cover
Contact Name
Dita Archinirmala
Contact Email
dorotea.ditaarchinirmala@kalbe.co.id
Phone
+6281806175669
Journal Mail Official
cdkjurnal@gmail.com
Editorial Address
http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/about/editorialTeam
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Cermin Dunia Kedokteran
Published by PT. Kalbe Farma Tbk.
ISSN : 0125913X     EISSN : 25032720     DOI : 10.55175
Core Subject : Health,
Cermin Dunia Kedokteran (e-ISSN: 2503-2720, p-ISSN: 0125-913X), merupakan jurnal kedokteran dengan akses terbuka dan review sejawat yang menerbitkan artikel penelitian maupun tinjauan pustaka dari bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat baik ilmu dasar, klinis serta epidemiologis yang menyangkut pencegahan, pengobatan maupun rehabilitasi. Jurnal ini ditujukan untuk membantu mewadahi publikasi ilmiah, penyegaran, serta membantu meningkatan dan penyebaran pengetahuan terkait dengan perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat. Terbit setiap bulan sekali dan disertai dengan artikel yang digunakan untuk CME - Continuing Medical Education yang bekerjasama dengan PB IDI (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia)
Articles 23 Documents
Search results for , issue "Vol 43, No 3 (2016): Kardiologi" : 23 Documents clear
Skoring Prognosis Tetanus Generalisata pada Pasien Dewasa Surya, Raymond
Cermin Dunia Kedokteran Vol 43, No 3 (2016): Kardiologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.45 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v43i3.34

Abstract

Latar Belakang: Tetanus merupakan penyakit toksemia akut yang disebabkan oleh tetanospasmin bakteri Clostridium tetani. Luaran tetanus dinilai berdasarkan Phillips score ataupun Dakar score. Pada laporan kasus ini akan dilakukan perbandingan skoring prognosis yang lebih baru, yaitu Tetanus Severity Score (TTS), dengan yang telah diakui sebelumnya. Laporan kasus: Seorang laki-laki 65 tahun datang dengan keluhan mulut terasa kaku, tidak dapat dibuka, nyeri tenggorokan, sulit menelan, perut terasa tegang, nyeri punggung dan pinggang, sulit berjalan serta lemas sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit (RS). Pasien memiliki riwayat tertusuk kayu yang diobati secara tradisional. Tidak ada riwayat imunisasi tetanus dalam 10 tahun terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapat luka berbentuk garis pada telapak kaki kiri. Didapatkan meningismus, risus sardonikus, trismus ½ cm, rigiditas otot perut (perut papan), opistotonus, serta uji spatula positif. Pasien ditatalaksana dengan infus NaCl 0,9%, D5%, diazepam drip, imunoglobulin, ceftriaxone, metronidazole, serta rawat luka. Prognosis pasien berdasarkan Phillips score ialah 16 sesuai dengan severitas sedang, Dakar score 1 sesuai dengan severitas ringan (mortalitas 10%). Pada TSS didapatkan skor 2 dengan mortalitas risiko rendah (6,3%). Skoring prognosis TSS memberikan hasil serupa dengan dua skoring sebelumnya. Simpulan: Skoring prognosis TSS dapat diaplikasikan pada pusat layanan kesehatan dengan fasilitas terbatas.
Pengelolaan Tekanan Tinggi Intrakranial pada Stroke Gunawan Affandi, Indra; Panggabean, Reggy
Cermin Dunia Kedokteran Vol 43, No 3 (2016): Kardiologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (925.624 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v43i3.30

Abstract

Tekanan intrakranial adalah tekanan di dalam ruang tengkorak yang dinamis dan fluktuatif yang dipengaruhi oleh cairan serebrospinal, jaringan otak dan darah (doktrin Monro-Kelly). Peningkatan tekanan intrakranial bisa terjadi pada stroke infark ataupun stroke perdarahan. Artikel ini membahas mengenai gejala dan tanda peningkatan tekanan intrakranial, kondisi pada stroke infark dan stroke perdarahan, serta tatalaksana farmakologis dan non-farmakologis.
Tatalaksana Pankreatitis Akut Pratama, Hamzah
Cermin Dunia Kedokteran Vol 43, No 3 (2016): Kardiologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.36 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v43i3.32

