cover
Contact Name
Fritz Humphrey Silalahi
Contact Email
fritz.humphrey11@gmail.com
Phone
+628111897169
Journal Mail Official
ksmpmisentris@gmail.com
Editorial Address
Jl. Ciumbuleuit No.94, Hegarmanah, Kec. Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat 40141
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Sentris
Core Subject : Economy, Education,
International Politics and Security International Politics and Economy International Organizations and Regime Politics, Media, and Transnational Society
Articles 10 Documents
Search results for , issue "2021: Jurnal Sentris Edisi Khusus Diplomasi" : 10 Documents clear
Diplomasi Konferensi Indonesia Terkait Konflik Etnis Rohingnya di Myanmar Cheryl Natasha; M. Daffi Fauzan; Georgiana Rhea H.; Patricia Mutiara Tresna Putri; Ivana Lulu; Edina Yasmeen P.
Jurnal Sentris 2021: Jurnal Sentris Edisi Khusus Diplomasi
Publisher : Kelompok Studi Mahasiswa Pengkaji Masalah Internasional Unpar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diplomasi konferensi menjadi cara Indonesia mewujudkan kepentingan negaranya dan berpartisipasi dalam resolusi konflik internasional. Dalam KTT ASEAN ke-35, Indonesia mengartikulasikan niatnya untuk berkontribusi dalam penyelesaian konflik Rohingya. Tindakan Indonesia tersebut dijelaskan menggunakan teori diplomasi konferensi yang dikemukakan oleh A.J.R Groom. Selain itu, diplomasi konferensi Indonesia terkaitkonflik Rohingya juga memiliki kekuatan, kelemahan, peluang, hingga ancamannya tersendiri. Kesamaan mayoritas penduduk Muslim, identitas Indonesia dalam sistem internasional, hingga dukungan masyarakat domestik menjadi kekuatan bagi Indonesia. Namun, keterbatasan dana disertai instabilitas ekonomi dalam negeri, dan sikap Indonesia yang tidak tegas menjadi kelemahan Indonesia. Indonesia mendapatkan banyakdukungan dari pihak eksternal seperti, NGO, yayasan bantuan dana, dan negara anggota ASEAN. Namun di satu sisi, Myanmar justru menolak sikap Indonesia yang dinilai terlalu ikut campur. Dinamika tersebut membuat diplomasi konferensi Indonesia di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo terkait etnis Rohingya di Myanmar belum sepenuhnya berhasil. Kata Kunci: Diplomasi konferensi, Rohingya, Indonesia, Analisis SWOT
Analisis Signifikansi Keterkaitan Geopolitik dalam Pelaksanaan Diplomasi Preventif Indonesia pada Kasus Laut Cina Selatan Michelle Nagakanya Putrika Tandy; Elbert Gerardo Chen; Alana Maria; Cut Hasya Arrumaisha; Vanessa Eustacia Jackson; Brigitta Valerie
Jurnal Sentris 2021: Jurnal Sentris Edisi Khusus Diplomasi
Publisher : Kelompok Studi Mahasiswa Pengkaji Masalah Internasional Unpar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehadiran Tiongkok di Laut Cina Selatan (LCS) menciptakan ketegangan di kawasan Asia Tenggara akibat klaim sepihak terhadap wilayah LCS. Indonesia sebagai salah satu negara di dalamnya ikut terkena dampak dari ketegangan yang terbentuk melihat terancamnya kepentingan Indonesia dalam aspek keamanan dan ekonomi berkaitan dengan Perairan Natuna. Tidak hanya itu, kehadiran Indonesia di tengah-tengah konflik LCS juga didukung dengan posisinya sebagai pemimpin de facto ASEAN untuk menjaga keamanan maritim kawasan. Penelitian ini menggunakan konsep kepentingan nasional untuk melihat motivasi Indonesia, konsep diplomasi preventif untuk melihat usaha Indonesia dalam menyukseskan tiga kerangka kerja sama yaitu ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP), Belt and Road Initiative (BRI), dan juga Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan pendekatan geopolitik dalam melihat implikasinya terhadap kawasan. Maka, penelitian ini berargumen bahwa kepentingan Indonesia dalam aspek keamanan dan ekonomi mendorong keikutsertaannya dalam tiga kerjasama sekaligus sebagai bentuk diplomasi preventif dalam meredam tensi di LCS. Kata Kunci: Indonesia, Laut Cina Selatan, Diplomasi Preventif, Kepentingan Nasional, Geopolitik
