cover
Contact Name
Muhammad Alfan Sidik
Contact Email
rusydiah@stainkepri.ac.id
Phone
+6282221297011
Journal Mail Official
rusydiah@stainkepri.ac.id
Editorial Address
P3M (Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau- Indonesia Jl. Lintas Barat KM 19 Ceruk Ijuk, Toapaya Kab. Bintan, Kepulauan Riau Phone +62 85274649662 Email: mahfuzah@stainkepri.ac.id
Location
Kab. bintan,
Kepulauan riau
INDONESIA
Rusydiah: Jurnal Pemikiran Islam
ISSN : 27234894     EISSN : 27234886     DOI : https://doi.org/10.35961/rsd.v1i1.128
Jurnal Rusydiah fokus mempublikasikan artikel berdasarkan penelitian yang berkaitan dengan pemikiran Islam
Articles 41 Documents
ANALISIS USHLUB AL-MUQOBALAH DI DALAM AL-QUR’AN MELALUI PENDEKATAN BALAGHOH Aidilah Suja
RUSYDIAH: Jurnal Pemikiran Islam Vol 1 No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Pemikiran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/rsd.v1i2.208

Abstract

Al-Qur’an dan maknanya berasal dari sisi Allah, ia memiliki ushlub-ushlub yang mengandung mukjizat dan susunan kata yang indah melebihi uslub-uslub Bahasa Arab yang digunakan hari ini. Untuk memahami Al-Qur’an dibutuhkan penguasaan ilmu-ilmu Bahasa Arab khususnya ilmu Balaghah, diantaranya ushlub Al-Muqobalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apa saja Ushlub Al-Muqobalah yang digunakan di dalam Al-Qur’an dan apa saja tujuan-tujuan Ushlub Al-Muqobalah di dalam Al-Qur’an. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui jenis-jenis Ushlub Al-Muqobalah yang digunakan di dalam Al-Qur’an dan tujuan-tujuannya ditinjau melalui pendekatan Balaghoh. Adapun objek penelitian ini adalah ushlub-ushlub Al-Muqobalah yang ada di dalam Al-Qur’an di Juz 30.
AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH DI INDONESIA: ANTARA AL-ASY’ARIYYAH DAN AHLI HADITS Fauzi Fauzi
RUSYDIAH: Jurnal Pemikiran Islam Vol 1 No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Pemikiran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/rsd.v1i2.209

Abstract

Aqidah adalah persoalan yang paling penting dalam ajaran Islam sebelum ajaran mengenai ibadah dan dan akhlak. Aqidah menentukan benar atau tidaknya keberagamaan seseorang Muslim. Oleh sebab itu Islam memandang perlu penanaman aqidah secara benar dan sesuai dengan al-Quran dan al-Sunnah. Persoalan aqidah tidak semulus persoalan lain seperti akhlak dan ibadah. Persoalan aqidah sudah menjadi sumber perpecahan umat tidak lama berselang wafatnya Rasul SAW. Masalah demi masalah akidah terus berlanjut sepanjang perjalanan sejarah Islam dan bahkan hingga sekarang, mungkin juga tidak ada kata selesai sampai alam ini berakhir. Kalau kita melongok ke Timur Tengah seperti Iran dan Arab Saudi, dua negara yang hampir tidak akan pernah dapat hidup berdampingan dengan rukun dan damai disebabkan negara yang disebut pertama beraqidah Syiah dan negara yang disebut kedua beraqidah Ahlussunnah/Sunni. Begitu pula di wilayah-wilayah lain seperti Pakistan, Yaman, Suriah, dan berbagai Negara lainnya. Bahkan juga di negara Indonesia, negara mayoritas berpenduduk Muslim. Akan tetapi, didalamnya terdapat beberapa aliran, selain Syiah, yang memang hanya kelompok kecil, ada kelompok yang dalam beberapa dekade terakhir sering melontarkan “perang terbuka” tehadap kelompok mayoritas Muslim negeri ini sebagai aliran sesat yang penuh bid’ah. Kelompok yang menyebut diri mereka sebagai Salafi ini sering melontarkan tuduhan bahwa mayoritas penduduk Muslim Indonesia sebagai aliran bid’ah, padahal kelompok terbesar negeri ini (Nahdhatul Ulama/NU) mengklaim sebagai yang paling Ahlussunnah dan melakukan hal yang sama, menuduh kalangan Salafi sebagai pembuat bi’dah. Oleh sebab itu, “perang terbuka” antara kedua kelompok itu seakan tidak menemukan kata akhir. Kedua kelompok ini memang sangat bersemangat mengklaim sebagai Ahlussunnah sebab Nabi SAW telah menyebut Ahlussunnah sebagai satu-satunya kelompok yang akan selamat. Oleh sebab itu, perlu ditelusuri benarkah salah satu kelompok saja yang akan selamat sedangkan yang lain akan terjerumus ke dalam kesesatan.
PENDIDIKAN ISLAM DALAM PANDANGAN M.NATSIR Waluyo Waluyo
RUSYDIAH: Jurnal Pemikiran Islam Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Pemikiran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/rsd.v2i1.196

