHBS) and balance nutrition. The activity was wand with consultation method which used posters. The consultation was done smoothly and people enthusiastic are high. In the future, giving information about clean and healthy living behaviors (PHBS) and balance nutrition will carry out routinely.
Edukasi Remaja Bebas Asap Rokok Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19 di Bantul Marsiana Wibowo; Yokas Siswanto; Azmi Aji Pamungkas; Gilang Andru Fiirmansyah
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.2.1.7-14

Abstract

Penggunaan tembakau masih menjadi permasalahan kesehatan pelik di dunia. Perokok dewasa menyampaikan mereka memulai kebiasaannya semenjak remaja. Situasi pandemi COVID-19 menuntut kewaspadaan lebih termasuk meningkatkan imunitasnya agar tidak terinfeksi. Kebiasaan merokok meningkatkan risiko seseorang terpapar COVID-19 dan meningkatkan risiko keparahan penyakit akibat COVID-19. Tujuan dari pengabdian ini adalah meningkatkan pemahaman remaja tas risiko merokok dalam memperparah penyakit COVID-19 dan pemahaman dalam menyiapkan diri dan keluarga bebas asap rokok. Metode yang digunakan adalah blended learning untuk meningkatkan accessibility sasaran dalam menerima informasi di masa pandemi ini. Metode ceramah dan diskusi dilakukan melalui pertemuan langsung, zoom meeting, dan whatsapp. Pelaksana kegiatan bersama tim dari mahasiswa melaksanakan kegiatan kepada sasaran, yaitu remaja di Desa Turtomulyo, Kretek, Bantul.Hasil kegiatan menunjukkan adanya perubahan pemahaman remaja tentang bahanya merokok, namun belum ada keyakinan bahwa COVID-19 akan meningkatkan risiko remaja terinfeksi virus dan memperparah penyakitnya. Remaja juga belum siap menerapak rumah bebas asap rokok di lingkungan tempat tinggal mereka. Kegiatan edukasi remaja tentang bahaya merokok perlu dilakukan secara berkesinambungan. Diperukan peran aktif tokoh masyarakat setempat berkerja sama dengan Puskesmas dalam menggiatkan program remaja bebas asap rokok dan organisasi kemasyarakat yang membina keterampilan hidup sehat remaja.---Tobacco use is still a complex health problem in the world. Adult smokers say they started the habit as a teenager. The COVID-19 pandemic situation demands more vigilance, including increasing immunity so as not to become infected. Smoking habits increase a person's risk of being exposed to COVID-19 and increase the risk of disease severity due to COVID-19. This service aims to increase teenagers' understanding of the risk of smoking in exacerbating the COVID-19 disease and understanding in preparing themselves and their families to be smoke-free. The method used is blended learning to increase target accessibility in receiving information during this pandemic. The lecture and discussion method are carried out through in-person meetings, zoom meetings, and what apps. Implementing activities with a team of students carried out activities to the target, namely youth in Turtomulyo Village, Kretek, Bantul. The results of the activity showed a change in teenagers' understanding of the dangers of smoking, but there was no belief that COVID-19 would increase the risk of adolescents being infected with the virus and worsening the disease. Teens are also not ready to accept smoke-free homes in their neighbourhoods. Adolescent education activities about the dangers of smoking need to be carried out continuously. There is a need for the active role of local community leaders in collaboration with the Puskesmas in activating the smoke-free youth program and community organizations that foster youth healthy life skills.
Gerakan Bersama Kenali, Cegah, dan Atasi Stunting Melalui Edukasi Bagi Masyarakat di Desa Padamara Kabupaten Purbalingga Mustika Ratnaningsih Purbowati; Ira Citra Ningrom; Ratna Wulan Febriyanti
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.2.1.15-22

