Dokolamo, Hamid
Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan IPS FKIP Unpatti Ambon

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MATARUMAH PARENTAH DALAM SISTEM PEMERINTAHAN ADAT DI MALUKU Hamid Dokolamo
Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya Vol 1 No 1 (2020): Lani : Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.586 KB) | DOI: 10.30598/Lanivol1iss1page27-36

Abstract

Eksistensi negeri dan pemerintahan adatnya di Maluku mulai hilang dan terkikis pada waktu pemerintah Indonesia di masa Orde Baru menerapkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 yang menyeragamkan sistem pemerintahan desa di seluruh Indonesia. Akan tetapi, adanya era otonomisasi, dengan diberlakukan undang-undang yang membolehkan tiap-tiap daerah dapat mengembalikan sistem pemerintahan adat yang masih berlaku maka masyarakat dan pemerintah daerah Maluku mulai menerapkan undang-undang tersebut. Pemerintah Provinsi Maluku telah mengeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 14 Tahun 2005 yang memberi kesempatan kepada setiap kabupaten dan kota untuk mengembalikan sistem pemerintahan adat pada tiap-tiap negeri (desa). Namun demikian timbul masalah kontroversi tentang jabatan matarumah parentah atau hak sebagai kepala pemerintahan negeri. Hampir semua negeri yang telah kempali kepada pemerintahan adat, terbentur pada masalah matarumah yang berhak untuk menduduki jabatan kepala pemerintahan negeri atau raja. Oleh karena itu, dalam upaya menjaga ketentraman masyarakat, adat istiadat dan sejarah kepemimpinan negeri-negeri maka warga desa atau negeri harus mengembalikan kepemimpinan pemerintahan kepada matarumah parentah sebagai pemangku kekuasaan yang sah. Ketaatan dan kepatuhan terhadap adat sangat penting dalam rangka menjaga keharmonisan hidup dan integritas di antara sesama warga desa. Masyarakat Maluku harus menyadari pentingnya pemerintahan adat yang diwariskan oleh leluhur kepada generasi sekarang untuk ditaati dan dilaksanakan dengan baik. Adat sebagai peredam konflik dan pengendalian ketegangan dalam masyarakat harus menjadi acuan dan pegangan bagi warga masyarakat di negeri
Sejarah Pembentukan Soa Dan Perannya Dalam Sistem Pemerintahan Adat Di Negeri Tahalupu Kecamatan Waesala Kabupaten Seram Bagian Barat Hamid Dokolamo
Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya Vol 2 No 1 (2021): Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.709 KB) | DOI: 10.30598/Lanivol2iss1page69-81

Abstract

Countries in Maluku have a traditional government system known as customary government. The government was formed through a long process based on territorial genelogical principles, so that the terms Matarumah, Petuanan, Soa, Badan Saniri Negeri and other government elements were known as part of customary institutions. Soa as part of the customary government is a combination or union of one or several particular house or family elements. Referring to Law No. 5/1979, all villages whose status were states in Maluku changed their names to desa. The uniformity of the governmental system in Indonesia has resulted in the loss of the existence of adat in Indonesian villages, including soa as an element of government as well as an element of adat in Tahalupu. With the existence of the Law on regional autonomy and regional regulations of Maluku Province which restore status villages to government institutions, research on the history of the formation of Soa and its role in the State of Tahalupu is important to be studied scientifically so that it can be known and can be a reference and contribution to local history in Maluku
IMPLEMENTASI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Hamid Dokolamo
Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya Vol 3 No 1 (2022): Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/Lanivol3iss1page14-33

Abstract

Dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran sejarah masih tampak didominasi oleh pendekatan yang sifatnya konvensional dan masih berpusat pada guru. Pembelajaran sejarah terkesan masih sekedar pemberian kontribusi pengetahuan kepada siswa berupa ceramah dari guru sesuai dengan materi pelajaran pada buku teks. Siswa kurang dilatih untuk belajar berinteraksi dan bekerja sama dengan sesama teman maupun dengan guru. Guru sejarah cenderung hanya menjelaskan fakta-fakta sejarah berupa urutan tahun, nama tokoh, tempat dan peristiwa tanpa adanya usaha untuk memberi makna peristiwa-peristiwa sejarah. Penghapalan fakta fakta sejarah dirasakan sebagai beban pelajaran yang berat bagi siswa. Mereka menganggap materi pelajaran terlalu banyak dan kurang memiliki nilai guna. Metode role playing adalah salah satu proses belajar mengajar yang tergolong dalam metode simulasi. Metode simulasi adalah suatu cara pengajaran dengan melakukan proses tingkah laku secara tiruan. Dalam pembelajaran sejarah metode bermain peran dapat digunakan untuk melibatkan siswa untuk memainkan peran menjadi tokoh yang terlibat dalam proses Sejarah. Implementasi metode role playing dalam pembelajaran sejarah diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran dengan cara bermain peran atau role playing ini dapat memberikan contoh kehidupan prilaku manusia yang berguna sebagai sarana memahami kehidupan bagi siswa. Metode pembelajaran melalui playing juga diharapkan mampu meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar bagi siswa.
Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Daring pada Program Studi Pendidikan Sejarah Hamid Dokolamo; B D.S Hetharion; Matheos Amin Rehena
JENDELA PENGETAHUAN Vol 15 No 1 (2022): JENDELA PENGETAHUAN
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jp15iss1pp15-27

