cover
Contact Name
Erna Muliana
Contact Email
erna.muliana@unimal.ac.id
Phone
+6282366792658
Journal Mail Official
arsitekno@unimal.ac.id
Editorial Address
Program Studi Arsitektur Universitas Malikussaleh Jalan Samudera Lama/Sultanah Nahrasiyah Lancang Garam Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe
Location
Kota lhokseumawe,
Aceh
INDONESIA
Arsitekno
ISSN : 2301945X     EISSN : 27767841     DOI : https://doi.org/10.29103/arj.v7i7.1211
Arsitekno is engaged in several scopes, namely: Architecture and Design Urban Design Landscape Architecture History, Theory & Critic Architecture Building Science and Technology Housing and Human Settlement
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 5 (2015): Jurnal Arsitekno" : 14 Documents clear
Arsitektur Dekonstruksi sebagai Karakteristik Desain pada Bangunan Modern Dafrina, Armelia Dafrina
Arsitekno Vol 5, No 5 (2015): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v5i5.1216

Abstract

Abstrak Pengaruh filosofi Arsitektur Dekonstriksi yang diperkenalkan oleh Jacques Derrida serta konstruktivisme yang berkembang di Rusia pada awal abad ke 20 melahirkan dua aliran utama dalam arsitektur dekonstruksi yang dikenal sebagai dekonstruksi derridean dan dekonstruksi non derridean. Segera setelah kemunculannya di dunia Arsitektur, dekonstruksi menjadi aliran baru menggantikan International Style yang sebelummnya mendominasi karakter desain bangunan. Tokoh-tokoh yang terkemuka dibalik kesuksesan Arsitektur Dekonstruksi dengan sebutan the seven architects, Bernard Tschumi, Peter Eisenmen, Frank O Gehry, Rem Koolhaas, Daniel Libeskind, Coop Himmelblau dan Zaha Hadid yang membangun citra baru terhadap arsitektur.
PRIVASI PADA PEKARANGAN SEBAGAI RUANG TERBUKA PRIVAT PERKOTAAN DI KAWASAN HUNIAN JERON BETENG KRATON YOGYAKARTA Lisa, Nova Purnama
Arsitekno Vol 5, No 5 (2015): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v5i5.1240

Abstract

Privasi dipahami sebagai kemampuan kontrol seseorang atau sekelompok orang dalam mewujudkan interaksinya dengan orang lain. Privasi membantu seseorang atau sekelompok orang untuk mengatur jarak personalnya, ketika ingin mendekat dan ketika ingin menjauh. Privasi akan selalu dibutuhkan oleh siapapun, kapan pun dan dimana pun, agar diperoleh pencapaian rasa aman dan nyaman didalam melakukan aktivitasnya, termasuk juga disaat berada di pekarangan rumah sebagai ruang terbuka privat. Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkat privasi yang diinginkan itu menyangkut keterbukaan atau ketertutupan, yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain, atau justru ingin menghindar atau berusaha supayasukar dicapai oleh orang lain. Di dalam kajian tentang arsitektur lingkungan dan perilaku, pekarangan rumah tidak hanya dianggap sebagai ruang luar dari rumah saja, tetapi juga ditentukan perlunya faktor lain dalam menentukan pola ruang dalam pekarangan, yaitu kultur, religi, spasial dan perilaku itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang berkaitan dengan privasi dan pekarangan rumah dengan konteks yang jelas dan spesifik, untuk memperkaya khasanah arsitektur perilaku dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui privasi penghuni terhadap pekarangan sebagai ruang terbuka privat pada kawasan Jeron Beteng Kraton Yogyakarta, dengan adanya perubahan terhadap pola ruang terbuka privat yang terbentuk sejauh mana tingkat pencapaian privasi yang dicapai. Hasil penelitian ini, ingin melihat bagaimana pencapaian kebutuhan akan privasi, dengan menggunakan presepsi sebagai tolak ukur untuk melihat kebutuhan privasi penghuni terhadap pekarangan rumah sebagai ruang terbuka privat.
KAJIAN ORGANISASI RUANG PADA BANGUNAN RUMAH TJONG A FIE BERDASARKAN KAIDAH ARSITEKTUR CINA Nurhaiza, Nurhaiza
Arsitekno Vol 5, No 5 (2015): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v5i5.1233

