cover
Contact Name
Eman Sulaeman
Contact Email
misykah.bbc@gmail.com
Phone
+6281293975904
Journal Mail Official
misykah.bbc@gmail.com
Editorial Address
Jl. Widarasari III - Tuparev - Cirebon
Location
Kab. cirebon,
Jawa barat
INDONESIA
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam
ISSN : 25030973     EISSN : 27471640     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Jurnal Misykah adalah jurnal yang diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LP2I) IAI bunga Bangsa Cirebon. Jurnal Ini membahas tentang pemirkiran dan studi Islam. Jurnal Misykah terbit dua kali dalam satu tahun yaitu bulan Februari dan Agustus.
Articles 60 Documents
KONSEP IBN AL-‘ARABĬ DAN RANGGAWARSITA TENTANG MANUSIA (Sebuah Perbandingan Antara Sufisme Dan Kebatinan) Muhammad Luthfi Ubaidilah
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 1 No 1 (2016): MISYKAH
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hakikat manusia menjadi suatu kajian yang selalu menarik untuk diperbincangkan di berbagai budaya dan agama. Tulisan ini berupaya menyajikan hakikat manusia dalam pandanga tokoh besar tasawuf yaitu Ibn al-‘Arabi dan tokoh besar kesusasteraan dan kebatinan Jawa yaitu Ranggawarsita. Dalam hal pemikiran kedua tokoh ini menjadi ikon dalam dunia kepemikiran mereka. Ibn al-‘Arabî menjadi pelopor ajaran wujudiah dalam dunia sufisme. Sedangkan Ranggawarsita memiliki kepemikiran yang tidak dapat dibandingkan dengan pujangga-pujangga lain dalam dunia pemikiran pujangga Jawa.
TANTANGAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU INTERNAL IAI BUNGA BANGSA CIREBON DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Barnawi Barnawi
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 1 No 1 (2016): MISYKAH
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN menyuguhkan tantangan sekaligus peluang bagi setiap anggota masyarakat ASEAN. Anggota masyarakat ASEAN akan mampu berkiprah dengan baik jika memiliki kompetensi yang unggul. Kompetensi yang unggul dapat dibangun melalui pendidikan tinggi yang berkualitas. Pendidikan tinggi yang berkualitas merupakan pendidikan yang memiliki falsafah quality is the first. Dalam konteks IAI Bunga Bangsa Cirebon, falsafah quality is the first akan terwujud jika Lembaga Penjaminan Mutu Internal memiliki kapasitas untuk mengaktualisasikan setidaknya tiga hal yakni membangun budaya mutu, integrasi dengan IT, dan diversifikasi program studi.
Memaknai Aktifitas Belajar Sebagai Ibadah Dengan Kontekstualisasi Pemahaman Hadist “ Innamal A’malu Bin Niyat” Ahmad Hanafi
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 6 No 1 (2021): Misykah : jurnal Pemikiran dan Studi Islam
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

By trying to study it "letterleijk" on the original meanings and coupled with the meaning contextually seeing the background of the incident at the time the hadith was pronounced, the writer examines the hadith about this "motivation". In the language of religion is intention, in the language of psychology it is motivation which means more or less the same thing, namely things that become deliberate in acting. In simpler language it is "relentless heart" when someone is about to do something. This hadith clearly states that everything, whether in the form of activity or action, is dependent on the motivation. Do we go to college to avoid being told to do hermitage in the village? Or go to college while looking for a mate? Or to look cool with a college degree? God knows a 'lam Bis Shawab. Abstrak Dengan mencoba mengkajinya secara “letterleijk” atas makna-makna asli dan dibarengi dengan pemaknaan secara kontekstual melihat pada latar belakang kejadian pada saat hadist itu diucapkan, penulis mengkaji hadist tentang “motivasi” ini. Dalam bahasa agama adalah niat, dalam bahasa psikologi adalah motivasi yang kurang lebih artinya sama yakni hal-hal yang menjadi unsur kesengajaan dalam bertindak. Dalam bahasa yang lebih sederhana adalah “kerenteg hati” ketika seseorang akan melakukan sesuatu. Hadist ini secara tegas menyebutkan bahwa segala sesuatu apapun, baik yang berupa aktifitas maupun amalan perbuatan, adalah tergantung pada motivasinya. Apakah kita kuliah untuk menghindari daripada disuruh tandur di kampung? Ataukah kuliah sambil mencari jodoh? Atau agar terlihat keren dengan bergelar sarjana? Wallahu a’ lam Bis Shawab.
