cover
Contact Name
Erna Muliana
Contact Email
erna.muliana@unimal.ac.id
Phone
+6282366792658
Journal Mail Official
arsitekno@unimal.ac.id
Editorial Address
Program Studi Arsitektur Universitas Malikussaleh Jalan Samudera Lama/Sultanah Nahrasiyah Lancang Garam Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe
Location
Kota lhokseumawe,
Aceh
INDONESIA
Arsitekno
ISSN : 2301945X     EISSN : 27767841     DOI : https://doi.org/10.29103/arj.v7i7.1211
Arsitekno is engaged in several scopes, namely: Architecture and Design Urban Design Landscape Architecture History, Theory & Critic Architecture Building Science and Technology Housing and Human Settlement
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 7 (2016): Jurnal Arsitekno" : 12 Documents clear
Cultural Preservation And Religious Control On Regulating Of The Form And Use Of The Public Space Mahathir, Said
Arsitekno Vol 7, No 7 (2016): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v7i7.1226

Abstract

Abstract In the new era of globalization, people are much more aware of the uniqueness and specialty of theirown culture. Banda Aceh, a capital city of Aceh province in Indonesia, which has concerned about this issue in thelast twelve years in preserving their own culture through injecting Sharia law (Islamic law) into constitutional law,so called Qanun. Since Qanun regulates the governance and public life, many aspects either physically or nonphysicallyhas been influencedsince, includinghow to useand behave inthe public space.There are significant differences in controlling public space of Banda Aceh city among the other public spacecontrol in the other cities in Indonesia. Both soft and hard control mechanism are developed such as, 1) dresscode, illicit relationship, gambling, and drinking prohibition in the public space including the punishment areposted; 2) surveillance and policing by Sharia police; 3) public space facilities possibly to be designed to preventfrom unacceptable behavior within Muslim society; and 4) limited access and territory for some religious or cultural reasons. However, these unique public space control possibly have potential impacts on certain attributesin the public space, for instance, different controls have different impact on a certain group of people or differentkind of public space within the city.This paper will first discuss the history of public space development, the typology of existing public space,their functions and activities in Banda Aceh city. Secondly, how these space are regulated pre- and post – Sharialaw and how the law potentially affected the design and use of public space by different social group will beexplored. The methodologies of this research include document review, direct observations on public space and apilot survey study on people’s attitude toward the law. The results of this research hope to serve basic informationfor planners and designers on how to design, plan and regulated the public space for Muslim communities such asBanda Aceh city.Keywords: Sharia law, public space regulation, cultural – based design
Local Characteristic Influence on Land Readjustment Project A Case Study of Banda Aceh Haridhi, Reza Maulana
Arsitekno Vol 7, No 7 (2016): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v7i7.1218

Abstract

Abstrak Pada Sumatera bagian utara, gempa berkekuatan 9,3 skala Richter mengguncang Samudra Hindia danprovinsi paling barat Indonesia, Aceh pada 26 Desember 2004, yang menghantam daerah pesisir dengangelombang tsunami setinggian 20 meter. Daerah terberat adalah pantai barat Aceh, khususnya dua kota pesisirBanda Aceh dan Meulaboh, di mana setidaknya 120.000 dan 25.000 orang meninggal. Di Kota Banda Aceh yangmerupakan ibukota provinsi, area yang terkena dampak tsunami adalah sekitar 70 persen dari wilayah geografisKota. Bencana tersebut telah menyebabkan tidak hanya hilangnya nyawa dan kerusakan infrastruktur tetapi jugakerusakan pada puluhan ribu tanda batas Parsil tanah dan hak milik. Rekonstruksi Parsil tanah sangat pentingkarena akan menjadi dasar untuk pekerjaan rekonstruksi, perencanaan tata ruang, kompensasi, danpengembangan ekonomi jangka panjang; dan juga akan menciptakan keadilan sosial dan menjamin stabilitassosial jangka panjang. Banda Aceh, dengan kerusakan 70 persen untuk Pasil tanah di daerah perkotaan dan pedesaan yang disebabkan oleh gempa bumi dan tsunami memiliki kesempatan untuk meningkatkan kualitas dankeberlanjutan kota dengan menggunakan metode Penyesuaian Parsil Tanah (Land Readjusment). Tujuan daripenelitian ini adalah untuk menguji pengaruh karakteristik lokal pada proyek Penyesuaian Parsil Tanah (LandReadjusment) percontohan di desa lambung, banda aceh pada Maret 2006.Kata kunci: Tanah penyesuaian, Karakteristik lokal, Disaster Recovery, Pembangunan Perkotaan
Optimalisasi Pencahayaan Alami pada Ruang Nurhaiza, Nurhaiza; Lisa, Nova Purnama
Arsitekno Vol 7, No 7 (2016): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v7i7.1234