Diplomasi Ekonomi Indonesia terhadap Vietnam melalui Kerjasama Ekspor Benih Lobster pada tahun 2020-2021 Hanna Fernandus; Adzraa S. Andira; Caitlyn Leonardi; Haszna Fadhilah; Abdiel Joses
Jurnal Sentris 2021: Jurnal Sentris Edisi Khusus Diplomasi
Publisher : Kelompok Studi Mahasiswa Pengkaji Masalah Internasional Unpar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, Indonesia terus mencoba meningkatkan kerjasamanya dengan negara lain di berbagai aspek kenegaraan, tak terkecuali ekonomi melalui praktek Diplomasi Ekonomi. Salah satu aktivitas yang menjadi sorotan adalah kerjasama ekspor benih lobster yang dilakukan dengan Vietnam. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana potensi kelangsungan hubungan Indonesia dengan Vietnammelalui kerjasama Lobster Aquaculture Development, ditinjau dari kacamata diplomasi ekonomi dengan menyertakan analisis strengths, weaknesses, threats, dan opportunities. Penelitian ini berargumentasi bahwa kerjasama ekspor benih lobster yang dilakukan Indonesia dan Vietnam dilakukan atas dasar adanya keinginan untuk memfortifikasi strategic partnership antar kedua negara, adanya mutual needs antara kedua negara, dansebagai perwujudan kepentingan perekonomian nasional Indonesia; yang mana ketiganya menjustifikasi bahwa terdapat unsur diplomasi di dalam aktivitas ekonomi yang terjadi. Selain itu, tulisan ini juga berargumentasi bahwa strength dan opportunities yang diperoleh Indonesia melalui kerjasama ini meliputi perbaikan citra dan reputasi Indonesia, pemangkasan upaya ekspor benih lobster melalui pasar gelap, penaikan pamor Indonesia dipasar maritim internasional, serta fortifikasi hubungan baik antara Indonesia dan Vietnam; sedangkan weaknesses dan threats yang harus dihadapi Indonesia meliputi potensi eksploitasi dan kerusakan sumber daya maritim Indonesia, inkonsistensi kebijakan domestik, potensi pelanggaran regulasi kemaritiman oleh mitradagang, serta kemungkinan adanya potensi dampak dari kontestasi geopolitik Laut Tiongkok Selatan. Kata Kunci: diplomasi ekonomi; benih lobster; Indonesia; Vietnam; kerjasama
Pengaruh Border Trade Agreement (BTA) dan Border Crossing Agreement (BCA) sebagai Landasan Hubungan Diplomatik Indonesia-Malaysia Cindy Christina; Charlene Janice; Agnes Milka Kurniawan; Theresia Lukito; Lindsay Winola; Ahmad Alfary Arkan
Jurnal Sentris 2021: Jurnal Sentris Edisi Khusus Diplomasi
Publisher : Kelompok Studi Mahasiswa Pengkaji Masalah Internasional Unpar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedekatan hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia sudah terbukti di berbagai sektor, mulai dari perdagangan hingga investasi. Namun, tidak dapat dipungkiri pula bahwa kedua negara juga kerap berkonflik, salah satunya konflik yang berkaitan dengan masalah perbatasan. Konflik terkait perbatasan ini turut memicu munculnya permasalahan lain yang terkait, utamanya perpindahan sumber daya alam dan manusia secara ilegal.Border Trade Agreement (BTA) dan Border Crossing Agreement (BCA) kemudian dibuat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan menggunakan konsep servitude dan liberal internasionalisme, studi ini ingin melihat pengaruh BTA dan BCA dalam hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia. Melalui studi kasus penyelundupan gula dan narkoba, studi ini menemukan bahwa penerapan BTA dan BCA berdampak positif terhadap hubungan bilateral kedua negara. BTA dan BCA mampu menjadi kerangka regulasi yang menciptakan suasana yang adil bagi kedua negara berdasarkan supremasi regulasi dan praktiknya. Pengaruh Border Trade Agreement (BTA) dan Border Crossing Agreement (BCA) sebagai Landasan Hubungan Diplomatik Indonesia-Malaysia Kata Kunci: Diplomasi Bilateral, Indonesia, Malaysia, Border Trade Agreement, Border Crossing Agreement.
