Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Duwet (Syzygium cumini Linn.) pada Peroksidasi Lipida Secara In Vitro Rohadi Rohadi; Sri Rahadjo; Iip Izul Falah; Umar Santoso
agriTECH Vol 36, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.064 KB) | DOI: 10.22146/agritech.10681

Abstract

All parts of Syzygium cumini Linn. (duwet) were widely used for medicinal plant in the treatment of various deseases. The seed extract was used to lower blood glucose. Cumini's seed had higher phenolic fractions than others. It were prepared by extracted of duwet seed "Genthong" varieties, using various extractants such as 85% ethyl acetate, 50% methanol and 50% ethanol. Duwet seed extract collected then was determined of phenolics compound and antioxidant activity assayed by measuring 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazylradical (DPPH) scavenging activity, reducing Ferric ion (Fe3+) power and inhibition of linoleic acid oxidation. The objective was to select one of the extractant which gave highest yield and polyphenolic content and its stronger antioxidant activity. Extractant 50% methanol gave highest the extract yields was 16.29 % (db.) and phenolics compounds of extract was composed: total phenolic 45.99±0.25 g-GAE/100 g-extract; total flavonoid 2.28±0.07 g-QE/100 g-extract and total tannin 26.9±0.07 g-TAE/100 g-extract. All of extract exhibited strong on behalf of RSA-DPPH assay 87-95% (100  g-mL-l) and reducing power, nevertheless in inhibition of linoleic acid oxidation was moderate 49-55% (400  g-mL-l).ABSTRAKTanaman duwet (Syzygium cumini Linn.) pada semua kompartemennya dimanfaatkan masyarakat untuk pengobatan suatu penyakit. Ekstrak bijinya dimanfaatkan untuk penurun gula darah. Bijinya merupakan bagian tanaman yang kaya senyawa polifenol. Fraksi kaya senyawa fenolik dipreparasi dengan mengekstraksi biji duwet varietas "Genthong", dengan tiga jenis ekstraktan; etil acetat 85%, metanol 50% dan etanol 50%. Ekstrak biji duwet (EBD) yang diperoleh dianalisis kelompok senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan menggunakan metode uji penangkapan radikal DPPH (2,2-diphenil 1-picrylhydrazyl), uji reduksi ion Feri (ferric reduction antioxidant power-FRAP) dan uji penghambatan peroksidasi asam lemak linoleat. Tujuan penelitian adalah memilih satu dari tiga ekstraktan yang menghasilkaan ekstrak, dengan yield dan kadar senyawa polifenolik terbesar serta sifat antioksidatif terkuat. Yield dengan ekstraktan Met-OH-50%, sebesar 16,29% (db), senyawa fenoliknya sebesar 45,99 ±0,25 g-GAE/100 g-EBD; 2,28±0,07 g-QE/100 g-EBD dan 26,9±0,07 g-TAE/100 g-EBD. Ketiga ekstrak kuat dalam uji penangkapan radikal DPPH antara 87-95 % (100 g-mL-l) dan uji reduksi ion Feri (Fe3+), moderat pada uji penghambatan peroksidasi lipid, 49-52 % pada 400  g- mL-l.
PENGARUH SUHU PEMANASAN PADA EKSTRAK TEH (C. sinensis Linn.) JENIS TEH PUTIH TERHADAP STABILITAS SIFAT ANTIOKSIDATIFNYA Rohadi Rohadi; Sri Budi Wahjuningsih
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 1 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.578 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v14i1.4996

