cover
Contact Name
Revaldo Pravasta Julian MB Salakory
Contact Email
rivalsalakory92@gmail.com
Phone
+6281247289771
Journal Mail Official
fkip@unpatti.ac.id
Editorial Address
jln.ir. Putuhena-Poka Ambon
Location
Kota ambon,
Maluku
INDONESIA
Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya
Published by Universitas Pattimura
ISSN : 27468046     EISSN : 27468054     DOI : 10.30598
Lani: Jurnal Kajian Ilmu sejarah & Budaya menerima artikel asli mengenai berbagai masalah penting dalam ilmu pengetahuan Sejarah, Pendidikan Sejarah, Antropologi dan Sosiologi. Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah & Budaya berupaya memuat campuran seimbang artikel mengenai penelitian teoretis atau empiris yang berkualitas tinggi, studi kasus, tinjauan pustaka, kajian komparatif, dan makalah eksporatoris.ilmu perpustakaan dan informasi, yang berfokus pada pengkajian dan penelitian yang bermanfaat.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 1 (2022): Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya" : 7 Documents clear
IMPLEMENTASI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Hamid Dokolamo
Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya Vol 3 No 1 (2022): Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/Lanivol3iss1page14-33

Abstract

Dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran sejarah masih tampak didominasi oleh pendekatan yang sifatnya konvensional dan masih berpusat pada guru. Pembelajaran sejarah terkesan masih sekedar pemberian kontribusi pengetahuan kepada siswa berupa ceramah dari guru sesuai dengan materi pelajaran pada buku teks. Siswa kurang dilatih untuk belajar berinteraksi dan bekerja sama dengan sesama teman maupun dengan guru. Guru sejarah cenderung hanya menjelaskan fakta-fakta sejarah berupa urutan tahun, nama tokoh, tempat dan peristiwa tanpa adanya usaha untuk memberi makna peristiwa-peristiwa sejarah. Penghapalan fakta fakta sejarah dirasakan sebagai beban pelajaran yang berat bagi siswa. Mereka menganggap materi pelajaran terlalu banyak dan kurang memiliki nilai guna. Metode role playing adalah salah satu proses belajar mengajar yang tergolong dalam metode simulasi. Metode simulasi adalah suatu cara pengajaran dengan melakukan proses tingkah laku secara tiruan. Dalam pembelajaran sejarah metode bermain peran dapat digunakan untuk melibatkan siswa untuk memainkan peran menjadi tokoh yang terlibat dalam proses Sejarah. Implementasi metode role playing dalam pembelajaran sejarah diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran dengan cara bermain peran atau role playing ini dapat memberikan contoh kehidupan prilaku manusia yang berguna sebagai sarana memahami kehidupan bagi siswa. Metode pembelajaran melalui playing juga diharapkan mampu meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar bagi siswa.
NILAI PANCASILA DALAM JEJARING FOLKLORE PELA DI MALUKU Revaldo Pravasta Julian MB Salakory
Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya Vol 3 No 1 (2022): Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/Lanivol3iss1page1-12

Abstract

Abstrak Artikel ini mengkaji tentang masyarakat lokal genius telah melahirkan idiom bermasyarakat yang nyata. Tujuan dari artikel ini, melihat bahwa konstruksi nilai yang tersirat dalam Pancasila menjadi modal sosial negara Indonesia. Pancasila yang merupakan dasar ideologi negara mendapat tantangan akibat perselisihan paham ideologi dan aksi terorisme yang mengdisintegrasi kesatuan bangsa. Maka dari itu dalam konteks Maluku nilai Pancasila sejatinya telah hidup dalam relasi ikatan Pela, sejak dahulu zaman leluhur, masyarakat di Maluku telah memiliki filosofi persaudaraan, bahkan sebelum lahirnya demokrasi pancasila misalnya dalam temuan penulis penelitian terkait relasi persaudaraan Islam-Kristen yang harmonis terlihat dalam beberapa kehidupan antara keempat negeri pela Haya (Islam), Tehua (Islam), Hatu (Kristen) dan Wassu (kristen). Nilai Pela yang dihidupkan masyarakat Maluku, seyoginya bukan hanya dalam ikatan keberagaman agama, namun dalam interkasi sehari-hari, keempat negeri ini saling membantu satu sama lain dalam dari ekonomi, politik dan sosial. Jenis penelitian kualitatif studi kasus digunakan untuk mengekplorasi budaya pela orang Maluku yang memiliki nilai pancasila. Teknik pengumpulan data observasi secara langsung. Lokasi penelitian di negeri Haya, Hatu, Tehua dan Wassu, serta wawancara dilakukan dengan pemerintah negeri dan masyarakat. Selain data lapangan penulis mencari data sekunder melalui literatur tulisan misalnya buku, jurnal ilmiah. Dengan demikian dapat dilihat bahwa relasi pela memiliki nilai integrasi sebagaimana nilai yang terkandung dalam Pancasila.
NATAR SORI SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH LOKAL Paulina Payara; Nur Aida Kubangun; Gazali Far-Far
Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya Vol 3 No 1 (2022): Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/Lanivol3iss1page34-42

