cover
Contact Name
Mo. Ikmal
Contact Email
jsp@stkippgrisumenep.ac.id
Phone
+6281996625088
Journal Mail Official
jsp@stkippgrisumenep.ac.id
Editorial Address
Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan STKIP PGRI Sumenep Jl. Trunojoyo Gedungan Sumenep. Tlp (0328) 664094
Location
Kab. sumenep,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Setia Pancasila
ISSN : -     EISSN : 27457451     DOI : https://doi.org/10.36379/jsp
Jurnal Setia Pancasila (JSP) adalah jurnal ilmiah terbitan Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan STKIP PGRI Sumenep yang bidang kajiannya fokus pada isu-isu kewarganegaraan dan penguatan kembali nilai-nilai pancasila. diantaranya kajian yang menjadi fokus tulisan adalah pada kajian kajian kurikulum, pengajaran, media dan evaluasi pembelajaran, pendidikan politik, hukum, moral, dan pendidikan multikultural.
Articles 49 Documents
POLA PRAKTIK PENGGUNAAN POLITIK UANG DALAM PILKADES (Studi fenomenologis transaksi politik dalam proses demokrasi local) Hasan Basri
JURNAL SETIA PANCASILA Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Setia Pancasila, September 2020
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v1i1.57

Abstract

Pemilihan umum merupakan salah satu indicator penting untuk mengukur tingkat kualitas demokrasi suatu Negara termasuk pula pada pemilihan kepala desa. Semakin berkembangnya demokrasi suatu negara maka juga akan semakin meluasnya partisipasi publik masyarakat. Namun ditengah kondisi demokrasi yang masih belum matang, praktek pemilu di Indonesia termasuk lebih ironis lagi pada pemilihan kepala desa masih banyak diwarnai oleh beberapa fenomena umum yang terus mengemuka semisal money politic, patron-klien relationship serta peran blater di dalamnya. Melalui pemikiran inilah tulisan ini hadir untuk melihat 1) Bagaimana proses penetrasi politik elit dalam mempengaruhi preferensi poliik pemilih, 2) bagaimana penggunaan politik uang mampu berpengaruh terhadap preferensi politik pemilih ? Penelitian deskriptif ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk melihat gejala tertentu secara terperinci, intensif pada fenomena masyarakat yang berkembang melalui proses pengamatan atau analisis sehingga bisa menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis, lisan orang atau bahkan prilaku serta gejala tertentu. Guna memperolah data-data deskriptif tersebut, teknik observasi, wawancara mendalam, dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk memperkuat data yang dihasilkan. Sementara untuk menguji validitas datanya peneliti menggunakan teknik trianggulasi sumber dengan cara membandingkan ulang data hasil wawancara dengan isi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan pertama bahwa penggunaan bahasa adalah instrument penting dalam komunikasi. Dalam perspektif komunikasi politik, pembentukan wacana memiliki peran penting sekaligus instrument elit penguasa dalam mengubah preferensi politik. Melalui penggunaan bahasa yang sifatnya intimidatif tersebut maka kalangan blater telah mampu mengubah preferensi politik pemilih hingga berhasil memenangkan calon yang di usung. Antara penggunaan bahasa kekuasaan dan fenomena kemenangan calon kepala desa dalam kontestasi pilkades di beberapa tempat termasuk di desa Bajur tentu tidak lepas dari penggunaan bahasa kekuasaan dalam konteks manipulasi ideasional. Elit blater sebagai kelompok masyarakat yang berpengaruh di desa bajur memang sangat lihai menggunakan bahasa ancaman guna mengubah preferensi politik pemilih. Kedua Keterlibatan kelompok elit muda dalam proses pemilihan kepala desa telah mengubah iklim politik sekalgus perilaku pemilih setempat. Keberadaan kelompok elit blater tidak berdiri sendiri, ia lahir dari komunitas social dengan jejaring yang mengakar pada masyarakat. Oleh karena itu dalam meningkatkan elektabilitas politik calon kelompok elit ini tidak bergerak sendiri melainkan mereka bergerak secara kolektif dengan melibatkan tokoh elit blater di desa lain. Bahkan dalam kondisi tertentu kehadiran mereka juga mendapatkan dukungan dari kalangan-kalangan elit-elit formal lainnya seperti aparat keamanan desa maupun kepolisian setempat.
REINTERPRTETASI DAN REAKTUALISASI KESADARAN PENDIDIKAN EKOLOGI DI TENGAH DARURAT AGRARIA DI KABUPATEN SUMENEP Matroni Matroni
JURNAL SETIA PANCASILA Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Setia Pancasila, September 2020
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v1i1.63

