cover
Contact Name
Choiril Anwar
Contact Email
choirilanwar@unissula.ac.id
Phone
+6281931704317
Journal Mail Official
abdimasku@unissula.ac.id
Editorial Address
Jl. Raya Kaligawe Km 4 Semarang
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran
ISSN : -     EISSN : 2809915X     DOI : http://dx.doi.org/10.30659/abdimasku
Core Subject : Health,
Jurnal ABDIMAS-KU: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran is a peer-reviewed journal that includes the study of the development and application of science and technology aimed at publishing the results of community service activities in the field of: 1. Human resource development in medical and health 2. Community empowerment in medical and health 3. Rural health development 4. Health promotion 5. Technology application in medical and health 6. Business application in medical and health
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 3 (2022): September" : 8 Documents clear
Meningkatkan Kualitas Hidup Penderita Gangguan Metabolik di Klinik Pratama Semarang melalui Pelatihan Pengaturan Diet dan Senam Kaki Anita Soraya Soetoko; Dina Fatmawati Soetoko
Jurnal ABDIMAS-KU: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran Vol 1, No 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.687 KB) | DOI: 10.30659/abdimasku.1.3.126-133

Abstract

Gangguan metabolik merupakan salah satu jenis gangguan kesehatan yang banyak diderita oleh penduduk dunia, salah satunya adalah Indonesia. Salah satu penyakit gangguan metabolik yang menjadi perhatian pemerintah Indonesia saat ini adalah diabetes. Kendali terhadap resiko komplikasi penyakit ini perlu dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas hidup penderitanya. Rendahnya pengetahuan penderita akan pengelolahan penyakit ini dapat memperbesar resiko terjadinya komplikasi. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penderita gangguan metabolik, terutama diabetes di Klinik Pratama Eka Sakti dalam upaya pencegahan komplikasi melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan pengaturan diet dan senam kaki. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah ceramah dan diskusi dengan menggunakan media power point dan pembagian leaflet, serta untuk kegiatan pelatihan diadakan pemutaran video dan praktik langsung melakukan gerakan senam kaki. Evaluasi untuk mengukur keberhasilan program dilakukan dengan menggunakan pretest dan postest, serta observasi secara langsung kemampuan peserta dalam mempraktikkan gerakan senam kaki yang diajarkan. Hasil evaluasi kegiatan, didapatkan peningkatan pengetahuan peserta dalam pengaturan diet yang benar sebesar 97% dan evaluasi kemampuan peserta dalam memperagakan gerakan senam kaki setelah kegiatan mencapai angka 100%. Kesimpulan: kegiatan pelatihan pengaturan diet dan senam kaki sebagai upaya peningkatan kualitas hidup penderita gangguan metabolik menunjukan keberhasilan program. Metabolic disorders are one of the most common health problems suffered by the world's population, one of which is Indonesia. One of the metabolic disorders that are of concern to the Indonesian government today is diabetes. Control of the risk of complications of this disease needs to be done as an effort to improve the quality of life of the sufferer. The patient's low knowledge of the management of this disease can increase the risk of complications. The purpose of this activity is to increase the knowledge and skills of people with metabolic disorders, especially diabetes at the Eka Sakti Pratama Clinic in an effort to prevent complications through counseling and training on diet management and foot exercises. The methods used in this activity are lectures and discussions using power point media and distribution of leaflets, as well as for training activities video screenings are held and direct practice of doing foot exercises. Evaluation to measure the success of the program was carried out using a pretest and posttest, as well as direct observation of the participants' abilities in practicing the foot exercises that were taught. The results of the activity evaluation showed an increase in participants' knowledge in correct dietary settings by 97% and an evaluation of the participants' ability to demonstrate leg gymnastics after the activity reached 100%. Conclusion: training activities for diet regulation and foot exercises as an effort to improve the quality of life of people with metabolic disorders show the success of the program.
Pemberdayaan Petugas Kebersihan di Rumah Sakit sebagai Media Transfer Pengetahuan tentang Pencegahan Infeksi kepada Keluarga Masfiyah Masfiyah; Rahayu Rahayu
Jurnal ABDIMAS-KU: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran Vol 1, No 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.133 KB) | DOI: 10.30659/abdimasku.1.3.90-95

