cover
Contact Name
Muhammad Ikrom
Contact Email
ikrom08mulya@gmail.com
Phone
+6285267921835
Journal Mail Official
muhafadzah@iai-al-azhaar.ac.id
Editorial Address
Jalan Pelita No. 364 RT. 07 Kel. Pelita Jaya Kec. Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau
Location
Kota lubuk linggau,
Sumatera selatan
INDONESIA
Muhafadzah: Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling Islam
ISSN : -     EISSN : 27751112     DOI : https://doi.org/10.53888/muhafadzah.v1i1
Muhafadzah ; merupakan Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling Islam yang diterbitkan dua kali dalam tahun oleh Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Al-Azhaar Lubuklinggau . Jurnal ini fokus pada hasil penelitian dan artikel ilmiah yang terkait bidang bimbingan konseling, khususnya terkonsentrasi pada lembaga pendidikan Islam, namun tetap memberikan porsi terhadap isu-isu bimbingan konseling di masyarakat. Karya Ilmiah yang diterbitkan pada Jurnal Muhafadzah mencakup aspek bimbingan dan konseling yang didalamnya terdapat nilai-nilai pendidikan, religius, agama dan sosial yang dapat memberikan pencerahan dan pembaharuan paradigma secara luas bagi masyarakat.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 2 (2021): Mei 2021, Muhafadzah: Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling Islam" : 6 Documents clear
KONSEP DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN Arni Mabruria
MUHAFADZAH Vol. 1 No. 2 (2021): Mei 2021, Muhafadzah: Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling Islam
Publisher : Lembaga Pengembangan Keilmuan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M), Institut Agama Islam (IAI) Al-Azhaar Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.533 KB) | DOI: 10.53888/muhafadzah.v1i2.429

Abstract

Konsep diagnosis kesulitan belajar dalam proses pembelajaran merupakan sumbangsih pemikiran bagi dunia pendidikan untuk lebih peka akan pentingnya langkah kuratif dalam rangka usaha mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehingga harapannya melalui proses diagnosis kesulitan belajar yakni dengan melokalisasi letak kesulitan belajar dan mencari faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya dan menentukan pemecahan permasalahannya mampu mewujudkan tujuan akhir pembelajaran yang optimal.
PERUNDUNGAN MAYA (CYBER BULLYING) PADA REMAJA AWAL Reni Yunita
MUHAFADZAH Vol. 1 No. 2 (2021): Mei 2021, Muhafadzah: Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling Islam
Publisher : Lembaga Pengembangan Keilmuan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M), Institut Agama Islam (IAI) Al-Azhaar Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.72 KB) | DOI: 10.53888/muhafadzah.v1i2.430

Abstract

Cyber ​​harassment is a behavior or act of intimidation that is used through modern communication technology media aimed at humiliating, insulting, playing with, even threatening or intimidating individuals to control and regulate the individual. The most widely used online media are Facebook, SMS and Instagram. The forms of cyber harassment experienced by victims are ridicule, slander, threats, and are the object of gossip. The perpetrator of the harassment aims to joke, revenge, and because it can hide the identity. Virtual harassment causes the victim to feel angry, ashamed, unable to concentrate on learning, and afraid. Victims of virtual abuse claim that the mental impact they experience is more serious than abuse in the real world. Social media is usually used to upload content or show someone's aspirations as a way to express and communicate. The sophisticated development of media technology is the reason that all things can be well communicated. But humans today use it the other way around, one of which is currently rife is cyberbullying. Bullying behavior is still quite high in Indonesia, especially during adolescence, therefore bullying victims need special attention not to cause long trauma until they are mentally affected so as to cause harm to themselves by injuring, confined and even thinking about suicide. Perundungan maya (cyber bullying) merupakan suatu perilaku atau tindakan intimidasi yang digunakan melalui media teknologi komunikasi modern yang ditujukan untuk mempermalukan, menghina, mempermainkan, bahkan mengancam atau mengintimidasi individu untuk menguasai dan mengatur individu tersebut. Adapun media online yang paling banyak digunakan adalah Facebook, SMS, dan Instagram. Bentuk perundungan maya yang dialami korban adalah ejekan, fitnah, ancaman, dan menjadi objek gosip. Pelaku melakukan perundungan bertujuan untuk bercanda, balas dendam, dan karena dapat menyembunyikan identitas. Perundungan maya menyebabkan korban merasa marah, malu, tidak bisa konsentrasi belajar, dan takut. Korban perundungan maya mengaku bahwa dampak mental yang dialami lebih serius dibanding dengan perundungan di dunia nyata. Media sosial biasanya digunakan untuk mengunggah sebuah konten atau menunjukkan aspirasi seseorang sering dipakai sebagai cara untuk berekspresi dan berkomunikasi. Canggihnya perkembangan teknologi media menjadi alasan bahwa semua hal dapat dikomunikasikan dengan baik. Namun manusia zaman ini menggunakannya dengan sebaliknya, salah satu yang kini tengah marak terjadi ialah cyberbullying. Perilaku bullying masih cukup tinggi di Indonesia terutama pada masa remaja, maka dari itu korban bullying sangat membutuhkan perhatian khusus jangan sampai menyebabkan trauma yang panjang sampai terkena mentalnya sehingga menyebabkan yang merugikan dirinya sendiri dengan cara melukai, terkekang bahkan sampai berpikir untuk bunuh diri.
PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS ISLAM DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH PADA SISWA KELAS X DI MA NEGERI 1 (MODEL) LUBUKLINGGAU Desy Seplyana; Dina Ervina
MUHAFADZAH Vol. 1 No. 2 (2021): Mei 2021, Muhafadzah: Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling Islam
Publisher : Lembaga Pengembangan Keilmuan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M), Institut Agama Islam (IAI) Al-Azhaar Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.925 KB) | DOI: 10.53888/muhafadzah.v1i2.431