Abstract

Persepsi Mahasiswa Sejarah Terhadap Pembelajaran Daring Pada Program Studi Pendidikan Sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana persepsi dari mahasiswa program studi pendidikan sejarah terhadap pembelajaran daring yang berlangsung di Program Studi Pendidikan Sejarah. Bentuk penelitian ini adalah kualitatif deskritif.Pendekatan ini digunakan untuk mengungkapkan secara mendalam mengenai pelaksanaan pembelajaran daring.Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yaitu pada pelaksanaan pembelajaran 95% mahasiswa berpendapat positif artinya tidak ada kendala yang di dapatkan, sedangkan dalam persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran ada tiga point yang diukur 1. Efektifitas 90% mahasiswa berpersepsi positif dimana mahasiswa merasa kemampuan menggunakan teknologi meningkat dalam pembelajaran daring. Komunikasi 60% mahasiswa berpersepsi negatif mahasiswa merasa komunikasi dalam pembelajaran daring tidak berjalan dengan baik. Sedangkan 66% mahasiswa berpersepsi positif terhadap Feedback yaitu hubungan timbal balik antara mahasiswa dengan dosen berjalan dengan baik.Kendala kendala yang ditemui mahasiswa dalam pembelajaran daring yaitu koneksi internet, biaya yang mahal, banyak tugas yang didapat, lingkungan belajar yang tidak kondusif dan pembelajaran yang kurang efektif.
Minimnya Minat Penggunaan Bahasa Wemale Di Kalangan Generasi Muda Negeri Kamarian Kabupaten Seram Bagian Barat Hamid Dokolamo; Frengky Kainama
JENDELA PENGETAHUAN Vol 15 No 2 (2022): JENDELA PENGETAHUAN
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jp15iss2pp126-132

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui bagaimana minat penggunaan bahasa wemale di kalangan generasi muda. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan dilakukan pada tanggal 11 juli sampai dengan tanggal 11 agustus 2022 di Negeri Kamarian, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari: informan/narasumber, observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa wemale telah ada dan digunakan oleh masyarakat sejak mereka masih tinggal di Nunusaku dan menjadi bahasa khas sejak leluhur pada saat terjadi peperangan. Bahasa wemale saat ini hanya digunakan oleh masyarakat pada upacara-upacara adat tertentu misalnya: pada upacara bawa harta, meminang istri, dan pelantikan raja. Selain itu juga digunakan oleh pembicaraan-pembicaraan rahasia. Faktor - faktor hilangnya bahasa tanah di Negeri Kamarian adalah masuknya budaya luar, adanya pelarangan oleh Pemerintah Kolonial Belanda, lingkungan keluarga, pendidikan, dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Tradisi Oho’o Langka Pada Masyarakat Negeri Luhu Kabupaten Seram Bagian Barat Hamid Dokolamo
JENDELA PENGETAHUAN Vol 16 No 1 (2023): JENDELA PENGETAHUAN
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jp16iss1pp24-31

Abstract

ABSTRAK Tradisi Oho’o Langka merupakan salah satu tradisi pencak silat yang telah ada sejak zaman dulu. Latar belakang dari Tradisi Oho’o Langka di Negeri Luhu Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat merupakan Tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang. Namun dalam prakteknya, Tradisi Oho’o Langka mengalami sedikit perubahan yakni pada zaman sekarang tidak lagi menggunakan kain sarung sebagai pakaian atau busana dan keris sebagai alat untuk melakukan Tradisi Oho’o Langka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan Tradisi Oho’o Langka serta mengungkapkan makna dan nilai-nilai dalam tradisi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tradisi Oho’o Langka adalah tradisi yang berlangsung setiap tahun, yakni pada Hari Raya Idul Fitri dan berlangsung selama tujuh hari. Nilai dari tradisi Oho’o Langka bagi masyarakat Negeri Luhu untuk memperingati Hari Raya Idul Fitri dan sekaligus untuk mempererat silaturahim bagi masyarakat Negeri Luhu.