Abstract

Pandemi Covid-19 telah menelan korban yang tidak sedikit. Petugas kebersihan di Rumah Sakit merupakan individu berisiko terpapar karena pekerjaannya. Manusia adalah mahluk sosial, yang selalu berinteraksi terhadap orang lain, terutama keluarganya. Tujuan pengabdian ini untuk menilai apakah ada transfer pengetahuan setelah diadakan pelatihan mengenai pencegahan infeksi pada petugas kebersihan yang bekerja di rumah sakit kepada keluarganya. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada September 2020 - Desember 2020. Sampel adalah 25 petugas kebersihan yang bekerja di RS Islam Sultan Agung dan 25 keluarganya. Petugas kebersihan diberi pelatihan tentang pencegahan infeksi meliputi alat pelindung diri, desinfektan, kebersihan lingkungan, etika batuk, dan cuci tangan, kemudian keluarganya dibagikan kuesioner dengan materi yang sama untuk menilai pengetahuan mereka. Hasilnya, sebagian besar responden adalah perempuan (68%) dengan pendidikan terakhir SMA (68%), pekerjaan swasta dan ibu rumah tangga (96%). Skor pengetahuan yang diujikan antara 0-100. Pengetahuan tentang Alat pelindung diri (skor 100), kebersihan lingkungan (skor 70-100), desinfektan (skor 84-100), etika batuk (skor 76-100), dan cuci tangan (skor 80-100). Sebanyak 72% mendapat informasi pengetahuan dari keluarganya yang bekerja sebagai petugas kebersihan di rumah sakit Islam Sultan Agung. Dapat disimpulkan bahwa terdapat transfer pengetahuan antara petugas kebersihan kepada keluarganya tentang pencegahan infeksi.The Covid-19 pandemic has claimed many victims. Cleaning workers in hospitals are individuals who are at risk of exposure due to their work. Humans are social creatures, who always interact with other people, especially their families. The purpose of this service is to assess whether there is a transfer of knowledge after training on infection prevention for janitors who work in hospitals to their families. This community service was carried out in September 2020 - December 2020. The sample was 25 cleaners who worked at Sultan Agung Islamic Hospital and 25 of their families. The cleaning staff were given training on infection prevention including personal protective equipment, disinfectants, environmental hygiene, cough etiquette, and hand washing, then their families were distributed questionnaires with the same material to assess their knowledge. As a result, most of the respondents were women (68%) with a high school education (68%), private jobs and housewives (96%). The knowledge score tested is between 0-100. Knowledge of personal protective equipment (score 100), environmental hygiene (score 70-100), disinfectants (score 84-100), cough etiquette (score 76-100), and hand washing (score 80-100). As many as 72% received information about knowledge from their families who work as janitors at Sultan Agung Islamic Hospital. It can be concluded that there is a transfer of knowledge between janitors and their families about infection prevention.
Pengolahan Air Kelapa Menjadi Minuman Probiotik dalam Upaya Meningkatkan Imunitas dan Kesejahteraan Warga Banjardowo Genuk Kota Semarang Siti Thomas Zulaikhah; Susilorini Susilorini; Rohadi Rohadi
Jurnal ABDIMAS-KU: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran Vol 1, No 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.649 KB) | DOI: 10.30659/abdimasku.1.3.134-144