Abstract

Pankreatitis akut merupakan inflamasi pankreas dengan onset tiba-tiba dan durasi kurang dari 6 bulan. Etiologi paling sering adalah batu empedu dan konsumsi alkohol berlebih. Pankreatitis akut dapat terjadi apabila faktor pemeliharaan hemostasis seluler tidak seimbang. Beberapa sistem klasifikasi serta skor penilaian prognosis telah digunakan untuk pankreatitis akut. Rekomendasi ACG telah mencakup diagnosis serta rekomendasi terapi pankreatitis akut sesuai penyebab.
Campak pada Anak Gustian Halim, Ricky
Cermin Dunia Kedokteran Vol 43, No 3 (2016): Kardiologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.144 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v43i3.31

Abstract

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus campak. Di Indonesia, jumlah kasus penyakit ini meningkat di akhir tahun 2014. Gejala klinis terdiri dari tiga stadium, yaitu stadium prodromal, eksantem, dan konvalesens. Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan antibodi IgM campak dalam darah. Tatalaksana bersifat suportif disertai pemberian vitamin A. Komplikasi yang sering menyebabkan kematian pada anak adalah pneumonia. Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksin.
Membandingkan PLEVA/ Pityriasis Lichenoides et Varioliformis Acuta dengan Varicella Eko, Vincea
Cermin Dunia Kedokteran Vol 43, No 3 (2016): Kardiologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.875 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v43i3.36

Abstract

PLEVA (Pityriasis Lichenoides et Varioliformis Acuta) merupakan penyakit yang penyebabnya belum diketahui, tetapi sering berhubungan dengan infeksi Toxoplasma, EBV, HIV, CMV (Cytomegalovirus), Parvovirus, Staphylococcus aureus, Group A -hemolyticus Streptococcus, sedangkan varicella (cacar air) disebabkan oleh virus Varicella zoster. Kedua penyakit ini berbeda, tetapi sama-sama mempunyai lesi vesikel dan juga disertai rasa gatal/pruritus; lesi vesikel pada varicella mempunyai ciri khas, seperti dewdrop on a rose petal. Terdapat perbedaan pengobatan yang signifikan, terapi lini pertama PLEVA dengan kortikosteroid topikal, sedangkan pada varicella kortikosteroid topikal justru dikontraindikasikan.
Pengalaman Awal Tindakan MitraClip di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta Almazini, Prima; Hersunarti, Nani; Soerarso, Rarsari; Budi Siswanto, Bambang; Firman, Doni; M Soesanto, Amiliana
Cermin Dunia Kedokteran Vol 43, No 3 (2016): Kardiologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.129 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v43i3.27

Abstract

Latar Belakang: MitraClip merupakan pilihan terapi untuk pasien regurgitasi katup mitral berat yang berisiko tinggi untuk operasi. Tujuan penelitian ini adalah melaporkan tindakan MitraClip di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta. Metode: Penelitian retrospektif di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta. Data diperoleh dari database komputer dan rekam medis dari Februari 2014 sampai Januari 2015, kemudian dianalisis dengan SPSS. Hasil: Enam orang pasien berusia 51 – 75 tahun, menjalani tindakan MitraClip; 5 pasien regurgitasi katup mitral berat dan 1 pasien regurgitasi katup sedang. Satu pasien perempuan dan 5 pasien laki-laki. Dua pasien merupakan regurgitasi mitral degeneratif dan 4 pasien regurgitasi mitral fungsional. Dua pasien dipasangi satu buah MitraClip dan 4 pasien dipasangi dua buah MitraClip. Setelah tindakan, derajat regurgitasi berkurang menjadi ringan pada 2 pasien dan menjadi sedang pada 4 pasien. Dimensi diastolik akhirventrikel kiri berkurang dari 66 ± 6,5 mm saat awal menjadi 59 ± 7,3 mm (p=0,04) saat pulang. Dimensi sistolik akhir ventrikel kiri berkurang dari 50 ± 10,6 mm saat awal menjadi 48 ± 10,0 mm saat pulang (p=0,27). Satu bulan setelah tindakan MitraClip, 2 pasien dengan kelas fungsional I dan 4 pasien dengan kelas fungsional II. Tidak ada pasien yang meninggal dalam perawatan di rumah sakit. Satu pasien perawatan ulang di rumah sakit karena gagal jantung. Simpulan: MitraClip merupakan pilihan terapi yang efektif dan aman untuk pasien regurgitasi mitral degeneratif dan fungsional yang risiko tinggi untuk operasi. Dimensi ventrikel kiri, kelas fungsional NYHA, derajat keparahan regurgitasi katup, dan tingkat perawatan ulang mengalami perbaikan setelah dipasang MitraClip.
Domperidone untuk Meningkatkan Produksi Air Susu Ibu (ASI) William, Vincencius; Carrey, Michael
Cermin Dunia Kedokteran Vol 43, No 3 (2016): Kardiologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.88 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v43i3.37

