Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Duwet (Syzygium cumini Linn.) pada Peroksidasi Lipida Secara In Vitro Rohadi Rohadi; Sri Rahadjo; Iip Izul Falah; Umar Santoso
agriTECH Vol 36, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.064 KB) | DOI: 10.22146/agritech.10681

Abstract

All parts of Syzygium cumini Linn. (duwet) were widely used for medicinal plant in the treatment of various deseases. The seed extract was used to lower blood glucose. Cumini's seed had higher phenolic fractions than others. It were prepared by extracted of duwet seed "Genthong" varieties, using various extractants such as 85% ethyl acetate, 50% methanol and 50% ethanol. Duwet seed extract collected then was determined of phenolics compound and antioxidant activity assayed by measuring 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazylradical (DPPH) scavenging activity, reducing Ferric ion (Fe3+) power and inhibition of linoleic acid oxidation. The objective was to select one of the extractant which gave highest yield and polyphenolic content and its stronger antioxidant activity. Extractant 50% methanol gave highest the extract yields was 16.29 % (db.) and phenolics compounds of extract was composed: total phenolic 45.99±0.25 g-GAE/100 g-extract; total flavonoid 2.28±0.07 g-QE/100 g-extract and total tannin 26.9±0.07 g-TAE/100 g-extract. All of extract exhibited strong on behalf of RSA-DPPH assay 87-95% (100  g-mL-l) and reducing power, nevertheless in inhibition of linoleic acid oxidation was moderate 49-55% (400  g-mL-l).ABSTRAKTanaman duwet (Syzygium cumini Linn.) pada semua kompartemennya dimanfaatkan masyarakat untuk pengobatan suatu penyakit. Ekstrak bijinya dimanfaatkan untuk penurun gula darah. Bijinya merupakan bagian tanaman yang kaya senyawa polifenol. Fraksi kaya senyawa fenolik dipreparasi dengan mengekstraksi biji duwet varietas "Genthong", dengan tiga jenis ekstraktan; etil acetat 85%, metanol 50% dan etanol 50%. Ekstrak biji duwet (EBD) yang diperoleh dianalisis kelompok senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan menggunakan metode uji penangkapan radikal DPPH (2,2-diphenil 1-picrylhydrazyl), uji reduksi ion Feri (ferric reduction antioxidant power-FRAP) dan uji penghambatan peroksidasi asam lemak linoleat. Tujuan penelitian adalah memilih satu dari tiga ekstraktan yang menghasilkaan ekstrak, dengan yield dan kadar senyawa polifenolik terbesar serta sifat antioksidatif terkuat. Yield dengan ekstraktan Met-OH-50%, sebesar 16,29% (db), senyawa fenoliknya sebesar 45,99 ±0,25 g-GAE/100 g-EBD; 2,28±0,07 g-QE/100 g-EBD dan 26,9±0,07 g-TAE/100 g-EBD. Ketiga ekstrak kuat dalam uji penangkapan radikal DPPH antara 87-95 % (100 g-mL-l) dan uji reduksi ion Feri (Fe3+), moderat pada uji penghambatan peroksidasi lipid, 49-52 % pada 400  g- mL-l.
Komparasi Aktivitas Antioksidatif Ekstrak Teh Putih (Camellia sinensis Linn.) Dibandingkan Ekstrak Biji Anggur dan BHA pada Berbagai Konsentrasi Rohadi Rohadi; Sri Budi Wahjuningsih
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 7, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Indonesian Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.2269