Abstract

Pendidikan ekologi adalah salah satu hal paling aktual di Indonesia yang selalu menjadi momok yang hangat untuk kepentingan korporasi. Masalah utamanya adalah, apa dan bagaimana reinterpretasi dan reaktualisasi; dan Bagaimana implikasinya terhadap perkembangan pendidikan ekologi? Penelitian ini berbasis pustaka dan lapangan dengan mengumpulkan data, sekaligus meneliti referensi-referensi yang terkait dengan subjek yang dikaji, baik makalah, buku, Koran, jurnal, peper sekaligus wawancara dengan menggunakan pendekatan filosofis. Dari paparan di atas di simpulkan bahwa pertama sangat penting adanya pemikiran yang lebih serius tentang agraria di Sumenep, kedua pentingnya melahirkan kesadaran ekologis bagi masyarakat Sumenep yang saat ini ada dalam keadaan darurat, ketiga membutuhkan argumentasi tentang pendidikan ekologi dalam menjaga masa depan ekologi manusia. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu bentuk knowledge ecology danlocal though terhadap berbagai jenis tanah tersebut agar dapat digunakan sebagai acuan dalam proses pembangunan manusia seutuhnya yang berjiwa ekologis. Modal dasar bagi segenap elit dan segenap agen pembaharu bangsa adalah ketulusan membuang ego pribadi ataupun kelompok, bersedia menggali nilai-nilai budaya masyarakat Sumenep. Masyarakat bersama-sama menggali sumber kehidupan secara arif dan bijaksana, sehingga ada jalan menuju kehidupan yang harmoni, dengan meniadakan konsep hukum rimba, menolong yang lemah, menciptakan kedamaian, keadilan dan kesejahteraan. Keterbukaan merupakan modal dasar dalam setiap reaktualisasi ekologi, beserta nilai-nilai budaya lokal yang ada di Sumenep. Pendidikan ekologi perlu ditanamkan kepada setiap elemen masyarakat baik dalam keluarga, masyarakat dan pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Ini menjadi penting supaya ada kesadaran bersama sebagai suatu bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya dan tanah yang berbeda-beda. Hal itulah yang menjadi fondasi kekuatan bangsa kita. Jangan sampai budaya luar yang lebih konsumeristik-kapitalistik akan menghancurkan tanah yang kita memiliki.
DINAMIKA POLITIK KEAGAMAAN DI INDONESIA Marsus Marsus
JURNAL SETIA PANCASILA Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Setia Pancasila, September 2020
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v1i1.65

Abstract

Tulisan ini membahas mengenai perkembangan politik keagamaan pada era Reformasi. Sebelumnya organisasi keagamaan sulit berkembang karena mendapat tekanan kuat dari pemerintah Orde Baru. Berakhirnya Orde Baru ke Reformasi menjadi angin segar bagi kelompok-kelompok tertentu yang semula sudah menyiapkan dasar-dasar organisasinya. Salah satunya adalah Fron Pembela Islam (FPI). Spirit gerakan tersebut didasari atas kekhawatiran akan terkikisnya nilainilai keislaman seiring perkembangan dan kemajuan zaman, sehingga mereka beranggapan perlu adanya perisai untuk menjaga supaya masyarakat tetap eksis dalam penegakan nilai-nilai keislaman sesuai yang terkandung dalam al-Quran. Terlepas dari ideologi dan spirit nilai-nilai keislaman, di sisi lain gerakangerakan FPI cenderung diwarnai dengan aksi-aksi provokatif dan anarkis. Sehingga disinyalir gerakan tersebut bukan saja organisasi keagamaan semata, melainkan sebagai motor politik untuk menghimpun massa dalam kepentikan politik tertentu
PERAN BP4 KUA MENCEGAH PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DI DESA TIMUR JANG-JANG KANGAYAN Ainurrasyid Ainurrasyid; Suluh Mardika Alam
JURNAL SETIA PANCASILA Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Setia Pancasila, September 2020
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v1i1.67