Abstract

Bimbingan kelompok berbasis Islam dalam pembentukan akhlâkul karimah siswa sangatlah dibutuhkan dalam keseharian siswa, untuk melanjutkan dan mejalankan kehidupan yang lebih efektif lagi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh bimbingan kelompok berbasis Islam dalam pembentukan akhlakul karimah pada siswa kelas X MAN 1 Model Lubuklinggau. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan bimbingan kelompok berbasis Islam dalam pembentukan akhlakul karimah pada siswa kelas X MAN 1 Kota Lubuklinggau, Bagaimana bentuk akhlak siswa setelah penerapan bimbingan kelompok berbasis Islam pada siswa kelas X MAN 1 Kota Lubuklinggau, Seberapa besarkah pengaruh bimbingan kelompok berbasis Islam dalam pembentukan akhlakul karimah pada siswa kelas X MAN 1 Kota Lubuklinggau. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis statistik dengan rumus produk Moment atau korelasi sederhana, populasi penelitian merupakan seluruh siswa kelas X, X IPA ( MIPA1, MIPA 2, MIPA 3, dan MIPA 4 ) X IPS ( IPS 1 dan IPS 2 ), sedangkan sampel penelitian di ambil 15% atau 37 Siswa. Pengumpulan data menggunakan instrument angket yang kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis statistik. Setelah diadakan analisis statistik menggunakan rumus product moment ternyata pengaruh bimbingan kelompok berbasis Islam dalam pembentukan akhlakul karimah pada siswa kelas X MAN 1 Kota Lubuklinggau tidak bertanda negatif, artinya antara keduanya memilki korelasi positif. Adapun hasil setelah dikonsuktasikan dengan r tabel ternyata 0,77 berada antara interval 0,61-0,80 artinya tingkat religiusitas memiliki pengaruh yang kuat atau tinggi terhadap sikap pergaulan bebas.
Integrasi Filsafat, Agama dan Konseling (General Review Integratifitas Konseling dengan Epistimologi Islam) Nur Handayani
MUHAFADZAH Vol. 1 No. 2 (2021): Mei 2021, Muhafadzah: Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling Islam
Publisher : Lembaga Pengembangan Keilmuan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M), Institut Agama Islam (IAI) Al-Azhaar Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.231 KB) | DOI: 10.53888/muhafadzah.v1i2.432

Abstract

Filsafat menjadi pandangan yang menghantarkan kita menuju sebuah kedewasaan dalam menghadapi problematika hidup secara lebih bijaksana. Filsafat memiliki kontribusi besar untuk membentuk kepribadian para ahli bidang Bimbingan Konseling atau Guru BK. Nilai-nilai filosofis dapat memberikan arahan dan pemahaman, khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling agar dapat dipertanggungjawabkan secara logis, etis, maupun estetis. Integratifitasnya terhadap bimbingan dan konseling Islam adalah penerapan Epitimologi Islam dalam proses dan landasan bimbingan konseling salah satunya yaitu landasan filosofis. Dari sudut pandang Epitimologi Islam bahwa ilmu dan agama berfungsi secara beriringan meskipun tak bisa di satukan secara serempak. Ilmu pengetahun dan agama sama- sama melibatkan pengalaman dan interpretation/ penafsiran, sama- sama menggunakan analogi, modern, dan melibatkan paradigma. Perbedaan yang menonjol adalah wahyu yang tidak ada padanannanya dengan ilmu. Dalam konteks Bimbingan dan Konseling Islam integratifitas epistimologi Islam dengan bimbingan dan konseling adalah pada implementasi landasan filosofis dan profesionalisasi. Seorang konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling terhadap Konseli harus bersikap bijaksana dan tidak otoriter serta melibatkan landasan filosofis selama proses konseling. Dalam lingkup Bimbingan Konseling Islam, kajian tentang jiwa, mental, psikologi dan pendidikan lebih luas jika di tadabburi dalam Al-Qur’an dan Al – Hadist. Konsep dan landasan Bimbingan Konseling Islam sendiri berpijak pada Al- Qur’an dan As-sunah akan menghasilkan pemikiran pemikiran baru dan sikap yang lebih baik dari dalam diri konseli.
Konseling Realitas untuk Meningkatkan Resiliensi Siswa Korban Self injuiry Bramana Nanditya; Yeni Karneli
MUHAFADZAH Vol. 1 No. 2 (2021): Mei 2021, Muhafadzah: Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling Islam
Publisher : Lembaga Pengembangan Keilmuan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M), Institut Agama Islam (IAI) Al-Azhaar Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.983 KB) | DOI: 10.53888/muhafadzah.v1i2.435