Aktivitas Diplomasi Kesehatan Indonesia-Tiongkok di Masa Pandemi COVID-19 Valerie Tania Margono; Nivy Irawan; Jacinda Graciella; Veronica Ivana Putri Calista; Henny Kristanto Setiawan
Jurnal Sentris 2021: Jurnal Sentris Edisi Khusus Diplomasi
Publisher : Kelompok Studi Mahasiswa Pengkaji Masalah Internasional Unpar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Kondisi inimemperlihatkan bahwa isu kesehatan menjadi salah satu hal yang tidak dapat dihindarkan dari permainan kepentingan banyak negara. Walaupun diplomasi kesehatan adalah salah satu bentuk diplomasi yang jarang dilakukan, namun dengan adanya pandemi COVID-19, diplomasi kesehatan kembali digunakan. Seperti yang kemudian dilakukan oleh Indonesia dan Tiongkok, kedua negara melaksanakan diplomasi kesehatan demi menghentikan penyebaran virus dan meningkatkan kesehatan warga negara masing-masing. Indonesia dan Tiongkok memanfaatkan diplomasi kesehatan sebagai salah satu agenda kesehatan nasional dan seringkali hal tersebut menciptakan sebuah peluang namun juga kerugian yang belum terlihat. Oleh karena itu, artikel ini ingin membahas terkait aktivitas dari diplomasi kesehatan Indonesia-Tiongkok di masa pandemi COVID-19 menggunakan konsep diplomasi kesehatan. Analisis ini didasarkan pada studi kasus atas aktivitas diplomasi Indonesia-Tiongkok terkait pemenuhan kepentingan kesehatan nasional masing-masing negara dan penjabaran mengenai strengths, weaknesses, opportunities, dan threats terhadap Indonesia atas diplomasi kesehatan yang dilakukannya dengan Tiongkok. Kata Kunci: Indonesia-Tiongkok; kepentingan nasional; diplomasi kesehatan; COVID-19; analisis SWOT
Kerja Sama Bilateral Indonesia dan Australia dalam IA-CEPA : Indonesia Gisella Linardy; Jeannifer Lauwren; Tasya Caroline; Jessica Friesca Hana Dayoh; Rotua Isaura Yemima
Jurnal Sentris 2021: Jurnal Sentris Edisi Khusus Diplomasi
Publisher : Kelompok Studi Mahasiswa Pengkaji Masalah Internasional Unpar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selama beberapa tahun terakhir ini, hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Australia khususnya di sektor ekonomi telah mengalami peningkatan yang signifikan melalui pertumbuhan perdagangan bebas dan investasi. Hubungan keduanya semakin diperkuat melalui pembentukan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang sudah berlaku pada 5 Juli 2020. Analisis SWOT akan digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang muncul selama pemberlakuan IA-CEPA. Tujuan dari analisis ini yaitu agar Indonesia dapat memaksimalkan keuntungannya sebagai partner dagang terbesar ke-13 bagi Australia dengan memanfaatkan hubungan baik di sektor pariwisata dan pendidikan untuk mempermudah keduanya dalam menjalin kerja sama. Pada saat yang bersamaan, Indonesia juga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan dalam IA-CEPA akibat defisit dalam neraca perdagangan Indonesia, pandangan negatif masyarakat Australia terhadap Indonesia, terutama jika ada kemungkinan terjadinya dominasi pasar Indonesia oleh produk Australia. Dengan menganalisis aktivitas diplomasi berikut, ditemukan bahwa hubungan diplomasi dalam IA-CEPA didasari oleh kepentingan ekonomi Indonesia dan Australia, dimana pelaksanaan diplomasi antara keduanya terus dipengaruhi oleh berbagai aspek berupa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Kata Kunci: Indonesia, Australia, Indonesia-Australia Comprehensive Economic PartnershipAgreement (IA-CEPA), diplomasi bilateral, kerja sama ekonomi