Abstract

Teh putih merupakan produk olahan teh (Camellia sinensis Linn.) yang spesifik antara lain bahan baku berasal dari pucuk daun teh yang masih menggulung (kuncup), diolah tanpa melalui proses fermentasi dan berwarna putih keperakan. Tujuan penelitian adalah mengukur sifat antioksidatif ekstrak teh putih pada berbagai konsentrasi (25-150 ppm) dengan pembanding ekstrak biji anggur (EBA) dan antioksidan sintetik butylated hydroxyanisole (BHA). Teh putih diekstraksi dengan metode maserasi (bahan: aquades = 1:10; selama 10 menit pada suhu 60±2oC). Seduhan teh disaring dengan kertas saring Whatman 4, filtrat yang diperoleh dikering bekukan sebagai ekstrak teh putih (ETP) yang kemudian disimpan pada suhu <-20oC untuk dilakukan analisis selanjutnya. Hasil penelitian menunjukan yield ekstraksi teh putih 14,42±1,66% (b/b), total fenolik dan flavonoid ETP adalah masing-masing sebesar 18,56±0,25 g-GAE/100 g dan 4,28±0,1 g-QE/100 g, sedangkan untuk nilai uji radical scavenging activity-DPPH (RSA-DPPH) ETP adalah 14,15±0,10%. Terdapat signifikansi kapasitas penangkapan radikal bebas DPPH antar ekstrak (25-150 ppm) dengan urutan ETP < BHA < EBA (p<0,05). Nilai uji FRAP untuk ETP adalah. 0,169±0,001 (OD). Terdapat signifikansi kapasitas mereduksi ion Feri (FRAP) antar ekstrak (25-150 ppm) dengan urutan ETP<BHA< EBA (p<0,05). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa total fenolik dan flavonoid ETP dapat ditentukan dengan baik dan jika dibandingkan dengan BHA dan EBA maka ETP dengan pelarut air ini menunjukkan hasil yang lebih kecil dari BHA dan EBA. Comparison Antioxidant Activity of White Tea (Camellia sinensis Linn.) Extract and Grape Seed Extract plus BHA in Various Concentrations AbstractWhite tea is a product processed specifically from tea leaves (Camellia sinensis Linn.). It is made with the top bud of tea plant. After picking, the leaves are minimally oxidized (unfermented process) and the leaves are easily recognizable as they possess a silver needle. The research was conducted to determine the antioxidant activity of white tea extract (WTE) in various concentration [25-150 ppm]. Comparison with grape seed extract (GSE) and BHA were also conducted. Tea infusion was prepared by placing 50 g of white tea in 500 ml of distillated water (1:10/60±2oC) and steeping for 10 minutes. The sample (tea infusion) was filtered through Whatman filter paper No.4 and the extract were freeze-dried, then the extract stored at -20oC until further analysis. The result showed yield of white tea extraction was 14.42±1.66% (w/w), the total phenolic and the total flavonoid content of WTE was 18.56±0.25 (g-GAE/100 g) and 4.28±0.1 (g-QE/100 g), respectively. Antioxidant activities of WTE (150 ppm) against the DPPH radical were 14.15±0.10%. There were differences significantly possess radical scavenging activity-DPPH among extract in all concentrations (25-150 ppm) with the order WTE < BHA < GSE (p<0.05). Antioxidant activities of WTE (150 ppm) against the ion Ferric were 0.169±0.001 (OD). There were differences significantly possess their reduction activity against the ion Ferric among extract in all concentration (25-150 ppm), with the order WTE < BHA < GSE (p<0.05). As conclusion antioxidant activity of aqueous WTE was successfully detected but wasn’t as strong as GSE and BHA.•||•|•|•|
Ekstrak metanolik biji duwet (Syzygum cumini L. (Skeels) untuk penghambatan kerusakan oksidatif pada emulsi minyak wijen [Methanolic extract of Java plum (Syzygium cumini L. (Skeels) seed to inhibit oxidative damages in sesame seed oil emulsion] Rohadi Rohadi; Dewi Larasati; Sri Haryati
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24111/jrihh.v13i1.6729