Abstract

Abstract Natural lighting is the lighting obtained from direct sunlight, where the light is obtained in the morninguntil late afternoon. According to SNI 03-2396-200, natural lighting during the day can be good in a span of solarorientation starting at 8:00 pm until 16: 00 pm with equitable distribution of incoming light in the room and didnot leave annoying glare effects in the use of lighting natural, regardless of the quality and distribution of lightthat enters the building through a window and orientation of openings. The wider the aperture, the more light thatenters the room. It is necessary to control the amount of light coming into the room. The research used isquantitative method by using mathematical models, with the measurement process, using a formula to obtainaccurate data. The object of research and observations in Architecture Program Faculty Building University ofMalikussaleh, Lhokseumawe Aceh. Observation is by direct observation to see the condition of natural lighting inclassrooms, measurements the extent of the classroom. Then collect some measurement data among other things,measure the light intensity at the lecture hall by using Luxmeter, calculate the intensity of light at the lecture hallby factors sky with measuring point main and the measuring point side and the comparative results of themeasurement of light intensity of the lighting level the average recommended. The results show, a lecture hall inthe building Prodi architecture has three floors, which have 4 lecture room on floors 1 and 2, 2 room studioregular on floors 1, 2 lab computer room on the floor and 2 studio design room on the 2nd floor. also of coursethe building also has other equipment such as administration room, warehouse and other supporting facilities.But for the third floor untapped dikarenaka still in the process of renovation. The results of observations obtainedintensity of natural light on the 1st floor and 2nd floor Architecture Program building University of Malikussalehbased on the measurement of light intensity using the luxmeter, the obtained data is that the rooms was not inaccordance with the standards of an average lighting is recommended by ISO 2000 for classrooms -03 250 luxand 700 lux.Key word: Natural Lighting, Light Intensity, Lux meters, ISO 2000, SNI 03-2396-200
Perencanaan Kawasan Wisata di Daerah PLTA Kuta Malaka Aceh Besar NAD dengan Teknologi Tepat Guna dan Ramah Lingkungan Siska, Deassy
Arsitekno Vol 7, No 7 (2016): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v7i7.1242

Abstract

Abstrak Listrik merupakan bagian dari energi terbarukan. Energi listrik sudah menjadi salah satu kebutuhandasar bagi masyarakat di era global, baik diperkotaan maupun dipedesaan. Fenomena ini dapat dilihat darilonjakan permintaan energi listrik dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Terutama untuk wilayahPemerintahan Provinsi Aceh. Semakin kondusifnya situasi keamanan pasca MOU Helsinki dan laju pertumbuhanekonomi yang terus meningkat pasca Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh secara tidak langsung telah memberikandampak terhadap meningkatnya permintaan energi listrik. Berbagai tempat potensi alam di daerah hydropowerenergydi Nanggroe Aceh Darussalam sangat bagus sehingga menimbulkan gagasanuntuk mengembangkan daerah ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata unggulan di Provinsi NAD.Untuk itu dibutuhkan sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan wisata dan rekreasi di daerahini.Berkaitan dengan hal tersebut di atas,perlu dilakukan perencanaan yang matang danmenyeluruh sehingga terwujud sebuah kawasan wisata yang dapatmemenuhi kebutuhan masyarakatuntuk berwisata, serta dapat menjadi identitas dan kebanggaan Propinsi NAD,serta dapat pulamemberikan konstribusi positif bagi pengembangan daerah sekitarnya, baik secara fisik maupunekonomi.Kata Kunci: Listrik, Hydropower Energy, Kawasan Wisata, Pengembangan Daerah.
Subtantive Human Behavioral Environment terhadap Open Space Berdasarkan Paradigma Konsepsi dan Teori Arsitektur Kota Lisa, Nova Purnama; Iqba, Muhammad
Arsitekno Vol 7, No 7 (2016): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v7i7.1248