Abstract

Abstrak : Proses termal mampu memperbaiki nutrisi dan aktivitas antioksidan daun ketumbar (Coriandrum sativum L.). Namun proses termal suhu tinggi (>120oC) dapat merusak senyawa bioaktif dan menurunkan aktivitas antioksidan. Tujuan penelitian adalah melakukan analisis pengaruh suhu pemanasan oven terhadap stabilitas antioksidatif aqueous ekstrak teh putih (ETP). Ekstrak dipekatkan dengan a rotary vacuum evaporator dan dikering bekukan dengan freeze dryer. ETP dipanaskan dengan microwave-oven (30, 80, 90, 100, 110 dan 120°C/3 menit) dan ETP diuji aktivitas antioksidan: total fenolik, flavonoid, uji penangkapan radikal bebas DPPH, dan total reduksi pada berbagai konsentrasi (50-250 ppm). Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan signifikan pengaruh pemanasan terhadap uji total fenolik, total flavonoid, aktivitas penangkapan radikal bebas, total reduksi, dan IC50 pada semua konsentrasi (p<0,05). Uji aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH pada ETP 50 ppm naik dari 5,25±1,0% (30oC) menjadi 29,15±0,13% (120oC), ETP 250 ppm naik dari 42,78±2,4% (30oC) menjadi 58,21±0,13 % (120oC). Pada uji total reduksi ion feri (nilai OD) meningkat dari 0,046 (50 ppm/30oC) menjadi 0,091 (50 ppm/120oC) hingga 0,28 (250 ppm/30oC) menjadi 0,662 (250 ppm/120oC). Nilai IC50 ETP meningkat dari 320 ppm (30oC)-182,5 ppm (120oC).kata kunci: Proses termal, ekstrak teh putih, IC50; aktivitas antioksidan
Ekstrak metanolik biji duwet (Syzygum cumini L. (Skeels) untuk penghambatan kerusakan oksidatif pada emulsi minyak wijen [Methanolic extract of Java plum (Syzygium cumini L. (Skeels) seed to inhibit oxidative damages in sesame seed oil emulsion] Rohadi Rohadi; Dewi Larasati; Sri Haryati
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24111/jrihh.v13i1.6729

Abstract

Methanolic extract of Java Plum (Syzygium cumini) seed (MEJS) have strong antioxidant activity by radical scavenging antioxidant-2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl (RSA-DPPH) assay, ferric ion reducing antioxidant power (FRAP), also strong in the inhibition of lipid oxidation in the linoleic acid emulsion system assay, but moderate on striped catfish (Pangasius hypothalamus) oil-in-water emulsions. Antioxidant activity of MEJS is relatively stable on thermal heating by oven until 130 oC/10 minutes, gamma ray’s irradiation up to 12.5 KGy and suitable application on pH 6-9 acidity. MEJS is potential as a natural antioxidant in food system. However, must be carried out further assay the effectiveness of its use in commercial edible oil. The purpose of this research was to analyzed the effect of the addition of MEJS 200-1000 ppm against inhibition of lipid oxidation in an emulsion system. Research methods consisted of sesame seed oil extraction and analyzes of its a fatty acid profile, MEJS applied on sesame seed oil emulsion system to inhibit of lipid oxidation during 3 weeks storage. Assay variables were RSA-DPPH, the peroxide value  (PoV), TBARs value and the free fatty acids (FFA) values changes. The result showed that 35.85% Sesame seed oil yield consisted of 11.62% saturated fatty acids, 6.23 % mono unsaturated fatty acids and 85.95% poly unsaturated fatty acids. Applied of MEJS (200-1000 ppm) could increase of DPPH• radical scavenging stronger than both BHT 200 ppm and the control (sesame seed oil bulky), but didn’t correlative impact with inhibition autoxidation on it. Applied MEJS > 800 ppm comparable with BHT 200 ppm. MEJS as a natural antioxidant is not appropriate to apply for the oil in water of emulsion system.
Pengaruh Rasio Pelarut N-Heksana dan Etanol Terhadap Rendemen, Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Jahe (Zingiber Majus Rumph) Varietas “Emprit” yang Dihasilkan Tunjung Wulandari; Rohadi Rohadi; Aldila Sagitaning Putri; Devy Angga Gunantar
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 12, No 2 (2017): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.106 KB) | DOI: 10.26623/jtphp.v12i2.1800