Abstract

Rumah Tjong A Fie adalah salah satu bangunan yang dilindungi sebagai artefak warisan sejarah Kota Medan yang memperlihatkan nilai-nilai historis, budaya, dan pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan organisasi ruang pada bangunan Rumah Tjong A Fie berdasarkan filosofi arsitektur tradisional Cina. Hasil kajian ini akan memberikan gambaran potensi dan keunikan yang dimiliki oleh Rumah Tjong A Fie sebagai salah satu arsitektur hunian peninggalan etnis Tionghoa pada zamannya. Metode penelitian arsitektur yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif interpretive-historical, yaitu meneliti suatu fenomena fisik/sosial yang berada di antara konteks yang komplek, melalui penjelasan dalam bentuk naratif dan menyeluruh.Penelitian akan melalui beberapa tahapan, yaitu; 1) Pengumpulan dan klasifikasi data primer dan sekunder; 2) Evaluasi data melalui analisis danpenilaian berupa interpretasi terhadap data; dan 3) Kesimpulan berupa penjelasan dalam bentuk narasi. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa Rumah Tjong A Fie menerapkan konsep arsitektur tradisional Cina pada organisasi ruangnya berdasarkan filosofi tradisional Cina, yaitu: 1) Dao; 2) Kongfusianisme; dan 3) Feng-shui. Konsep arsitektur tradisional Cina direfleksikan pada elemen-elemen arsitektur 1) dinding pembatas; 2) Jian; 3) Aksis; 4) Orientasi ruang; dan 5) Courtyard.
Kenyamanan Pejalan Kaki Terhadap Pemanfaatan Jalur Pedestrian Di Jalan Jamin Ginting Medan Hutagaol, Windi Herson Fernando
Arsitekno Vol 5, No 5 (2015): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v5i5.1213

Abstract

Abstrak Perkembangan kota ditandai dengan pesatnya pembangunan yang merupakan suatu perwujudan dari realitas perkembangan fungsi kegiatan masyarakat kota didalamnya. Tetapi perkembangan kota ini juga berdampak pada menurunnya kualitas dan kuantitas ruang publik. Ruang publik dapat diartikan sebagai ruang milik bersama dan salah satu fungsi kawasan ruang publik adalah sebagai ruang pedestrian. Kawasan jalan Jamin Ginting merupakan kawasan jalan protokol di Kota Medan yang cukup ramai dilalui oleh pengguna jalan, termasuk pejalan kaki. Oleh karena itu, untuk membentuk sebuah ruang pedestrian jalan Jamin Ginting sebagai ruang publik yang nyaman, maka diperlukan studi mengenai kenyamanan pejalan kaki melalui kenyaman fisik dan kenyamanan iklim. Kenyamanan fisik meliputi eksesibilitas, lebar pedestrian, street furniture, vegetasi dan elemen lainnya. Sedangkan kenyamanan iklim meliputi suhu dan kelembaban udara. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kondisi exsisting dan fasilitas penunjang yang telah tersedia dalam menunjang kenyamanan pengguna pedestrian di Jalan Jamin Ginting masih masuk dalam kategori tidak nyaman. Jika dilihat dari aspek kenyaman iklim, kurangnya peneduh menjadi kendala utama, sedangkan dari aspek kenyaman fisik menjadi kurang nyaman disebabkan oleh banyaknya hambatan-hambatan dari penggunaan badan jalan sebagai parkir kendaraan.
OVERALL THERMAL TRANSFER VALUE Studi Kasus : Ruang Kuliah III Pada Program Studi Arsitektur Universitas Malikussaleh Iqbal, Muhammad
Arsitekno Vol 5, No 5 (2015): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v5i5.1227