Abstract

Balita yang mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu lama terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan dapat mengalami kegagalan pertumbuhan atau biasa disebut stunting. Indonesia memiliki target menurunkan angka kejadian pada angka 14% pada tahun 2024. Pemerintah dan seluruh masyarakat harus berperan serta dalam  upaya pencapaian target tersebut. Edukasi secara berkelanjutan dinilai dapat menjadi salah satu cara untuk menurunkan angka stunting. Kegiatan  ini memiliki tujuan  meningkatkan pengetahuan masyarakat meliputi remaja, ibu hamil, dan kader Posyandu agar dapat mengenali stunting, mengetahui upaya pencegahan, dan penatalaksanaan stunting. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini melalui kegiatan webinar yang berisi materi cara mengenali stunting, cara menilai status gizi yang benar menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) terbaru, pentingnya 1000 hari pertama kehidupan, cara pencegahan stunting, dan apa yang harus dilakukan ketika menjumpai stunting. Materi diberikan kepada 25 peserta selama 120 menit. Tingkat pengetahuan peserta diukur sebelum dan sesudah kegiatan melalui pretest dan postest. Kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan masyarakat.  Hasil pretest didapatkan 5 peserta (20%) memiliki pengetahuan baik, 7 peserta (28%) memiliki pengetahuan sedang, dan 13 peserta (52%) memiliki pengetahuan kurang. Tingkat pengetahuan meningkat setelah pemberian materi dan sesi tanya jawab yaitu terdapat 22 peserta  (88%) memiliki pengetahuan baik, dan 3 peserta (12%) memiliki pengetahuan sedang. Seluruh komponen masyarakat diharapkan  dapat ikut berperan serta aktif dalam upaya menurunkan angka kejadian stunting.---Toddlers who experience malnutrition for a long time, especially in their first 1000 days of life may result in growth failure or commonly called stunting. Indonesia has a target of reducing the incidence rate to 14% by 2024. The government and the entire community must participate to achieve this target. Sustainable education is considered to be one way to reduce stunting rates. This activity has the aim of increasing public knowledge including adolescents, pregnant women, and Posyandu cadres so that they can recognize stunting, know how to prevent, and manage stunting. The method used in this activity is through a webinar that contains material on how to recognize stunting, how to assess the correct nutritional status using the latest KMS (Health Record Book), the importance of the first 1000 days of life, how to prevent stunting, and what to do when encountering stunting. The material was given to 25 participants for 120 minutes. The level of knowledge of participants was measured before and after the activity through pretest and posttest. This activity succeeded in increasing public knowledge. The results of the pretest showed that 5 participants (20%) had good knowledge, 7 participants (28%) had moderate knowledge, and 13 participants (52%) had poor knowledge. The level of knowledge increased after giving the material and the question and answer session, namely 22 participants (88%) had good knowledge, and 3 participants (12%) had moderate knowledge. All components of society are expected to participate actively to reduce the incidence of stunting.
Upaya Menurunkan Tekanan Darah pada Lansia Melalui Terapi Shalat Dhuha DIAN ISTIANA; DEWI NUR SUKMA PURQOTI; FITRI ROMADHONIKA; Mita Pusparini
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.2.1.69-76

Abstract

Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup tinggi di dunia tidak hanya ditemukan pada Negara maju tapi dijumpai juga pada negara- negara berkembang. Ketika tensi berada pada angka diatas 140 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan di atas angka 90 mmHg untuk tekanan darah diastolik maka kondisi inilah disebut hipetensi. Hipertensi banyak dijumpai pada lansia, beberapa faktor yang melatarbelakangi lansia mengidap hipertensi antara lain faktor kepekaan terhadap kadar garam, reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokonstriktor, pola makan, kebiasaan merokok, stress emosi, kegemukan dan lain-lain. Adapun tata laksana pengendalian tekanan darah tinggi ada dua jenis yaitu pengebotan medis dengan obat-obatan dan pengendalian tanpa obat atau teknik relaksasi yang bertujuan untuk merelaks kan otot-otot dan organ sehingga mampu menurunkan tekanan darah. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah pengenalan cara pengendalian tekanan darah berupa pelaksanaan terapi shalat dhuha. Panti Sosial Tresna Werdha Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan mitra pada pelaksanaan pengabdian ini. Metode yang dikukan dalam kegiatan pengabdian ini dengan pelaksanaan terapi shalat dhuha selama 7 hari berturut-turut sebanyak 4 rokaat setiap harinya. Hasil dari kegiatan pengabdian ini didapatkan penurunan tekanan darah setelah dilakukannya terapi shalat dhuha. Setelah  pelaksanaan kegiatan pengabdian ini diharapkan terapi shalat dhuha tetap dilaksanakan secara rutin untuk mengendalikan tekanan darah agar tetap stabil.---Hypertension has become a fairly high health problem in the world not only found in developed countries but also in developing countries. When tension is above 140 mmHg for systolic blood pressure and above 90 mmHg for diastolic blood pressure then this condition is called hipetension. Hypertension is found in the elderly, several factors behind the elderly have hypertension, among others, factors of sensitivity to salt levels, vascular reactivity to vasoconstrictor, diet, smoking habits, emotional stress, obesity and others. As for the procedure of controlling high blood pressure there are two types of medical sabotage with drugs and control without drugs or relaxation techniques aimed at relaxing the muscles and organs so as to lower blood pressure. The purpose of this devotional activity is the introduction of a way of controlling blood pressure in the form of the implementation of dhuha prayer therapy. Tresna Werdha Social Home in West Nusa Tenggara Province is a partner in the implementation of this service. The method carried out in this devotional activity with the implementation of dhuha prayer therapy for 7 consecutive days as many as 4 rokaat every day. The result of this devotional activity was obtained a decrease in blood pressure after the dhuha prayer therapy. After the implementation of this devotional activity, it is expected that dhuha prayer therapy will still be carried out regularly to control blood pressure in order to remain stable.
Penyuluhan Personal Hygiene Untuk Faktor Risiko Penyakit Menular Pada Siswa Pesantren Sabilunnajat Ciamis Jawa Barat Munaya Fauziah; Andriyani Asmuni; Ernyasih Ernyasih; Pawit Aryani
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.2.1.55-68