Abstract

Victims of self-injury show the characteristics of injuring a limb with the intention of not killing to release emotional tension. This results in the client feeling the problem getting worse, withdrawing from his environment when there is a problem and taking it out by doing self-inquiry. Clients who have become aware begin to abandon these behaviors and develop the ability to remain calm in stressful conditions known as resilience. Self-inquiry which can lead to addiction when there is a serious problem needs to be given assistance efforts to increase the resilience of victims of self-inquiry. Integrating reality counseling is important because it relates to the client's 3R (righ, reality and responsibility) ability as well as the success identity and failure identity so that the client is able to increase his resilience. This qualitative research used a case study approach with the subject of one 15 year old victim of self-inquiry. Data were extracted by observation and interviews which were analyzed by data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results showed that reality counseling can help increase the resilience of clients who are victims of self-inquiry. Korban self injury menunjukkan ciri melukai anggota tubuh dengan niat tidak membunuh untuk melepaskan ketegangan emosional. Hal ini mengakibatkan klien merasa permasalahannya bertambah berat, menarik diri dari lingkungannya ketika ada masalah dan melampiaskan dengan melakukan self injuiry. Klien yang telah sadar mulai meninggalkan perilaku tersebut dan mengembangkan kemampuan untuk tetap tenang dalam kondisi yang penuh tekanan yang dikenal dengan resiliensi. Self injuiry yang dapat menyebabkan ketagihan ketika ada masalah berat perlu diberikan upaya bantuan untuk meningkatkan resiliensi korban self injuiry. Pengintegrasian konseling realitas penting untuk dilakukan karena berhubungan dengan kemampuan 3R (righ, reality and respobsibilty) klien serta success identity dan failure identity agar klien mampu meningkatkan resiliensinya. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan subjek satu orang korban self injuiry usia 15 tahun. Data digali dengan observasi dan wawancara yang dianalisis dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konseling realitas dapat membantu meningkatkan resiliensi klien korban self injuiry.
Konsep Behavior Therapy dalam Meningkatkan Self Efficacy Pada Siswa Terisolir Ilham Ahsanul Fikri Fikri; Yeni Karneli
MUHAFADZAH Vol. 1 No. 2 (2021): Mei 2021, Muhafadzah: Jurnal Ilmiah Bimbingan dan Konseling Islam
Publisher : Lembaga Pengembangan Keilmuan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M), Institut Agama Islam (IAI) Al-Azhaar Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.417 KB) | DOI: 10.53888/muhafadzah.v1i2.440

Abstract

This article describes the concept of behavioral therapy in self-efficacy for isolated students. Behavioral theory assumes that the counselee's behavior is the result of the counselor's condition, therefore, the counselor in every counseling must assume that every counseling must assume that every counselee's reaction is the result of the situation (stimulus) it provides. The purpose of behavioral counseling in decision making is to actually make decisions. The behavioral counselor with the counselee agrees to arrange a sequence of behavior change procedures to be changed, and then the counselor stimulates the counselee's behavior. Behavioral counselors have a very important role in helping the counselee express the role that must be done by the counselor, namely being accepting, trying to understand the counselee and what is being said without judging or criticizing it. problems, goals to be achieved. Artikel ini menjelaskan konsep terapi perilaku dalam self-efficacy untuk siswa terisolasi. Teori perilaku beranggapan bahwa perilaku konseli merupakan hasil dari kondisi konselor, oleh karena itu konselor dalam setiap konseling harus beranggapan bahwa setiap konseling harus menganggap bahwa setiap reaksi konseli merupakan akibat dari situasi (stimulus) yang diberikannya. Tujuan konseling perilaku dalam pengambilan keputusan adalah untuk benar-benar membuat keputusan. Konselor perilaku dengan konseli sepakat untuk menyusun urutan prosedur perubahan perilaku yang akan diubah, kemudian konselor merangsang perilaku konseli. Konselor perilaku memiliki peran yang sangat penting dalam membantu konseli mengungkapkan peran yang harus dilakukan oleh konselor yaitu menerima, berusaha memahami konseli dan apa yang dikatakan tanpa menilai atau mengkritiknya. masalah, tujuan yang ingin dicapai.

Page 1 of 1 | Total Record : 6