Abstract

Pendidikan Islam bertransformasi seakan hanya befungsi sekedar tambal sulam saja. Maka tidak mengherankan, apabila pendidikan Islam di satu sisi masih saja mendapati tampilan yang sangat tradisional dengan tetap memakai baju lama (the old fashion), dan di sisi lain kita juga mendapati tampilan pendidikan Islam yang relatif modern, terkesan matrealistik dan sekularistik. Adanya dualisme corak pendidikan islam yang kemudian menyulitkan integrasi paradigma antara ilmu agama dan ilmu umum. Tulisan ini menfokuskan pada biografi peta intelektualitas M. Natsir dan sampai pada guru-gurunya kedua membahas bagaimana pemikiran M. Natsir tentang pendidikan Islam. Dari dua hal ini bertujuan mendapatkan informasi terkait biografi dan alur berpikir M. Natsir tentang Pendidikan Islam. Penelitian ini merupakan jenis penulisan library research buku M. Natsir, Islam Sebagai Dasar Negara dan Capita Selecta menjadi rujukan buku primer di samping itu buku lainnya yang membahas tentang biografi dan pemikiran M. Natsir sebagai rujukan sekunder. Dalam menganalisis menggunakan pendekatan teori deduktif hipotesis dimana teori ini tersusun atas seperangkat proposisi hipotesis, kemudian dari hipotesis-hipotesis yang lebih tinggi ditarik serangkaian deduktif secara logis. Hasil yang dicapai dalam tulisan ini berupa biografi dan pikiran pendidikan Islam Natsir. Seperti yang digambarkan sebelumnya secara garis besar mencakup tentang ideologi pendidikan, bertumpu kepada ajaran tauhid yang melahirkan pandangan terhadap pendidikan secara holistik non dikotomik, tujuan pendidikan, materi pendidikan, metode yang harus disesuaikan dengan materi dan tujuan yang akan dicapai, hubungan guru dengan murid dalam pendidikan Islam.
ORIENTALIS VERSUS ULAMA (STUDI KRITIK TERHADAP HADIS NABI) Zaimah Zaimah
RUSYDIAH: Jurnal Pemikiran Islam Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Pemikiran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/rsd.v2i1.229

Abstract

Islam mempunyai dua pedoman yang harus dijadikan patokan dalam berbagai hal. Diantaranya adalah al-Quran dan hadis. al-Quran merupakan mujizat yang luar biasa dan tidak ada bandingan mulai dari lafal hingga maknanya. Sedangkan hadis merupakan sumber kedua umat Islam yang berasal dari diri Nabi Muhammad SAW, mulai dari perkataan hingga perbuatan Nabi Muhammad SAW. Hadis inilah yang banyak digunakan oleh para orientalis untuk menjatuhkan Islam. Dua diantara para orientalis tersebut adalah Ignaz Goldziher dan Joseph Schacht. Goldziher beranggapan bahwa hadis muncul setelah Nabi Muhammad SAW wafat dan merupakan buatan para ulama abad kedua dan ketiga hijriyah yang melakukan persengkongkolan. Sedangkan Schacht memunculkan teori Projecting Back. Pendapat para orientalis tersebut dibantah oleh para ulama hadis melalui berbagai penelitiannya. Seperti yang dilakukan oleh al-Azami yang menyanggah pendapat Goldziher melalui penelitian naskah milik Suhail bin Abi Shalih. Serta Mustafa Azami dan As-Syibai melalui penelitiannya terhadap penulisan hadis.
ARUS PANTEISME JABARIYAH DALAM MASA PANDEMI COVID-19 Nur Ikhlas; Martunus Rahim
RUSYDIAH: Jurnal Pemikiran Islam Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Pemikiran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/rsd.v2i1.266

