cover
Contact Name
Brury Eko Saputra
Contact Email
brury@sttaletheia.ac.id
Phone
+62341-426617
Journal Mail Official
brury@sttaletheia.ac.id
Editorial Address
Jl. Argopuro No.28-34, Lawang, Kec. Lawang, Malang, Jawa Timur 65211
Location
Kab. malang,
Jawa timur
INDONESIA
Sola Gratia: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika
ISSN : 27232786     EISSN : 27232794     DOI : https://doi.org/10.47596/sg.v1i2
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi di bidang Teologi Biblika dan Praktika. Focus dan Scope penelitian SOLA GRATIA adalah: 1. Teologi Biblikal 2. Teologi Pastoral 3. Teologi Kontemporer
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2018): MARET 2018" : 8 Documents clear
RESENSI BUKU : HOW GOD BECAME JESUS, THE REAL ORIGINS OF BELIEF IN JESUS' DIVINE NATURE STEFANUS KRISTIANTO
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 6, No 1 (2018): MARET 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v6i1.72

Abstract

Dari judulnya, buku How God Became Jesus (selanjutnya HGBJ) ini jelas menunjukkan nuansa responssif terhadap buku Ehrman tersebut. Meski demikian kelima sarjana ini bukanlah apologis amatir, yang meresponsi Ehrman dengan data dan logika murahan. Mereka adalah para sarjana Perjanjian Baru yang mumpuni, yang–menurut saya–berhasil memberikan pandangan alternatif yang lebih baik dibanding apa yang Ehrman tawarkan. Kisah penerbitan buku ini memang cukup menarik. Para penulis buku ini pertama-tama meminta HarperOne memberi mereka draft tulisan Ehrman dan lantas menerbitkan respons mereka bersamaan dengan hari diterbitkannya HJBG(25 Maret 2014).
(SEBUAH UPAYA) MEMAHAMI MAZMUR KUTUKAN STEFANUS KRISTIANTO
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 6, No 1 (2018): MARET 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v6i1.67

Abstract

Abstraksi: Kitab Mazmur merupakan salah satu kitab dalam Alkitab yang paling disukai orang Kristen. Akan tetapi, beberapa bagian dalam kitab ini–yang biasa disebut Mazmur Kutukan–telah menimbulkan problem etis bagi pembacanya, sebab mazmurmazmur ini nampak bertentangan dengan prinsip kasih yang diajarkan Yesus. Beberapa sarjana memang pernah mengemukakan beragam interpretasi untuk ―menjinakkan‖ mazmur-mazmur ini. Akan tetapi, usulan-usulan tersebut justru menimbulkan masalah lain. Dalam tulisan ini, penulis mencoba menawarkan penafsiran alternatif terhadap mazmur-mazmur kutukan, yakni memahami mazmur-mazmur tersebut dalam terang perjanjian Musa. Menutup tulisan ini, penulis akan memberikan dua aplikasi praktis dari interpretasi tersebut.  Kata-kataKunci:Kitab Mazmur, Mazmur Kutukan, Perjanjian Musa, Perjanjian Lama, Etika, Etis
RESENSI BUKU : BASIC OF VERBAL ASPECT IN BIBLICAL GREEK BRURY EKO SAPUTRA
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 6, No 1 (2018): MARET 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v6i1.73

Abstract

Pada dasarnya buku karya Campbell ini disusun dalam dua bagian besar: pertama, dari bab pertama hingga kelima, Campbell berusaha memaparkan teori Verbal Aspect; kedua, dari bab keenam hingga kesepuluh, ia menjabarkan manfaat dari teori Verbal Aspect bagi studi Perjanjian Baru. Bagian pertama lebih bersifat teoritis, sedangkan bagian kedua bersifat praktis.
HOSPITALITAS : SUATU KEBAJIKAN YANG TERLUPAKAN DI TENGAH MARAKNYA AKSI HOSTILITAS ATAS NAMA AGAMA MARIANI FEBRIANA
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 6, No 1 (2018): MARET 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v6i1.68