Abstract

Jahe salah satu tanaman obat yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan obat tradisional. Rimpang jahe emprit (Z. majus Rumph) mengandung oleoresin dan minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio pelarut n-heksan-etanol terhadap hasil dan karakteristik minyak atsiri jahe emprit segar. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu rasio pelarut n-heksan-etanol. Perlakuan tersebut adalah, P1 (n-heksan : etanol 1 : 0) ; P2 (n-heksan : etanol 2:1); P3 (n-heksan : etanol 1:1); P4 (n-heksana : etanol 1:2); dan P5 (n-heksan :etanol 0 :l). Perlakuan berpengaruh nyata terhadap hasil dan karakteristik minyak atsiri jahe emprit (p<0,05). Perlakuan P1 dihasilkan rendemen terbesar, yakni 1,3±0,51 %, namun untuk kualitas oleoresin terbaik dihasilkan perlakuan P3, dengan karaketristik oleoresin indeksbias sebesar 1,488, total fenolik sebesar 0,43% dan aktivitas antioksidan 90,57± 0,58 %.
PENGARUH DOSIS IRRADIASI GAMMA 60COBLAT TERHADAP STABILITAS ANTIOKSIDATIF EKSTRAK METANOLIK BIJI DUWET (Syzygium cumini Linn.) Khilda Noor Itsnaini; Rohadi Rohadi; Sugili Putra
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 14, No 1 (2019): Februari
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jtphp.v14i1.2499

Abstract

Ekstrak metanolik biji duwet (Syzygium  cumini Linn.) banyak mengandung senyawa antioksidan seperti jambosine, korilagin, kuersetin, asam galat, asam elagat, 1-galloylglucose, 3-galloylglucose, 3,6-hexahydroxy diphenoylglucose, 4,6hexahydroxy diphenoylglucose dan ß-sitosterol. Proses irradiasi dengan gamma 60 Coblat  dengan dosis (0 kGy-12,5 kGy) mampu meningkatkan senyawa fenolik dan tanin total pada ekstrak daun teh hijau. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh iradiasi gamma pada dosis 0 kGy, 2,5 kGy, 5 kGy, 7,5 kGy, 10 kGy, dan 12,5 kGy terhadap stabilitas antioksidatif ekstrak metanolik biji duwet (Syzygium cumini Linn.) Ekstrak metanolik biji duwet dipekatkan dengan Vaccum Evaporatorkemudian dikeringbekukan menggunakan Freeze Dryer kemudian di Irradiasi gamma dengan 60 Coblat pada dosis 0 kGy, 2,5 kGy, 5 kGy, 7,5 kGy, 10 kGy, dan 12,5 kGy dan dilakukan pengujian meliputi: uji kualitatif fenol, flavonoid, tanin, uji flavonoid, uji total fenolik, uji total tanin, uji penangkapan radikal bebas DPPH RSA-DPPH konsentrasi (25-400 ppm), dan uji reduksi ion ferri (FRAP) konsentrasi (25-400ppm). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nyata antar perlakuan (p<0,05) terhadap uji flavonoid, fenolik, tanin, RSA-DPPH, dan FRAP.  Sifat antioksidatif terhadap total fenolik, flavonoid dan total tanin stabil pada dosis irradiasi gamma 7,5 kGy-12,5 kGy dan beragam dosis irradiasi gamma menyebabkan total fenolik tidak stabil, flavonoid mengalami peningkatan, tanin tidak stabil, FRAP menggalami penurunan dan meningkatkan nilai IC 50  ekstrak metanolik biji duwet.
KOMPARASI SIFAT ANTIOKSIDATIF SEDUHAN TEH HIJAU, TEH HITAM, TEH OOLONG DAN TEH PUTIH PRODUKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX Lusi Dwi Anggraini; Rohadi Rohadi; Aldila Sagitaning Putri
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 13, No 2 (2018): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.037 KB) | DOI: 10.26623/jtphp.v13i2.2379