Abstract

Domperidone termasuk golongan antagonis reseptor dopamin D2. Obat ini biasa dikenal sebagai prokinetik dan antiemetik. Secara klinis obat ini juga bermanfaat untuk terapi refluks gastroesofageal, gastroparesis diabetik, dan dispepsia kronis. Beberapa peneliti mulai melihat manfaat lain domperidone, yaitu sebagai galactogogue. Penelitian terkini membuktikan bahwa obat tersebut efektif meningkatkan produksi ASI melalui kerjanya sebagai penghambat reseptor dopamin. Selain itu, domperidone juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan galactogogue lain seperti metoclopramide, chlorpromazine, sulpiride, hormon oksitosin, dan hormon pertumbuhan.
Prediktor Mortalitas Dalam-Rumah-Sakit Pasien Infark Miokard ST Elevation (STEMI) Akut di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang, Indonesia Indah Gayatri, Nila; Firmansyah, Suryadi; Hidayat S, Syarif; Rudiktyo, Estu
Cermin Dunia Kedokteran Vol 43, No 3 (2016): Kardiologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.009 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v43i3.28

Abstract

Latar Belakang: ST-Elevation Myocardial Infarction (STEMI) adalah suatu sindrom klinis berupa kumpulan gejala iskemi miokard yang berhubungan dengan elevasi ST persisten dan pelepasan biomarker nekrosis miokard. Tujuan: Menentukan prediktor mortalitas pasien STEMI selama perawatan di rumah sakit berdasarkan data register SKA (Sindrom Koroner Akut) di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang tahun 2014. Metode: Studi cross-sectional menggunakan data sekunder. Variabel diadaptasi dari model prediktor TIMI, Killip, dan GRACE. Data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram serta dianalisis menggunakan model regresi logistik untuk mengidentifikasi prediktor kematian selama perawatan di rumah sakit. Hasil: Terdapat 151 kasus SKA yang dianalisis pada tahun 2014. Sejumlah 63% kasus ST-elevation myocardial infarction (STEMI), 19% kasus non-ST-elevation myocardial infarction (NSTEMI), dan 18% kasus unstable angina pectoris (UAP). Mortalitas dalam rumah sakit adalah 20% untuk STEMI, 17% untuk NSTEMI, dan 0% untuk UAP. Dari 95 kasus STEMI, 42% pasien datang saat onset <12 jam, hanya 20 pasien (50%) yang menjalani fibrinolisis. Delapan puluh tujuh persen pasien laki-laki dan 72% pasien berusia kurang dari 65 tahun. Pasien dengan Killip class 3 and 4, aritmia, STEMI anterior, gagal ginjal kronis, takikardia, onset >12 jam, dan diabetes melitus memiliki mortalitas lebih tinggi (OR 95%: 3,375; 2,659; 2,656; 2,188; 1,905; 1,754; dan 1,484), pasien yang menjalani fibrinolitik memiliki mortalitas lebih rendah (OR 95%: 2,638). Mortalitas dalam-rumah-sakit lebih tinggi signifikan pada pasien STEMI anterior dibandingkan kelompok STEMI non-anterior (27% vs 12%; nilai p: 0,036). Di dalam kelompok non-fibrinolitik, pasien STEMI anterior memiliki mortalitas lebih tinggi dibandingkan dalam kelompok pasien STEMI nonanterior (31% vs 14%; nilai p: 0,105). Simpulan: Prediktor mortalitas dalam-rumah-sakit pasien ST-elevation myocardial infarction (STEMI) akut di RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang adalah Killip kelas 3 dan 4, aritmia, STEMI anterior, penyakit ginjal kronis, takikardi, onset lanjut, diabetes, dan tanpa fibrinolisis.
Torsio Appendiks Testis Tenggara, Taufan
Cermin Dunia Kedokteran Vol 43, No 3 (2016): Kardiologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.506 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v43i3.33