Abstract

Abstraksi: Hospitalitas pernah menjadi nilai yang penting dalam kehidupan Kristen. Namun, hospitalitas telah menjadi nilai yang terlupakan dalam dunia masa kini. Padahal, praktek panjang hospitalitas Kristen dalam tradisi Kristen telah membentuk misi gereja. Praktek panjang tersebut telah membuktikan kepada kita betapa pentingnya sikap hospitalitas bagi orang Kristen di tengah pergumulannya untuk hidup Bersama di tengah masyarakat yang plural. Hospitalitas menawarkan jalan masuk baru untuk hidup bersama dalam pergumulan perbedaan etnis, pendidikan dan latarbelakang sosial, agama, isu gender, orientasi politik dan lain sebagainya. Hospitalitas adalah sebuah praktek yang mendesak bagi masyarakat masa kini karena hospitalitas tidak hanya menyediakan kebutuhan bagi yang membutuhkan, tetapi juga menciptakan ruang dan waktu bagi orang lain. Hospitalitas sangat berhubungan dengan hati karena hospitalitas mendorong relasi dari seorang tamu menjadi tuan rumah dan permusuhan menjadi persahabatan.   Oleh karena hospitalitas membuka pintu untuk hidup bersama dalam konteks masyarakat yang telah tercemar oleh kekerasan, kekasaran, kecurigaan terhadap orang lain atas nama perbedaan, maka hospitalitas bukanlah toleransi. Hospitalitas lebih dari sekadar toleransi karena hospitalitas menawarkan ruang untuk melampaui batas perbedaan dan berusaha untuk belajar satu sama lain, serta mengenali otentisitas satu sama lain.Toleransi menyuratkan tindakan yang pasif dan defensif. Toleransi tidak dapat berdiri sendiri untuk membangun sebuah masyarakat yang baik. Masyarat yang baik perlu nilai yang lebih besar karena toleransi adalah syarat minimum untuk mencapai suatu masyarakat yang baik. Hospitalitas adalah nilai kunci tersebut karena menciptakan ruang penerimaan, saling menghormati, dan pengenalan serta perayaan untuk hidup bersama dalam perbedaan. Oleh karena itu, daripada toleransi, hospitalitas adalah nilai yang utama untuk mewujudkan suatu masyarakat yang baik.   Gereja, sebagai penerima hospitalitas Allah, seharusnya berjalan di depan sebagai promotor tentang bagaimana masyarakat dapat hidup bersama. Sebagai tampilan atas karya Allah, Gereja dari dalam dirinya membangun model masyarakat seperti ini, yang tampak pertama-tama dalam ibadah secara komunal maupun pribadi, pelayanan sosial dan usaha keras dalam mewujudkan perdamaian. Dengan cara yang sama, institusi Kristen juga seharusnya bekerja dengan keras ke arah visi ini dengan maksud untuk menunjukkan betapa dalamnya Kerajaan Allah yang penuh damai.  Kata Kunci: Hospitalitas, kerapuhan, tamu, tuan rumah, orang asing, musuh, toleransi, dan perbedaan.
RESENSI BUKU : JESUS, CRITERIA, AND THE DEMISE OF AUTHENTICITY STEFANUS KRISTIANTO
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 6, No 1 (2018): MARET 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v6i1.74

Abstract

Buku ini dibuka dengan pengantar dari Morna Hooker yang mengisahkan perdebatannya dengan Norman Perrin (dan Reginald H. Fuller) sekitar tahun 1970. Di sana, Hooker menyampaikan kritiknya mengenai pembedaan autentik dan tidak autentik (yang menurutnya merupakan warisan kritik bentuk), di samping juga mengritik fungsi kriteria autentisitas yang problematis. Berfokus pada detil-detil demikian, menurutnya, hanya akan membuat sarjana kehilangan gambaran menyeluruh tentang siapa Yesus.
FORMASI SPIRITUALITAS SARANA MENUJU KEDEWASAAN SPIRITUAL ALFIUS ARENG MUTAK
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 6, No 1 (2018): MARET 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v6i1.70