Abstract

Penelitian ini membahas suatu aliran teologi Islam yaitu jabariyah dengan mendeskripsikan sejarah kemunculann, konsep ketuhanan dan respon terhadap era pandemi covid-19. Sebuah aliran yang lebih berpaham kepada bahwa Qada Qadar adalah suatu hal yang sudah ditentukan Allah swt, maka sebagai manusia hanya bisa menjalani setiap takdir yang sudah Allah tentukan kepada setiap masing-masing manusia. Dengan menggunakan metode pengumpulan data-data dari berbagai karya literatur buku, majalah, jurnal, berita, dan tulisan-tulisan terkait. Setelah dikaji dapat disimpulkan bahwa menurut pandangan Jabariyah akal dan logika tidak berfungsi dalam hal apapun, karena semua yang ada serta apapun yang terjadi di dunia ini adalah taqdir serta kehendak dari Allah Swt. Maka manusia tugasnya hanyalah menerima apapun pemberian dari Allah swt serta menguatkan keimanan dengan beramal ibadah, dan taat kepada Qada dan Qadar yang Allah berikan karena apapun pemberian-Nya adalah suatu anugerah dan hikmah yang patut disyukuri.
PEMIKIRAN ABDULLAH SAEED TENTANG MUSLIM PROGRESIF SEBAGAI JALAN ALTERNATIF TANTANGAN ERA MODERN Aminudin Aminudin
RUSYDIAH: Jurnal Pemikiran Islam Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Pemikiran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/rsd.v2i1.267

Abstract

Pemikiran Islam mengalami stagnasi kurun waktu yang panjang, sering kali tidak bisa menjawab tantangan modernitas, maka hukum Islam perlu ditafsir ulang agar bisa menjawab kebutuhan masyarakat modern, gerakan inilah yang disebut Islam Progresif, Muslim Progresif atau Ijtihadi Progresif. Salah satu tokoh yang concern dengan dunia Islam kontemporer adalah Abdullah Saeed. Muslim progresif sebagai kelanjutan dari neo-modernis, beranggapan bahwa dinamika dan perubahan sosial, baik pada ranah intelektual, moral, hukum, ekonomi atau teknologi, dapat direfleksikan dalam hukum Islam. Titik-tekan muslim progresif isu-isu tentang keadilan sosial, keadilan gender, HAM dan relasi yang harmonis antara Muslim dan non-Muslim. Maka metode berijtihad Islam Progresif adalah context-based ijtihad, yaitu penafsiran teks-teks Alquran dan al-Hadis dengan perspektif maqasid al-syari’ah, social sciences, humanities kontemporer, multi-disciplinary approach dan filsafat kritis. Islam Progresif masih menuai pro-kontra, karena adanya tantangan “truth claim”, yaitu banyak anggapan bahwa hanya ada satu set hukum Islam yang dapat diterima sebagai kebenaran tunggal dan lainnya dianggap salah. Demikian juga adanya “regime of taqlid” menjadi fenomena global dalam dunia Islam hingga saat ini.
DAUR AL-MAR ATI FI NAJAH AL-HIJRATI FI AL-'AHDI AL-NABAWI Fajar Tresna Utama
RUSYDIAH: Jurnal Pemikiran Islam Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Pemikiran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/rsd.v2i1.278

Abstract

Since the revelation was revealed to our Prophet Muhammad, may God bless him and grant him peace, for the first time in the cave of Hira. The woman was not in isolation from the Prophet, may God bless him and grant him peace, and she was not excluded throughout the bright Islamic history from the initiative or participating in the da'wah march with all its events, and if we follow the role of women from the beginning of the revelation, we glimpse it clearly and without ambiguity. Prominent and without illusions, he, may God bless him and grant him peace, returned from the cave of Hira, afraid of what he saw. She patted his shoulder, and looked forward to the good from what he saw, so that he relieved his fear of security and tranquility, seeking with her cousin - Waraqah ibn Nawfal - to trust her husband from what he saw and increase him confidence and assurance, and by that she would be the first person to unite God after Muhammad (peace and blessings be upon him). She then takes the burden of the message in a way the history of a woman had never known before. These and other reasons preferred to write about a topic related to migration, which is: (The role of women in the success of migration during the Prophet's era). And this research also dealt with the definition of migration and the statement of the role of women in all stages of the prophetic migration and a conclusion and finally the researcher installed the list of sources and references. And one of the most important results is that the role of women is very great in emigration during the Prophet's era, since the revelation was revealed to the continuation of the call to the message. One of the most important recommendations is to pay attention to and care for the biography of the Prophet, and work to purify the biography books and Islamic culture from false narratives.
KONSEP PENCIPTAAN MANUSIA DAN REPRODUKSINYA MENURUT AL-QUR’AN Al Mahfuz
RUSYDIAH: Jurnal Pemikiran Islam Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Pemikiran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/rsd.v2i1.304

