cover
Contact Name
marudin
Contact Email
markmarudin88@gmail.com
Phone
+6287762226534
Journal Mail Official
aurapiaudiaihnwpancor@gmail.com
Editorial Address
Jl. TGKH M. Zainuddin Abdul Majid No. 134 Pancor, Kec. Selong Lombok Timur Nusa Tenggara Barat Telp/fax:0376-2991086/22566 Email: aurapiaudiaihnwpancor@gmail.com
Location
Kab. lombok timur,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal)
ISSN : 24775002     EISSN : 27743330     DOI : https://doi.org/10.37216/aura
Core Subject : Education, Social,
Focus dan scope jurnal ini adalah upaya untuk mengaktualisasikan pemahaman yang lebih baik tentang studi-studi pendidikan islam anak usia dini dari berbagai aspek perkembangan. Baik yang terkait dengan perkembangan Spiritual,kongnitif, sosial-emosional, fsikomotor,bahasa,dan seni. teori-teori yang berkaitan dengan perkembangan dan pertumbuhan Anak usia dini serta praktik-praktik pendidikan.Baik lokal maupun internasional melalui publikasi artitel, laporan penelitian, dan ulasan buku Jurnal Pendidikan Aura (Anak Usia Raudhatul Atfhal) Jurnal yang terbit setiap bulan Januari dan Juli ini berisi kajian-kajian Pendidikan Islam Anak Usia Dini seputar perkembangan Anak Usia dini
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal)" : 7 Documents clear
Pengembangan Alat Permainan Edukatif Berbasis Model Mohamad Hatta
Jurnal Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal) Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal)
Publisher : Fakultas Tarbiayh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/aura.v2i1.459

Abstract

Anak usia dini adalah pribadi yang unik dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan anak akan optimal seiring dengan stimulasi yang diberikan kepadanya melalui bermain yang merupakan sarana belajar anak untuk mendapatkan pengetahuan, pembentukan watak dan sosialisasi. Oleh sebab itu diperlukan alat permainan edukatif (APE) berbasis model yang mengandung nilai-nilai edukatif serta mengasah aspek perkembangan anak yg lain. Diantara alat permainan edukatif (APE) berbasis model yang dapat diterapkan adalah: permainan edukatif berbasis model melalui permainan siapa terbanyak, raja bola, kemiri, congklak dan boi-boian. Nilai-nilai edukatif yang terkandung adalah: mengendalikan diri, bertanggung jawab, ketangkasan, keseportifan, kerapian, mengembangkan aspek sosial, kognitif, moral dan membina ketangkasan anak. Diantara pengaruh permainan tersebut bagi pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini adalah: untuk pengembangan keterampilan gerak, fisik, kesegaran jasmani, dorongan untuk berkomunikasi, penyaluran bagi energi emosional yang terpendam, penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan, rangsangan bagi kreativitas, untuk perkembangan aspek sosial, emosi/kepribadian, aspek kognisi, mengasah ketajaman penginderaan dan mengembangkan keterampilan olah raga.
Pembelajaran Berbasis Nilai Karakter dalam Satua Bali I Gede Margunayasa; Putu Nanci Riastini
Jurnal Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal) Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal)
Publisher : Fakultas Tarbiayh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/aura.v2i1.460

