cover
Contact Name
Warto
Contact Email
warto@uinsaizu.ac.id
Phone
+6281327567868
Journal Mail Official
komunika@uinsaizu.ac.id
Editorial Address
Fakultas Dakwah UIN Saizu Jl. Jend. A. Yani No. 20A Purwokerto 53126 Jawa Tengah - Indonesia
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Komunika: Jurnal Dakwah dan Komunikasi
ISSN : 19781261     EISSN : 25489496     DOI : https://doi.org/10.24090/komunika
Journal Komunika is a journal published by the Dakwah Faculty of IAIN Purwokerto, which has a concentration related to the field of Dakwah, Islamic Communication, communication theory, mass communication, dakwah management, dakwah messages, dakwah media, dakwah methods, dakwah organizations, Islamic broadcasting, Islamic journalism, public relations, dakwah, dakwah in the digital era. Journal Komunika really expects the participation of submission of manuscripts or articles that are expected to be published in every print or electronic edition. Through the journal, Komunika will improve the quality of the content of the manuscript or articles in accordance with the rules of the journal Komunika and the results can be useful for the progress of science and society.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 14 No 1 (2020)" : 10 Documents clear
Toleransi Antar Umat Beragama dalam Film “?” (Tanda Tanya) dan Ayat-Ayat Cinta 2 Ahmad Zaini
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 14 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.671 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v14i1.2052

Abstract

This paper aims to find out the discourse of tolerance among religious people featured in the film “?” (Tanda Tanya) and Ayat-Ayat Cinta 2. Both are viewed from the level of the text, the level of social cognition, and the level of social context. The research method used is qualitative analysis with Teun van Dijk's theoretical approach, namely data analysis at the level of text, social cognition and social context. The results showed that; First, the discourse of tolerance at the text level in the film “?” (Tanda Tanya) is related to various themes, both about harmony among religious communities, cultural diversity and about tolerance. Likewise the film Ayat-Ayat Cinta 2 also tells the story of religious life in European countries. Second, the discourse of tolerance between religious communities is seen from the level of social cognition. In the film “?” (Tanda Tanya), both the screenwriter and director want to explain the reality of the diversity of religions, cultures and customs that exist in Indonesia. He wants to explain the relationship between religious people in a vulgar way. In contrast to the more refined Ayat-Ayat Cinta 2 movie. Third, the discourse of tolerance between religious communities in terms of the level of social context. The film “?” (Tanda Tanya) is motivated by the number of bombings that occurred at the house of worship three or four years before. At the level of the social context of this film as a sequel to the previous Ayat-Ayat Cinta movie. The background of making this film is because it wants to illustrate that Islam can be used as a way of life wherever we live, including life in the West though. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui wacana toleransi antar umat beragama yang ditampilkan dalam film “?” (Tanda Tanya) dan Ayat-Ayat Cinta 2. Keduanya ditinjau dari level teks, level kognisi sosial, dan level konteks sosial. Metode riset yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan pendekatan teori Teun van Dijk, yaitu analisis data pada level teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; pertama, wacana toleransi pada level teks dalam film “?” (Tanda Tanya) berkaitan dengan tema yang beragam, baik itu tentang kerukunan antar umat beragama, keragaman budaya maupun tentang toleransi. Demikian halnya film Ayat-Ayat Cinta 2 juga mengkisahkan tentang kehidupan umat beragama di negara Eropa. Kedua, wacana toleransi antar umat beragama ditinjau dari level kognisi sosial. Dalam film “?” (Tanda Tanya) sang penulis skenario maupun sutradara ingin memaparkan realitas tentang keragaman agama, budaya, adat istiadat yang ada di Indonesia. Ia ingin memaparkan hubungan antar umat beragama secara vulgar. Berbeda dengan film Ayat-Ayat Cinta 2 yang lebih halus. Ketiga, wacana toleransi antar umat beragama ditinjau dari level konteks sosial. Film “?” (Tanda Tanya) dilatarbelakangi banyaknya kejadian bom yang melanda rumah ibadah pada tiga atau empat tahun sebelumnya. Pada level konteks sosial film ini sebagai sekuel film Ayat-Ayat Cinta sebelumnya. Latar belakang pembuatan film ini karena ingin menggambarkan bahwa Islam dapat dijadikan pedoman hidup dimanapun kita tinggal, termasuk hidup di negeri Barat sekalipun.
Komunikasi Interpersonal Santri Muhammad Munir; Lailatul Latifah
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 14 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.922 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v14i1.2543