Abstract

Abstraksi:Salah satu tujuan dari formasi spiritualitas adalah agar orang percaya mengalami pertumbuhan dalam relasinya dengan Tuhan yang ia percayai. Pertumbuhan itulah yang kemudian menggiringnya menuju kepada kedewasaan penuh didalam Kristus, hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Efesus,―Sampai kita semua menuju kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.‖ (Efesus 4:13)   Menuju kepada kedewasaan penuh adalah sebuah proses yang panjang dalam  membangun kedekatan dengan Tuhan dan itu terjadi lewat formasi spiritualitas. Karena itu kedewasaan spiritual mensyaratkan penataan ulang prioritas, berubah, dan belajar menaati Allah. Kunci dari kedewasaan ini adalah kekonsistenan, ketekunan dalam melakukan hal-hal yang mendekatkan kita pada Allah lewat pembacaan dan mempelajari Alkitab, doa, persekutuan, dan pelayanan. Spiritualitas itulah yang menggerakkan kita menunjukkan perhatian bagi kesejahteraan sesama.  Kata Kunci:Formasi spiritualitas, pertumbuhan spiritual, dan kedewasaan spiritual
TANTANGAN PELAYANAN PENGGEMBALAAN HAMBA TUHAN DALAM ZAMAN NOW AGUNG GUNAWAN
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 6, No 1 (2018): MARET 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v6i1.71

Abstract

Abstrak:Dalam zaman now, hamba Tuhan diperhadapkan dengan berbagai macam perubahan yang begitu cepat dan tantangan yang begitu banyak dalam pelayanannya.   Hamba Tuhan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan jemaat yang sangat kompleks. Hamba Tuhan bukan hanya dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan spiritual jemaatnya, namun juga dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lain dari jemaatnya.   Ada banyak gereja yang memperlakukan hamba Tuhannya seperti karyawan atau pegawai yang dapat diperintah untuk melakukan segala sesuatu yang diminta oleh majikannya. Kadang apa yang diminta tidak sesuai dengan tugas dan tanggungjawab seorang hamba Tuhan.   Hamba Tuhan juga dituntut menjadi orang yang serba bisa dalam pelayanan yang diembannya. Hamba Tuhan dituntut untuk dapat menjalankan semua tugas pelayanan penggembalaan dengan maksimal. Apabila hamba Tuhan gagal dan lalai untuk menjalankan kewajibannya dengan maksimal maka akan menghadapi berbagai macam konsekuensi, mulai diperingatkan hingga diberhentikan dari pelayanannya.   Semua tantangan dan tuntutan dalam pelayanan tidak boleh membuat hamba Tuhan tawar hati dan mengambil keputusan untuk mundur dan meninggalkan pelayanan. Oleh karena itu, hamba Tuhan harus mempersiapkan diri dengan baik dan melengkapi diri dengan segala macam keterampilan dan kemampuannya baik dalam hal berkhotbah, melayani visistasi, melayani orang yang sulit dalam gereja, melayani kaum LGBT, dan melayani kaum muda agar ia akan dapat menjawab kebutuhan jemaat dan mampu bertahan dalam arena dunia pelayanan yang semakin kompetitif dalam zaman now. Hamba Tuhan harus menjalani tugas dan panggilannya dengan setia sampai Tuhan datang.    Kata-kata kunci: Zaman now, hamba Tuhan, tantangan, khotbah, visitasi, orang sulit, pelayanan kaum muda
PENDEKATAN TOPIKAL DALAM MENAFSIRKAN KITAB AMSAL SIA KOK SIN
SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol 6, No 1 (2018): MARET 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Aletheia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47596/solagratia.v6i1.66

Abstract

Abstrak: Kitab Amsal terdiri dari pelbagai perkataan bijak atau amsal dengan pelbagai topik yang nampaknya tidak saling terkait, oleh karena itu pendekatan topikal sering diusulkan oleh para ahli untuk menafsirkan kitab ini. Dalam proses penafsiran, karakter kitab Amsal sebagai kitab puisi dan hikmat perlu diperhatikan, seperti paralelisme, sifat sastra, kebenaran umum, dan kebenaran tak bersyarat. Untuk penerapan pendekatan topikal ini diberikan contoh penafsiran topik orang miskin dan kemiskinan.  Kata-kata Kunci: Kitab Amsal, pendekatan topikal, kemiskinan

Page 1 of 1 | Total Record : 8