Abstract

Air kelapa secara langsung dapat diminum dan sangat segar rasanya. Pemanfaatan air kelapa dari pasar tradisionil masih terbatas, maka sering kali dibuang begitu saja baik ke sungai maupun ke parit sehingga menimbulkan masalah. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Kesehatan Forum Kelompok Kesehatan (FKK) Banjardowo, Genuk Kota Semarang untuk memanfaatkan air kelapa menjadi minuman probiotik. Metode pelaksanaan kegiatan ini melalui penyuluhan dan praktik. Peserta sebanyak 15 kader kesehatan dari FKK. Kegiatan diawali dari penyebaran kuesioner kepada peserta, peserta diminta mengisi kuesioner yang berisi 20 pertanyaan sebelum kegiatan dimulai. Kegiatan selanjutnya peserta mendapatkan penyuluhan tentang manfaat air kelapa, pentingnya konsumsi minuman probiotik untuk kesehatan dan proses pembuatan probiotik berbahan air kelapa. Berikutnya peserta mendapatkan materi praktik langsung bagaimana cara membuat minuman probiotik barbahan air kelapa dan dilanjut dengan tanya jawab. Sebelum kegiatan ini diakhiri peserta diminta mengisi kuesioner lagi sehingga nantinya skor pengetahuan hasil pengisian kuesioner sebelum dan sesudah kegiatan dapat diketahui dan dibandingkan dengan uji Wilcoxon karena data berdistribusi tidak normal, keputusan ada tidaknya perbedaan skor berdasarkan α 5%. Rerata skor pengetahuan sebelum 55,27, sesudah 84.80, hasil analisis diperoleh nilai p=0,001<0,05. Terdapat perbedaan yang signifikan skor pengetahuan sebelum dan sesudah kegiatan.Coconut water could be drunk directly and was very fresh in taste. The use of coconut water from traditional markets was still limited, so it was often thrown away either into rivers or into ditches, causing problems. The purpose of this activity was to provide knowledge and practice directly through empowering women at the Banjardowo Health Group Forum (FKK), Genuk, Semarang City to use coconut water as a probiotic drink.The method of implementing this activity was through counseling and practice. The participants were 15 health volunteers from FKK. The activity began with distributing questionnaires to participants, participants were asked to fill out a questionnaire containing 20 questions before the activity began. The next activity, participants received counseling about the benefits of coconut water, the importance of consuming probiotic drinks for health and the process of making probiotics made from coconut water. After that participants received hands-on practice material on how to make a probiotic drink made from coconut water and continued with posttest. Before this activity ended, participants were asked to fill out the questionnaire again so that later the knowledge scores from filling out the questionnaires before and after the activity could be known and compared with the Wilcoxon test. Because the data were not normally distributed, the decision whether there was a difference in scores was based on 5%. The mean score of knowledge before 55.27, after 84.80, the results of the analysis obtained p value = 0.001 <0.05. There was a significant difference in knowledge scores before and after the activity.
Perilaku Masyarakat terhadap Kebersihan telinga di Desa Muktiharjo Lor, Genuk Semarang Andriana Tjitria Widi Wardani; Agung Sulistyanto
Jurnal ABDIMAS-KU: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran Vol 1, No 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.696 KB) | DOI: 10.30659/abdimasku.1.3.96-102

Abstract

Kotoran telinga / serumen/ ear wax pada anak- anak adalah hal yang biasa dikeluhkan para orang tua, sehingga orang tua merasa serumen harus dibersihkan tanpa mengetahui tentang apa itu serumen, apa fungsi dan manfaat dari kotoran telinga. Ketidak tahuan yang mendasar ini menyebabkan orang tua sering kali memeriksakan anaknya ke dokter THT untuk dibersihkan kotoran telinganya dan tidak jarang kotoran telinga sampai mengeras bahkan sering kali menyebabkan infeksi yang berulang. Kotoran telinga yang penuh dan padat dapat mengganggu pendengaran bahkan tuli yang tidak permanen, sehingga untuk murid/ pelajar akan mengganggu dalam penerimaan pelajaran. Keadaan ini akan mengganggu proses belajar mengajar. Tujuan: Memberikan edukasi bagi masyarakat atau orang tua tentang serumen, manfaat serumen dan cara membersihkan telinga dengan benar, (2) Monitoring secara berkelanjutan tingkat pengetahuan orang tua tentang kebersihan telinga dari serumen yang keras/ obturan. Metode: Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Desa Muktiharjo Lor, Genuk Semarang yang diikuti 27 dengan metode penyuluhan dan pembagian kuesioner. Hasil: Didapatkan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kebersihan telinga. Kesimpulan: Masyarakat didesa Muktiharjo Lor, Genuk Semarang tingkat pengetahuan tentang teknik membersihkan telinga yang benar dan pengetahuan tentang dampak kebersihan telinga sangat baik sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya tuli sementara akibat serumen yang menumpuk dikarenakan kesalahan dalam membersihkan kotoran telinga, sehingga kegiatan ini dapat menurunkan angka ketulian di Indonesia yang merupakan program nasional dan internasional dalam pengendalian gangguan indra pendengaran: “Sound hearing 2030”.Earwax or serumen in children is a common thing that parents complain about, parents think that earwax should be cleaned without knowing what serumen is, what is the function and benefits of earwax. This basic ignorance causes parents often take their children to come to the ENT doctor to be cleaned and it is not uncommon for earwax to harden and often cause repeated infections. Full and dense earwax can interfere with hearing and even non-permanent deafness, so for students, it will interfere in the reception of lessons. This situation will interfere with the teaching and learning process. Provide education for the community or parents about serumen, the benefits of serumen and how to clean the ears properly, continuous monitoring the level of knowledge of parents about ear hygiene from earwax blockage. This community service activity was carried out in Muktiharjo Lor Village, Genuk Semarang which was attended by 27 people with the method of counseling and distribution of questionnaires. The result shows that an increase in public knowledge about ear hygiene was obtained. The community in Muktiharjo Lor, Genuk Semarang, the level of knowledge about the correct ear cleaning technique and knowledge about the impact of ear hygiene is great so that it is expected to prevent the occurrence of temporary deafness due to serum that accumulates due to errors in cleaning earwax, so that this activity can reduce the deafness rate in Indonesia which is a national and international program in control of impaired sense of hearing: "Sound hearing 2030".
Peran Obat Herbal dalam Pandemi Covid-19 Atina Hussaana
Jurnal ABDIMAS-KU: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran Vol 1, No 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.075 KB) | DOI: 10.30659/abdimasku.1.3.103-108