Abstract

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dan tiada bandingannya dengan makhluk ciptaan Allah lainnya yang hidup di muka bumi ini. Apa yang kurang dari ciptaan Allah tersebut, lihatlah apa yang Allah berikan kepada manusia atas penciptaan-Nya. Mulai dari bentuk tubuh, jasmani, rohani, termasuk akal yang Allah lengkapi dengan ilmu. Semuanya Allah berikan agar predikat mulia tersebut melekat pada diri manusia. Adam Allah ciptakan sebagai manusia pertama. Ada banyak kata-kata dalam Al-Qur’an yang menyebutkan tentang asal-muasal manusia seperti penciptaan Adam dari tanah (min turab). Selanjutnya terdapat juga kata campuran tanah dan air (min thin), dari lumpur hitam (min hama’ masnun), tercipta dari tanah liat (min thin lazib), Allah ciptakan dari lumpur hitam sehingga menjadi tanah liat yang kering (shalshalin min hama’ masnuni), dari tanah liat yang melalui proses pemanasan sehingga berbentuk tembikar (min shalshalin kal fakahar). Akhirnya untuk menjadi Adam sebagai wujud manusia yang utuh dan sempurna maka Allah tiupkan ruh ke dalam tubuh Adam sehingga jadilah Adam sebagaimana bentuk jasmani dan rohani manusia pada ketika ini. Adapun dalam proses selanjutnya penciptaan manusia tidaklah lagi langsung dari tanah melainkan suatu proses konsepsi antara laki-laki dan Wanita yang nutrisi dari makanannya adalah tumbuhan dan hewan yang berada di tanah. Dalam wujudnya yang sempurna anak cucu Adam menjalankan hidup dan kehidupannya dibekali Allah dengan petunjuk dan pedoman yaitu Al-Qur’an. Dengan al-Qur’an juga manusia tidak akan sombong dan angkuh dalam menapak kehidupan karena ia tahu dari apa ia diciptakan dan untuk apa ia diciptakan, dimana segalanya itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Sang Khalik di kehidupan berikutnya nanti.
PERKEMBANGAN ILMU SYARAH HADITH: SUATU TELAAH RINGKAS Ahmad Amir Nabil; Tasnim Abdul Rahman
RUSYDIAH: Jurnal Pemikiran Islam Vol 2 No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Pemikiran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/rsd.v2i2.291

Abstract

This paper discusses the development of science of hadith commentary since early century of Hijrah. It traces its historical development and instrumental role in expanding the dynamic understanding of hadith and its science. The paper attempts to illustrate the principle and discipline of usul al-sharh as set forth in the major works of hadith commentary underlying its principle, context and method. The discussion focusses on the method and approaches (ittijahat al-sharh) of traditionalist in interpreting and commenting the texts. The study is based on qualitative method in the form of library research, focusing on content analysis. The sources of documentation was primarily derived from traditional and classical works of hadith and contemporary references that provide extensive analysis of hadith commentary. The study found that the science of hadith commentary was originated in the classical and medieval hadith works that extensively articulated its rigorous and underlying principle. This tradition was continued in modern context in the highly authoritative works of hadith commentary that brought forth modern and contextual approaches in analyzing hadith texts.
STUDY TEORI MUTUALISME PAUL F. KNITTER DALAM HUBUNGAN ANTARUMAT BERAGAMA DI INDONESIA waluyo waluyo; Sahal Abidin
RUSYDIAH: Jurnal Pemikiran Islam Vol 2 No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Pemikiran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/rsd.v2i2.333

Abstract

Agama merupakan peratuan yang dibuat oleh Tuhan, melalui perantara-Nya disampaikan kepada setiap manusia. Dalam perjalannannya agama menjadi way of live pada setiap pemeluknya. Selain itu agama menjadi pegangan yang tidak dapat diganggu gugat oleh orang lain. Kenyakinan dalam kebenaran agamanya semakin mengakar dan menyebabkan truth claim. Klaim kebenaaran dan penolakan kebenaran yang lain adalah implementasinya. Adanya klaim kebenaran dan berusaha menyelamatkan yang lain dari kesesatan merupakan misioner. Fenomenologi menjawab konflik antaragama didasari atas ketikadilan kesejahteraan dan kesenjangan sosial serta keinginan kesataraan politik. Husserl melalui fenomenologinya memberikan pengertian bahwa ada kebenaran dibalik sesuatu yang tampak. Fenomenologi menangkap bahwa konflik antaragama tidak sepenuhnya disebabkan perbedaan agama. Selain klaim kebenaran dan keselamatan ketidakadilan di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya merupakan sumber dari konflik. Konflik yang terjadi semakin besar karena adanya klaim yang menyundut konflik antaragama, sehingga setiap pemeluk agama akan merasa terusik. Mutualisme memberikan teori hubungan antaragama yang dialog mutual. Teori ini atas dasar pandangan orang Kristen melahat agama di luar gereja. Berdasar kesamaan yang ada pada setiap agama mutualisme memproyeksikan hubungan yang saling memnguntungkan. Latar belakang konflik ialah adanya ketidakadilan pada bidang politik, ekonomi dan budaya, maka tawaran Knitter yang dapat diterapkan di Indonesia adalah pola hubungan yang mutual.