cover
Contact Name
Pujo Rapiyadi
Contact Email
pujo.kebtke@gmail.com
Phone
+6281213173529
Journal Mail Official
pujo.kebtke@gmail.com
Editorial Address
Jl. Cisitu Lama No. 37 Bandung
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
JURNAL APARATUR
ISSN : 25807838     EISSN : 27756238     DOI : https://doi.org/10.52596/ja.v3i1.35
JURNAL APARATUR focuses on disseminating problems and issues in public administration and public policy. Published journal article of Jurnal Aparatur covers areas, including: Public sector human resource management; Public sector organization; Public sector management; Public sector innovation; Public service; Public policy; Decentralization and Local government; and Governance.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Aparatur" : 5 Documents clear
MODEL PERILAKU TRANSFER HASIL PELATIHAN APARATUR SIPIL NEGARA DI INDONESIA: SEBUAH PENERAPAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR Achmad, Maylitha; Patiro, Shine Pintor Siolemba
JURNAL APARATUR Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Aparatur
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52596/ja.v5i2.107

Abstract

ABSTRACTThe issue of training transfer behavior has become an attention of social psychology researchers in the field of training and development. Moreover, research on its behavior in particular has not applied the Theory of Planned Behavior (TPB) model in understanding, explaining, and predicting the intentions and behavior of Indonesia Civil Service Apparatus (CSA) to transfer the training in the workplace. Therefore, this study aims to uncover the application of the TPB model in explaining and predicting the CSA’s behavior related to the training transfer, so that social psychological factors as an intention and behavior predictors can be identified. This study uses quantitative methods. The sample size was 427 of CSA which spread across the provinces of North Sumatra, DKI Jakarta, South Sulawesi, and Maluku. The data collection technique used an online survey with purposive sampling. The data analysis technique used Structural Equation Modeling (SEM). Results show that TPB model which developed to understand, explain, and predict the CSA’s behavior in transferring training outcomes is acceptable. This study supported that attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control (PBC) were significant predictors of behavioral intentions, and the latter was a predictor of behavior within the framework of the TPB model. ABSTRAKIsu mengenai perilaku transfer hasil pelatihan menjadi pusat perhatian para peneliti di bidang psikologi sosial dalam kaitannya dengan bidang pelatihan dan pengembangan. Selama ini penelitian mengenai perilaku transfer hasil pelatihan di Indonesia khsususnya belum ada yang mengaplikasikan model Theory of Planned Behavior (TPB) dalam memahami, menjelaskan, dan memprediksi niat dan perilaku Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk melakukantransfer hasil pelatihan di tempat kerja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap penerapan model TPB dalam menjelaskan dan memprediksi perilaku PNS terkait dengan transfer hasil pelatihan, sehingga dapat diidentifikasi faktor-faktor psikologis sosial yang mendorong niat dan perilakunya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Besaran sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 427 PNS yang tersebar di Provinsi Sumatera Utara, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Teknik pengumpulan data menggunakan on line survey dengan penarikan sampel purposif. Teknik analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Model TPB yang dikembangkan dalam memahami, menjelaskan, dan memprediksi perilaku PNS dalam mentransfer hasil pelatihan bisa diterima. penelitian ini mendukung bahwa sikap, norma subyektif, dan kontrol keperilakuan yang dirasakan sebagai prediktor yang signifikan terhadap niat berperilaku, serta niat berperilaku merupakan prediktor yang signifikan terhadap perilaku dalam kerangka model TPB
STRATEGI KOMUNIKASI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DALAM MENINGKATKAN KINERJA WIDYAISWARA Helmi, Ahmad; Ramadani, Thoriq
JURNAL APARATUR Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Aparatur
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52596/ja.v5i2.114