Abstract

Teh merupakan minuman yang paling populer di masyarakat. Terdapat empat jenis teh : teh hijau, teh hitam, teh oolong, teh putih. Keempatnya dibedakan berdasarkan proses pengolahan. Keempat jenis teh tersebut mengandung polifenol yang berpotensi sebagai antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Pemanfaatan bahan alam ini menjadi motivasi dilakukannya penelitian tentang sifat antioksidatif pada seduhan empat jenis teh yaitu teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih yang di produksi PT Perkebunan Nusantara XI.Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui komparasi sifat antioksidatif seduhan  teh  hijau,  teh  hitam,  teh  oolong  dan  teh  putih  di  PT  Perkebunan Nusantara IX. Mengetahui aktivitas antioksidan terkuat dari seduhan teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih di PT Perkebunan Nusantara IX. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang pada bulan Januari 2017. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor yaitu metode penyeduhan dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan pada teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih dengan metode penyeduhan pada suhu 60˚C± 2ºC selama 10 menit. Variabel yang diamati antara lain analisis proksimat, total fenolik, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan (RSA-DPPH). Data yang diperoleh dianalisis ragam dan apabila ada perbedaan antar perlakuan maka diuji lanjut dengan uji wilayah ganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.Hasil penelitian terhadap seduhan teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih di PT Perkebunan Nusantara IX dengan penyeduhan pada suhu 60ºC ± 2ºC selama 5 menit menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan sifat antioksidatif total fenolik, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan. Kadar total fenolik tertinggi pada teh oolong (1,90 mgGAE/g), total flavonoid tertinggi pada teh hijau 0,1991 mgQE/g, dan aktivitas antioksidan tertinggi pada teh putih (89,63%). Dari keempat jenis teh tersebut teh yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi adalah teh putih dengan aktivitas antioksidan 89,63%.
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) JENIS TEH PUTIH PADA DESICCATED COCONUT UNTUK PENGHAMBATAN KERUSAKAAN OKSIDATIF Maria Adinda Suciningtyas; Rohadi Rohadi; Elly Yuniarti Sani
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 12, No 2 (2017): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.438 KB) | DOI: 10.26623/jtphp.v12i2.1803

Abstract

Desiccated coconut (DC) atau kelapa parut kering banyak mengandung lemak, sehingga mudah rusak oksidatif dan menyebabkan tengik (rancidity). Untuk mencegah kerusakan tersebut maka diperlukan penambahan antioksidan alami yang fungsinya selain untuk memperpanjang daya simpan. Salah satu antioksidan alami yang potensial yaitu ekstrak teh putih.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penambahan ekstrak teh (C. sinensis Linn.) jenis teh putih pada DC terhadap penghambatan kerusakan oksidatif. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor yaitu variasi konsentrasi ekstrak teh putih (ETP) sebanyak 6 perlakuan, yaitu: P1 (500 ppm); P2 (750 ppm); P3 (1000 ppm); P4 (1250 ppm); P5 (1500 ppm), dengan 3 kali pengulangan. Data dianalisis dengan ANOVA dan diuji menggunakan Duncan Multiple Range Test pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak teh (C.sinensis Linn.) jenis teh putih menghambat kerusakan oksidatif  pada DC selama penyimpanan. Penambahan ekstrak teh sebanyak 1.500 ppm cukup potensial untuk penghambatan kerusakan oksidatif pada DC selama masa simpan.
RASIO n-HEKSANA-ETANOL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA OLEORESIN AMPAS JAHE (Zingiber majus Rumph) VARIETAS EMPRIT Dwi Hastuti; Rohadi Rohadi; Aldila Sagitaning Putri
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 13, No 1 (2018): Februari
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.447 KB) | DOI: 10.26623/jtphp.v13i1.2374