Abstract

Pencegahan dan penurunan kasus baru dari Covid-19 tidak terlepas dari melakukan dan menerapkan pola hidup sehat serta meminum obat herbal. Obat herbal sangat beragam ditemui di Indonesia, hal ini dapat membantu dalam mencegah penularan covid-19 dan dapat meningkatkan hidup sehat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif berdasarkan dari data sekunder yang diperoleh dari referensi kepustakaan data yang terkait dengan penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yakni mengumpulkan data dari berbagai referensi. Jenis data berupa data sekunder yang berupa data kuantitatif dari e-book, junal publikasi dan berita online serta video youtube yang terkait dengan peran obat herbal pada pandemi covid-19.  pada penelitian ini diperoleh informasi bahwa enam obat herbal seperti kunyit (Curcuma longa L.), temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb), meniran (Phyllantus niruri L.), jambu biji (Psidium guajava), Jahe dan Sambilito.ditemukannya senyawa atau zat antiviral yang dapat mencegah penyebaran Covid-19 hal ini juga sudah dilakukan uji klinis sehingga dapat dikonsumsi dengan dosis yang pas untuk menghindari adanya efek samping.Prevention and decrease in new cases of Covid-19 is inseparable from doing and implementing a healthy lifestyle and taking herbal medicines. Herbal medicine is very diverse found in Indonesia, this can help in preventing the transmission of covid-19 and can promote a healthy life. The research method used is a qualitative method based on secondary data obtained from data literature references related to research. Data collection techniques use documentation techniques, namely collecting data from various references. The type of data is in the form of secondary data in the form of quantitative data from e-books, publications and online news as well as Youtube videos related to the role of herbal medicine in the pandemic-19.  In this study, information was obtained that six herbal remedies such as turmeric (Curcuma longa L.), temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb), meniran (Phyllantus niruri L.), guava (Psidium guajava), Ginger and Sambilito.the discovery of antiviral compounds or substances that can prevent the spread of Covid-19 has also been carried out clinical trials so that it can be consumed at the right dosage to avoid side effects.
Pendampingan Pelayanan Kesehatan Jiwa Remaja di Pondok Kyai Ageng Fatah Semarang Elly Noerhidajati; Yulia Ratna Sofa
Jurnal ABDIMAS-KU: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran Vol 1, No 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1181.06 KB) | DOI: 10.30659/abdimasku.1.3.109-115