Abstract

ABSTRACTA policy requires a communication strategy in its dissemination, to get support in its implementation. The State Civil Apparatus is required to provide the best performance, both in terms of individuals and organizations as the implementation of assigned tasks. This study aims to determine the communication strategy of the Ministry of Energy and Mineral Resources in improving to performance of Widyaiswara. The method used is a qualitative approach with a case study at the Apparatus Human Resource Development Center of the Agency for the Development of Human Resources, Energy and Mineral Resources, Ministry of Energy and Mineral Resources. Primary data collection through interviews with key informants and secondary data through literature review. The results of the study revealed that the communication strategy used was not optimal. This can be seen from the lack of common knowledge of communication strategies by Widyaiswara. The current communication strategy is that the communicator is the Head of the Apparatus Human Resource Development Center, the Widyaiswara Coordinator, and the Widyaiswara. The target is Widyaiswara because to improve performance it involves Widyaiswara himself. The message made is that Widyaiswara's performance can be supported by increasing Widyaiswara's competence, information systems, and collaboration. The media used are through competency development, information systems, social media, and websites. The expected impact is to increase the competence of Widyaiswara so that the quality of education, teaching, and training will be even better in the future. ABSTRAKSebuah kebijakan memerlukan strategi komunikasi dalam penyebarluasannya, untuk mendapatkan dukungan dalam implementasinya. Apratur Sipil Negara dituntut untuk memberikan kinerja terbaiknya baik dari sisi individu maupun organisasi sebagai pelaksanaan tugas yang sudah ditetapkan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam meningkatkan kinerja Widyaiswara. Metode yang digunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus pada Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pengumpulan data primer melalui wawancara kepada key informants dan data sekunder melalui peninjauan literatur. Hasil penelitian mengungkapkan strategi komunikasi yang dilakukan belum dilakukan secara optimal. Hal ini dilihat dari belum adanya kesamaan pengetahuan atas strategi komunikasi oleh para Widyaiswara. Strategi komunikasi yang sudah ada saat ini yaitu, komunikator adalah Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur, Koordinator Widyaiswara, dan Widyaiswara. Target sasaran adalah Widyaiswara karena untuk peningkatan kinerja melibatkan Widyaiswara itu sendiri. Pesan yang dibuat adalah kinerja Widyaiswara dapat ditunjang dengan peningkatan kompetensi Widyaiswara, sistem informasi, dan kolaborasi. Media yang digunakan adalah melalui pengembangan kompetensi, sistem informasi, media sosial, dan website. Dampak yang diharapkan adalah peningkatan kompetensi Widyaiswara agar menghasilkan kualitas pendidikan, pengajaran, dan pelatihan semakin baik lagi ke depannya.
PEMBELAJARAN JARAK JAUH PELAYANAN PRIMA PADA MASA PANDEMI COVID-19: PERSPEKTIF PENGAJAR Anggarini, Dian; Rahman, Fahmi Aulia; Rohmatulloh, Rohmatulloh; Zuhri, M Tajudin; Ibrohim, Iim
JURNAL APARATUR Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Aparatur
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52596/ja.v5i2.122

Abstract

ABSTRACTDistance learning of excellent service training for museums gave the lowest performance results compared to other trainings. The purpose of this study is to answer how teachers facilitate distance learning related to aspects of their teaching styles and strategies. The study method used a qualitative approach, the participants are two teachers. The results of the study indicate that learning has placed the trainees as subjects who have a role and independence to carry out their learning activities. But on the other hand, teachers also still have various obstacles in delivering this fun learning. This deficiency becomes an input for further improvement, especially the development of teaching styles and strategies for various participants who have different educational backgrounds, positions, and talents. ABSTRAKPembelajaran jarak jauh pada pelatihan pelayanan prima untuk museum memberikan hasil yang paling rendah kinerja dibandingkan pelatihan lainnya. Tujuan penelitian ini untuk menjawab bagaimana pengajar dalam memfasilitasi pembelajaran jarak jauh terkait dengan aspek gaya dan strategi mengajarnya. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif partisipannya berjumlah dua pengajar pelayanan prima Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran telah menempatkan peserta pelatihan sebagai subjek yang memiliki peran dan kemandirian untuk melakukan kegiatan belajarnya. Namun di sisi lain, pengajar juga masih memiliki berbagai kendala dalam menyampaikan pembelajaran yang sesuai kebutuhan peserta pelatihan. Kekurangan ini menjadi masukan perbaikan selanjutnya khususnya perbaikan gaya dan strategi mengajar untuk beragam peserta yang memiliki latar belakang pendidikan, jabatan, dan talenta yang berbeda.
OPTIMALISASI PEMBUDAYAAN GERAKAN ANTI KORUPSI DALAM PENCEGAHAN KORUPSI DI PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR Zulkifli, Zulkifli
JURNAL APARATUR Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Aparatur
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52596/ja.v5i2.106