Abstract

Ampas jahe merupakan limbah industri jamu, minuman kesehatan ataupun jahe instan.Ampas jahe masih mengandung minyak yang dapat di ekstrak untuk mendapatkan oleoresin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio n-heksan-etanol terbaik terhadap rendemen dan karakteristik fisik dan kimia oleoresin ampas jahe (Zingiber majus Rumph) varietas emprit. Ampas jahe di ekstrak dengan cara maserasi menggunakan rasio pelarut n-heksan:etanol. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu rasio n-heksan-etanol. Perlakuan dalam penelitian berpengaruh nyata terhadap karakteristik oleoresin jahe emprit. Perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan kedua (P2) maserasi dengan pelarut etanol, menghasilkan rendemen 1,86 ± 0,22, total fenolik 0,433 ± 0,00 g-GAE/100 g- Ekstrak, indeks bias 1,5345 ± 0,0007, dan aktivitas antioksidan 90,57 ± 0,58%. 
PENGARUH KONSENTRASI ETANOL PADA PROSES PENGENDAPAN PEKTIN KASAR KULIT DAN DAMI NANGKA (Artocarpus heterophyllus L. ) PASCA HIDROLIS DENGAN HCl TERHADAP KARAKTERISTIK PEKTIN KASAR Jumrotun Chasanah; Rohadi Rohadi; Bambang Kunarto; Ery Pratiwi
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 14, No 2 (2019): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.776 KB) | DOI: 10.26623/jtphp.v14i2.2435

Abstract

Jumrotun Chasanah, D.131.14.0065, Pengaruh Konsentrasi Etanol pada Proses Pengendapan Pektin Kasar Kulit Dan Dami Nangka (Artocarpus heterophyllus L.) Pasca Hidrolisis dengan HCl Terhadap Karakteristik Pektin Kasar Pembimbing : Rohadi dan Bambang Kunarto.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi etanol pada proses pengendapan pektin kasar kulit dan dami nangka (Artocarpus heterophyllus L.) pasca hidrolisis dengan HCl terhadap karakteristik pektin kasar. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang pada bulan Desember2018Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor (konsentrasi etanol), 5 perlakuan konsentrasi etanol (50%, 60%, 70%, 80%, 90%) 4 kali ulangan. Variabel yang diamati antara lain yield, kadar air, kadar abu, berat ekuivalen, kadar metoksil dan kadar galakturonat. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan Apabila ada perbedaan antar perlakuan maka diuji lanjut   dengan uji LSD pada taraf 5%. Konsentrasi etanol 90 % sesuai digunakan untuk proses pengendapan pasca hidrolisis dengan HCl dengan Yield 10,31 ± 0,133 %.Hasil Penelitian menunjukan bahwa karakteristik pektin kasar meliputi kadar air 2,02 ± 0,183%, kadar abu 3,00 ± 0,124 %, berat ekuivalen 1235,16 ± 40,05 kadar metoksil 9,17 ± 0,668 % dan kadar galakturonat 265,35 ± 4,266 %.
TOTAL FENOLIK, FLAVONOID, ANTOSIANIN. DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN OLEORESIN FULI PALA (Myristica Fragrans Houtt) YANG DIEKSTRAK MENGGUNAKAN METODE SOLID LIQUID MICROWAVE ASSISTED EXTRACTION Bambang Kunarto; Putri Arum Wijayanti; Ery Pratiwi; Rohadi Rohadi
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 14, No 1 (2019): Februari
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.543 KB) | DOI: 10.26623/jtphp.v13i1.1845

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu ekstraksi fuli pala (Myristica fragrans Houtt) dengan menggunakan metode Solid Liquid Microwave Assisted Extraction terhadap total fenolik, flavonoid, antosianin, dan aktivitas antioksidan fuli pala (Myristica frgrans Houtt). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat terutama pada industri pala mengenai pemanfaatan ekstraksi fuli pala menggunakan microwave.            Rancangan percobaan yang dilakukan adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor 6 perlakuan dan tiga kali ulangan, yaitu perlakuan  (P0) tanpa perlakuan hanya maserasi, (P1) perlakuan ekstraksi selama 2 menit, (P2) perlakuan ekstraksi selama 4 menit, (P3) perlakuan ekstraksi selama 6 menit, (P4) perlakuan ekstraksi selama 8 menit,  (P5) perlakuan ekstraksi selama 10 menit dan P0 sebagai kontrol. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam, lalu apabila terdapat perbedaan akibat perlakuan dilanjutkan dengan menggunakan uji jarak berganda atau biasa disebut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%.            Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi oleoresin fuli pala (Myristica fragrans Houtt) berpengaruh terhadap total fenolik, flavonoid, antosianin, dan aktiviitas antioksidan.