Asian Games 2018 Sebagai Implementasi Diplomasi Publik Indonesia Dinda Chintami Wibowo; Ciecillia Michelle Savira; Andhini Retno Kinasih; Kayla Yaffa Renata; Rayhan Ananda; Danesh Keilana Pangestu
Jurnal Sentris 2021: Jurnal Sentris Edisi Khusus Diplomasi
Publisher : Kelompok Studi Mahasiswa Pengkaji Masalah Internasional Unpar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asian Games 2018 pada mulanya direncanakan untuk diselenggarakan di Hanoi, Vietnam. Namun, hantaman resesi ekonomi membuat Vietnam mengundurkan diri sebagai tuan rumah Asian Games 2018 dan digantikan oleh Indonesia. Melalui lensa kepentingan nasional dari sudut pandang liberalisme, studi ini menemukan bahwa keinginan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Asian Games 2018 beririsan dengan strategi diplomasi publik Indonesia yang memanfaatkan kepentingan bersama dari negara peserta Asian Games 2018 lainnya. Indonesia menggunakan Asian Games 2018 sebagai alat untuk membentuk nation branding-nya dengan mengimplementasikan diplomasi budaya yang merupakan salah satu dari lima pendekatan diplomasi publik. Kata Kunci: Diplomasi publik, Asian Games 2018, Indonesia, soft power, kepentingan nasional.
Tujuan Diplomasi Kesehatan Indonesia di Masa Pandemi COVID-19: Studi Kasus dalam Diplomasi Bilateral Indonesia dengan Fiji dan Kepulauan Solomon Yuliyanti Seva; Anastasia Cattleya Limantara; Elvira Gosal; Hanna Anindita Paramastuti; Ignatius Bintang Kriswicaksana; Zulaekha Amalia
Jurnal Sentris 2021: Jurnal Sentris Edisi Khusus Diplomasi
Publisher : Kelompok Studi Mahasiswa Pengkaji Masalah Internasional Unpar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejak pandemi COVID-19 menghantam dunia di awal tahun 2020, banyak negara mengalami berbagai pergolakan dalam penempatan prioritas kebijakan nasionalnya, salah satunya dalam sektor hubungan luar negeri mereka. Indonesia merupakan salah satu negara yang tidak luput dari pergolakan tersebut. Masalah kesehatan kini menjadi salah satu kebijakan prioritas Indonesia tidak hanya di tingkat domestik, namun juga internasional. Dalam praktik diplomasi, Indonesia kini mulai aktif dalam kegiatan Diplomasi Kesehatan, termasuk dalammenjalin hubungan dengan negara-negara di kepulauan Pasifik seperti Fiji dan Kepulauan Solomon. Posisi hubungan bilateral Indonesia dengan Fiji dan Kepulauan Solomon ini menarik jika dilihat dari sisi praktik Diplomasi Kesehatan. Indonesia biasanya berada dalam posisi penerima bantuan, bukan sebagai pemberi bantuan. Melalui lensa Rational Choice Theory (RCT), dapat dilihat bahwa kebijakan Indonesia untuk memberikan bantuan kepada kedua negara ini merupakan keputusan yang rasional karena membawa keuntungan yang dapat dibuktikan melalui dampak pada sektor kemanusiaan, perekonomian, serta turutmeningkatkan solidaritas dalam kawasan. Kata Kunci: Diplomasi kesehatan, Indonesia, Rational Choice Theory, RCT, Diplomasi Bilateral, Fiji, Kepulauan Solomon.