Abstract

Abstrak Kegiatan masyarakat kota masa kini lebih kompleks dibandingkan masyarakat kota jamandulu. sehingga konsep penataanya harus lebih ideal. Namun di sebagian besar kawasan kota diIndonesia yang terjadi malah sebaliknya. Jumlah penduduk yang besar hanya menambah permukimanyang padat dan tidak tertata serta mengabaikan keberadaan open space bagi publik (square). Dalammasalah perkotaan, ruang terbuka merupakan bagian atau salah satu sub-sistem dari sistem kota secarakeseluruhan. Perilaku manusia terhadap keberadaan open space sangat signifikan, perilaku ataupunaktivitas manusia terhadap penggunaan open space ditimbulkan karena adanya kebutuhan dari manusiatersebut untuk mempergunakannya. Secara psikologis, manusia membutuhkan tempat dimana dia dapat beraktivitas dan atau berinteraksi sesama manusia lainnya, apakah aktivitas itu berupa olahraga, jalan–jalan, berkumpul bersama teman atau keluarga, penghijauan, ataupun kegiatan publik lainnya yangmenggunakan open space. Dalam hal ini perilaku (behavioral) dioperasionalkan sebagai kegiatanmanusia yang membutuhkan seting atau wadah kegiatan yang berupa ruang. Sehingga korelasi inilahyang membentuk tata ruang yang merupakan bagian dari bentuk arsitektur. Sehingga konsepsi mengenaiopen space dapat dikembangkan lebih lanjut melalui pendekatan environment behavioral.Kata Kunci: Arsitektur kota, Ruang terbuka, Lingkungan perilaku, Aktivitas.
Sejarah Perkembangan Rumah Cut Meutia Dalam Mempertahankan Arsitektur Tradisional Aceh Dafrina, Armelia
Arsitekno Vol 7, No 7 (2016): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v7i7.1211

Abstract

Abstrak Aceh merupakan salah satu wilayah yang sangat mempertahankan dan melestarikan nilai dan budaya.Keberadaan Rumoh Aceh merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai yang hidup dan dijalankan olehmasyarakat Aceh. Oleh karena itu, melestarikan Rumoh Aceh berarti juga melestarikan eksistensi masyarakatAceh itu sendiri. Walaupun banyaknya perkembangan modernisasi, tetapi Rumah Adat Aceh merupakan sebuaharsitektur tradisional yang dibanggakan oleh masyarakat Aceh. Seiring perkembangan zaman yang menuntutsemua hal dikerjakan secara efektif dan efisien, dan semakin mahalnya biaya pembuatan dan perawatan RumohAceh, maka lambat laun semakin sedikit orang Aceh yang membangun rumah tradisional ini. Akibatnya, jumlahRumoh Aceh semakin hari semakin sedikit. Hal tersebut membuat penulis ingin mempelajari Sejarah Rumah Acehyaitu Rumoh Cut Meutia yang terletak di desa Paya Bakong kecamatan Matang Kuli, Aceh Utara. Rumoh CutMeutia merupakan salah satu rumah adat Aceh peninggalan pada masa lalu. Rumoh Cut Meutia yang terletak diMatang Kuli ini adalah hasil renovasi oleh Pemerintah Daerah Aceh Utara, yang di lakukan pada Tahun 1982.Hal ini dilakukan oleh Pemda setempat untuk melestarikan rumoh Cut Meutia. Sama dengan rumah adat Acehlainnya, Rumoh Cut Meutia merupakan rumah panggung, hal ini berasal dari perpaduan kepercayaan masyarakat, ajaran Islam dan kondisi alam di mana individu atau masyarakat hidup mempunyai pengaruhsignifikan terhadap bentuk arsitektur tradisional Aceh.Sampai sekarang Rumoh Adat Cut Meutia ini salah saturumah Aceh yang masih banyak dikunjungi oleh masyarakat setempat.Kata Kunci: Rumoh cut meutia, arsitektur tradisional, rumah adat Aceh.
Cultural Preservation And Religious Control On Regulating Of The Form And Use Of The Public Space Said Mahathir
Arsitekno Vol 7, No 7 (2016): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v7i7.1226

