cover
Contact Name
Maria Yulita C. Age
Contact Email
jurnalatmareksa@yahoo.com
Phone
+6281236374177
Journal Mail Official
cagemariayulita@gmail.com
Editorial Address
Jl. Gatot Subroto, Km.3, Kel. Mautapaga, Kec. Ende Timur, Kab. Ende, NTT, 86317
Location
Kab. ende,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kataketik
ISSN : 25277421     EISSN : 27979830     DOI : https://doi.org/10.53949/ar.v5i2
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik. Jurnal Keagamaan Katolik, baik pendidikan keagamaan katolik, pastoral dan kateketik. Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik, telah ada sejak tahun 2016 dan diasuh oleh Dosen-dosen Stipar Ende
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2016): BERKATEKESE DALAM KONTEKS" : 8 Documents clear
PERJUANGAN MELAWAN STIGMATISASI SUANGGI DALAM MASYARAKAT Remigius Misa, Lic
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 1, No 2 (2016): BERKATEKESE DALAM KONTEKS
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v1i2.7

Abstract

Artikel ini mencoba memahami fenomena suanggi dalam perspektif teologi Katolik. Satu pengajaran iman yang mengedepankan cinta kasih sebagai medium untuk merangkul orang-orang yang dituduh suanggi dan sering dikucilkan dari lingkup pergaulan sosial. Kepercayaan terhadap suanggi yang kental menjauhkan manusia dari cinta kasih kristiani yang berjuang mengangkat martabat orang-orang yang terpinggirkan karena berhadapan dengan kemalangan dan penyakit. Pribadi-pribadi tertentu sering dituduh sebagai suanggi yang menyebabkan orang lain sakit, menderita kemalangan atau bahkan meninggal. Dengan demikian artikel ini menawarkan satu perspektif yang lain untuk melawan stigmatisasi yang keliru terhadap pribadi-pribadi tertentu yang dituduh suanggi. Ajaran-ajaran teologi Katolik dipakai sebagai dasar pijak dalam menggumuli fenomena suanggi dalam masyarakat.
KATEKESE KELUARGA DI ERA DIGITAL Dr. Manfred Agustinus Habur
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 1, No 2 (2016): BERKATEKESE DALAM KONTEKS
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v1i2.3

Abstract

Katekese sebagai bagian dari pendidikan iman berkembang sesuai dengan konteks zaman. Keluarga sebagai salah satu konteks berkatekese masuk juga dalam pusaran perkembangan yang amat sulit dihentikan. Katekese keluarga telah masuk di era digital. Katekese keluarga sebagai salah satu media pendidikan iman menemukan peluang dan tantangan baru era digital yang mengharuskan adaptasi tanpa kehilangan esensi iman. Keluarga menjadi salah fokus dan lokus dalam berkatekese. Katekese keluarga memiliki corak baru di era digital. Era baru ini memengaruhi cara hidup keluarga-keluarga, dan dalam arti tertentu juga memengaruhi katekese keluarga. Katekese keluarga sebagai proses pendidikan iman keluarga, mau tidak mau, harus beradaptasi dengan era baru ini. Artikel ini hendak menjawabi pertanyaan manakah corak dan cara-cara katekese keluarga di era digital?
KATEKIS DAN PEWARTAAN KELAS YANG EFEKTIF GAYA YESU Dra. Catharina Florida Kumanireng, M.Th
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 1, No 2 (2016): BERKATEKESE DALAM KONTEKS
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v1i2.8

Abstract

Pembelajaran di kelas adalah salah satu bagian konteks untuk berkatekese. Katekis dituntut untuk secara kreatif menghidupkan pewartaan bagi murid di dalam konteks kelas. Ada tantangan bagi guru agama sebagai katekis di dalam kelas; katekis mesti menjadi guru dengan kreatifitas tinggi dalam menghadapi kondisi kelas yang beranekaragam sekaligus menjadi administrator kelas sesuai dengan tuntutan kurikulum pemerintah. Katekis sekolah diharapkan mampu mengefektifkan kelas-kelas sebagai medan pewartaan yang tampan. Pewartaan di kelas bukan hanya sekedar mentransfer pengetahuan agama katolik tetapi lebih dari itu menuntun siswa kepada titik perjumpaan dengan Allah dan mengalami Allah yang sungguh nyata, hadir dan hidup dalam seluruh peristiwa yang digeluti. Artikel ini menawarkan sebuah gaya pewartaan efektif dengan mencontohi katekis Agung Yesus Kristus yang amat mengedepankan metode dialog dalam pewartaan-Nya.
ERA MEDIA DIGITAL DAN KEHENINGAN Irminus Sabinus Meta Toga, S.S., M.Th
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 1, No 2 (2016): BERKATEKESE DALAM KONTEKS
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v1i2.13