Abstract

Personal hygiene merupakan salah satu faktor risiko kejadian penyakit menular. Beberapa penyakit menular terjadi pada siswa pesantren seperti scabies, diare, dan Hepatitis A. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk melaksanakan penyuluhan personal hygiene yang menjadi faktor risiko penyakit menular pada siswa di Pondok Pesantren Sabilunnajat, Ciamis, Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah ceramah. Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2020. Sebelum penyuluhan dilakukan pengukuran gambaran perilaku personal hygiene siswa. Pengabdian masyarakat ini mendapatkan dukungan penuh dari pengurus yayasan dan tingkat partisipasi siswa yang sangat tinggi dan diikuti oleh seluruh siswa pesantren sebanyak 204 orang siswa. Pengumpulan informasi perilaku personal hygiene siswa pesantren menunjukkan bahwa siswa pesantren yang melaksanakan personal hygiene baik sebanyak 52,9%, dan masih banyak siswa pesantren dengan perilaku personal hygiene yang kurang baik sebanyak 47,1%.
Penyuluhan Pencegahan Covid-19 Melalui Video Bagi Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan Tuti Surtimanah; Hasna Hanifah; Divia Alfianita; Nirma Nataria; Salma Syifa Audia; Pratama Mulyawan; Irfan Nafis Sjamsuddin
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.2.1.43-54

Abstract

Berbagai upaya dilakukan mencegah meluasnya penularan Covid-19 termasuk vaksinasi. Salah satu upaya yang dipilih berupa penyuluhan melalui media video yang disebar melalui WhatsApp tanpa harus melakukan kunjungan kepada sasaran keluarga selama masa pandemi. Video berisi materi fakta-mitos seputar Covid-19, pengertian-penyebab-penularan Covid-19, pencegahan penularan dengan 3-M dan vaksinasi Covid-19. Penyuluhan dikemas dalam Google form yang diawali pertanyaan pretes, kemudian video untuk dilihat dan diakhiri pertanyaan postes. Google form disebar melalui WhatsApp pada gawai anggota keluarga, namun beberapa keluarga melihat di gawai tetangganya. Penyuluhan diharapkan meningkatkan cakupan sasaran penyuluhan, meningkatkan pengetahuan sasaran serta mendorong praktek 3-M dan vaksinasi. Kegiatan dilakukan dosen dan mahasiswa dalam mata kuliah Pengalaman Belajar Lapangan. Mitra pelaksana adalah lima orang ketua Rukun Tetangga dan 228 keluarga di lokasi perdesaan dan perkotaan. Terjadi peningkatan signifikan (p 0,000) pengetahuan Covid-19 secara keseluruhan maupun di setiap pertanyaan. Tidak ada perbedaan signifikan perubahan pengetahuan menurut jenis kelamin, tingkat pendidikan maupun menurut tempat tinggal perdesaan maupun perkotaan. Metode penyuluhan melalui penyebaran Google form berisi video penyuluhan yang disebar melalui WhatsApp, diharapkan memperluas cakupan sasaran penyuluhan, meningkatkan pengetahuan, mendorong praktek 3-M serta vaksinasi Covid-19.---Various efforts were made to prevent the spread of Covid-19, including vaccinations. One of the efforts chosen was in the form of extension through video media distributed via WhatsApp without having to visit target families during the pandemic period. The video contains material on the facts or myths about Covid-19, definition, causes and transmission of Covid-19, prevention of transmission with 3-M and Covid-19 vaccination. Extension is packaged in a Google form which begins with a pretest question, then a video to be seen and ends with a post-test question. Google forms are spread via WhatsApp on the devices of family members, but some families see them on neighboring devices. Extension is expected to increase the coverage of extension targets, increase target knowledge and encourage 3-M practice and vaccination. Activities carried out by lecturers and students in the Field Learning Experience course. The implementing partners are five heads of Neighborhood Associations and 228 families in rural and urban locations. There was a significant increase (p 0,000) knowledge of Covid-19 as a whole and in each question. There is no significant difference in knowledge change according to gender, level of education and according to residence in rural and urban areas. The method of extension through the distribution of a Google form containing educational videos distributed through WhatsApp is expected to expand the coverage of extension targets, increase knowledge and encourage 3-M practice and Covid-19 vaccination.

Page 1 of 1 | Total Record : 10