cover
Contact Name
Ekasatya Aldila Afriansyah
Contact Email
ekafrian@gmail.com
Phone
+628979550972
Journal Mail Official
mosharafajournal@institutpendidikan.ac.id
Editorial Address
Gedung B, Lantai 2, Program Studi Pendidikan Matematika Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut Jalan Pahlawan No. 32 Sukagalih, Garut, Jawa Barat
Location
Kab. garut,
Jawa barat
INDONESIA
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
ISSN : 20864280     EISSN : 25278827     DOI : https://doi.org/10.31980/mosharafa
Core Subject : Education,
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika (p-ISSN: 2086-4280 & e-ISSN: 2527-8827) mempublikasikan artikel ilmiah hasil penelitian dalam bidang pendidikan matematika yang belum pernah dipublikasikan. Penulis dapat berasal dari berbagai level, seperti mahasiswa (S1, S2, S3), guru, dosen, praktisi, maupun pemerhati pendidikan matematika. Mosharafa terbit tiga kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan Januari, Mei, dan September. Penerbit Mosharafa adalah Program Studi Pendidikan Matematika Institut Pendidikan Indonesia.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 3 (2013)" : 6 Documents clear
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA YANG MENDAPATKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN KONTEKSTUAL Nursuci Lestari; Sukanto Sukandar Madio
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.994 KB)

Abstract

Abstract:             Quasi-experimental research design the static  group pretest- posttest design was aimed to know the differences of students achievement in learn mathematic between students who get cooperative learning in Jigsaw and Contextual types. The technique of collecting data uses subjective tests from description, this instrument is clarified have complied the validity, reliability, and level of difficulty distinguishing power. Data analysis is Mann-Whitney test. The result can be summed up that there are the significance differences in initial ability between students who get cooperative learning in Jigsaw dan Contextual types. As any rate, in data analysis of students affective base on questionnaire which is given, most of these responses are positive. This is because, the average of neutral affective is most little than students affective.   Abstrak:Penelitian kuasi eksperimen dengan desain kelompok the static group pretest-posttest design ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika siswa antara yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Kontekstual. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tulis berbentuk uraian, instrumen tersebut dinyatakan telah memenuhi syarat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Analisis data dilakukan dengan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan kemampuan awal yang signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran Kontekstual. Pada analisis data sikap siswa yaitu berdasarkan angket yang diberikan, responnya sebagian besar bernilai positif. Ini terlihat dari rata-rata sikap netral lebih kecil daripada sikap siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun model pembelajaran Kontekstual mempunyai respon positif.
PERBANDINGAN KEMAMPUAN PROSES PEMECAHAN MASALAH ANTARA SISWA YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DAN KONVENSIONAL Lestari, Teguh Panji; Sofyan, Deddy
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.873 KB)

Abstract

Abstract:This study aims to determine the ratio between the problem solving ability of students to use learning model Creative Problem Solving ( CPS ) with Conventional of the students SMAN 19 Garut . The method used in this study is quasi-experimental method with two groups of students, as the experimental group is the group of students who get teaching Creative Problem Solving (CPS) and the control group is the group of students who received conventional learning . The instrument used in this study is a written test with a description of the subject form the Turunan Fungsi. The population in this study were all students of class XI of SMAN 19 Garut with the sample selected class XI IPA-3 and XI IPA-4 . From the results of preliminary tests of normality test (pretest), initial test scores obtained in the experimental class are not normally distributed so that the test followed by Mann Whitney test and obtained zhitung = 2.73 and ztabel = 1.96 thus zhitung > ztabel , or zhitung be outside the acceptance of the null hypothesis can be concluded that the average ability of students beginning the experimental class and the control class was different. Proceed with the test and the normalized gain of normality test results and that both classes are not normally distributed then proceed with the mann witney test. Retrieved zhitung = 2.61 and = ztabel 1.96 thus zhitung > ztabel then Ho is rejected . Thus , it can be concluded that the mathematical problem solving ability among students who received learning model Creative Problem Solving ( CPS ) is better than the students who received conventional learning models. This is because teaching Creative Problem Solving (CPS) students are more active , creative and innovative in finding solutions to any given problem . Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan Konvensional pada siswa SMAN 19 Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dengan dua kelompok siswa, sebagai kelompok eksperimen yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dan kelompok kontrol yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran Konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tulis berbentuk uraian dengan pokok bahasan turunan fungsi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 19 Garut dengan sampel kelas yang dipilih yaitu XI IPA-3 dan XI IPA-4. Dari hasil uji coba normalitas tes awal (pretes), diperoleh skor tes awal pada kelas eksperimen tidak berdistribusi normal sehingga pengujian dilanjutkan dengan uji Mann Withney dan diperoleh zhitung = 2,73 dan ztabel=1,96 dengan demikian zhitung > ztabel, atau zhitung berada diluar penerimaan hipotesis nol di dapat kesimpulan bahwa rata-rata kemapuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda. Dilanjutkan dengan uji gain ternormalisasi dan dari hasil uji normalitas dan ternyata kedua kelas tidak berdistribusi normal maka pengujian data dilanjutkan dengan uji mann witney. Diperoleh zhitung = 2,61 dan ztabel= 1,96 dengan demikian zhitung >  ztabel maka Hoditolak. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematik antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan model pembelajaran Konvensional. Hal ini disebabkan karena pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam  mencari solusi dari setiap masalah yang diberikan.
PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA YANG MEMPEROLEH PEMBELAJARAN MELALUI METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN METODE KONVENSIONAL Tsani Farhatun Nadz; Cici Nurul Haq
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.72 KB)