Abstract

Methanolic extract of Java Plum (Syzygium cumini) seed (MEJS) have strong antioxidant activity by radical scavenging antioxidant-2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl (RSA-DPPH) assay, ferric ion reducing antioxidant power (FRAP), also strong in the inhibition of lipid oxidation in the linoleic acid emulsion system assay, but moderate on striped catfish (Pangasius hypothalamus) oil-in-water emulsions. Antioxidant activity of MEJS is relatively stable on thermal heating by oven until 130 oC/10 minutes, gamma ray’s irradiation up to 12.5 KGy and suitable application on pH 6-9 acidity. MEJS is potential as a natural antioxidant in food system. However, must be carried out further assay the effectiveness of its use in commercial edible oil. The purpose of this research was to analyzed the effect of the addition of MEJS 200-1000 ppm against inhibition of lipid oxidation in an emulsion system. Research methods consisted of sesame seed oil extraction and analyzes of its a fatty acid profile, MEJS applied on sesame seed oil emulsion system to inhibit of lipid oxidation during 3 weeks storage. Assay variables were RSA-DPPH, the peroxide value  (PoV), TBARs value and the free fatty acids (FFA) values changes. The result showed that 35.85% Sesame seed oil yield consisted of 11.62% saturated fatty acids, 6.23 % mono unsaturated fatty acids and 85.95% poly unsaturated fatty acids. Applied of MEJS (200-1000 ppm) could increase of DPPH• radical scavenging stronger than both BHT 200 ppm and the control (sesame seed oil bulky), but didn’t correlative impact with inhibition autoxidation on it. Applied MEJS > 800 ppm comparable with BHT 200 ppm. MEJS as a natural antioxidant is not appropriate to apply for the oil in water of emulsion system.
PENGARUH SUHU PEMANASAN PADA EKSTRAK TEH (C. sinensis Linn.) JENIS TEH PUTIH TERHADAP STABILITAS SIFAT ANTIOKSIDATIFNYA Rohadi Rohadi; Sri Budi Wahjuningsih
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 1 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.578 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v14i1.4996

Abstract

Abstrak : Proses termal mampu memperbaiki nutrisi dan aktivitas antioksidan daun ketumbar (Coriandrum sativum L.). Namun proses termal suhu tinggi (>120oC) dapat merusak senyawa bioaktif dan menurunkan aktivitas antioksidan. Tujuan penelitian adalah melakukan analisis pengaruh suhu pemanasan oven terhadap stabilitas antioksidatif aqueous ekstrak teh putih (ETP). Ekstrak dipekatkan dengan a rotary vacuum evaporator dan dikering bekukan dengan freeze dryer. ETP dipanaskan dengan microwave-oven (30, 80, 90, 100, 110 dan 120°C/3 menit) dan ETP diuji aktivitas antioksidan: total fenolik, flavonoid, uji penangkapan radikal bebas DPPH, dan total reduksi pada berbagai konsentrasi (50-250 ppm). Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan signifikan pengaruh pemanasan terhadap uji total fenolik, total flavonoid, aktivitas penangkapan radikal bebas, total reduksi, dan IC50 pada semua konsentrasi (p<0,05). Uji aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH pada ETP 50 ppm naik dari 5,25±1,0% (30oC) menjadi 29,15±0,13% (120oC), ETP 250 ppm naik dari 42,78±2,4% (30oC) menjadi 58,21±0,13 % (120oC). Pada uji total reduksi ion feri (nilai OD) meningkat dari 0,046 (50 ppm/30oC) menjadi 0,091 (50 ppm/120oC) hingga 0,28 (250 ppm/30oC) menjadi 0,662 (250 ppm/120oC). Nilai IC50 ETP meningkat dari 320 ppm (30oC)-182,5 ppm (120oC).kata kunci: Proses termal, ekstrak teh putih, IC50; aktivitas antioksidan
Pemanfaatan Kultur Biakan Murni Bakteri Asam Laktat Genus (L. Plantarum) Pada Fermentasi Rebung di Sentra Pengolahan Rebung di Girikusumo Mranggen Demak Rohadi Rohadi; Antonia Nani Cahyanti; Devy Angga Gunantar
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 5 NOMOR 2 SEPTEMBER 2021 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.273 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v5i2.6852

