cover
Contact Name
Eman Sulaeman
Contact Email
misykah.bbc@gmail.com
Phone
+6281293975904
Journal Mail Official
misykah.bbc@gmail.com
Editorial Address
Jl. Widarasari III - Tuparev - Cirebon
Location
Kab. cirebon,
Jawa barat
INDONESIA
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam
ISSN : 25030973     EISSN : 27471640     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Jurnal Misykah adalah jurnal yang diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LP2I) IAI bunga Bangsa Cirebon. Jurnal Ini membahas tentang pemirkiran dan studi Islam. Jurnal Misykah terbit dua kali dalam satu tahun yaitu bulan Februari dan Agustus.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 5 No 2 (2020): Misykah : jurnal Pemikiran dan Studi Islam" : 7 Documents clear
Kilas Balik Sang Pembaharu Cucum Novianti
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 5 No 2 (2020): Misykah : jurnal Pemikiran dan Studi Islam
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Education is generally not given to women, so that women remain in ignorance and suffering. Abduh is of the view that the disease stems, among other things, from the ignorance of Muslims on the true teachings of religion, because they learn in an inappropriate way. According to Abduh, the disease can be treated by educating them with the right teaching system. The education system that existed in his time was the background for Muhammad Abduh's educational thinking. Previously, the reform of Egyptian education was initiated by Muhammad Ali. He only emphasized the development of the intellectual aspect and left two types of education to the next period. The first model is modern schools, while the second model is religious schools. Each school stands alone, without having a relationship with each other. Religious schools are not given lessons in modern sciences from the West, so that intellectual development is reduced. Meanwhile, schools run by the government are only given Western knowledge, without providing religious knowledge. Abstrak Pendidikan pada umumnya tidak diberikan kepada kaum wanita, sehingga wanita tetap tinggal dalam kebodohan dan penderitaan. Abduh berpandangan bahwa penyakit tersebut antara lain berpangkal dari ketidaktahuan umat Islam pada ajaran agama yang sebenarnya, karena mereka mempelajari dengan cara yang tidak tepat. Menurut Abduh, penyakit tersebut dapat diobati dengan cara mendidik mereka dengan sistim pengajaran yang tepat. Sistim pendidikan yang ada pada masanya yang selanjutnya melatarbelakangi pemikiran pendidikan Muhammad Abduh. Sebelumnya, pembaruan pendidikan Mesir diawali oleh Muhammad Ali. Dia hanya menekankan pada perkembangan aspek intelektual dan mewariskan dua tipe pendidikan pada masa berikutnya. Model pertama ialah sekolah-sekolah moderen, sedang model kedua adalah sekolah agama. Masing-masing sekolah berdiri sendiri, tanpa mempunyai hubungan satu sama lain. Pada sekolah agama tidak diberikan pelajaran ilmu-ilmu moderen yang berasal dari Barat, sehingga perkembangan intelektual berkurang. Sedangkan sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah, hanya diberikan ilmu pengetahuan Barat, tanpa memberikan ilmu agama
Al-Quran Sebagai Motor Penggerak Peradaban Dunia yang Paling Menakjubkan Hajjin Mabrur
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 5 No 2 (2020): Misykah : jurnal Pemikiran dan Studi Islam
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al-Qur'an states itself as a human changer, both individual and communal, who brings people from darkness to bright light (QS. Ibrohim [14]: 1). The historical reality is related to the statement of the Al-Qur'an above that transformative al-Qur'an in building human civilization can be observed from the reality of Arab society which directly feels the presence of the verses of the al-Qur'an. There are stark contrasts in the Arab region, especially regarding the development of society between before and after the Qur'an was revealed. Before the Qur'an was revealed, the Arabs were nothing more than a community called jahiliyah. It consists of tribes that are predominantly nomadic, hostile to each other, far from knowledgeable, and left behind in the cultural field of the surrounding nations. However, after the Qur'an was revealed and Islam was broadcast, the conditions of the Arabs gradually changed and progressed. Arabs who had been divided and hostile to each other became "brothers" in a unique and universal bond that united Arabs as never before, even Arabs were able to establish an empirium that stretched from the Indian border to the white sands of the Atlantic Ocean coastline, an empirium the greatest known human history. What