cover
Contact Name
Abdillah Afabih
Contact Email
abdillahafa5@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalnabawi@gmail.com
Editorial Address
Jl. Irian Jaya No. 10 Tebuireng Diwek Jombang
Location
Kab. jombang,
Jawa timur
INDONESIA
Nabawi: Journal of Hadith Studies
ISSN : 27978370     EISSN : 27463206     DOI : -
NABAWI: Journal of Hadith Studies provide a platform for researchers on hadith and history of hadith. Author can send his research about hadith on any perspective. Nevertherless, We suggest the following broad areas of research: 1. Takhrij and dirasat al-asanid 2. Ulumul Hadith 3. Living Hadith 4. Mukhtalaf Hadith 5. Fiqh al-Hadith 6. Lughat al-hadith 7. Biographical research of ahl al-hadith
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2021): Nabawi: Journal of Hadith Studies" : 6 Documents clear
Kontribusi Syaikh Ihsan Jampes dalam Perkembangan Diskursus Kajian Hadis di Nusantara M. Ilham Zidal Haq
Nabawi: Journal of Hadith Studies Vol 2, No 1 (2021): Nabawi: Journal of Hadith Studies
Publisher : LP2M Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (979.444 KB) | DOI: 10.55987/njhs.v2i1.37

Abstract

Perhatian cendekiawan muslim di Nusantara dalam mentakhrij hadis kitab-kitab salaf masih sangat minim. Artikel ini hendak mengulas tokoh cendekiawan muslim Nusantara yang salah satu karyanya mendunia, yakni Syaikh Ihsan Jampes. Di antara karya monumentalnya adalah “Siraj Al-Talibin”, yang merupakan uraian dan komentar atas kitab “Minhaj Al-Abidin” karya Al-Ghazali. Walaupun bukan kitab hadis murni, kitab tersebut memuat diskursus kajian hadis, syarh dan takhrij. Penelitian ini menggunakan kajian kepustakaan yang menjadikan kitab “Siraj Al-Talibin” sebagai sumber data primer. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mendokumentasikan dan menganalisisnya secara deskriptif kritis, diikuti dengan pengambilan sampel contoh. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa Syaikh Ihsan Jampes berhasil membuat syarh kitab Minhaj al-Abidin pertama di Nusantara dan bahkan dunia secara komprehensif. Syarh tersebut memuat takhrij, tahkim, dan fiqh al-hadis. Ia juga menganalisis syarh dan takhrij yang disampaikan oleh ulama lain. Syarh Syaikh Ihsan Jampes lebih dominan membahas tata cara bunyi lafaz, penjelasan ilmu tata bahasa arab, serta makna lafaz dan uraian maksud dari matan hadis.
Sanad Digital: Ijazah Hadis Musalsal dalam Kajian Hadis Virtual di Grup dan Halaman Facebook Muhammad Akmaluddin
Nabawi: Journal of Hadith Studies Vol 2, No 1 (2021): Nabawi: Journal of Hadith Studies
Publisher : LP2M Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.002 KB) | DOI: 10.55987/njhs.v2i1.44

Abstract

Ijazah adalah salah satu metode dalam taḥammul wa adā’ al-ḥadīṡ dimana guru memberikan izin kepada muridnya untuk meriwayatkan suatu hadis, baik dengan lisan atau tulisan, dengan memberikan informasi secara global menurut tradisi yang ada. Kajian sanad digital yang berupa ijazah sanad hadis dalam kajian hadis di media online, utamanya di media sosial seperti Facebook, masih belum banyak dikaji. Artikel ini akan membahas bagaimana validitas sanad digital dengan memberikan sanad ijazah secara online serta pengaruhnya dalam kajian hadis virtual. Tulisan ini adalah penelitian literatur dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis konten. sanad digital yang tertulis sebagaimana diberikan oleh Dār al-Ḥadīṡ fī Kirkūk dan al-Madrasah al-Rabbāniyyah, yang berisi lengkap dengan sanad hadis, nomor dan tanggal ijazah, nama kitab, nama guru, nama penerima ijazah, asal negara, ijazah secara umum atau khusus, mendengarkan dengan sepenuhnya, sebagian, atau sebagian kecil, tanggal ijazah, stempel pengelola kajian dan lainnya, dan kemudian diperiksa lagi oleh pemberi ijazah, termasuk kategori arfa‘ al-ijāzah (ijazah yang paling tinggi). Fenomena kajian hadis di Grup Facebook Dār al-Ḥadīṡ fī Kirkūk dan Halaman Facebook al-Madrasah al-Rabbāniyyah menunjukkan bahwa era digital semakin menambah masifnya kajian hadis. Pemahaman masyarakat akan berbagai bentuk kajian hadis, utamanya hadis musalsal, menjadi lebih baik karena mempraktekkannya secara langsung. Di samping itu, kajian hadis tradisional harus tetap dilestarikan di era digital yang tanpa batas ruang dan waktu.
Persoalan Keberadaan Allah: Studi Analisis Hadis Riwayat Muslim No. Indeks 537 miftah alkausar
Nabawi: Journal of Hadith Studies Vol 2, No 1 (2021): Nabawi: Journal of Hadith Studies
Publisher : LP2M Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (888.423 KB) | DOI: 10.55987/njhs.v2i1.40