Abstract

ABSTRACTThe Anti-Corruption Movement is a movement that remains relevant to be promoted, especially since there are still many perpetrators who have been caught red-handed (OTT) by law enforcement officials (KPK). This study intends to reveal the relationship between two variables, namely the Culture of the Anti-Corruption Movement in Corruption Prevention and the locus in the PPSDM Aparatur. This study aims to determine the process of anti-corruption culture and the process of preventing corruption in the prevention of corruption in the PPSDM apparatus. This study uses a quantitative approach with an explanative method, the type of data is quantitative, the sample is determined based on the Slopin method with data collection techniques through a questionnaire, while the data analysis uses descriptive analysis, validity and reliability tests and correlation analysis. The hypothesis of this research is that the more optimal the culture of the anti-corruption movement is, the more effective the prevention of corruption is in the PPSDM Aparatur, which means that there is a positive relationship between the variables of the culture of the anti corruption movement and the variable of preventing corruption. ABSTRAKGerakan Anti Korupsi menjadi gerakan yang tetap relevan untuk digalakkan terlebih masih banyaknya pelaku yang tertangkap tangan (OTT) oleh aparat penegak hukum (KPK). Penelitian ini hendak mengungkap hubungan yang terjadi antara dua variable yaitu Pembudayaan Gerakan Anti Korupsi dalam Pencegahan Korupsi dengan lokus di PPSDM Aparatur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses Pembudayaan Anti Korupsi dan proses pencegahan korupsi dalam Pencegahan Korupsi di PPSDM Aparatur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode explanatif, jenis datanya kuantitatif, sampel ditentukan berdasarkan metode Slopin dengan teknik pengumpulan data melalui angket/kuesioner sedangkan analisis data dengan melakukan analisis dekriptif, uji validitas dan realibilitas serta analisis korelasi. Adapun hipotesis penelitian ini adalah semakin optimal pembudayaan gerakan anti korupsi maka semakin efektif pencegahan korupsi di PPSDM Aparatur yang berarti terdapat hubungan positif antara variabel pembudayaan gerakan anti korupsi dengan variabel pencegahan korupsi.
EVALUASI PENERAPAN PDCA CYCLE PADA PROGRAM PELATIHAN DASAR DALAM MENGHADAPI RE-AKREDITASI Pulungan, Zainul M
JURNAL APARATUR Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Aparatur
Publisher : Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52596/ja.v5i2.105

Abstract

ABSTRACTEvery civil servant candidate must pass basic training as requirements to become civil servants. PPSDMA has accreditated B for basic training by 2018 for three years. This accreditation gives opportunity and challenge to do continuous improvement in the training program. As a result, PPSDMA needs to evaluate basic training program by using PDCA approach. This research aims to evaluate the basic training program and give recommendation in readiness towards reaccreditation in 2021. This research uses a descriptive qualitative method by analyzing accreditation documents in 2018, interview, and focus group discussion with stakeholder. The result of this research reveals that PPSDMA has three critical steps such as the readiness of accreditation documents, visitation, and follow up recommendations from visitation. The assessment of accreditation uses PDCA approach consisting of planning, organizing, evaluating, the result of training organization, budget, and infrastructure. According to the self-assessment result, PPSDMA only gets weighted 81,02 or category B which complies with two elements: the result of training organization and budget. However, if PPSDMA does intervention by completing the required documents in other elements, PPSDMA could get weighted 94,84 or category A for basic training. ABSTRAKSetiap calon pegawai negeri sipil wajib mengikuti pelatihan dasar sebagai syarat untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil. PPSDMA telah mendapatkan akreditasi kategori B pada pelatihan dasar tahun 2018 dengan masa berlaku 3 tahun. Kategori ini memberikan kesempatan dan tantangan untuk terus melakukan perbaikan mutu penyelengaraan pelatihan. Oleh karena itu, PPSDMA perlu mengevaluasi penyelenggaraan pelatihan dasar dengan pendekatan PDCA. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penyelenggaraan pelatihan dasar dan memberikan rekomendasi dalam kesiapan menghadapi re-akreditasi tahun 2021. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan penelahaan dokumen akreditasi tahun 2018, wawancara dan focus group discussion dengan pihak terkait. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa PPSDMA memiliki tiga tahapan kritis dalam proses akreditasi yaitu penyiapan dokumen akreditasi, visitasi, dan perbaikan data akreditasi. Penilaian akreditasi program pelatihan menggunakan pendekatan PDCA yang terdiri dari 6 unsur penilaian, yaitu: unsur perencanaan, unsur penyelenggaraan, unsur evaluasi, unsur hasil penyelenggaraan pelatihan, unsur pembiayaan, unsur sarana pendukung program pelatihan. Berdasarkan hasil self-assessment, PPSDMA hanya memperoleh bobot penilaian 81,02 atau akreditasi kategori B dengan memenuhi dua unsur penilaian saja yaitu unsur hasil penyelenggaraan pelatihan dan pembiayaan. Namun, jika dilakukan intervensi dengan melengkapi persyaratan dokumen yang dibutuhkan pada unsur-unsur lainnya maka PPSDMA dapat memperoleh bobot penilaian 94,84 atau akreditasi kategori A pada program pelatihan dasar.

Page 1 of 1 | Total Record : 5