Abstract

Dusun Girikusumo, Banyumeneng Kecamatan Mranggen, Demak, Jawa Tengah merupakan salah satu sentra pengolahan rebung (bamboo shoots) menjadi produk fermentasi. Hasil fermentasi rebung dimanfaatkan sebagai sayuran isi Lumpia. Semua produsen rebung fermentasi masih menggunakan metode fermentasi alami dan menggunakan tawas (alum), pada tahap perebusan dan fermentasi. Disamping itu produsen rebung fermentasi tidak memanfaatkan limbah cair (broth) dari fermentasi rebung, sebagai ragi (starter) untuk proses fermentasi berikutnya. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengolah rebung, tentang proses produksi asinan rebung yang efisien, baik, dan aman serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penyiapan starter dari biakan murni bakteri asam laktat (BAL) jenis L. plantarum. Metode yang digunakan adalah pendidikan masyarakat dan pelatihan.  Luaran (outcome) yang diperoleh dari pengabdian ini adalah  berupa peningkatan pengetahuan dan kapasitas pengolah rebung di Dusun Girikusumo, Mranggen Demak dalam memproduksi asinan rebung yang efisien, benar dan aman. Peserta yang berjumlah 16 orang yang terdiri dari pemasok dan pengolah rebung sudah memahami bahwasanya tawas tidak boleh dipakai dalam pengolahan rebung. Peserta paham bahwa limbah cair dari fermentasi alami rebung penuh (kaya) BAL dapat dimanfaatkan sebagai ragi untuk fermentasi rebung yang baru. Namun semua peserta tidak faham cara menyiapkan ragi starter dari kultur murni L. plantarum. Hasil pengabdian ini sangat penting agar produsen asinan rebung menghasilkan rebung yang aman pada tingkat residu cemaran logam aluminium.
Komparasi Aktivitas Antioksidatif Ekstrak Teh Putih (Camellia sinensis Linn.) Dibandingkan Ekstrak Biji Anggur dan BHA pada Berbagai Konsentrasi Rohadi Rohadi; Sri Budi Wahjuningsih
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 7, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.245 KB) | DOI: 10.17728/jatp.2269

Abstract

Teh putih merupakan produk olahan teh (Camellia sinensis Linn.) yang spesifik antara lain bahan baku berasal dari pucuk daun teh yang masih menggulung (kuncup), diolah tanpa melalui proses fermentasi dan berwarna putih keperakan. Tujuan penelitian adalah mengukur sifat antioksidatif ekstrak teh putih pada berbagai konsentrasi (25-150 ppm) dengan pembanding ekstrak biji anggur (EBA) dan antioksidan sintetik butylated hydroxyanisole (BHA). Teh putih diekstraksi dengan metode maserasi (bahan: aquades = 1:10; selama 10 menit pada suhu 60±2oC). Seduhan teh disaring dengan kertas saring Whatman 4, filtrat yang diperoleh dikering bekukan sebagai ekstrak teh putih (ETP) yang kemudian disimpan pada suhu <-20oC untuk dilakukan analisis selanjutnya. Hasil penelitian menunjukan yield ekstraksi teh putih 14,42±1,66% (b/b), total fenolik dan flavonoid ETP adalah masing-masing sebesar 18,56±0,25 g-GAE/100 g dan 4,28±0,1 g-QE/100 g, sedangkan untuk nilai uji radical scavenging activity-DPPH (RSA-DPPH) ETP adalah 14,15±0,10%. Terdapat signifikansi kapasitas penangkapan radikal bebas DPPH antar ekstrak (25-150 ppm) dengan urutan ETP < BHA < EBA (p<0,05). Nilai uji FRAP untuk ETP adalah. 0,169±0,001 (OD). Terdapat signifikansi kapasitas mereduksi ion Feri (FRAP) antar ekstrak (25-150 ppm) dengan urutan ETP<BHA< EBA (p<0,05). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa total fenolik dan flavonoid ETP dapat ditentukan dengan baik dan jika dibandingkan dengan BHA dan EBA maka ETP dengan pelarut air ini menunjukkan hasil yang lebih kecil dari BHA dan EBA. Comparison Antioxidant Activity of White Tea (Camellia sinensis Linn.) Extract and Grape Seed Extract plus BHA in Various Concentrations AbstractWhite tea is a product processed specifically from tea leaves (Camellia sinensis Linn.). It is made with the top bud of tea plant. After picking, the leaves are minimally oxidized (unfermented process) and the leaves are easily recognizable as they possess a silver needle. The research was conducted to determine the antioxidant activity of white tea extract (WTE) in various concentration [25-150 ppm]. Comparison with grape seed extract (GSE) and BHA were also conducted. Tea infusion was prepared by placing 50 g of white tea in 500 ml of distillated water (1:10/60±2oC) and steeping for 10 minutes. The sample (tea infusion) was filtered through Whatman filter paper No.4 and the extract were freeze-dried, then the extract stored at -20oC until further analysis. The result showed yield of white tea extraction was 14.42±1.66% (w/w), the total phenolic and the total flavonoid content of WTE was 18.56±0.25 (g-GAE/100 g) and 4.28±0.1 (g-QE/100 g), respectively. Antioxidant activities of WTE (150 ppm) against the DPPH radical were 14.15±0.10%. There were differences significantly possess radical scavenging activity-DPPH among extract in all concentrations (25-150 ppm) with the order WTE < BHA < GSE (p<0.05). Antioxidant activities of WTE (150 ppm) against the ion Ferric were 0.169±0.001 (OD). There were differences significantly possess their reduction activity against the ion Ferric among extract in all concentration (25-150 ppm), with the order WTE < BHA < GSE (p<0.05). As conclusion antioxidant activity of aqueous WTE was successfully detected but wasn’t as strong as GSE and BHA.•||•|•|•|
Determination of Antioxidant Activity and Phenolic Compounds of Methanolic Extract of Java Plum (Syzygium cumini Linn. (Skeel) Seed Rohadi Rohadi; Umar Santoso; Sri Raharjo; Iip Izul Falah
Indonesian Food and Nutrition Progress Vol 14, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Food Technologists