Kilas Balik Sang Pembaharu Cucum Novianti
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 5 No 2 (2020): Misykah : jurnal Pemikiran dan Studi Islam
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Education is generally not given to women, so that women remain in ignorance and suffering. Abduh is of the view that the disease stems, among other things, from the ignorance of Muslims on the true teachings of religion, because they learn in an inappropriate way. According to Abduh, the disease can be treated by educating them with the right teaching system. The education system that existed in his time was the background for Muhammad Abduh's educational thinking. Previously, the reform of Egyptian education was initiated by Muhammad Ali. He only emphasized the development of the intellectual aspect and left two types of education to the next period. The first model is modern schools, while the second model is religious schools. Each school stands alone, without having a relationship with each other. Religious schools are not given lessons in modern sciences from the West, so that intellectual development is reduced. Meanwhile, schools run by the government are only given Western knowledge, without providing religious knowledge. Abstrak Pendidikan pada umumnya tidak diberikan kepada kaum wanita, sehingga wanita tetap tinggal dalam kebodohan dan penderitaan. Abduh berpandangan bahwa penyakit tersebut antara lain berpangkal dari ketidaktahuan umat Islam pada ajaran agama yang sebenarnya, karena mereka mempelajari dengan cara yang tidak tepat. Menurut Abduh, penyakit tersebut dapat diobati dengan cara mendidik mereka dengan sistim pengajaran yang tepat. Sistim pendidikan yang ada pada masanya yang selanjutnya melatarbelakangi pemikiran pendidikan Muhammad Abduh. Sebelumnya, pembaruan pendidikan Mesir diawali oleh Muhammad Ali. Dia hanya menekankan pada perkembangan aspek intelektual dan mewariskan dua tipe pendidikan pada masa berikutnya. Model pertama ialah sekolah-sekolah moderen, sedang model kedua adalah sekolah agama. Masing-masing sekolah berdiri sendiri, tanpa mempunyai hubungan satu sama lain. Pada sekolah agama tidak diberikan pelajaran ilmu-ilmu moderen yang berasal dari Barat, sehingga perkembangan intelektual berkurang. Sedangkan sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah, hanya diberikan ilmu pengetahuan Barat, tanpa memberikan ilmu agama
PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF KULTURAL Jajat Darojat
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 1 No 2 (2016): MISYKAH
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada dasarnya proses pendidikan merupakan bagian dari kegiatan untuk membentuk konstruksi kultural masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai egalitarianisme, keadilan, demokratis, dan seterusnya. Pendidikan sebagai institusi sosial memberikan peran terhadap trasformasi dan internalisasi nilai-nilai kultural masyarakat. Sehingga proses konstruksi kultural masyarakat tersebut menjadi bagian dari semangat untuk membentuk masyarakat pancasilais. Maka, pendidikan tidak layaknya “menara gading” yang menjauhkan diri dari realitasnya. Karena pendidikan sendiri tidak akan terlepas dari suatu fakta sosial. Karena itu, menurut ahli sosiologi pendidikan, terdapat relasi resiprokal (timbal balik) antara pendidikan dengan kondisi sosial masyarakat yaitu dapat menumbuhkan nalar kritisisme sosial. Pendidikan islam harus mampu beradaptasi sekaligus bersinergi dengan social wisdom yang dalam realitasnya memungkinkan sangat beragam. Beragam kultur yang muncul di masyarakat diposisikan sebagai sumber sekaligus orientasi islam, agar pendidikan islam terus eksis dan diterima oleh masyarakat.
LEGISLASI PERDA SYARIAH DI INDRAMAYU (Tinjauan Teori Hukum dan Hukum Islam) Ahmad Fadholi
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 1 No 1 (2016): MISYKAH
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lahirnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah seakan-akan menjadi angin segar setelah sentralistik Orde Baru runtuh. Di beberapa wilayah di Indonesia khususnya Jawa Barat beramai-ramai menerapkan kebijakan berbasis keagamaan yang dikenal dengan Perda Syari‘ah, salah satunya adalah di wilayah Indramayu Jawa Barat. Meskipun kemunculannya masih debatable dan kontraproduktif mengingat kompleksitas aspek keagamaan yang dimiliki suatu daerah berbeda-beda. Namun hal ini dijadikan sebagai peluang dalam menciptakan strategi baru dan mengubah cita-cita lama yang dinilai gagal terealisasikan, yaitu dengan menggeser arah perjuangan dari tingkat pusat ketingkat lokal state (daerah Kota Madya/Kabupaten). Sebagai upaya formalisasi syariat Islam, apakah Perda Syari’ah di Indramayu yang telah dilegislasikan sejalan dengan makna syari’ah itu sendiri? apakah substansi dari aturan-aturannya sesuai dengan agenda cita-cita demokrasi ke depan atau justru memicu permasalahan lain? selanjutnya bagaimana Perda Syariah di Indramayu ditinjau berdasarkan teori hukum?