Peran Penting Diplomasi Multilateral Indonesia Melalui Kerangka ASEAN dalam Proses Penyelesaian Konflik Laut China Selatan Rosa Virginia Adela; Chrisa Grace Nada; Yoshe Angela; Gabriella Permana; Rahel Shininta; Sean Gaudialmo
Jurnal Sentris 2021: Jurnal Sentris Edisi Khusus Diplomasi
Publisher : Kelompok Studi Mahasiswa Pengkaji Masalah Internasional Unpar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konflik di Laut China Selatan atau Laut Natuna Utara adalah konflik yang melibatkan China dan sejumlah negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dan telah berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama. Hingga kini, belum ada upaya penyelesaian konkret atas konflik ini. Dalam menghadapi konflik ini, Indonesia telah melakukan beberapa upaya unilateral. Namun, upaya yang dilakukan Indonesia belum sepenuhnya efektif. Melalui diplomasi multilateral di ASEAN, Indonesia bersama negara-negara ASEAN lainnya telah menempuh sejumlah upaya damai, termasuk melalui pembuatan The Declaration of Conduct(DOC) dan Code of Conduct (COC). Melalui mekanisme analisis SWOT pada studi ini, tampak bahwa upaya diplomasi multilateral melalui kerangka ASEAN telah bekerja secara lebih efektif, meski masih memiliki kekurangan. Diplomasi multilateral melalui kerangka ASEAN dapat menjadi alternatif untuk mewadahi kepentingan nasional Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya yang terlibat dalam konflik ini. Kata Kunci: Diplomasi multilateral, Indonesia, Konflik Laut China Selatan, ASEAN.
Mengukur Efektivitas Preventive Diplomacy Indonesia Di ASEAN Dalam Menanggapi Konflik Kudeta Militer Myanmar 2021 Gabriella Alva Cayetha; Deandra Silka Aurellia; Cheryl Jemima Faustine; Marline Kurniawan; Nadia Suhairy; Veronica Anastasia Kartono
Jurnal Sentris 2021: Jurnal Sentris Edisi Khusus Diplomasi
Publisher : Kelompok Studi Mahasiswa Pengkaji Masalah Internasional Unpar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada tanggal 1 Februari 2021, dunia internasional dikejutkan dengan jatuhnya pemerintahan Myanmar ke dalam kudeta dan junta militer lewat penangkapan Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint dan para pemimpin National League for Democracy (NLD) oleh pihak militer Tatmadaw. Melihat konflik ini, Indonesia yang merupakan ‘tetua dari ASEAN’ menginisiasikan preventive diplomacy dalam ASEAN yang menghasilkan five point consensus. Penelitian ini akan menganalisis apakah tindakan preventive diplomacy Indonesia di dalam ASEAN untuk menghadapi kudeta militer Myanmar efektif yang diukur melalui konsep indikator keberhasilan preventive diplomacy di ASEAN oleh Amanda Huan dan Ralf Emmers. Faktor yang melatarbelakangi ketidakefektifan preventive diplomacy Indonesia datang ketertarikan great power yang sangat minim, krisis legitimasi yang dimiliki badan preventive diplomacy di ASEAN maupun kredibilitas Indonesia sebagai ‘tetua’ yang bersifat subjektif, dan bentuk perjanjian five point consensus yang didasari oleh prinsip non-interference dan consensus based approach. Analisis menunjukkan bahwa preventive diplomacy yang telah dilakukanIndonesia bersifat sama sekali tidak efektif dan gagal. Keywords: preventive diplomacy, kudeta militer Myanmar, ASEAN, diplomasi

Page 1 of 1 | Total Record : 10