cover
Contact Name
Lery Prasetyo
Contact Email
leryprasetyo@rocketmail.com
Phone
+6282140158300
Journal Mail Official
sabbhata_yatra@radenwijaya.ac.id
Editorial Address
Redaksi Sabbhata Yatra: Jurnal Pariwisata dan Budaya Program Studi Pariwisata Buddha Address: Jl. Kantil Bulusulur Wonogiri-Jawa Tengah Kode Pos 57615
Location
Kab. wonogiri,
Jawa tengah
INDONESIA
SABBHATA YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya
ISSN : -     EISSN : 27455513     DOI : -
Sabbhata Yatra: Jurnal Pariwisata dan Budaya is scientific journal which publishes scientific articles about tourism and culture. There are two main basic sciences on this journal, they are: Tourism : tourism plan, tourism management, tourism destination, travelling, gastronomy, pilgrimage, and hospitality Culture : traditions, customs, belief systems, art, history, society, ethnics, culture philosophy, heritage, and society system.
Articles 45 Documents
NYADRAN KALI DALAM PERSPEKTIF BUDDHISME (Studi Kasus Pada Masyarakat Umat Buddha di Desa Kalimanggis, Kaloran, Kabupaten Temanggung) Mugiyo Mugiyo
SABBHATÃ YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya Vol 1 No 1 (2020): SABBHATA YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya
Publisher : STABN Raden Wijaya Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/sabbhatayatra.v1i1.146

Abstract

Tradisi Nyadran Kali merupakan salah satu tradisi jawa ada Desa Kalimanggis. Masyarakat Desa Kalimanggis setiap tahun melaksanakan Nyadran Kali tersebut. Kepercayaan masyarakat pada tradisi Nyadran Kali sangat tinggi. Hal tersebut dikarenakan pada Nyadran Kali tersebut memiliki manfaat yang tinggi. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk memahami tradisi Jawa Nyadran Kali dalam perspektif Buddhisme pada masyarakat Desa Kalimanggis Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung dan seberapa besar nilai-nilai dari kegiatan Nyadran Kali tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kualitatif lapangan. Selanjutnya untuk pengumpulan data peneliti menggunakan wawancara sebagai data yang utama. Hasil dari penelitian ini adalah Penghormatan leluhur pada tradisi ini sebagai ungkapan rasa terimakasih masyarakat Desa Kalimanggis. Selain itu hasil penelitian ini untuk mewujudkan gotong royong, untuk mewujudkan kerjasama dan kerja keras, memberi penghormatan, sebagai rasa bakti, perwujudan keyakinan, perwujudan bakti, dan pluralisme dalam masyarakat.
KAJIAN SEMIOTIKA PADA TRADISI MUTONI DAN RELEVANSINYA DENGAN DASA PUNNA KIRIYA VATTHU Ririn Ernawati; Santi Paramita
SABBHATÃ YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya Vol 1 No 1 (2020): SABBHATA YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya
Publisher : STABN Raden Wijaya Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/sabbhatayatra.v1i1.147

Abstract

Tradisi mutoni merupakan tradisi seorang nenek yang memiliki cucu lengkap melalui serangkaian ritual yang mengandung simbol penuh makna. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan makna simbol dan nilai tradisi mutoni. Penelitian ini berjenis kualitatif dengan pendekatan semiotika Roland Barthes. Metode pengambilan data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi, serta metode pengambilan sampel snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan simbol yang ditemukan dalam tradisi mutoni mempunyai dua bentuk yaitu verbal dan non verbal. Bentuk verbal terdapat dua kelompok yaitu tanduk dan paritta. Bentuk non verbal terdapat dua kelompok yaitu benda dan kebiasaan. Makna simbol verbal adalah penghormatan kepada Triratna, perlindungan dan kesejahteraan hidup. Makna simbol non verbal cenderung mengartikan sifat manusia serta ajaran kebaikan dalam kehidupan seperti gotong royong, bersyukur, tanggung jawab dan kerukunan. Relevansi tradisi mutoni dalam Dasa Punna Kiriya Vatthu adalah terdapat nilai-nilai kedermawanan, moralitas, menghormati, melayani, melimpahkan jasa, bergembira atas jasa orang lain, dan meluruskan pandangan.
MAKNA TRADISI MEMUJA TAHON DAN BALIT BAGI UMAT BUDDHA DUSUN BARU MURMAS DESA BENTEK KECAMATAN GANGGA KABUPATEN LOMBOK UTARA Putradi Putradi
SABBHATÃ YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya Vol 1 No 1 (2020): SABBHATA YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya
Publisher : STABN Raden Wijaya Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/sabbhatayatra.v1i1.148