Abstract

Nyeri skrotum akut dapat disebabkan oleh torsio appendiks testis, suatu keadaan di mana appendiks testis terpuntir yang dapat menyerupai keadaan torsio testis, suatu kedaruratan urologi yang memerlukan pembedahan segera. Torsio appendiks testis memberikan gejala berupa nyeri di kutub atas testis dan tanda ‘blue-dot sign’ serta refleks kremaster positif. Pemeriksaan gray scale dan color doppler sonography dapat membantu diagnosis, yaitu ukuran appendiks testis lebih dari 5 mm, berbentuk bulat, dan adanya peningkatan aliran darah di sekitar appendiks testis. Penatalaksanaan torsio appendiks testis bersifat suportif. Intervensi bedah diperlukan hanya bila terdapat keraguan adanya torsio testis.
Inovasi Vaksin DNA Heat Shock Protein 65 (hsp65) dengan Ubiquitin Terenkapsulasi Nanopartikel PLGA sebagai Terapi Preventif dan Kuratif Tuberkulosis. Andika Surbakti, Caren; Novitawati, Shierly; Billy, Matthew
Cermin Dunia Kedokteran Vol 43, No 3 (2016): Kardiologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.794 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v43i3.38

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan masalah tuberkulosis yang masih tinggi (high burden countries). Terapi preventif saat ini, yaitu vaksin Bacillus Calmette-Guerin, menunjukkan efikasi yang bervariasi dan penurunan kemampuan proteksi, sedangkan terapi kuratif obat antituberkulosis menghadapi tingginya resistensi. Oleh karena itu, dibutuhkan pilihan terapi baru. Penulisan karya tulis ini menggunakan metode kajian pustaka dari sumber terpercaya. Beberapa penelitian menemukan vaksin DNA heat shock protein (hsp) 65 memiliki potensi tinggi dapat memicu respons imun adaptif terhadap bakteri Mtb sebagai terapi preventif dan kuratif penyakit TB. Kelemahannya adalah hasilnya tidak tetap dan efektivitasnya masih rendah. Penelitian lain mengungkapkan bahwa vaksin DNA hsp65 yang dikombinasikan dengan ubiquitin dapat memicu respons imun yang lebih efektif. Selain itu, polylactic polyglycolic acid (PLGA) sering digunakan sebagai carrier obat untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensinya. Berdasarkan temuan tersebut, penulis mengajukan inovasi vaksin baru menggunakan DNA hsp65 yang dikombinasikan dengan ubiquitin dan dienkapsulasi dalam PLGA. Vaksin kombinasi ini diharapkan dapat menjadi terapi preventif dan kuratif penyakit TB.