Abstract

Abstract In the new era of globalization, people are much more aware of the uniqueness and specialty of theirown culture. Banda Aceh, a capital city of Aceh province in Indonesia, which has concerned about this issue in thelast twelve years in preserving their own culture through injecting Sharia law (Islamic law) into constitutional law,so called Qanun. Since Qanun regulates the governance and public life, many aspects either physically or nonphysicallyhas been influencedsince, includinghow to useand behave inthe public space.There are significant differences in controlling public space of Banda Aceh city among the other public spacecontrol in the other cities in Indonesia. Both soft and hard control mechanism are developed such as, 1) dresscode, illicit relationship, gambling, and drinking prohibition in the public space including the punishment areposted; 2) surveillance and policing by Sharia police; 3) public space facilities possibly to be designed to preventfrom unacceptable behavior within Muslim society; and 4) limited access and territory for some religious or cultural reasons. However, these unique public space control possibly have potential impacts on certain attributesin the public space, for instance, different controls have different impact on a certain group of people or differentkind of public space within the city.This paper will first discuss the history of public space development, the typology of existing public space,their functions and activities in Banda Aceh city. Secondly, how these space are regulated pre- and post – Sharialaw and how the law potentially affected the design and use of public space by different social group will beexplored. The methodologies of this research include document review, direct observations on public space and apilot survey study on people’s attitude toward the law. The results of this research hope to serve basic informationfor planners and designers on how to design, plan and regulated the public space for Muslim communities such asBanda Aceh city.Keywords: Sharia law, public space regulation, cultural – based design
Local Characteristic Influence on Land Readjustment Project A Case Study of Banda Aceh Reza Maulana Haridhi
Arsitekno Vol 7, No 7 (2016): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v7i7.1218

Abstract

Abstrak Pada Sumatera bagian utara, gempa berkekuatan 9,3 skala Richter mengguncang Samudra Hindia danprovinsi paling barat Indonesia, Aceh pada 26 Desember 2004, yang menghantam daerah pesisir dengangelombang tsunami setinggian 20 meter. Daerah terberat adalah pantai barat Aceh, khususnya dua kota pesisirBanda Aceh dan Meulaboh, di mana setidaknya 120.000 dan 25.000 orang meninggal. Di Kota Banda Aceh yangmerupakan ibukota provinsi, area yang terkena dampak tsunami adalah sekitar 70 persen dari wilayah geografisKota. Bencana tersebut telah menyebabkan tidak hanya hilangnya nyawa dan kerusakan infrastruktur tetapi jugakerusakan pada puluhan ribu tanda batas Parsil tanah dan hak milik. Rekonstruksi Parsil tanah sangat pentingkarena akan menjadi dasar untuk pekerjaan rekonstruksi, perencanaan tata ruang, kompensasi, danpengembangan ekonomi jangka panjang; dan juga akan menciptakan keadilan sosial dan menjamin stabilitassosial jangka panjang. Banda Aceh, dengan kerusakan 70 persen untuk Pasil tanah di daerah perkotaan dan pedesaan yang disebabkan oleh gempa bumi dan tsunami memiliki kesempatan untuk meningkatkan kualitas dankeberlanjutan kota dengan menggunakan metode Penyesuaian Parsil Tanah (Land Readjusment). Tujuan daripenelitian ini adalah untuk menguji pengaruh karakteristik lokal pada proyek Penyesuaian Parsil Tanah (LandReadjusment) percontohan di desa lambung, banda aceh pada Maret 2006.Kata kunci: Tanah penyesuaian, Karakteristik lokal, Disaster Recovery, Pembangunan Perkotaan
Optimalisasi Pencahayaan Alami pada Ruang Nurhaiza Nurhaiza; Nova Purnama Lisa
Arsitekno Vol 7, No 7 (2016): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v7i7.1234