Abstract

Kajian ini fokus menganalisa periwayatan dan pemaknaan hadis riwayat Muslim dari jalur Mu’awiyah ibn al-Hakam atau yang dapat disebut dengan hadis al-Jariyyah al-Sauda. Dalam matan hadis tersebut terdapat redaksi seakan menyelisih terhadap al-Qur’an, hadis mutawatir, dan ijma ulama dalam menetapkan keberadaan Allah dan menghukumi keimanan seoarang. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kepustakaan (library research) dalam mengkaji dan menganalisa periwayatan dan makna dalam hadis tersebut dengan menghimpun semua riwayat yang semakna, menilai kualitas hadis, dan memaparkan penalaran ulama mengenai maksud dan makna dalam redaksi hadis tersebut. Kesimpulan akhir dari proses analisa bahwa hadis tersebut dinilai hadis mudtarib dan tidak boleh dipahami secara zahirnya sehingga dapat menyebabkan penetapan tasybih (penyerupaan), tamkin (penetapan tempat) bagi dzat Allah sebagaimana makhluk bertempat dan memiliki batasan dan ukuran.AbstractThis Research focuses on analyzing narration and meaning the hadith of Muslim riwayat from the path of Mu'awiyah ibn al-Hakam or what can be called the hadith of al-Jariyyah al-Sauda. In the definition of the hadith, some editorials seem to contradict the Qur'an, mutawatir hadiths, and the consensus of ulama in establishing the existence of Allah and judging one's faith. This research was conducted using library research methods in studying and analyzing the narration and meaning in the hadith by collecting all the relevant narrations, assessing the quality of the hadith, and explaining the scholars' reasoning regarding the intent and meaning in the editorial of the hadith. The conclusion of this research and analysis process is that the hadith is judged to be a mudltarib hadith and should not be understood so that it can lead to the determination of tasybih (similarity), tamkin ( placement) for the Essence of Allah as creatures have a place and have limits and measure.
Metode Mengetahui Al-Dabt Al-Khafiy Pada Rawi Saduq Dan Penerapannya Pada Kritik Sanad Hadis Putri Wardatuzzahro
Nabawi: Journal of Hadith Studies Vol 2, No 1 (2021): Nabawi: Journal of Hadith Studies
Publisher : LP2M Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.844 KB) | DOI: 10.55987/njhs.v2i1.41

Abstract

Dewasa ini dabt al-khafiy kurang diperhatikan oleh peneliti, padahal sifat tersebut menjadi salah satu pembeda antara hadis hasan dan daif. Artikel ini akan membahas tentang pengaruh al-dabt al-khafiy terhadap penentuan nilai hadis. Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kepustakaan (library research). Hasilnya, tidak ada sigah khusus yang menunjukkan dabt khafiyy pada rawi. Adapun hadis yang diriwayatkan oleh rawi saduq atau semacamnya tidak langsung dihukumi sebagai hadis hasan sebelum ikhtibar dilakukan  untuk mengetahui dabt-nya. Penilaian saduq (jujur) bukan disebut ta’dil untuk keakuratan riwayat rawi melainkan untuk kesalehan rawi. Metode mengetahui dabt yang masih memungkinkan untuk dilakukan pada zaman ini adalah (1) melihat dan menganalisa komentar ulama jarh wa ta’dil; (2) membandingkan koleksi hadis yang diriwayatkan oleh rawi tersebut dengan versi lain dari rawi yang siqqah; (3) membandingkan riwayat beberapa murid rawi, dan (4) membandingkan riwayat dari murid lama dan murid barunya.AbstractNowadays, dabt al-khafiy is less noticed by researchers, even though this characteristic is one of the differences between hasan and daif hadiths. This article will discuss the influence of al-dabt al-khafiy on determining the value of hadith. The method used in this research is the library research method. As a result, there is no special stand that shows dabt khafiyy on the narrator. As for the hadith narrated by narrator saduq or the like, it is not immediately judged as hasan hadith before the ikhtibar is carried out to find out its dabt. The saduq (honest) assessment is not called ta'dil for the accuracy of the narrator's narration but for the narrator's piety. Methods of knowing dabt that are still possible to do at this time are (1) looking at and analyzing the comments of the scholars of jarh wa ta'dil; (2) comparing the collection of hadith narrated by the narrator with other versions of the siqqah narrator; (3) compare the history of several narrators, and (4) compare the history of the old and new students.
Ibn Qutaibah Al-Dinawari dan Kontribusinya dalam Bidang Hadis Mohamad Anas
Nabawi: Journal of Hadith Studies Vol 2, No 1 (2021): Nabawi: Journal of Hadith Studies
Publisher : LP2M Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.297 KB) | DOI: 10.55987/njhs.v2i1.43