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ifnp.24279

Abstract

Methanolic extract of Java Plum (Syzygium cumini L. (Skeel) seed (MEJS) is potential source of natural antioxidant. As indicated by several in vitro measurements, the extract had strong DPPH (1,1 diphenyl, 2–picryl hydrazyl) and ABTS (2,2-azinobis, 3-ethylbenzothiazoline-6-sulphonate) radical scavenging activity, strong Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP) and moderate inhibition activity of linoleic acid oxidation. This study aimed to determine antioxidant activity and phenolic compound of Java Plum seed (Syzygium cumini L. (Skeel) methanolic extract fractions. Phenolics compound identification using Thin Layer Chromatography (TLC) showed that all fractions (polar, semi polar and hydrolyzed semi polar fraction) contained Gallic acid, Tannic acid and flavonol’s Rutin. HPLC-DAD analysis showed that its polar fraction contained 25 ppm flavonol’s Quercetine and 55181 ppm flavonol’s (+)- Catechin, ethyl acetate fraction contained 54 ppm flavonol’s Rutin and 528 ppm (+)- Catechine, while hydrolyzed ethyl acetate fraction contained 404 ppm Rutin and 28692 ppm (+)- Catechine.
Pengaruh Rasio Pelarut N-Heksana dan Etanol Terhadap Rendemen, Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Jahe (Zingiber Majus Rumph) Varietas “Emprit” yang Dihasilkan Tunjung Wulandari; Rohadi Rohadi; Aldila Sagitaning Putri; Devy Angga Gunantar
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 12, No 2 (2017): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.106 KB) | DOI: 10.26623/jtphp.v12i2.1800

Abstract

Jahe salah satu tanaman obat yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan obat tradisional. Rimpang jahe emprit (Z. majus Rumph) mengandung oleoresin dan minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio pelarut n-heksan-etanol terhadap hasil dan karakteristik minyak atsiri jahe emprit segar. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu rasio pelarut n-heksan-etanol. Perlakuan tersebut adalah, P1 (n-heksan : etanol 1 : 0) ; P2 (n-heksan : etanol 2:1); P3 (n-heksan : etanol 1:1); P4 (n-heksana : etanol 1:2); dan P5 (n-heksan :etanol 0 :l). Perlakuan berpengaruh nyata terhadap hasil dan karakteristik minyak atsiri jahe emprit (p<0,05). Perlakuan P1 dihasilkan rendemen terbesar, yakni 1,3±0,51 %, namun untuk kualitas oleoresin terbaik dihasilkan perlakuan P3, dengan karaketristik oleoresin indeksbias sebesar 1,488, total fenolik sebesar 0,43% dan aktivitas antioksidan 90,57± 0,58 %.
PENGARUH DOSIS IRRADIASI GAMMA 60COBLAT TERHADAP STABILITAS ANTIOKSIDATIF EKSTRAK METANOLIK BIJI DUWET (Syzygium cumini Linn.) Khilda Noor Itsnaini; Rohadi Rohadi; Sugili Putra
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 14, No 1 (2019): Februari
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jtphp.v14i1.2499