Abstract

Abstract:Reasoning is activity or process of thinking to interest or make a new right expression. However, in fact, the activity  mathematics is still low. This research uses two models of learning, they are Problem Based Instruction (PBI) method and convensional method. The purpose of this research is to find out the comparison of the students' achievement of know activity mathematics between using PBI method learning and convensional method learning, to find out the students' activity who get PBI and Convensional method learning, this research uses a significant level 5%. Having the posttest can be concluded that the outcomes of know avtivity mathematics between students who get PBI method learning is better than the students who get Convensional method learning.  Abstrak:Penalaran merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasarkan beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya. Akan tetapi pada kenyataannya penalaran matematis siswa masih rendah. Penelitian ini menggunakan 2 metode pembelajaran yaitu metode pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dan Konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan Kemampuan penalaran matematis antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran PBI dan Konvensional, untuk mengetahui sikap siswa terhadap model pembelajaran PBI dan Konvensional, untuk mengetahui aktvitas siswa yang mendapatkan model pembelajaran PBI dan Konvensional dengan taraf signifikan 5%. Setelah melakukan tes akhir dan uji gain dapat diambil kesimpulan peningkatan kemampuan penalaran matematis antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran PBI lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran Konvensional.
PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA ANTARA YANG MENDAPATKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS Yesi Nurbayani; Nanang Nanang
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.791 KB)

Abstract

Abstract:Problems in research in general can decude whether there are differences in the ability of mathematical communication between students who get a cooperative learning type of Numbered Heads Together with Student Teams Achievement Divisions ? His way is to experiment with the dwarf in the methods o collecting data on the use and provision of pretest postest data analysis done with test normality result of the research showed that ho and ha accepted rejected . Then you can conclude that there is a difference between the student mathematical communication skills that get learning cooperative type of Numbered Heads Together with the Student Teams Achievement Divisions. Abstrak:Permasalahan dalam penelitian ini secara umum dapat dirumuskan apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematik siswa antara yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan Student Teams Achievement Divisions ?. Cara penelitiannya adalah  dengan metode eksperimen, dengan teknik pengumpulan data yang digunakan pemberian pretest dan posttest. Analisis data dilakukan dengan uji normalitas data, Mann Whitney. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat di simpulkan bahwa terdapat perbedaan komunikasi matematik siswa antara yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan Student Teams Achievement Divisions.
PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN STRATEGI GIVING REWARD DENGAN KONVENSIONAL Hilma Nurulhaq; Akhmad Margana
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.307 KB)

Abstract

Abstract:Research using experimental methods with the group design is randomized control group pre-test-postest design, with these method, the file that will be examined are group into two classes namely the control class and the experimental class. Instrument used to measure the ratio of the mathematical problem-solving skills is objective test or description test be given before researcher provide treatment and after treatment. File analyses performed using Chi Kuadrat test and Mann-Whitney test. This study aimed to knowing the ratio of the mathematical problem-solving skills between students who get giving reward strategies with students who get conventional learning. The results of research showing that the mathematical problem-solving skills between students who get giving reward strategies better than students who get conventional learning. Abstrak:Penelitian dengan menggunakan metode eksperimen dengan desain kelompok randomized control group pre-test-postest design, dengan metode tersebut data yang akan diteliti dikelompokan menjadi dua yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan untuk mengukur perbandingan kemampuan pemecahan masalah matematika yaitu berupa tes objektif / uraian yang diberikan sebelum peneliti memberikan perlakuan dan sesudah perlakuan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Kuardat dan Uji Mann-Whitney. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kemampuan pemecahan masalah  matematika antara siswa yang mendapatkan strategi giving reward dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang mendapatkan strategi giving reward lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. 
PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN YANG MENDAPATKAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.82 KB)

Abstract

Abstract:Quasi experiment studies with experimental design ( the statistic group posttes design) aimed to determine differences in mathematical problem solving ability of students get the learning model two stay two stray with again learning model Numbered Head Together, as well as the attitude of students towards learning mathematics for teaching model Two stay Two stray with learning model Numbered Head Together. Data analysis can be carried out with test data normality. Mann whitney. The results of this study indicate : (1) there is a difference mathematical problem solving ability of students get the learning model Two stay two stray with a gain learning model Numbered Head Together; (2) student’s attitudes toward learning model Two stay Two stray and learning model Numbered Head Together in general the students to be kind to both the learning model.Abstak: Penelitian kuasi eksperimen dengan desain eksperimen (the statistic group posttes design) bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran Two stay Two Stray dengan yang mendapatkan model pembelajaran Numbered Head Together, serta mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika terhadap model pembelajaran Two stay Two Stray dengan model pembelajaran Numbered Head Together. Analisis data dilakukan dengan uji normalitas data, Mann Whitney. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran Two stay Two Stray dengan yang mendapatkan model pembelajaran Numbered Head Together; (2) sikap siswa terhadap model pembelajaran Two stay Two Stray dan model pembelajaran Numbered Head Together secara umum siswa bersikap baik terhadap kedua model pembelajaran tersebut.

Page 1 of 1 | Total Record : 6