Abstract

“Satua Bali” atau cerita rakyat Bali sering digunakan oleh para orang tua beberapa puluh tahun yang lalu. “Satua Bali” biasanya diceritakan sebagai pengantar putra-putrinya menjelang tidur. Selain diceritakan orang tuanya, “Satua Bali” biasanya diberikan oleh guru-guru di sekolah. Akan tetapi, semenjak 10 tahun terakhir, orang tua tidak lagi memberikan “Satua Bali” kepada anak-anaknya dan guru-guru di sekolah juga tidak pernah lagi memperkenalkan kepada siswa. Hal ini menyebabkan keberadaan “Satua Bali” menjadi tidak dikenal oleh siswa. Sebagian besar siswa di Bali tidak mengenal “Satua Bali”. Padahal, banyak sekali nilai-nilai karakter yang bisa diajarkan kepada anak-anak melalui “Satua Bali”. Sebagai contoh “Satua Bali” yaitu “I Buta teken I Lumpuh” dalam Bahasa Indonesia berjudul “Si Buta dan Si Lumpuh”. Dalam cerita ini, meskipun mereka berdua mengalami kekurangan yaitu buta dan lumpuh, tetapi dengan kerjasama, toleransi, dan penuh semangat mereka selalu mempunyai cara agar bisa makan untuk kebutuhan sehari-hari. “Satua Bali” tidak saja mengandung nilai-nilai karakter, akan tetapi juga mengandung materi yang sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah dasar. Dalam cerita “I Buta teken I Lumpuh”, materi yang dapat dibahas adalah alat indera, sistem rangka, dan cara memelihara alat indera dan sistem rangka. “Satua Bali” sangat sesuai diterapkan dalam pembelajaran di sekolah dasar, apalagi di sekolah yang menerapkan kurikulum 2013. Dalam pembelajaran, “Satua Bali” dapat dimasukkan di kegiatan inti pada tahap eksplorasi. Pada tahap ini, siswa diberikan “Satua Bali”, kemudian siswa diminta untuk membacakan sekaligus menghayatinya. Selain itu, guru juga dapat membacakannya dan siswa menyimaknya. Pada tahap elaborasi, siswa diminta untuk mendiskusikan secara berkelompok mengenai nilai karakter setiap tokoh yang ada dalam cerita dan mendiskusikan materi pelajaran yang ada. Pada tahap konfirmasi, guru mempertegas nilai-nilai karakter yang ada dalam “Satua Bali”, meminta siswa untuk menceritakannya di depan kelas, dan mengkonfirmasi materi pelajaran dalam “Satua Bali”, dan menambahkan materi sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian, penerapan “Satua Bali” dalam pembelajaran dapat melestarikan kebudayaan lokal, menumbuhkan nilai-nilai karakter siswa, dan sangat berkaitan dengan materi yang ada di kurikulum. Disamping itu, dengan “Satua Bali”, maka dapat melatih kemampuan membaca dan kemampuan menyimak siswa.
Aplikasi Pendekatan Beyond Centers and Circle Time (BCCT) H. Mursid
Jurnal Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal) Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal)
Publisher : Fakultas Tarbiayh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/aura.v2i1.461

Abstract

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang diarahkan ke suatu penelitian lapangan (field research). Pembelajaran BCCT di RA Kecamatan Ngalian terbilang efektif data yang diperoleh, 73% setuju dan 27% lainya menyatakan sangat setuju. Faktor pendukung dan penghambat. Secara normatif, faktor pendukung dalam penerapan metode BCCT, muncul dari beberapa aspek, antara lain: lokasi sekolah, kompetensi kepala sekolah, dan kompetensi tenaga pendidik. Adapun implementasinya di RA (PAUD) Kecamatan Ngalian hampir 67% responden menyatakan setuju dan 18% menyatakan setuju. Dan yang tidak menyetujui ada 18%. Peranan pendidik sebagai insipirator bagi anak didik dan sebagai pusat pembelajaran masih belum diaplikasikan secara penuh. Data yang diperoleh, hampir 45% responden menyatakan setuju dan 10% menyatakan sangat setuju, yang artinya pendidik sebagai inspirator tidak dilaksanakan. Adapun yang menjadi faktor penghambat lain pembelajaran BCCT di RA (PAUD) Kecamatan Ngalian adalah kurangnya manajemen waktu dalam penerapan metode BCCT, hal ini sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Data yang diperoleh, 45% setuju dan 9% sangat setuju. Artinya, manajemen waktu ini sangat untuk dilakukan agar pembelajaran BCCT dapat berjalan dengan baik. Karena, melihat keterbatasan waktu yang ada (satu setengah jam) membuat anak harus terforsir dalam menyelesaikan beberapa tahapan yang harus dilalui. Sehingga, manajemen waktu sangat diperlukan
Efektivitas Alat Permainan Edukatif Dalam Membentuk Karakter Kemandirian Dan Kedisiplinan Pada Anak Usia Dini Muslihan; Lalu Awaludin Akbar
Jurnal Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal) Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal)
Publisher : Fakultas Tarbiayh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/aura.v2i1.462

Abstract

Masa prasekolah (RA/TK) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini, masa ini paling tepat untuk meletakkan pundasi awal dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki, meliputi: perkembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, seni dan kreatifitas. Sehingga dari 6 (enam) standar perkembangan anak tersebut, akan tercermin karakter terpuji yang merupakan sikap yang sudah terpatri dalam diri anak dan telah menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Karakter dapat dijadikan barometer antara kebaikan dan keburukan. Kebaikan dapat terwujud apabila ditanamkan nilai-nilai karakter terpuji. Penting jika sejak usia dini perlu ditanamkan konsep diri, disiplin diri dan kemandirian. Penanaman karakter kemandirian dan kedisiplinan yang paling tepat dan efektif untuk anak usia dini ialah dengan menggunakan alat permaninan edukatif. Sebab dunianya anak adalah bermain, dan bermainnya anak merupakan aktivitas belajar anak. Melalui alat permainan edukatif anak dapat bermain sambil belajar dalam rangka mengembangkan potensi dan menanamkan karakter kemandirian dan kedisiplinan pada anak usia dini. Pembiasaan kemandirian dan kedisiplinan pada anak usia dini akan muncul nilai-nilai karakter yang terpuji lainnya meliputi: religius, jujur, toleransi, kerja keras, kreatif, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Pendidikan Seks Sebagai Upaya Mencegah Kekerasan Seksual Pada Anak Baiq Halimatuzzuhrotulaini; EM. Thonthowi Jauhari
Jurnal Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal) Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal)
Publisher : Fakultas Tarbiayh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/aura.v2i1.465