is also interesting is that wherever the liberation carried out by the Muslim troops in the spirit of Qur'anic values ​​is always followed by droves of the liberated population converting to Islam. And until now, what has really made a strong impression is that from Iraq to Morocco, a united Arab nation chain stretches, not only because they adhere to Islam but also in terms of the Arabic language, history, culture and civilization. Abstrak Al-Qur’an menyatakan dirinya sebagai perubah manusia baik individu maupun komunal yang membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya terang benderang (QS. Ibrohim [14] : 1). Kenyataan sejarah berkaitan dengan pernyataan Al-Qur’an di atas bahwa transformatif al-Qur’an dalam membangun peradaban umat manusia dapat diamati dari realitas masyarakat Arab yang secara langsung merasakan kehadiran ayat-ayat al-Qur’an. Terdapat perbedaan yang sangat kontras di wilayah Arab khususnya menyangkut perkembangan masyarakatnya antara sebelum dan sesudah al-Qur’an diturunkan. Sebelum al-Qur’an diturunkan, bangsa Arab tak lebih dari komunitas yang disebut jahiliyah. Terdiri dari suku-suku yang mayoritas hidup nomaden, saling bermusuhan, jauh dari ilmu pengetahuan, dan ketinggalan di lapangan kebudayaan dari bangsa-bangsa di sekitarnya. Namun setelah al-Qur’an diturunkan dan Islam disiarkan, kondisi bangsa Arab berangsur-angsur berubah melesat maju. Bangsa Arab yang tadinya terpecah-pecah dan saling bermusuhan menjadi “bersaudara” dalam ikatan yang unik dan universal yang menyatukan bangsa Arab yang sebelumnya tidak pernah terjadi, bahkan bangsa Arab mampu mendirikan sebuah empirium yang membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah manusia. Hal yang tidak kalah menarik pula adalah di mana pun pembebasan yang dilakukan oleh pasukan Muslim dengan semangat nilai-nilai Qur’aninya, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya para penduduk yang dibebaskan tersebut masuk Agama Islam. Dan sampai saat ini, yang nyata masih kuat membekas adalah dari Irak hingga Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata karena menganut Agama Islam tapi juga dari sisi bahasa Arabnya, sejarah, kebudayaan, dan peradabannya..
Gerakan Dakwah Santri Di Masjid Moh Azmi Alify
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 5 No 2 (2020): Misykah : jurnal Pemikiran dan Studi Islam
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is motivated by the change and development of radical ideas which in the end appear takfiri or other people infidelity. Meanwhile, the condition of consolidation and coordination between ulama, santri and regional level government is deemed not optimal enough to stem the ideas that damage the integrity and unity of the Republic of Indonesia. The purpose of this study is to describe how to identify radical understandings and groups in Indonesia, how to strengthen and revitalize the function of mosques according to the teachings of Rasulallah and the efforts made by students to make mosques more effective as a means of da'wah. The method used in this research is qualitative, the type of research is a field study in processing the data based on the results of observations, interviews, and study documentation. The results of this study are, first, the existence of a database of congregations and scholars to identify the potential and religious understanding that develops in the community. Second, increasing the human resources of mosque takmirs with various programs and activities that support the progress of the mosque. Third, increased communication and coordination between institutions affiliated with community organizations whose roles are undoubtedly in building this nation and state, such as Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah and other institutions that have the same vision and mission. Fourth, regeneration of the younger generation and fostering scholars by providing an understanding of the wasathiyah movement (read: moderate) in the face of radicalism and fostering moderate religious understanding Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi oleh terjadinya perubahan dan perkembangan faham radikal yang pada akhinya muncul konsef takfiri atau mengkafirkan oranglain. Sementara kondisi konsolidasi dan koordinasi antar ulama, santri dan pemerintah tingkat daerah dirasa kurang maksimal untuk membendung paham-paham yang merusak keutuhan dan persatuan Negara Republik Indonesia. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan bagaimana mengidentifikasi paham dan kelompok radikal yang ada di Indonesia, bagaimana memperkuat serta revitalisasi fungsi masjid sesuai ajaran Rasulallah serta upaya yang dilakukan santri untuk mengefektifkan masjid sebagai sarana dakwah. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu kulitatif, jenis penelitiannya yaitu study lapangan dalam mengolah datanya berdasarkan dari hasil observasi, wawancara, dan study dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yaitu, pertama, adanya database jamaah dan ulama unntuk mengindentifikasi potensi dan paham keagamaan yang berkembang di lingkungan masyarakat. Kedua, Peningkatan SDM takmir masjid dengan berbagai program dan kegiataan yang menunjang kemajuan masjid. Ketiga, Peningkatan komunikasi dan koordinasi yang dilakukan antar lembaga-lembaga yang terafiliasi dengan organisasi masyarakat yang sudah tidak diragukan lagi peranannya dalam membangun bangsa dan negara ini seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah maupun lembaga lain yang mempunyai kesamaan visi dan misi. Keempat, Kaderisasi generasi muda dan pembinaan ulama dengan cara memberikan pemahaman gerakan wasathiyah (baca: moderat) dalam menghadapi paham radikalisme serta pembinaan pemahaman keagamaan yang moderat
Memaknai Aktifitas Belajar Sebagai Ibadah Dengan Kontekstualisasi Pemahaman Hadist Innamal A’malu Bin Niyat Ahmad Hanafi
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 5 No 2 (2020): Misykah : jurnal Pemikiran dan Studi Islam
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Learning or studying is an activity that must be carried out throughout the ages. Do not recognize age or gender. Does not recognize distance or geographical conditions. Since the primordial vows in the form of testimony to one divinity and Muhammad's prophethood were made, this obligation has been attached to him. However, this study does not intend to further explore the chapter on studying knowledge, the notes of which are well coded and neatly arranged in the classical books on hadith. Furthermore, the author would like to try to elaborate a hadith text which is neither textually nor contextually related to learning or studying problems. Namely the hadiths about everything depends on the intention. Looking at the asbabul wurud hadith, the context is related to the issue of hijrah. Namely, during the migration from Mecca to Medina, there were various intentions among the friends who had emigrated. Some are because of wealth, some are because of women, there are also those who are Lillahi ta'ala. A hadith, as well as the words of other great figures of the world, is always understood by various interpretations. Moreover, the great figure in question has long since died. Plus, the distance or time of his life is very far apart from the interpreter. Many years. Hundreds or even thousands of years. Of course what emerges is that there are various interpretations and understandings. Some are "letterleijk" as is or textual, there are also contextual ones that try to understand the hadith from its meaning. The difference in interpretation and understanding, of course, is influenced by several reasons. Different schools of thought (schools of thought), differences in the level of knowledge and breadth of insight, differences in culture between one place and another, are some things that need to be mentioned and are influential in this regard. Therefore, the study of hadiths both within the framework of "tahrijul hadith" which criticizes the hadith from the point of view of their sanad, eye and raw material is absolutely necessary. No less necessary is a semiotic and hermeneutic study of the meaning of the text and the context of the hadith in question. With the holding of these studies, it is hoped that there will be clarity of evidence that whether the hadith reached the Prophet or was interrupted on the way, in essence it is tsiqoh or not, also are there other traditions that contradict the hadith. Or maybe there are other narrators who are narrating the same hadith with different lafadz. However, the thing that is not less important than that is what and how exactly the Prophet meant in the hadith. Abstrak Belajar atau menuntut ilmu adalah suatu aktifitas yang harus dilakukan sepanjang usia. Tidak mengenal umur maupun jenis kelamin. Tidak mengenal jarak atupun keadaan geografis. Semenjak ikrar primordial yang berupa kesaksian terhadap ketuhanan yang satu dan kenabian Muhammad dikumandangkan, maka kewajiban itupun melekat pada dirinya. Namun studi ini tidak bermaksud lebih jauh mengupas bab tentang menuntut ilmu, yang nota benenya sudah terkodifikasi dengan baik dan tersusun rapih pada kitab-kitab klasik tentang hadist. Lebih jauh, penulis ingin mencoba mengelaborasi suatu teks hadist yang secara teks maupun konteksnya sama sekali tidak berkaitan dengan