Abstract

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Untuk mengetahui sejauhmana peran BP4 dalam melaksanakan perannya untuk mencegah terjadinya pernikahan di bawah umur di Desa Timur Jang-Jang Kecamatan Kangayan Kabupaten Sumenep. Untuk mengetahui tantangan apa saja yang dihadapi oleh BP4 KUA Kecamatan Kangayan dalam mencegah terjadinya perkawinan di bawah umur. Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif karena dipandang mampu menganalisa realitas sosial secara lebih detail. Metode kualitatif dipakai untuk mengkaji, menguraikan, menggambarkan sesuatu dengan apa adanya. Baik dalam bentuk kata-kata maupun Bahasa, serta bertujuan untuk memahami fenomena yang ditemukan yang berada di lapangan berdasarkan bukti-bukti dan fakta sosial yang ada. Hasil dari penelitian ini adalah pertama peran lembaga BP4 kecamatan Kangayan adalah : upaya preventif dan upaya kuratif. Upaya preventif adalah upaya yang dilakukan BP4 kecamatan Kangayan sebelum adanya perkawinan. Sedangkan upaya kuratif adalah kegiatan yang dilakukan oleh BP4 kecamatan Kangayan berupa pemberian nasehat kepada pasangan suami istri yang sedang mengalami perselisihan dan berupaya mencari jalan keluar yang terbaik atas persoalan yang mereka hadapi. Kedua Tantangan BP4 saat melaksanakan perannya pada waktu melakukan sosialisasi kepada masyarakat, ada perbedaan pemahaman terkait Undang-Undang Perkawinan terutama dengan masyarakat awam. Masyarakat awam banyak tidak setuju kepada Undang-Undang perkawinan, jauhnya rumah pengurus BP4 kepada kantor BP4 itu sendiri, jarangnya masuk kantor karena jarak rumah sangat jauh ke kantor BP4, tidak ada dana oprasional dan juga karena malas sendiri dari pengurus BP4 untuk masuk kantor. Jadi ini yang menjadi kesulitan bagi BP4 itu sendiri saat mau melakukan sosialisi kepada masyarakat.
MENINGKATKAN KARAKTER JUJUR ANAK USIA DINI KELOMPOK B MELALUI METODE CERITA PARA RASUL DI RA RUHUL ISLAM AL-MUNTAHA GAPURA TIMUR GAPURA SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Khalilatul Ummi; Matroni Matroni
JURNAL SETIA PANCASILA Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Setia Pancasila, September 2020
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v1i1.78

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui karakter jujur anak sebelum diterapkan metode Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan metode cerita para Rasul di TK Ruhul Islam Al-Muntaha Gapura Sumenep. (2) Untuk mengetahui pelaksanaan metode Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan metode cerita Para Rasul dalam meningkatkan karakter jujur anak usia dini di kelompok A di TK TK Ruhul Islam Al-Muntaha Gapura Sumenep. (3) Untuk mengetahui apakah dengan melalui metode Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan metode cerita para Rasul dapat meningkatkan karakter jujur anak usia dini di kelompok A Di TK Ruhul Islam Al-Muntaha Gapura Sumenep. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil analisis data pada Pra Tindakan nilai rata-rata (37%) diperoleh data bahwa karakter jujur anak yaitu tidak ada anak yang tergolong berkembang sangat baik dan 2 orang anak atau (14%) tergolong berkembang sesuai harapan, mulai berkembang (29%) dan belum berkembang (57%). Hasil analisis data pada siklus I diperoleh data bahwa peningkatan karakter jujur anak yaitu sebanyak 2 orang anak atau (14%) tergolong berkembang sangat baik, 4 orang anak atau (29%) tergolong berkembang sesuai harapan, 1 orang anak atau (7%) tergolong mulai berkembang dan 7 orang anak atau (50%). Dari data hasil observasi tersebut hingga perlu dilakukan pembelajaran melalui metode bercerita dengan menggunakan media pada sikus II. Dari hasil analisis siklus II diperoleh hasil bahwa peningkatan karakter jujur anak meningkat yaitu terdapat 9 orang anak atau (75%) yang tergolong Berkembang Sangat Baik, 5 orang anak atau (16,66%) yang tergolong Berkembang Sesuai Harapan dan tidak ada anak yang tergolong Mulai Berkembang dan Belum Berkembang. Dari hasil temuan peneliti tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa melalui metode bercerita kisah para rasul dapat meningkatkan karakter anak usia 5-6 kelompok B RA. Ruhul Islam Al-Muntaha Gapura Timur Gapura Sumenep.
ARTIKULASI GERAKAN SOSIAL KOMUNITAS DALAM MENJAGA HARMONI SOSIAL (Model Pemulihan Relasi Social dan Penguatan Kelembagaan Masyarakat Pasca Konflik Kepemilikan Tanah Di Desa Sanalaok) Moh Ikmal
JURNAL SETIA PANCASILA Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Setia Pancasila, September 2020
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v1i1.92