Abstract

Kesehatan jiwa adalah bagian yg tidak terpisahkan dari kesehatan jasmani dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yg utuh. Masalah emosi dan perilaku pada remaja merupakan masalah kesehatan serius yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Remaja yang mengalami masalah emosi dan perilaku akan menunjukkan tanda-tanda penurunan kualitas hidup. Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap kesehatan jiwa remaja di  pondok Kyai Ageng Semarang. Kegiatan dilakukan 2 kali yaitu kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan penyuluhan kesehatan dan kegiatan pendampingan. Hasil pretes sebelum pendidikan kesehatan didapatkan tingkat pengetahuan baik sebanyak 14,28%, cukup 34,28% dan kurang 51,42%. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan terjadi perubahan tingkat pengetahuan remaja yaitu pengetahuan baik 71,42%, cukup 17,14% dan kurang 11,42%. Perubahan yang terjadi pada mitra setelah dilakukannya kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah adanya tambahan pengetahuan remaja mengenai kesehatan mental serta meningkatkan peran serta pendamping santri dalam menjaga remaja dari gangguan mental.Mental health is an inseparable part of physical health and is the main element in supporting the realization of a complete quality of human life. Emotional and behavioral problems in adolescents are serious health problems that cannot be underestimated. Adolescents who experience emotional and behavioral problems will show signs of decreased quality of life. The purpose of this activity is to determine the effect of counseling on adolescent mental health at the Kyai Ageng Pondok Semarang. The activities carried out 2 times were health education activities carried out with health counseling and mentoring activities. The results before health education obtained a good level of knowledge as much as 14.28%, 34.28% enough and 51.42% less. After the health education was carried out, there was a change in knowledge at the adolescent level, namely good knowledge of 71.42%, sufficient 17.14% and less than 11.42%. Changes that occur in partners after community service activities regarding this are additional knowledge about mentality and increasing the participation of students in assisting students from mental disorders.
Peningkatan Pengetahuan Standar General Cleaning terhadap Pengurangan Jumlah Mikroorganisme Udara Ruangan pada Cleaning Service Rumah Sakit Rahayu Rahayu; Masfiyah Masfiyah; Mohamad Arif
Jurnal ABDIMAS-KU: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran Vol 1, No 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.289 KB) | DOI: 10.30659/abdimasku.1.3.116-125

Abstract

Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan lingkungan yang kompleks dan mengandung bervariasi mikroorganisme akan berisiko bagi pasien, petugas kesehatan dan pengunjung. General cleaning memiliki peran penting karena mengurangi jumlah mikroorganisme udara ruangan serta mengeliminasi rute transfer mikroorganisme. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui perbedaan jumlah mikroorganisme udara ruangan sebelum dan setelah edukasi standar general cleaning kepada cleaning service Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Tempat yang dilakukan pemeriksaan mikroorganisme udara ruangan sebanyak 13 yang meliputi area “high risk” dan “moderate risk” di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Pengurangan jumlah mikroroganisme udara ruangan sebelum dilakukan edukasi sebanyak 7 ruangan (53,8%). Pengurangan jumlah mikroroganisme udara ruangan setelah dilakukan edukasi standar general cleaning sebanyak 13 ruangan (100%). Mikroorganisme yang dominan pada udara ruangan adalah Coagulase Negatif Staphylococcus, Bacillus sp, Pseudomonas sp, Aspergillus sp. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah terdapat perbedaan signifikan dalam hal pengurangan jumlah mikroorganisme udara ruangan pre dan post edukasi dengan nilai p < 0,05 (p= 0,031). Jumlah ruangan yang memiliki hasil pengurangan jumlah mikroorganisme udara ruangan post edukasi lebih banyak dibandingkan pre edukasi. Kegiatan edukasi standar general cleaning meningkatkan pengetahuan petugas cleaning service sehingga dapat melakukan general cleaning yang optimal yang berdampak pada pengurangan jumlah mikroorganisme udara ruangan.Health care facilities are complex environments and contain a variety of microorganisms that pose a risk to patients, health workers and visitors. General cleaning has an important role because it reduces the number of microorganisms in the room air and eliminates the transmission route of microorganisms. The purpose of this activity was to determine the difference in the number of microorganisms in the room air before and after general cleaning standard education to the cleaning service of the Sultan Agung Islamic Hospital, Semarang. There were 13 places where room air microorganisms were examined which included “high risk” and “moderate risk” areas at Sultan Agung Islamic Hospital, Semarang. Reduction of the number of room air microorganisms before education was carried out by 7 rooms (53.8%). The reduction in the number of micro-organisms in room air after general cleaning standard education was carried out by 13 rooms (100%) (p = 0.03). The dominant microorganisms in room air are Coagulase Negative Staphylococcus, Bacillus sp, Pseudomonas sp, Aspergillus sp. The result of this community service activity is that there is a significant difference in terms of reducing the number of air microorganisms in the pre and post education room with a p value of < 0.05 (P = 0.031). The number of rooms that have the result of reducing the number of air microorganisms in the post-educational room is more than the pre-education. General cleaning standard education activities increase the knowledge of cleaning service officers so that they can perform optimal general cleaning which has an impact on reducing the number of microorganisms in the room air.
Mencegah Faktor Risiko Penularan Toxoplasma Gondii pada Wanita Usia Subur di Puskesmas I Sumbang Paramita Septianawati; Irma Finurina Mustikawati; Titik Kusumawinakhyu; Tisna Sendy Pratama
Jurnal ABDIMAS-KU: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran Vol 1, No 3 (2022): September
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.436 KB) | DOI: 10.30659/abdimasku.1.3.82-89