Abstract

Sistem tata udara menggunakan 50-70% energi dari seluruh energi listrik yang digunakan dalam bangunan perkantoran. Beban internal dari gedung internal, yaitu beban yang ditimbulkan oleh lampu, penghuni dan peralatan lain yang menimbulkan panas dan beban eksternal yaitu panas yang masuk dalam bangunan yang diakibatkan oleh radiasi matahari, konduksi dan ventilasi / infiltrasi melalui selubung bangunan. Untuk mengurangi beban eksternal, SNI 03-6389-2000 menentukan kriteria disain yaitu Keseluruhan Thermal Transfer Value (OTTV) harus lebih kecil atau sama dengan 45 Watt / m². Untuk memudahkan perencanaan dalam mendukung konservasi energi, penelitian ini berusaha mencari Window to Wall Ratio (WWR) yang dapat memenuhi OTTV yang diperlukan. Studi dilakukan pada salah satu ruang kuliah sederhana di Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh. Hasil penelitian ini menunjukkan WWR lebih kecil atau sama dengan 0,30 menghasilkan nilai OTTV memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh SNI 03-6389-2000.
KRISIS IDENTITAS BANGUNAN DI KOTA BANDA ACEH Zainuddin, Zainuddin
Arsitekno Vol 5, No 5 (2015): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v5i5.1224

Abstract

Kota di Indonesia sedang memperbaiki proses modernisasi yang tidak menghasilkan keunikan dan meningkatkan khasanah budaya lokalnya. Kota menjadi seragam, bahkan menjadi korban dari majalah. Kota memecahkan degradasi budaya, sedangkan arsitektural bangunannya terlalu banyak menyetujui paham-paham luar dan melepaskan filosofi-filosofi lokal. Memperbaiki struktur ruang kota yang berbeda dan memulihkan pola sosial masyarakat yang lama dipelihara. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membuktikan krisis identitas bangunan yang telah dimulai melanda kota Banda Aceh dan membuktikan era globalisasi yang tengah gaya bangunan modern dengan identitas bangunan di kota Banda Aceh. Temuan penelitian menunjukkan sebagian besar masyarakat Banda Aceh mulai tahu tentang bangunan kuno / bersejarah di Banda Aceh mulai memfokuskan karena menyebabkan lagi menerjemahkan perkembangan gaya arsitektur modern yang lebih menarik dibahas gaya arsitektur tradisional; bangunan kuno / bersejarah yang jelas-jelas memiliki identitas kota Banda Aceh dibiarkan rusak begitu saja tanpa adanya insiatif dari pihak terkait untuk diterjemahkan; dari hasil survey yang diperoleh dari bangunan kuno / bersejarah di Banda Aceh. Bangunan yang dapat diakses di pergunakan dengan fungsi yang baru dibuat juga membantu untuk tidak menambah bangunan.
Arsitektur Dekonstruksi sebagai Karakteristik Desain pada Bangunan Modern Dafrina, Armelia Dafrina
Arsitekno Vol 5, No 5 (2015): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v5i5.1220

Abstract

Abstrak Pengaruh filosofi Arsitektur Dekonstriksi yang diperkenalkan oleh Jacques Derrida serta konstruktivisme yang berkembang di Rusia pada awal abad ke 20 melahirkan dua aliran utama dalam arsitektur dekonstruksi yang dikenal sebagai dekonstruksi derridean dan dekonstruksi non derridean. Segera setelah kemunculannya di dunia Arsitektur, dekonstruksi menjadi aliran baru menggantikan International Style yang sebelummnya mendominasi karakter desain bangunan. Tokoh-tokoh yang terkemuka dibalik kesuksesan Arsitektur Dekonstruksi dengan sebutan the seven architects, Bernard Tschumi, Peter Eisenmen, Frank O Gehry, Rem Koolhaas, Daniel Libeskind, Coop Himmelblau dan Zaha Hadid yang membangun citra baru terhadap arsitektur.
Arsitektur Dekonstruksi sebagai Karakteristik Desain pada Bangunan Modern Armelia Dafrina Dafrina
Arsitekno Vol 5, No 5 (2015): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v5i5.1216

Abstract

Abstrak Pengaruh filosofi Arsitektur Dekonstriksi yang diperkenalkan oleh Jacques Derrida serta konstruktivisme yang berkembang di Rusia pada awal abad ke 20 melahirkan dua aliran utama dalam arsitektur dekonstruksi yang dikenal sebagai dekonstruksi derridean dan dekonstruksi non derridean. Segera setelah kemunculannya di dunia Arsitektur, dekonstruksi menjadi aliran baru menggantikan International Style yang sebelummnya mendominasi karakter desain bangunan. Tokoh-tokoh yang terkemuka dibalik kesuksesan Arsitektur Dekonstruksi dengan sebutan the seven architects, Bernard Tschumi, Peter Eisenmen, Frank O Gehry, Rem Koolhaas, Daniel Libeskind, Coop Himmelblau dan Zaha Hadid yang membangun citra baru terhadap arsitektur.
PRIVASI PADA PEKARANGAN SEBAGAI RUANG TERBUKA PRIVAT PERKOTAAN DI KAWASAN HUNIAN JERON BETENG KRATON YOGYAKARTA Nova Purnama Lisa
Arsitekno Vol 5, No 5 (2015): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v5i5.1240