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi memuja Tahon dan Balit di Dusun Baru Murmas Desa Bentek Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kualitatif yang berupaya memberikan gambaran-gambaran mengenai tradisi memuja Tahon dan Balit secara natural. Tempat penelitian dilakukan di Dusun Baru Murmas Desa Bentek Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara. Objek dari penelitian adalah tradisi memuja Tahon dan Balit yang dilaksanakan oleh masyarakat Baru Murmas.Teknik pengumpulan data dengan menggunkan teknik observasi, wawancaran dan dukomentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik trianggulasi.Hasil penelitian ini adalah: (1) Makna tradisi memuja Tahon dan Balit adalah untuk mengingat leluhur, menjaga kehidupan yang seimbang dan selaras antar manusia, alam dan leluhur dengan cara membersihkan memberikan penghormatan kepada leluhur yang menjaga masyarakat dari segala penyakit, bencana dan musibah, serta sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat kepada leluhur atas rezeki, keselamatan dan terhindar dari penyakit. (2) Tradisi memuja Tahon dan Balit memuat nilai-nilai yang sangat lekat dengan kehidupan masyarakat di Dusun Baru Murmas. Nilai-nilai tersebut diantaranya gotong royong, persatuan dan kesatuan, musyawarah, pengendalian sosial, dan kearifan lokal. Selain nilai-nilai diatas terdapat nilai-nilai ajaran Buddha yang terkandung dalam tradisi memuja Tahon dan Balit.
MAKNA SIMBOLIK RITUAL SELAMATAN METHIK PARI DALAM PANDANGAN AGAMA BUDDHA DI DESA GEMBONGAN KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR Sindhu Kusalanana Minto; Metta Puspita Dewi; Marjianto Marjianto
SABBHATÃ YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya Vol 1 No 1 (2020): SABBHATA YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya
Publisher : STABN Raden Wijaya Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/sabbhatayatra.v1i1.149

Abstract

Tujuan penelitian menjelaskan sejarah ritual selamatan methik pari,menjelaskan simbol ritual selamatan methik pari dan mengkaitkan makna simbolik selamatan methik pari dengan pandangan Agama Buddha. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Tempat penelitian di Desa Gembongan Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi tehnik dan triangulasi sumber. Teknik analisis data mengacu pada konsep Milles & Huberman dengan pengumpulan data, redusksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menjelaskan sejarah ritual selamatan methik pari,menjelaskan makna simbolik ritual selamatan methik pari, dan mengkaitkan makna simbolik ritual selamatan methik pari dengan pandangan Agama Buddha diwujudkan dalam bentuk (1) Pattidana yang digambarkan sesajian cokbakal; (2) Mahabuta 4 dan dana digambarkan dalam sesajian nasitakir; (3) Keharuman kebajikan yang digambarkan dalam bentuk persembahan dupa
NILAI SPIRITUAL TRADISI BAKTI MARGA DALAM PERSPEKTIF BUDDHIS Rosalina Desi Paramita
SABBHATÃ YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya Vol 1 No 1 (2020): SABBHATA YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya
Publisher : STABN Raden Wijaya Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/sabbhatayatra.v1i1.151

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keunikan sebuah ritual umat Buddha tangap warso wulan Suro (peringatan satu suro). Nilai Spritual Tradisi Bakti Marga Dalam Perspektif Buddhis Sebagai bentuk Bakti pada leluhur dan tradisi untuk tetap melestarikan kebudayaan. Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian ini adalah sesepuh umat Buddha. Data penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis model interaktif, terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Tradisi Bakti marga merukapan ritual yang telah mendarah daging untuk masyarakat Dukuh Karang Boyo: (2) Tradisi Bakti Marga ini sebagai sarana untuk penghormatan terhadap Leluhur: (3) Tradisi Bakti marga ini merupakan rangkaian kebudayaan Lokal yang dikolaborasikan dengan Buddhis untuk memperingati Tahun baru Jawa. Tradisi Bakti Marga dilaksanakan setiap malam Satu Suro dengan istilah metuk tanggal Jawa 1 Suro atau ambal warso. Tradisi ini merupakan Kolaborasi antara Kebudayaan Jawa dan konsep tataritual Buddhis.
CANDI BOROBUDUR SEBAGAI FENOMENA SAKRAL PROFAN Agama dan Pariwisata Perspektif Strukturalisme Levi Strauss Tri Yatno
SABBHATÃ YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya Vol 1 No 1 (2020): SABBHATA YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya
Publisher : STABN Raden Wijaya Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/sabbhatayatra.v1i1.152

Abstract

Dualisme fungsi Candi Borobudur sebagai salah satu dampak modernitas. Candi Borobudur sebagai tempat praktik keagamaan sekaligus pariwisata. Hal ini menjadi fenomena sosial budaya dalam konteks sakral profan. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui fenomena Candi Borobudur dalam praktik keagamaan dan pariwisata perspektif strukturalisme Levi Strauss. Metode penelitian menggunakan analisis struktural. Analisis struktural Levi Strauss tidak hanya mengungkap makna yang terkandung dalam simbol, namun juga mengungkapkan logika dibalik makna. Hasil penelitian menyatakan bahwa: lembaga keagamaan dan pariwisata dalam melihat Candi Borobudur dalam perspektif yang berbeda, baik dari segi aktor, langue, parole, mytheme, oposisi biner, order, paradigmati, sintagmatik, dan tranformasi. Dualisme fungsi Candi Borobudur yaitu candi memiliki sistem tanda masing-masing, yakni dalam ruang lingkup spiritual maupaun keduniawian. Candi Borobudur bagi umat Buddha sebagai tempat melaksanakan praktik keagamaan, seperti ritual keagamaan dan dhammayatra. Bagi wisatawan Candi Borobudur sebagai ruang rekreasi yang mengutamakan pemuasan napsu selera, dan bagi industri pariwisata Candi Borobudur sebagai ruang ekonomi.
Cover, Team Editor, and Content admin jurnal
SABBHATÃ YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya Vol 1 No 1 (2020): SABBHATA YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya
Publisher : STABN Raden Wijaya Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/sabbhatayatra.v1i1.153