Abstract

Natar Sori di desa Arui Das Kecamatan Wertamrian Kabupaten Kepulauan Tanimbar sebagai sumber belajar sejarah lokal. Natar Sori akan mempermudah dalam upaya mengembangkan kesadaran sejarah lokal khususnya para siswa dan generasi muda lain di desa tersebut.Masalah yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah; 1) Bagaimana sejarah pembentukan Natar Sori sebagai benda cagar budaya dan situs sejarah oleh leluhur masyarakat Arui Das. 2) cagar budaya Natar Sori dijadikan sebagai sumber belajar sejarah lokal di desa Arui Das kecamatan wertamrian kabupaten kepulauan tanimbar?. 3) Bagaimjana Fungsi Natar Sori dalam membahas kepentingan atau masalah-masalah yang ada di desa Arui Dasa. Sebagai benda cagar budaya, situs Natar Sori perlu dilestarikan karena merupakan bagian penting dari amanat undang-undang cagar Budaya yang menjamin kelangsungan benda cagar budaya ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Situs ini juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah lokal di sekolah-sekolah yang ada di pulau Yamdena, sehingga dapat mentransfer pengetahuan kepada generasi penerus agar tidak melupakan sejarah yang merupakan identitas suatu bangsa.
MANIFESTASI TAN MALAKA BAPAK REPUBLIK YANG TERLUPAKAN PADA ERA MASA KINI (DITINJAU DARI KONTRIBUSI PERJUANGAN) Jems Sopacua
Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya Vol 3 No 1 (2022): Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/Lanivol3iss1page43-55

Abstract

Tan Malaka merupakan seorang pejuang militan, radikal, revolusioner serta banyak melahirkan pemikiran yang orisinil untuk mencapai kemerdekakan Indonesia. Tan Malaka sesungguhnya amat kontradiksi jika dibahas karena namanya identik dengan paham marxisme komunis yang terlarang di Indonesia. Namun, ia bukanlah marxisme fundamentalis. Ia menjadikan marxisme sebagai alat perjuangan untuk mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia. Akibatnya nama Tan Malaka seolah tidak pernah secara serius dikenalkan kepada kalangan masyarakat, terutama pada generasi muda dalam dunia pendidikan. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menganalisis perjuangan Tan Malaka guna menghidupkan kembali nama besarnya yang selama ini telah terkubur dari ingatan serta untuk menanamkan semangat juang dan keteladanan dalam proses pembentukan karakter generasi masa kini. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi kepustakaan. Hasil dari penulisan artikel ini menunjukkan bahwa eksistensi Tan Malaka harus disejajarkan dengan para pendiri Bangsa Indonesia dengan harapan setiap gagasan yang tertuang di dalam karyanya dijadikan referensi guna membangun bangsa yang lebih baik di masa depan. Tan Malaka sudah tiada tetapi semangat juangnya bisa menjadi teladan bagi generasi masa kini.
PEREMPUAN SEBAGAI “ORANG TUA” TUNGGAL Margery Malinda Wenno
Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya Vol 3 No 1 (2022): Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/Lanivol3iss1page72-87

Abstract

Orang tua tunggal, sesuai dengan arti harafiahnya adalah orang yang mengasuh, menafkahi, dan membesarkan anaknya tanpa pasangan. Perempuan yang melahirkan anak di luar pernikahan telah menjadi fenomena lintas batas, terjadi baik di komunitas gereja maupun di komunitas masyarakat dengan berbagai keyakinan dan latar belakangnya. Perempuan yang menjadi orang tua tunggal membutuhkan pendampingan dalam menghadapi setiap persoalan. Perempuan sebagai orang tua tunggal mengalami berbagai masalah dari aspek psikologi, sosial budaya,dan ekonomi.
KOMUNIKASI SIMBOLIK DALAM PROSES RITUAL PASA’A ATE’ LUMA LATU KARAS NEGERI HITU LAMA Fatmawati Rumra
Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya Vol 3 No 1 (2022): Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/Lanivol3iss1page56-72

Abstract

The results showed that the symbolic communication contained in the ritual process of Pasa'a Ate Luma Latu Karas could be seen through 3 core stages, such as before the ritual process, in the ongoing ritual process, and the process after the Pasa'a Ate Luma Latu Karas ritual occurs. The next stage is interpreting the ritual process of Pasa'a Ate Luma Latu Karas by describing the meaning through the symbols contained in the ritual process. After that, interpreting the ritual process was continued by analyzing each ritual procession using the theoretical aspects of George Herbert Mead, consist of Action, Gestures, Significant Symbols, Mind, Self, Society. Through the results of this analysis, it can be seen that the meaning of the symbols contained in the ritual process of Pasa'a Ate Luma Latu Karas forms the interaction among the Raja, adat leaders, and the community.
Pusa Pulu dalam perspektif masyarakat Akoon Jovico Onis Samallo
Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya Vol 3 No 1 (2022): Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/Lanivol3iss1page88-102

Abstract

Tulisan ini bertujuan menganalisis pemahaman masyarakat Negeri Akoon di Pulau Nusalaut terhadap situs sakral pusa pulu. Fokus pada aktivitas masyarakat di pusa pulu sebagai bagian dalam keutuhan kehidupan di Pulau Nusalaut. Pusa Pulu turut mengalami perjumpaan antara kebudayaan dan keagamaan yang dimaknai oleh masyarakat sebagai bagian dari kosmologi lokal. Pendekatan kebudayaan dan keagamaan dari Jack David Eller dan Chris Jenks digunakan dalam proses analisis pemahaman tentang Pusa Pulu. Metode penelitian kualitatif digunakan dengan pendekatan etnografi, serta pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara dan kepustakaan. Bagi masyarakat Negeri Akoon, Pusa Pulu merupakan, pertama, tempat kehidupan para leluhur orang Nusalaut, kedua, tempat keramat, ketiga, tempat yang merendahkan hati setiap masyarakat, dan keempat, tempat perjumpaan dengan Tuhan sebagai bagian dari Reproduksi kebudayaan. Kata Kunci : Pusa pulu, Pemahaman Masyarakat Akoon, Reproduksi Budaya

Page 1 of 1 | Total Record : 7