Abstract

Zaman sekarang disebut zaman komunikasi digital. Dalam aktivitas harian, dari awal bangun tidur sampai saat akhir beranjak tidur, mayoritas masyarakat dunia secara rutin bersentuhan dengan media digital. Pengaruh media digital dalam hidup masyarakat sudah menembus pelosok-pelosok daerah dan menyusup di hati sejumlah besar orang. Media digital menarik karena menyajikan jenis dan bentuk kenikmatannya tersendiri. Lewat media digital, orang bisa berinteraksi berjam-jam. Tanpa disadari media digital telah mengubah gaya hidup manusia, bukan hanya dalam cara berkomunikasi, melainkan juga dalam berbagai interaksi sosialnya. Kesibukan orang berinteraksi dengan media sosial meningkat seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi digital yang terus berkembang dan diperbarui. Dalam kehidupan banyak orang, kegaduhan media digital telah merupakan tantangan besar bagi keheningan religius. Keheningan adalah kondisi spiritual yang sangat dibutuhkan ketika orang berkomunikasi dengan Allah. Namun, dewasa ini keheningan itu sudah menjadi sangat mahal, karena makin sulit tersedia dalam hidup keseharian. Komunikasi dan penghargaan terhadap pribadi mengalami kemunduran. Keheningan adalah sarana untuk menghadirkan Allah dalam hidup penuh kegaduhan dengan meninggalkan segala kesibukan. Hambatan bagi terciptanya keheningan adalah pikiran manusia yang terus-menerus terganggu oleh segala macam persoalan dan kesibukan, termasuk kegaduhan yang diciptakan media digital.  
KATEKESE MELALUI MEDIA SOSIAL; MUNGKINKAH? Wilfridus Ferdinandus Beo Dey; Mariani Patrisia Daro
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 1, No 2 (2016): BERKATEKESE DALAM KONTEKS
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v1i2.4

Abstract

Revolusi media sosial yang berbasis internet dan smartphone merambah aneka bidang kehidupan dan amat mengagumkan. Dunia seolah ada dalam genggaman. Komunikasi sosial menjadi lebih efektif dan efisien. Katekese sebagai komunikasi iman melihat revolusi media sosial sebagai media alternatif dalam kegiatan pewartaan iman akan Yesus Kristus. Evangelisasi dalam dunia modern mesti memanfaatkan kecanggihan dan kedigdayaan sarana komunikasi massa yang tak tersekat oleh jarak dan tak terbendung oleh waktu. Kehadiran media sosial seperti facebook, twitter, chat, dan instagram baik yang berbasis internet maupun smartphone membantu pewartaan iman sehingga semakin hidup karena memiliki sifat dialogisresiprokal. Tulisan ini mengajak pembaca untuk menemukan peluang alternatif dalam berkatekese melalui media sosial.
MENIKAH KARENA PAKSAAN DAN KETAKUTAN: SAHKAH? Yohanes Fransiskus Siku Jata, Lic., Mat Fam
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 1, No 2 (2016): BERKATEKESE DALAM KONTEKS
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v1i2.5

Abstract

Melalui artikel ini, penulis bermaksud memperkenalkan secara singkat perkawinan yang terjadi karena paksaan dan ketakutan (menurut norma kanon 1103 Kitab Hukum Kanonik 1983), yang menyebabkan perkawinan itu dinyatakan sejak awal tidak pernah terjadi atau tidak ada. Hal ini berangkat dari kenyataan bahwa ada banyak kasus perkawinan yang naik ke meja pengadilan Tribunal keuskupan yang harus dianulasi dan selanjutnya diratifikasi karena paksaan dan ketakutan. Pasangan suami isteri melangsungkan perkawinan, bukan atas dasar kehendak bebas atau karena kebebasan pribadi mereka, melainkan karena didesak, diancam dan dipaksa. Mereka menikah di bawah rasa takut karena paksaan dan ancaman. Secara konkret tulisan ini hendak menjawab pertanyaan pokok: menikah karena paksaan dan ketakutan: Sahkah?
MEWARTAKAN PEMBEBASAN KRISTUS (Telaah dari Perspektif Teologi Feminis) Dr. Elisabeth Loghe Pati
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 1, No 2 (2016): BERKATEKESE DALAM KONTEKS
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v1i2.11

Abstract

Tulisan ini menunjukkan bahwa kaum feminis (perempuan) mempunyai tugas untuk menjadi aktor perubahan dalam sejarah manusia yang makin tidak manusiawi. Kaum feminis dipanggil untuk membuat transformasi sejarah menuju masyarakat yang adil dan makmur, membebaskan yang tertindas dan yang tidak memiliki kuasa untuk bersuara. Perubahan sejarah akan terjadi ketika konsep, bahasa, simbol, upacara dan doa yang memerdekakan dalam setiap bentuk pengalaman konkret kaum feminis terwujud dan diterapkan. Hal ini mempertajam pemahaman kita sebagai pengikut Kristus agar kita dapat melihat siapa Allah, siapakah Yesus Kristus dalam hidup kita sebagai agen pastoral.
KATEKIS DAN PASTORAL LINGKUNGAN HIDUP Frederikus Dhedhu, Lic
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 1, No 2 (2016): BERKATEKESE DALAM KONTEKS
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v1i2.2

Abstract

Pentingnya menjaga keutuhan lingkungan merupakan isu dan perjuangan global. Ada sekian banyak lembaga sosial bertaraf nasional yang dengan sangat gigih memberikan animasi kepada masyarakat umum tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup. Gereja sebagai salah satu bagian dari komunitas global mengambil bagian dalam usaha menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Para fungsionaris pastoral adalah bagian utuh dari Gereja dan menjadi subyek utama dalam konkretisasi cita-cita Gereja untuk menjaga dan melestarikan keutuhan lingkungan hidup. Tugas untuk menjaga dan merawat lingkungan salah satunya dibebankan kepada para katekis. Katekis menjadi ujung tombak Gereja dalam usaha mengambil bagian dalam isu global tentang pentingnya menjaga keutuhan lingkungan. Melalui artikel ini, penulis hendak mengedepankan tanggung jawab ekologis seorang katekis.

Page 1 of 1 | Total Record : 8