Abstract

Ekstrak metanolik biji duwet (Syzygium  cumini Linn.) banyak mengandung senyawa antioksidan seperti jambosine, korilagin, kuersetin, asam galat, asam elagat, 1-galloylglucose, 3-galloylglucose, 3,6-hexahydroxy diphenoylglucose, 4,6hexahydroxy diphenoylglucose dan ß-sitosterol. Proses irradiasi dengan gamma 60 Coblat  dengan dosis (0 kGy-12,5 kGy) mampu meningkatkan senyawa fenolik dan tanin total pada ekstrak daun teh hijau. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh iradiasi gamma pada dosis 0 kGy, 2,5 kGy, 5 kGy, 7,5 kGy, 10 kGy, dan 12,5 kGy terhadap stabilitas antioksidatif ekstrak metanolik biji duwet (Syzygium cumini Linn.) Ekstrak metanolik biji duwet dipekatkan dengan Vaccum Evaporatorkemudian dikeringbekukan menggunakan Freeze Dryer kemudian di Irradiasi gamma dengan 60 Coblat pada dosis 0 kGy, 2,5 kGy, 5 kGy, 7,5 kGy, 10 kGy, dan 12,5 kGy dan dilakukan pengujian meliputi: uji kualitatif fenol, flavonoid, tanin, uji flavonoid, uji total fenolik, uji total tanin, uji penangkapan radikal bebas DPPH RSA-DPPH konsentrasi (25-400 ppm), dan uji reduksi ion ferri (FRAP) konsentrasi (25-400ppm). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (p<0,05) terhadap uji flavonoid, fenolik, tanin, RSA-DPPH, dan FRAP.  Sifat antioksidatif terhadap total fenolik, flavonoid dan total tanin stabil pada dosis irradiasi gamma 7,5 kGy-12,5 kGy dan beragam dosis irradiasi gamma menyebabkan total fenolik tidak stabil, flavonoid mengalami peningkatan, tanin tidak stabil, FRAP menggalami penurunan dan meningkatkan nilai IC 50  ekstrak metanolik biji duwet.
KOMPARASI SIFAT ANTIOKSIDATIF SEDUHAN TEH HIJAU, TEH HITAM, TEH OOLONG DAN TEH PUTIH PRODUKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX Lusi Dwi Anggraini; Rohadi Rohadi; Aldila Sagitaning Putri
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 13, No 2 (2018): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.037 KB) | DOI: 10.26623/jtphp.v13i2.2379

Abstract

Teh merupakan minuman yang paling populer di masyarakat. Terdapat empat jenis teh : teh hijau, teh hitam, teh oolong, teh putih. Keempatnya dibedakan berdasarkan proses pengolahan. Keempat jenis teh tersebut mengandung polifenol yang berpotensi sebagai antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Pemanfaatan bahan alam ini menjadi motivasi dilakukannya penelitian tentang sifat antioksidatif pada seduhan empat jenis teh yaitu teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih yang di produksi PT Perkebunan Nusantara XI.Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui komparasi sifat antioksidatif seduhan  teh  hijau,  teh  hitam,  teh  oolong  dan  teh  putih  di  PT  Perkebunan Nusantara IX. Mengetahui aktivitas antioksidan terkuat dari seduhan teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih di PT Perkebunan Nusantara IX. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang pada bulan Januari 2017. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor yaitu metode penyeduhan dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan pada teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih dengan metode penyeduhan pada suhu 60˚C± 2ºC selama 10 menit. Variabel yang diamati antara lain analisis proksimat, total fenolik, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan (RSA-DPPH). Data yang diperoleh dianalisis ragam dan apabila ada perbedaan antar perlakuan maka diuji lanjut dengan uji wilayah ganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.Hasil penelitian terhadap seduhan teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih di PT Perkebunan Nusantara IX dengan penyeduhan pada suhu 60ºC ± 2ºC selama 5 menit menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan sifat antioksidatif total fenolik, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan. Kadar total fenolik tertinggi pada teh oolong (1,90 mgGAE/g), total flavonoid tertinggi pada teh hijau 0,1991 mgQE/g, dan aktivitas antioksidan tertinggi pada teh putih (89,63%). Dari keempat jenis teh tersebut teh yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi adalah teh putih dengan aktivitas antioksidan 89,63%.