Abstract

Privasi dipahami sebagai kemampuan kontrol seseorang atau sekelompok orang dalam mewujudkan interaksinya dengan orang lain. Privasi membantu seseorang atau sekelompok orang untuk mengatur jarak personalnya, ketika ingin mendekat dan ketika ingin menjauh. Privasi akan selalu dibutuhkan oleh siapapun, kapan pun dan dimana pun, agar diperoleh pencapaian rasa aman dan nyaman didalam melakukan aktivitasnya, termasuk juga disaat berada di pekarangan rumah sebagai ruang terbuka privat. Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Tingkat privasi yang diinginkan itu menyangkut keterbukaan atau ketertutupan, yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain, atau justru ingin menghindar atau berusaha supayasukar dicapai oleh orang lain. Di dalam kajian tentang arsitektur lingkungan dan perilaku, pekarangan rumah tidak hanya dianggap sebagai ruang luar dari rumah saja, tetapi juga ditentukan perlunya faktor lain dalam menentukan pola ruang dalam pekarangan, yaitu kultur, religi, spasial dan perilaku itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang berkaitan dengan privasi dan pekarangan rumah dengan konteks yang jelas dan spesifik, untuk memperkaya khasanah arsitektur perilaku dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui privasi penghuni terhadap pekarangan sebagai ruang terbuka privat pada kawasan Jeron Beteng Kraton Yogyakarta, dengan adanya perubahan terhadap pola ruang terbuka privat yang terbentuk sejauh mana tingkat pencapaian privasi yang dicapai. Hasil penelitian ini, ingin melihat bagaimana pencapaian kebutuhan akan privasi, dengan menggunakan presepsi sebagai tolak ukur untuk melihat kebutuhan privasi penghuni terhadap pekarangan rumah sebagai ruang terbuka privat.
KAJIAN ORGANISASI RUANG PADA BANGUNAN RUMAH TJONG A FIE BERDASARKAN KAIDAH ARSITEKTUR CINA Nurhaiza Nurhaiza
Arsitekno Vol 5, No 5 (2015): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v5i5.1233

Abstract

Rumah Tjong A Fie adalah salah satu bangunan yang dilindungi sebagai artefak warisan sejarah Kota Medan yang memperlihatkan nilai-nilai historis, budaya, dan pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan organisasi ruang pada bangunan Rumah Tjong A Fie berdasarkan filosofi arsitektur tradisional Cina. Hasil kajian ini akan memberikan gambaran potensi dan keunikan yang dimiliki oleh Rumah Tjong A Fie sebagai salah satu arsitektur hunian peninggalan etnis Tionghoa pada zamannya. Metode penelitian arsitektur yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif interpretive-historical, yaitu meneliti suatu fenomena fisik/sosial yang berada di antara konteks yang komplek, melalui penjelasan dalam bentuk naratif dan menyeluruh.Penelitian akan melalui beberapa tahapan, yaitu; 1) Pengumpulan dan klasifikasi data primer dan sekunder; 2) Evaluasi data melalui analisis danpenilaian berupa interpretasi terhadap data; dan 3) Kesimpulan berupa penjelasan dalam bentuk narasi. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa Rumah Tjong A Fie menerapkan konsep arsitektur tradisional Cina pada organisasi ruangnya berdasarkan filosofi tradisional Cina, yaitu: 1) Dao; 2) Kongfusianisme; dan 3) Feng-shui. Konsep arsitektur tradisional Cina direfleksikan pada elemen-elemen arsitektur 1) dinding pembatas; 2) Jian; 3) Aksis; 4) Orientasi ruang; dan 5) Courtyard.

Page 1 of 2 | Total Record : 14