Page 1 of 3 | Total Record : 23


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 50 No 11 (2023): Pediatri Vol 50 No 10 (2023): Kedokteran Umum Vol 50 No 9 (2023): Penyakit Dalam Vol 50 No 8 (2023): Dermatiologi Vol 50 No 7 (2023): Kardiovaskular Vol 50 No 6 (2023): Edisi CME Vol 50 No 5 (2023): Kedokteran Umum Vol 50 No 4 (2023): Anak Vol 50 No 3 (2023): Kardiologi Vol 50 No 2 (2023): Penyakit Dalam Vol 50 No 1 (2023): Oftalmologi Vol 49, No 4 (2022): Infeksi - COVID-19 Vol 49 No 12 (2022): Dermatologi Vol. 49 No. 11 (2022): Neurologi Vol 49 No 10 (2022): Oftalmologi Vol. 49 No. 9 (2022): Neurologi Vol. 49 No. 8 (2022): Dermatologi Vol 49, No 7 (2022): Vitamin D Vol 49 No 7 (2022): Nutrisi - Vitamin D Vol 49 No 6 (2022): Nutrisi Vol 49, No 6 (2022): Nutrisi Vol 49, No 5 (2022): Jantung dan Saraf Vol 49 No 5 (2022): Neuro-Kardiovaskular Vol 49 No 4 (2022): Penyakit Dalam Vol 49 No 3 (2022): Neurologi Vol 49, No 3 (2022): Saraf Vol 49, No 2 (2022): Infeksi Vol 49 No 2 (2022): Infeksi Vol 49 (2022): CDK Suplemen-2 Vol 49 (2022): CDK Suplemen-1 Vol 49 No 1 (2022): Bedah Vol 49, No 1 (2022): Bedah Vol 48 No 11 (2021): Penyakit Dalam - COVID-19 Vol 48, No 7 (2021): Infeksi - [Covid - 19] Vol 48 No 1 (2021): Infeksi COVID-19 Vol. 48 No. 10 (2021): Continuing Medical Education - Edisi 4 Vol 48 No 8 (2021): Continuing Medical Education - Edisi 3 Vol 48 No 5 (2021): Continuing Medical Education - Edisi 2 Vol. 48 No. 2 (2021): Continuing Medical Education - Edisi 1 Vol 48 No 12 (2021): Penyakit Dalam Vol 48, No 12 (2021): General Medicine Vol 48, No 11 (2021): Kardio-SerebroVaskular Vol 48, No 10 (2021): CME - Continuing Medical Education Vol 48 No 9 (2021): Neurologi Vol 48, No 9 (2021): Nyeri Neuropatik Vol 48, No 8 (2021): CME - Continuing Medical Education Vol 48 No 7 (2021): Infeksi Vol 48 No 6 (2021): Kardiologi Vol 48, No 6 (2021): Kardiologi Vol 48, No 5 (2021): CME - Continuing Medical Education Vol 48 No 4 (2021): Dermatologi Vol 48, No 4 (2021): Dermatologi Vol 48, No 3 (2021): Obstetri dan Ginekologi Vol. 48 No. 3 (2021): Obstetri - Ginekologi Vol 48, No 2 (2021): Farmakologi - Vitamin D Vol 48, No 1 (2021): Penyakit Dalam Vol 47, No 12 (2020): Dermatologi Vol 47, No 11 (2020): Infeksi Vol 47, No 10 (2020): Optalmologi Vol. 47 No. 10 (2020): Dermatologi Vol 47 No 9 (2020): Infeksi Vol 47, No 9 (2020): Neurologi Vol 47, No 8 (2020): Kardiologi Vol. 47 No. 8 (2020): Oftalmologi Vol 47, No 7 (2020): Bedah Vol. 47 No. 7 (2020): Neurologi Vol 47 No 6 (2020): Kardiologi & Pediatri Vol 47, No 5 (2020): CME - Continuing Medical Education Vol. 47 No. 5 (2020): Bedah Vol. 47 No. 4 (2020): Interna Vol 47, No 4 (2020): Arthritis Vol. 47 No. 3 (2020): Dermatologi Vol 47, No 3 (2020): Dermatologi Vol 47, No 2 (2020): Penyakit Infeksi Vol 47 No 2 (2020): Infeksi Vol 47, No 1 (2020): Bedah Vol 47 No 1 (2020): Bedah Vol 47, No 1 (2020): CME - Continuing Medical Education Vol. 46 No. 7 (2019): Continuing Medical Education - 2 Vol 46 No 12 (2019): Kardiovakular Vol 46, No 12 (2019): Kardiovaskular Vol 46, No 11 (2019): Kesehatan Anak Vol. 46 No. 11 (2019): Pediatri Vol 46, No 