Bertafsir Ala Schleiermacher Mus'idul Millah; Hikmatul Luthfi
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 6 No 1 (2021): Misykah : jurnal Pemikiran dan Studi Islam
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

It is undeniable that as one of the sources of Islamic teachings, hadiths have both the authority and the problems that have been dynamically studied until now. The development of hadith studies is not only in demand by Muslims but also non-Muslims who are often represented as West. The study of the authenticity and the authority of hadith are the two focuses of early studies that have caused heated debates between scholars and orientalists, as well as the munkir al-sunnah. At present, the study of hadith interpretation and living sunnah are areas of hadith study that are getting more attention. In the aspect of the interpretation of hadith, hermeneutic is considered to be an alternative method that can provide new interpretations because it is carried out with various existing scientific approaches. Thus, the meaning of hadith is no longer dominated by linguistic and Islamic approaches, but also social and scientific approaches with the hope of being able to answer actual problems in society. Of course the projected application of hermeneutics must be studied intensively and continuously. And this article will examine the application of psychological hermeneutics and grammatical hermeneutics proposed by Schleiermacher in the hadith about patience in facing trials, to see the conceptual similarities between hermenerutics and the science of hadith and the appropriateness of their use in understanding hadith. Abstrak Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai salah satu sumber ajaran Islam, hadis memiliki otoritas sekaligus ‘permasalahan’ yang sampai saat ini terus dikaji secara dinamis. Perkembangan kajian hadis juga tidak hanya diminati oleh kalangan Muslim tapi juga Non-Muslim yang kerap direpresentasikan sebagai Barat. Kajian mengenai autentisitas dan otoritas hadis merupakan dua fokus kajian awal yang pernah menimbulkan perdebatan sengit antara para ulama dan orientalis, begitu juga dengan golongan munkir al-sunnah. Saat ini, kajian syarah hadis dan living sunah merupakan bidang kajian hadis yang mendapatkan atensi lebih. Dalam aspek pemaknaan hadis, hermeneutika dianggap bisa menjadi metode alternatif yang bisa memberikan interpretasi baru karena dilakukan dengan berbagai pendekatan keilmuan yang ada. Dengan demikian, pemaknaan hadis tidak lagi didominasi oleh pendekatan kebahasaan dan keislaman semata, tetapi juga pendekatan sosial dan saintifik dengan harapan mampu menjawab permasalahan aktual di tengah masyarakat. Tentu saja proyeksi penerapan hermeneutika dalam kajian keislaman harus dikaji secara intens dan berkelajutan. Dan artikel ini akan mengkaji aplikasi hermeneutika psikologis dan hermeneutika gramatikal yang digagas oleh Schleiermacher pada hadis tentang sabar, untuk melihat kesamaan konseptual antara hermenerutika dan Ilmu Hadis dan kelayakan penggunaannya dalam memahami hadis.