Abstract

Tanah merupakan suatu yang sangat bernilai dalam kehidupan masyarakat. Banyaknya konflik kepemilikan atas tanah hampir sebagian besar terjadi di wilayah pedesaan termasuk juga pada wilayah desa sanalaok kecamatan waru pamekasan. Data Badan Pertanahan Nasional (BPN), pada tahun 2012 misalnya menyebutkan bahwa kasus sengketa kepemilikan tanah secara nasional diperkirakan mencapai 10.000 kasus (Suara Merdeka, 19 Oktober 2012). Berdasarkan realitas tersebut tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran serta masyarakat dan kepala Desa Sanalaok dalam menjaga harmoni Sosial masyarakat desa setempat serta seberapa besar tingkat partisipasi serta kendala masyarakat dalam rangka melakukan penguatan kelembagaan Sosial demi menjaga harmoni Sosial masyarakat Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pimpinan kepala desa sanalaok dan tokoh masyarakat setempat. Teknik pengumpulan menggunakan sumber data primer berupa studi dokumen, wawancara, dokumentasi dan observasi. Adapun hasil penelitian ini menujukkan pertama, bahwa melalui mediasai Kepala desa disamping pelibatan tokoh masyarakat setempat dipandang sebagai sebuah gerakan komunitas peduli desa dalam penanganan persoalan social melalui pendekatan-pendekatan restorative dan komunikatif, mengidentifikasi dan mengarahkan kerugian, kebutuhan, dan kewajiban dalam rangka menyembuhkan dan menempatkan hak para pihak sebagai titik yang mungkin dituju untuk diselesaikan. Kedua Desa Sanalaok, desa ini masih terbilang sudah cukup membaik dalam penataan dan penanganan rekonsiliasi konflik social masyarakat setempat. Perubahan ini tentu tidak bisa kita lepaskan dari factor internal masyarakat semisal dorongan kemauan dan tingkat pendidikan masyarakat terutama kalangan pemuda desa yang sudah sebagian besar sudah pernah mengenyam pendidikan tinggi. Disamping factor internal juga ditopang oleh factor eksternal masyarakat seperti kepemimpinan kepala desa setempat
DOMINASI DAN LEGITIMASI KEKERASAN SEKSUAL PEREMPUAN DALAM TRADISI RONJHENGAN DI MADURA khairiyanto Matroni
JURNAL SETIA PANCASILA Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Setia Pancasila, Februari 2021
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v1i2.133

Abstract

In Context of Gender, Patriarchal Cultural often was indicated to husband. Discourse of Gender more excessive discussed about it which have occurred publicly including: subordination, violence, sexual harassment for women. On the other hand, one side, the cultural too have followed to role in forming discourse of gender where role of women always is valued negative. In the case here, Ronjhengan is specially women less obtainable interest of well. Ronjhengan as cultural often put women side eliminated that women is always cornered in practice it specially about women body and other side, cultural as aspect of importing in life community Madura. in the research, cultural of Ronjhengan which is being Madura, will be studied through in perspective sort story from Ahmad Muhklish Amril further continue called Mushlish. the research analyses used theory of structuration-agent Pierre Boerdieu, continue namely Boerdieu. the context explain that (Habitus: Agen x Modal)+Ranah: Practect, Subtansi doxa as value which necessary construction or being practice of social gap for women to restore position harkat-martabat women in socity
DISKURSUS PENDIDIKAN DAN PEREMPUAN DALAM KONSTRUKSI SOSIAL WARGA TAMIDUNG BATANG-BATANG SUMENEP salama salama
JURNAL SETIA PANCASILA Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Setia Pancasila, Februari 2021
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v1i2.134