Abstract

Pengetahuan mengenai penyakit toksoplasmosis sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian infeksi yang disebabkan Toksoplasma gondii. Gejala klinis awal terinfeksi toksoplasmosis pada Wanita usia subur (WUS) yang imunokompeten, termasuk didalamnya ibu hamil sangat sulit dideteksi karena biasanya tidak terdapat gejala apa pun. Skrining serologi Toxoplasma memiliki implikasi sebagai satu-satunya cara untuk menentukan infeksi toksoplasmosis pada ibu hamil selama trimester pertama dapat menularkan infeksi pada janin berupa konsekuensi kelainan kongenital yang serius. Pemeriksaan laboratorium toksoplasmosis dengan menggunakan deteksi serologi berbagai antibodi Toxoplasma di Indonesia masih terbilang cukup mahal. Maka dari itu, tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan pencegahan faktor risiko toksoplasmosis pada Wanita usia subur. Dalam kegiatan ini, Wanita usia subur diberikan pretes, dilanjut dengan memberikan penyuluhan dan pembagian leaflet tiga Langkah higientitas pencegahan toksoplasmosis dan diakhiri dengan pengisian postes; dengan jumlah peserta 20 orang WUS. Hasil pretes dan postes dibandingkan dan data terkumpul dianalisis dengan uji Wilcoxon. Rerata hasil skor pengetahuan awal kegiatan adalah 73.15 dan setelah kegiatan adalah 87.4 dengan hasil analisis yang diperoleh p = 0.000 (p<0.005).  Pengabdian masyarakat ini didapati bahwa penyuluhan dan pembagian leaflet tiga Langkah higienitas pencegahan toksoplasmosis berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan pada Wanita usia subur. Knowledge of toxoplasmosis is very important for the prevention and control of infections caused by Toxoplasma gondii. Early clinical symptoms of infection with toxoplasmosis in immunocompetent women of childbearing age, including pregnant women, are very difficult to detect because usually there are no symptoms. Toxoplasma serologic screening has implications as the only way to determine whether toxoplasmosis infection in pregnant women during the first trimester can transmit infection to the fetus in the form of serious congenital abnormalities. Toxoplasmosis laboratory examination using serological detection of various Toxoplasma antibodies in Indonesia is still quite expensive. Therefore, the purpose of this community service activity is to determine the level of knowledge of preventing toxoplasmosis risk factors in women of childbearing age. In this activity, women of childbearing age were given a pretest, followed by providing counseling and distributing leaflets of three hygiene steps to prevent toxoplasmosis and ending with filling out the posttest; with 20 participants. The results of the pretest and posttest were compared and the collected data were analyzed using the Wilcoxon test. The mean score of the initial knowledge of the activity was 69.00 and after the activity was 78.90 with the results of the analysis obtained p = 0.000 (p<0.005). From this community service, it was found that counseling and distributing leaflets of three hygiene steps to prevent toxoplasmosis had an effect on increasing knowledge in women of childbearing age.

Page 1 of 1 | Total Record : 8