Abstract

PERCEIVED IMPACT OF CULTURAL TOURISM AMONG THE RESIDENTS: FOCUSING ON RUWATAN DREADLOCKS CHILDREN IN DIENG KULON VILLAGE Sahid Sahid; M. Elfan Kaukab
SABBHATÃ YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya Vol 1 No 2 (2020): SABBHATA YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya
Publisher : STABN Raden Wijaya Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/sabbhatayatra.v1i2.199

Abstract

Dieng Kulon village is one of the villages which is located in Dieng Plateau Area, Banjarnegara regency. There is a tradition of ruwatan ritual procession that has been done by the residents since hundred years ago. The ruwatan then becomes the cultural tourism. This study aims at exploring the perceived impact of cultural tourism among the residents in Dieng Kulon village. Participant observation and in-depth interview are conducted to local residents in Dieng Kulon village and governmental officials who manage the tourism sector in the regency of Banjarnegara. The data is then comprehensively analyzed using descriptive qualitative method. The result of this study shows that based on the residents` perception, the presence of dreadlocks children bring the “berkah” or prosperity. The dreadlocks children in Dieng have the distinct characteristics, they have to conduct the ritual procession of ruwatan hair cutting. Some residents agree for projecting the public ruwatan into cultural tourism on the reason of cultural preservation while others do not agree because they worry about the decrease of sacredness and cultural value of that tradition. The subsistence of them also gradually change into the tourism activity.
PERSEPSI ETNIS TIONGHOA TERHADAP PEMBERITAAN MEDIA TELEVISI TENTANG KANDIDAT CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PEMILU 2019 Sutrisno Sutrisno
SABBHATÃ YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya Vol 1 No 2 (2020): SABBHATA YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya
Publisher : STABN Raden Wijaya Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/sabbhatayatra.v1i2.253

Abstract

Pertarungan politik menjadi sebuah kajian penelitian yang sangat menarik untuk dikaji dengan berbagai bidang ilmu untuk mengetahui dan melihat bagaimana perkembangan politik yang ada di Indonesia. Indonesia memiliki keberagaman yang begitu besar dan memiliki etnis yang juga menjadi bagian dari pertarungan politik yang melibatkan masyarakat dengan berbagai etnis, penelitian ini menitik beratkan bagaimana persepsi etnis Tionghoa yang ada di wilayah Surakarta Khususnya di Tempat Ibadah Tridharma Poo An Kiong berkaitan dengan pemberitaan Media Televisi berkaitan dengan Kandidat Calon Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif yang melihat bagaimana persepsi Etnis Tionghoa berkaitan dengan Pemberitaan kandidat yang di beritakan oleh media televisi. Study kalayak digunakan dalam penelitian ini dengan pertimbangan melihat kedalaman kalayak dalam menangkap berita dan mempersepsikan pemikirannya dari apa yang dilihat dan didengar. Hasil dalam penelitian ini adalah pada tahun 2019 animo masayarakat khususnya warga keturunan Tionghoa memiliki antusisias yang sangat tinggi berkaitan dengan berita calon kandidat Presiden dan wakil Presiden tahun 2019, hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan serta observasi, yang menunjukan persepsi serta pandangan Warga keturunan Tionghoa yang paham tentang kandidat yang akan bertarung pada kontestasi Pemilu tahun 2019.
MAKNA SIMBOLIK TRADISI BARIKAN DAN RELEVANSINYA DENGAN PATTIDANA DALAM BUDDHISME Sarwi Sarwi
SABBHATÃ YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya Vol 1 No 2 (2020): SABBHATA YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya
Publisher : STABN Raden Wijaya Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/sabbhatayatra.v1i2.254

Abstract

relevansi tradisi barikan dengan pattidana. Tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa dari tahun ke tahun secara turun temurun diwariskan dari generasi ke generasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dengan cara observasi secara langsung, dokumentasi dilapangan, dan wawancara dengan informan. Informan dalam penelitian ini adalah sesepuh dan beberapa tokoh masyarakat di Desa Giling. Berdasarkan deskripsi data dan analisis data dapat diketahui dan dapat ditemukan bahwa dalam tradisi barikan dilaksanakan sejak zaman penjajahan, terdapat makna simbolik yang terkandung dalam ubopame maupun ritual didalam tradisi barikan, tradisi barikan memiliki relevansi dengan pattidana. Implikasi yang terbentuk adalah mempertahankan dan melestarikan nila-nilai luhur bersumber dari tradisi nenek moyang sebagai ciri khas peradaban suatu bangsa.