Abstract

Abstract Natural lighting is the lighting obtained from direct sunlight, where the light is obtained in the morninguntil late afternoon. According to SNI 03-2396-200, natural lighting during the day can be good in a span of solarorientation starting at 8:00 pm until 16: 00 pm with equitable distribution of incoming light in the room and didnot leave annoying glare effects in the use of lighting natural, regardless of the quality and distribution of lightthat enters the building through a window and orientation of openings. The wider the aperture, the more light thatenters the room. It is necessary to control the amount of light coming into the room. The research used isquantitative method by using mathematical models, with the measurement process, using a formula to obtainaccurate data. The object of research and observations in Architecture Program Faculty Building University ofMalikussaleh, Lhokseumawe Aceh. Observation is by direct observation to see the condition of natural lighting inclassrooms, measurements the extent of the classroom. Then collect some measurement data among other things,measure the light intensity at the lecture hall by using Luxmeter, calculate the intensity of light at the lecture hallby factors sky with measuring point main and the measuring point side and the comparative results of themeasurement of light intensity of the lighting level the average recommended. The results show, a lecture hall inthe building Prodi architecture has three floors, which have 4 lecture room on floors 1 and 2, 2 room studioregular on floors 1, 2 lab computer room on the floor and 2 studio design room on the 2nd floor. also of coursethe building also has other equipment such as administration room, warehouse and other supporting facilities.But for the third floor untapped dikarenaka still in the process of renovation. The results of observations obtainedintensity of natural light on the 1st floor and 2nd floor Architecture Program building University of Malikussalehbased on the measurement of light intensity using the luxmeter, the obtained data is that the rooms was not inaccordance with the standards of an average lighting is recommended by ISO 2000 for classrooms -03 250 luxand 700 lux.Key word: Natural Lighting, Light Intensity, Lux meters, ISO 2000, SNI 03-2396-200
Perencanaan Kawasan Wisata di Daerah PLTA Kuta Malaka Aceh Besar NAD dengan Teknologi Tepat Guna dan Ramah Lingkungan Deassy Siska
Arsitekno Vol 7, No 7 (2016): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v7i7.1242

Abstract

Abstrak Listrik merupakan bagian dari energi terbarukan. Energi listrik sudah menjadi salah satu kebutuhandasar bagi masyarakat di era global, baik diperkotaan maupun dipedesaan. Fenomena ini dapat dilihat darilonjakan permintaan energi listrik dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Terutama untuk wilayahPemerintahan Provinsi Aceh. Semakin kondusifnya situasi keamanan pasca MOU Helsinki dan laju pertumbuhanekonomi yang terus meningkat pasca Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh secara tidak langsung telah memberikandampak terhadap meningkatnya permintaan energi listrik. Berbagai tempat potensi alam di daerah hydropowerenergydi Nanggroe Aceh Darussalam sangat bagus sehingga menimbulkan gagasanuntuk mengembangkan daerah ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata unggulan di Provinsi NAD.Untuk itu dibutuhkan sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan wisata dan rekreasi di daerahini.Berkaitan dengan hal tersebut di atas,perlu dilakukan perencanaan yang matang danmenyeluruh sehingga terwujud sebuah kawasan wisata yang dapatmemenuhi kebutuhan masyarakatuntuk berwisata, serta dapat menjadi identitas dan kebanggaan Propinsi NAD,serta dapat pulamemberikan konstribusi positif bagi pengembangan daerah sekitarnya, baik secara fisik maupunekonomi.Kata Kunci: Listrik, Hydropower Energy, Kawasan Wisata, Pengembangan Daerah.

Page 1 of 2 | Total Record : 12