masalah belajar ataupun menuntut ilmu. Yakni hadist tentang segala sesuatu itu tergantung pada niatnya. Menengok pada asbabul wurud hadist, konteksnya adalah berkenaan dengan masalah hijrah. Yakni saat peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah, diantara para sahabat yang ikut berhijrah beragam niatnya. Ada yang karena harta, ada yang karena wanita ada juga yang Lillahi ta’ala. Sebuah hadist, sebagaimana juga perkataan tokoh-tokoh besar dunia lainnya, selalu difahami dengan berbagai macam penafsiran. Apalagi tokoh besar yang bersangkutan itu telah lama wafat. Ditambah lagi jarak masa atau waktu kehidupannya terpaut sangat jauh dengan sang interpreter. Berbilang tahun. Ratusan atau bahkan ribuan tahun. Tentu saja yang muncul adalah adanya beragam penafsiran dan pemahaman. Ada yang “letterleijk” apa adanya atau tekstual, ada juga yang kontekstual yang mencoba memahami hadist dari maksudnya. Perbedaan penafsiran dan pemahaman tersebut, sudah barang tentu dipengaruhi oleh beberapa sebab. Perbedaan aliran (madzhab dalam pemikiran), perbedaan tingkat ilmu pengetahuan dan keluasan wawasan, perbedaan kultur antara satu tempat dan tempat yang lain, adalah beberapa hal yang perlu disebut dan berpengaruh dalam hal ini. Oleh karena itu, kajian hadist baik dalam kerangka “tahrijul hadist” yang mengkritisi hadist dari segi sanad, matan maupun rawinya adalah mutlak diperlukan. Tak kalah perlunya juga adalah kajian semiotik maupun hermeneutik terhadap makna teks maupun konteks dari hadist yang dimaksud. Dengan diadakannya kajian-kajian tersebut diharapkan adanya kejelasan pembuktian bahwa apakah hadist tersebut sanadnya sampai ke Nabi ataukah terputus di jalan, rawinya tsiqoh ataukah tidak, juga adakah hadisat-hadist lain yang bertentangan dengan hadist tersebut. Atau barangkali ada perawi-perawi lain yang meriwayatkan hadist yang sama dengan lafadz yang berbeda. Namun hal yang tak kalah pentingnya dari itu adalah apa dan bagaimana sebenarnya yang dimaksud oleh Nabi dalam hadist tersebut.
Hubungan Tradisi Munjung dengan Sikap Keagamaan Masyarakat Desa Panjalin Lor Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka Somantri Somantri
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 5 No 2 (2020): Misykah : jurnal Pemikiran dan Studi Islam
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The relationship between Munjung's radiation and religious attitudes fosters the strengthening of local character and traditions of the community. The aspect studied is the existence of Munjung as a strengthening of local character and traditions in Panjalin Lor Village, Sumberjaya District, Majalengka Regency. Qualitative research is chosen as a method for exploring and understanding meanings ascribed to social or humanitarian problems, focusing on individual meanings, and translating the complexity of a problem. Descriptive data is developed from the results of obtaining a number of written and oral information from observations. Munjung as a tradition and culture for the residents of Panjalin Lor becomes the spirit of a religious attitude by not seeing that Munjung is a form of denial of religious practice (Islam) which will still be done because as a form of cultural ngarumat, maintaining a good tradition to remember the struggles of the old grandmothers. serve the community as well as maintain and maintain togetherness among the villagers of Panjalin Lor as Sundanese who are influenced by the fighting motto of the Sundanese people, namely; "Choose Asih Choose Asah and Choose Foster.". Abstrak Hubungan radisi Munjung dengan Sikap Keagamaan menumbuhkan Penguatan Karakter dan Tradisi Lokal Masyarakat. Aspek yang dikaji adalah Eksistensi Munjung sebagai Penguatan Karakter dan Tradisi Lokal di Desa Panjalin Lor Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka. Penelitian kualitatif dipilih sebagai metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusian, berfokus pada makna individual, dan menerjemahkan komplesitas suatu persoalan. Data deskriptif dikembangkan dari hasil perolehan sejumlah informasi tertulis maupun lisan dari hasil pengamatan. Munjung sebagai tradisi dan budaya bagi warga Panjalin Lor menjadi spirit dari sikap keagamaan dengan tidak memandang bahwa munjung adalah sebagai bentuk pengingkaran pada praktik keagamaan (Islam) yang akan tetap dilakukan karena sebagai bentuk ngarumat budaya, memelihara tradisi yang baik guna mengingat perjuangan para Buyut yang sudah berjasa terhadap masyarakat sekaligus memelihara dan menjaga kebersamaan antarwarga desa Panjalin Lor sebagai orang Sunda yang dipengaruhi oleh moto juang hidup orang Sunda yaitu; “Silih Asih Silih Asah dan Silih Asuh.”.