Abstract

This study aims to determine how social construction views education for women, forms of discrimination in viewing education for women, and the factors underlying the social construction that occurs in Tamidung Village. This research is a qualitative research, the approach used is a phenomenological approach. Data collection was carried out using several methods, namely observation, interviews, and documentation. This study uses Peter L Berger's social construction theory and Systems Theory as a form of analysis. The results show that the social construction of education for women can be explained in a dealectic that continues in three processes. Namely externalization (adjustment to the sociocultural world as a human product), objectivation (institutionalized social interaction in an intersubjective world or undergoing a process of institutionalization), internalization (the individual identifies himself in the social institutions in which the individual is a member). The social construct of education for women can be seen from several background factors, including early marriage, socio-culture, lack of awareness of the importance of education for women, the economic level of parents, and parental education. However, among the factors that most dominate the incidence of educational insignificance is early marriage. Keywords: Education, Women and Social Constructs
POLA ASUH ORANG TUA DALAM UPAYA KURATIF TERHADAP PERILAKU AGRESIF ANAK DI RA AL-HIDAYAH PRAGAAN SUMENEP Qaniatul Aufa Affandi
JURNAL SETIA PANCASILA Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Setia Pancasila, Februari 2021
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v1i2.135

Abstract

This research is about parenting in curative efforts towards aggressive children's behavior in the digital age which aims to determine the form of parenting that can reduce and successfully overcome the aggressive behavior of children in the digital era. The method of this research uses qualitative methods with qualitative descriptive types that attempt to describe the form of parenting that can reduce and successfully overcome the aggressive behavior of children in the digital era. The results of this study are six forms of efforts that are often used by parents at RA Al-Hidayah to reduce their children's aggressive behavior caused by gadget addiction, namely as follows: diverting to preferred activities, diverting to more productive activities, giving advice , provides education on the dangers of gadgets, provides a good role model, controls social interactions and children's playtime. The above efforts include democratic parenting because these efforts are in accordance with the characteristics of democratic parenting.
AGRARIAN ADVOCATION SYSTEM (MODEL UPAYA RESOLUSI KONFLIK AGRARIA PADA MASYARAKAT DI DESA WARU BARAT) gugun guyani
JURNAL SETIA PANCASILA Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Setia Pancasila, Februari 2021
Publisher : PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN STKIP PGRI SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36379/jsp.v1i2.136

Abstract

Land conflicts have always been an arena for classical discourse and have always been attractive, especially in the midst of the weak awareness and structure of the State and society which are still low and not well managed. The community's ignorance of the procedures for land registration services actually triggers the potential for increased land conflicts or disputes among the people involved in the conflict. The purpose of this research is to find out 1) what is the role of the village head in ensuring legal certainty over land ownership rights in the community in West Waru village, 2) what is the form of community participation in ensuring legal certainty over the land of residents in West Waru Village, 3) -factors influencing community participation to guarantee and protect legal rights for land voters. This descriptive research is expected to produce descriptive data in the form of written words, oral people or even certain behaviors and symptoms through observation techniques, in-depth interviews, and documentation. Meanwhile, to test the validity of the data the researcher used the source triangulation technique by comparing the data from the interview results with the contents of the document. The results of this study show that first, the roles of the village head can be carried out through a) The role of legislation, namely the preparation of various statutory instruments for legal certainty. b) The role of administrative services, especially those concerning the aspect of land registration, so that it can be implemented with simple procedures and low cost. Second, the success of implementing village community autonomy cannot be separated from the active participation of community members both from the policy formulation and policy application stages. Among the factors that affect the level of community participation in the village of West Waru are internal factors and external factors, internal factors include 1) Consciousness or Willingness, 2) Educational Factors, 3) Income or Income Factors. External factors which include 1) Government Leadership, 2) Equipment / Facilities