10 (2019): Farmasi Vol. 46 No. 10 (2019): Farmakologi - Continuing Professional Development Vol 46 No 9 (2019): Neurologi Vol 46, No 9 (2019): Neuropati Vol 46, No 8 (2019): Kesehatan Anak Vol. 46 No. 8 (2019): Pediatri Vol 46, No 7 (2019): CME - Continuing Medical Education Vol 46, No 6 (2019): Diabetes Mellitus Vol 46 No 6 (2019): Endokrinologi Vol. 46 No. 5 (2019): Pediatri Vol 46, No 5 (2019): Pediatri Vol. 46 No. 4 (2019): Dermatologi Vol 46, No 4 (2019): Dermatologi Vol 46, No 3 (2019): Nutrisi Vol. 46 No. 3 (2019): Nutrisi Vol. 46 No. 2 (2019): Interna Vol 46, No 2 (2019): Penyakit Dalam Vol 46, No 1 (2019): CME - Continuing Medical Education Vol 46, No 1 (2019): Obstetri - Ginekologi Vol 46 No 1 (2019): Obstetri-Ginekologi Vol 45, No 12 (2018): Farmakologi Vol 45 No 12 (2018): Interna Vol. 45 No. 11 (2018): Neurologi Vol 45, No 11 (2018): Neurologi Vol. 45 No. 10 (2018): Muskuloskeletal Vol 45, No 10 (2018): Muskuloskeletal Vol 45 No 9 (2018): Infeksi Vol 45, No 9 (2018): Infeksi Vol. 45 No. 8 (2018): Dermatologi Vol 45, No 8 (2018): Alopesia Vol 45, No 7 (2018): Onkologi Vol 45 No 7 (2018): Onkologi Vol. 45 No. 6 (2018): Interna Vol 45, No 6 (2018): Penyakit Dalam Vol 45, No 5 (2018): Nutrisi Vol. 45 No. 5 (2018): Nutrisi Vol 45, No 4 (2018): Cedera Kepala Vol 45 No 4 (2018): Neurologi Vol 45, No 4 (2018): Cidera Kepala Vol. 45 No. 3 (2018): Muskuloskeletal Vol 45, No 3 (2018): Muskuloskeletal Vol. 45 No. 2 (2018): Urologi Vol 45, No 2 (2018): Urologi Vol 45 No 1 (2018): Dermatologi Vol 45, No 1 (2018): Suplemen Vol 45, No 1 (2018): Dermatologi Vol 44, No 12 (2017): Neurologi Vol 44, No 11 (2017): Kardiovaskuler Vol 44, No 10 (2017): Pediatrik Vol 44, No 9 (2017): Kardiologi Vol 44, No 8 (2017): Obstetri-Ginekologi Vol 44, No 7 (2017): THT Vol 44, No 6 (2017): Dermatologi Vol 44, No 5 (2017): Gastrointestinal Vol 44, No 4 (2017): Optalmologi Vol 44, No 3 (2017): Infeksi Vol 44, No 2 (2017): Neurologi Vol 44, No 1 (2017): Nutrisi Vol 43, No 12 (2016): Kardiovaskular Vol 43, No 11 (2016): Kesehatan Ibu - Anak Vol 43, No 10 (2016): Anti-aging Vol 43, No 9 (2016): Kardiovaskuler Vol 43, No 8 (2016): Infeksi Vol 43, No 7 (2016): Kulit Vol 43, No 6 (2016): Metabolik Vol 43, No 5 (2016): Infeksi Vol 43, No 4 (2016): Adiksi Vol 43, No 3 (2016): Kardiologi Vol 43, No 2 (2016): Diabetes Mellitus Vol 43, No 1 (2016): Neurologi Vol 42, No 12 (2015): Dermatologi Vol 42, No 11 (2015): Kanker Vol 42, No 10 (2015): Neurologi Vol 42, No 9 (2015): Pediatri Vol 42, No 8 (2015): Nutrisi Vol 42, No 7 (2015): Stem Cell Vol 42, No 6 (2015): Malaria Vol 42, No 5 (2015): Kardiologi Vol 42, No 4 (2015): Alergi Vol 42, No 3 (2015): Nyeri Vol 42, No 2 (2015): Bedah Vol 42, No 1 (2015): Neurologi Vol 41, No 12 (2014): Endokrin Vol 41, No 11 (2014): Infeksi Vol 41, No 10 (2014): Hematologi Vol 41, No 9 (2014): Diabetes Mellitus Vol 41, No 8 (2014): Pediatrik Vol 41, No 7 (2014): Kardiologi Vol 41, No 6 (2014): Bedah Vol 41, No 5 (2014): Muskuloskeletal Vol 41, No 4 (2014): Dermatologi Vol 41, No 3 (2014): Farmakologi Vol 41, No 2 (2014): Neurologi Vol 41, No 1 (2014): Neurologi More Issue