Abstract

Allah SWT telah menitipkan amanah kepada kita berupa putra-putri kepada kita, tidak semua orang tua di karuania anak di dunia ini. Amanah yang diterima oleh setiap orang tua tentu saja akan dimintakan pertanggungjawabannya kelak. Orang tua tentu berharap kesuksesan dan keberkahan bagi putra putrinya. Terjadinya tindak kekerasan seksual pada anak tentu saja membuahkan keprihatinan yang mendalam bagi orang tua. Bagaimana kejahatan dan kekerasan seksual ini dapat menimpa anak usia dini yang tidak berdosa. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak ini adalah melalui sex education atau pendidikan seks untuk anak. Sex education membekali anak tentang bagaimana dia memahami jenis kelaminnya, menjaga diri dan anggota badannya, serta bagaimana melatih anak untuk dapat berkomunikasi yang efektif dengan orang tua. Diharapkan dengan adanya sex education ini anak mampu untuk selalu bersikap positif dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk bertanya dan mencari informasi kepada orang tua dan orang terdekat tentang segala hal yang ingin diketahuinya, termasuk tentang organ tubuh, kenapa laki-laki berbeda dengan perempuan. Apabila pendidikan seks untuk anak usia dini ini berhasil, maka kesempatan atau peluang anak untuk menikmati masa depannya akan semakin terbuka lebar, tanpa dibayang-bayangi oleh ketakutan akan adanya predator anak yang akan merenggut masa depan mereka.
Pendidikan Anti Kekerasan Terhadap Anak (Analisis dalam Perspektif Islam) Yuyun Yulianingsih
Jurnal Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal) Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal)
Publisher : Fakultas Tarbiayh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/aura.v2i1.466

Abstract

Prosiding ini bertujuan untuk menganalisis pendidikan anti kekerasan terhadap anak usia dini dalam perspektif Islam. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan ialah analisis kritis. Berdasarkan metode tersebut, diperoleh temuan penelitian bahwa: (1) kekerasan terhadap anak terjadi akibat rendahnya pemahaman tentang anak sejak usia dini. (2) Islam telah menjelaskan hak dan perlindungan terhadap anak (3) pemahaman mengenai kondisi anak merupakan salah satu inti pendidikan anti kekerasan teradap anak.
Media Elektronik Dan Pengawasan Orang Tua Sebagai Pendidikan Anti Kekerasan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Psikologi Mutiara Sari Dewi; Yorita Febry Lismanda; Ika Anggraheni
Jurnal Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal) Vol. 2 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal)
Publisher : Fakultas Tarbiayh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/aura.v2i1.467

Abstract

Anak usia 4-6 tahun berada pada tahap pra operasional konkrit. Stimulus negatif yang diperoleh anak pada masa itu, membentuk sikap anak di masa yang akan datang. Adanya tontonan tv, games, dan video yang mengandung tindak kekerasan merupakan bentuk stimulus negatif. Data KPAI menunjukkan 78,3% anak usia MI hingga SMA melakukan kekerasan. Salah satu faktor yang menyebabkan, dimungkinkan adanya stimulus negatif yang diperoleh anak sejak dini. Berdasarkan paparan tersebut, prosiding ini membahas alternatif mengatasi kekerasan sejak anak usia 4–6 tahun dari perspektif psikologi. Pendekatan yang digunakan dalam prosidingini adalah pendekatan kualitatif. Data berupa fakta banyaknya kekerasan yang dilakukan anak, tontonan di tv, games,dan video yang mengandung unsur kekerasan, tahapan perkembangan anak, dan dampak dari tontonan. Data tersebut diambil melalui studi pustaka dari beberapa referensi yang dianalisis dan hasilnya disampaikan secara deskriptif. Berdasarkan data yang diperoleh, simpulan dari prosiding ini: faktor penyebab anak menjadi pelaku kekerasan berasal dari tontontan yang mengandung tindak kekerasan dan ditiru anak sejak dini. Cara mengatasi anak yang melakukan kekerasan adalah dengan pemberian tontonan pada media elektronik (tv, games, video) yang banyak mengandung nilai edukasi dan diperkuat adanya pengawasan orang dewasa terdekatnya, khususnya orang tua sejak anak dalam usia dini.

Page 1 of 1 | Total Record : 7