Kencenderungan dan Sifat Manusia Menurut Al Qur’an H. M Soleh
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 5 No 2 (2020): Misykah : jurnal Pemikiran dan Studi Islam
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Maudhu'i or thematic interpretation is the interpretation that plays a very important role, especially in today's era, because the maudhu'i interpretation is considered very suitable to human needs and is able to answer existing problems. subject or topic. Analysis of the Strengths and Weaknesses of Maudhu'i Tafsir, namely: The strengths of the maudhu'i interpretation method, namely answering the challenges of the times, practical and systematic, dynamic, and making understanding intact. The weaknesses of the maudhu'i tafsir method are cutting the verses of the Qur'an and limiting the understanding of the verses. Al-Qur'an states that humans have the freedom and the potential and opportunity to tend towards good and avoid bad or vice versa, depending on the factors that influence it. The most important factor in this case is how humans control their sacred nature, individual character, and responsiveness to their environment before committing an action. Abstrak Tafsir maudhu’i atau tematik adalah tafsir berperan sangat penting khususnya pada zaman sekarang, karena tafsir maudhu’i dirasa sangat sesuai dengan kebutuhan manusia dan mampu menjawab permasalahan yang ada.Tafsir maudhu’i atau tematik ada berdasar surah al-Qur’an ada berdasar subjek atau topik. Analisis Kelebihan dan Kelemahan Tafsir Maudhu’i yaitu: Kelebihan metode tafsir maudhu’i yaitu menjawab tantangan zaman, Praktis dan sistematis, Dinamis, dan membuat pemahaman menjadi utuh. Kekurangan metode tafsir maudhu’i yaitu Memenggal ayat al-Qur’an dan Membatasi pemahaman ayat. Al-Qur’an menyatakan bahwa manusia memiiki kemedekaan dan potensi serta peluang untuk cenderung kepada kebaikan dan meghindari keburukan atau sebaliknya, bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor terpenting dalam hal ini adalah bagaimana manusia mengendalikan kodrat fitriahnya yang suci, tabiat individualnya, seta daya responnya terhadap lingkungannya sebelum melakukan suatu perbuatan
Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PAI di Kelas XI SMAN 1 Susukan Maman Fatkhurokhman
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 5 No 2 (2020): Misykah : jurnal Pemikiran dan Studi Islam
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is motivated by the rapid progress of schools in this modern era, each school always makes learning innovations so that students do not feel bored and bored in class. Boredom and boredom are one of the obstacles in the learning process. Students become not enthusiastic in learning, the atmosphere becomes stiff and monotonous. This study aims to determine the effect of the implementation of the inquiry method on the critical thinking skills of class XI students at SMA N 1 Susukan. The number of samples, namely class XI IPA 4 as many as 34 students. The technique used in sampling is purposive sampling technique, namely the sampling technique used by the researcher if the researcher has certain considerations in taking the sample. The research instrument used tests and questionnaires. The collected data were processed using quantitative descriptive statistical analysis using categorization techniques. Based on the results of descriptive statistical analysis, it was found that the pretest average score was 58.70 while the postest score was 90.58. and the results of the t-test show that it has a value of t = 8.79 with a significant level of 2 tailed class XI IPA 4 0.000 from the results of the calculation of SPSS 20, the value of the t-test, when compared with the level (a) = 0.05 then <0.05 , so that the conclusion of the statistics taken is H1 accepted Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi oleh begitu pesatnya kemajuan sekolah di era modern ini, setiap sekolah selalu melakukan inovasi pembelajaran sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan jenuh dalam kelas. Kebosanan dan kejenuhan adalah salah satu penghambat dalam proses pembelajaran. Peserta didik menjadi tidak antusias dalam belajar, suasana menjadi kaku dan monoton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pelaksanaan metode inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas XI di SMA N 1 Susukan. Jumlah sampelnya yaitu kelas XI IPA 4 sebanyak 34 peserta didik. Tekhnik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu dengan tekhnik Purposive sampling yaitu tekhnik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya. Instrument penelitian ini menggunakan tes, dan angket. Data yang dikumpul diolah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik kategorisasi. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diperoleh skor rata-rata pretest adalah 58,70 sedangkan soal postest 90,58. dan hasil uji-t menunjukkan memiliki nilai t= 8,79 dengan tingkatan signifikan 2 tailed kelas XI IPA 4 0.000 dari hasil perhitungan SPSS 20 nilai dari uji-t, jika dibandingkan dengan taraf (a) =0,05 maka <0,05, sehingga kesimpulan dari statistika yang diambil adalah H1 diterima.

Page 1 of 1 | Total Record : 7