Abstract

Abad kedua dan ketiga hijriah bisa disebut sebagai masa keemasan dalam perkembangan ilmu hadis. Banyak ulama hadis lahir dan hidup di masa ini, di antaranya, al-Bukhārī (194-256/810-870), Muslim al-Qushairī al-Naisāburī (206-261/810-875, Ibn Mājah (209-273/824-887), Abu Dāwud (202-275/817-889), Al-Tirmidhī (220-279/835-893), dan Al-Nasā’ī (215-303/830-915.). Selain nama-nama yang telah popular ini, ada satu nama yang patut diperhitungkan kontribusinya dalam bidaang ilmu hadis, yaitu Ibnu Qutaibah  al-Dinawari.Tulisan ini hendak memaparkan data-data yang menyangkut Ibn Qutaibah, sekaligus mengulas karya-karya intelektualnya. Pendekatan fenomenologi akan diimplementasikan dalam penelitian ini, yang secara obyektif akan dijadikan sebagai pijakan dalam memaparkan sosok Ibn Qutaibah. Hal ini mencakup biografi, latar belakang pendidikan, dan setting sosial-kultural yang melingkupi kehidupannya serta perkembangan intelektualnya, dengan menelaah karya-karyanya. Pandangan para ulama tentang Ibn Qutaibah, juga akan dipaparkan, sehingga akan diketahui secara utuh dan menyeluruh, serta pada gilirannya akan mampu memberikan motivasi bagi generasi masa kini.
Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual (Analisis Pemikiran Muhammad Syuhudi Ismail) Dayan Fithoroini
Nabawi: Journal of Hadith Studies Vol 2, No 1 (2021): Nabawi: Journal of Hadith Studies
Publisher : LP2M Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.171 KB) | DOI: 10.55987/njhs.v2i1.42

Abstract

Artikel ini menjelaskan tentang pemahaman terhadap hadis tekstual dan kontekstual. Tokoh yang diteliti adalah Muhammad Syuhudi Ismail yaitu salah satu tokoh hadis di Indonesia dengan buku yang ditulis yaitu, Hadis Nabi Yang Tekstual dan Kontekstual. Dalam memahami sebuah hadis, Muhammad Syuhudi Ismail melakukannya dengan beberapa cara yaitu: Pertama, menganalisis teks. Kedua, Mengidentifikasikan konteks historis munculnya hadis. Ketiga, Kontekstualisasi hadis. Jenis penelitian ini adalah normative dengan melakukan pendekatan kepustakaan. Adapun sumber yang digunakan dalam penulisan ini adalah buku Hadis Yang Tekstual dan Kontekstual serta buku-buku lain atau jurnal yang berhubungan dengan penulisan. Adapun cara menganalisisnya yaitu dengan menggunakan metode content analysis atau metode analisis isi. Dalam artikel ini menjelaskan pemikiran dari Muhammad Syuhudi Ismail, pemikirannya dalam memahami hadis menunjukkan bentuk hermeneutik dijelaskan dengan adanya analisis teks-konteks. Dalam menganalisis konteks hadis, Syuhudi Ismail juga terpengaruh oleh pemikiran tokoh hadis sebelumnya, yaitu Imam Syihabuddin al-Qarafi dan Syah Waliyullah al-Dahlawi. Keterpengaruhan tersebut diperkuat dengan adanya penelitian berupa karya ilmiah dari Muhammad Syuhudi Ismail yang menganalisis pemikiran dua tokoh tersebut.

Page 1 of 1 | Total Record : 6