Al-Quran Sebagai Motor Penggerak Peradaban Dunia yang Paling Menakjubkan Hajjin Mabrur
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 5 No 2 (2020): Misykah : jurnal Pemikiran dan Studi Islam
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al-Qur'an states itself as a human changer, both individual and communal, who brings people from darkness to bright light (QS. Ibrohim [14]: 1). The historical reality is related to the statement of the Al-Qur'an above that transformative al-Qur'an in building human civilization can be observed from the reality of Arab society which directly feels the presence of the verses of the al-Qur'an. There are stark contrasts in the Arab region, especially regarding the development of society between before and after the Qur'an was revealed. Before the Qur'an was revealed, the Arabs were nothing more than a community called jahiliyah. It consists of tribes that are predominantly nomadic, hostile to each other, far from knowledgeable, and left behind in the cultural field of the surrounding nations. However, after the Qur'an was revealed and Islam was broadcast, the conditions of the Arabs gradually changed and progressed. Arabs who had been divided and hostile to each other became "brothers" in a unique and universal bond that united Arabs as never before, even Arabs were able to establish an empirium that stretched from the Indian border to the white sands of the Atlantic Ocean coastline, an empirium the greatest known human history. What is also interesting is that wherever the liberation carried out by the Muslim troops in the spirit of Qur'anic values ​​is always followed by droves of the liberated population converting to Islam. And until now, what has really made a strong impression is that from Iraq to Morocco, a united Arab nation chain stretches, not only because they adhere to Islam but also in terms of the Arabic language, history, culture and civilization. Abstrak Al-Qur’an menyatakan dirinya sebagai perubah manusia baik individu maupun komunal yang membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya terang benderang (QS. Ibrohim [14] : 1). Kenyataan sejarah berkaitan dengan pernyataan Al-Qur’an di atas bahwa transformatif al-Qur’an dalam membangun peradaban umat manusia dapat diamati dari realitas masyarakat Arab yang secara langsung merasakan kehadiran ayat-ayat al-Qur’an. Terdapat perbedaan yang sangat kontras di wilayah Arab khususnya menyangkut perkembangan masyarakatnya antara sebelum dan sesudah al-Qur’an diturunkan. Sebelum al-Qur’an diturunkan, bangsa Arab tak lebih dari komunitas yang disebut jahiliyah. Terdiri dari suku-suku yang mayoritas hidup nomaden, saling bermusuhan, jauh dari ilmu pengetahuan, dan ketinggalan di lapangan kebudayaan dari bangsa-bangsa di sekitarnya. Namun setelah al-Qur’an diturunkan dan Islam disiarkan, kondisi bangsa Arab berangsur-angsur berubah melesat maju. Bangsa Arab yang tadinya terpecah-pecah dan saling bermusuhan menjadi “bersaudara” dalam ikatan yang unik dan universal yang menyatukan bangsa Arab yang sebelumnya tidak pernah terjadi, bahkan bangsa Arab mampu mendirikan sebuah empirium yang membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah manusia. Hal yang tidak kalah menarik pula adalah di mana pun pembebasan yang dilakukan oleh pasukan Muslim dengan semangat nilai-nilai Qur’aninya, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya para penduduk yang dibebaskan tersebut masuk Agama Islam. Dan sampai saat ini, yang nyata masih kuat membekas adalah dari Irak hingga Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata karena menganut Agama Islam tapi juga dari sisi bahasa Arabnya, sejarah, kebudayaan, dan peradabannya..
NABI PEREMPUAN: Karakteristiknya Dalam Alquran Dan Kontroversi Pendapat Seputar Nabi Perempuan Di Kalangan Ulama Eni Zulaiha
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 1 No 2 (2016): MISYKAH
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahasan kenabian dalam Islam adalah jantung bagi pemahaman ajaran agama Islam lainnya. Wacana tentang kenabian perempuan bukanlah sesuatu yang dipaksakan oleh tuntutan kontemporer atau paksaan pemikiran Barat yang cenderung dianggap liberal. Wacana kenabian perempuan dalam Islam itu ada dalam kajian ayat ayat Alquran dan hadis. Mereka yang menolak adanya nabi perempuan biasanya terjebak pada pemahaman lafadz Rijalan pada salah satu ayat Alquran tentang nabi dan rasul, dan mengesampingkan informasi hadis –hadis tentang kenabian perempuan. Bagi para pendukung ada nabi perempuan, memiliki dasar pijakan dari tanda- tanda kenabian, yang mempersyaratkan memperoleh wahyu. Alquran dan hadis menyebut beberapa perempuan yang diberi wahyu dan disapa allah dalam Alquran dengan frase siddiqah seperti sapaan pada nabi laki- laki.
URGENSI PERAN KELUARGA DALAM MEMBANGUN KARAKTER ANAK Muhammadun Muhammadun
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 1 No 1 (2016): MISYKAH
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak merupakan awal dari kehidupan manusia dewasa. Keadaan manusia dewasa pada saat ini banyak tergantung pada keadaaannya semasa kanak-kanak. Para ahli menyebut bahwa masa kanak-kanak adalah masa emas dalam membentuk pertumbuhan dan perkembangan manusia. Dengan demikian menjadi penting bagi seluruh orang tua untuk membentuk karakter anak sehingga anak tersebut akan menjadi bibit unggul dalam perkembangan manusia dewasa selanjutnya. Tulisan ini akan membahas tentang peran keluarga dalam membangun karakter anak dengan menggunakan pendekatan psikologis, tepatnya menggunakan teori psikologi prilaku Burrhus Frederic Skinner.