Abstract

Interpersonal Communication can occur in place, namely in boarding schools. If Interpersonal Communication doesn’t effectively do, there will be awkwardness in Communication. The phenomenon that occurs in santri in pesantren is closed Communication with seniors. Because it is awkward that makes interpersonal Communication of students becomes inappropriate because there is a sense that is embedded in students to senior students, as well as senior students of prestige to greet and give greetings to junior students. This research approach is a phenomenological study, while this type of research is qualitative. While interviews, observations and documentation are methods of collecting data. They consisted of Al-Amien Prenduan students and An-Nurriyah Surabaya students. Because this boarding schools has a strict discipline and found the difference. While data reduction, synthesis, compiling working hypotheses are as data analysis. Triangulation and extension of participation as checking the validity of the data. The results of this study are interpersonal Communication of junior and senior santri, the social behavior of junior and senior santri, social interaction of junior santri and senior santri, the doctrine of senior santri to junior santri, fanatic of junior santri and senior santri, bullying of junior santri and senior santri. Komunikasi interpersonal dapat terjadi di manapun termasuk pondok pesantren. Jika Komunikasi Interpersonal tidak dilakukan secara efektif maka akan terjadi kecanggungan dalam berkomunikasi, umumnya fenomena komunikasi yang terjadi antar santri di pesantren adalah komunikasi tertutup. Hal ini dikarenakan rasa canggung antara santri senior dan santri junior dalam berinteraksi, santri senior gengsi untuk menyapa dan memberikan sapaan kepada santri junior. Pendekatan penelitian ini adalah studi fenomenologi dengan menggunkan jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan reduksi data dan sintesisasi digunakan sebagai analisis data. Selain itu menggunakan triangulasi dan perpanjangan keikutsertaan untuk pengecekan keabsahan data. Hasil dari penelitian ini menggambarkan komunikasi interpersonal santri junior dan santri senior, perilaku sosial santri junior dan santri senior, intraksi sosial santri junior dan santri senior, doktrin santri senior kepada santri junior, fanatik santri junior dan santri senior, serta bullying santri junior dan santri senior.
Persepsi Remaja Muslim Yogyakarta Terhadap Peredaran Hoaks di Media Sosial Yanti Dwi Astuti; Mustofa Mustofa
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 14 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.786 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v14i1.2865

Abstract

This research tries to reveal how Muslim teenagers' perceptions and interpretations of hoax news are often circulating in social media. The phenomenon of hoax spreads or false information gets a big moment when social media becomes very common on the internet. People become agents of hoax distribution because they believe in hoax content. Young teenagers are considered the most vulnerable affected by false or hoax news because the characteristics tend to be explorative, always curious, easily influenced, and tend to receive just the contents of the media. It may pose a latent danger and potentially divisive perceptions of society. This research uses Stimulus, Organism, and Response (SOR) theory through qualitative approaches. Data was collected through the FGD method, observation, in-depth interviews, and documentation by using purposive sampling. Meanwhile, to ensure the validity of the data, it is done with the triangulation of data and sources. The results revealed a relationship between understandings of the hoax with the rejection of hoax. It suggests that hoaxes as false news are designed to pose a threat to social life. The study concluded that people, especially Muslim youth, reexamine the truth of the information with "Tabayyun. It also increases digital literacy to be smart and critical in the media. Penelitian ini mencoba untuk mengungkap bagaimana persepsi dan interpretasi remaja muslim mengenai berita hoaks yang kerap beredar di media sosial Fenomena penyebaran hoaks atau berita bohong mendapat momen besar ketika media sosial menjadi sangat umum berkembang di zaman internet. Masyarakat menjadi agen penyebaran Hoaks karena percaya dengan konten hoaks. Kalangan remaja remaja dinilai paling rentan terpengaruh berita bohong atau hoaks karena karakteristiknya cenderung eksploratif, selalu ingin tahu, mudah terpengaruh dan cenderung menerima begitu saja isi media. Ini dapat menimbulkan bahaya laten dan beragam persepsi yang berpotensi memecah belah masyarakat. Penelitian ini akan menggunakan teori Stimulus, Organisme dan Respon (SOR) melalui pendekatan kualitatif. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui, metode FGD, Observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sementara itu, untuk menjamin validitas data, dilakukan dengan triangulasi data dan sumber. Hasil penelitian mengungkapkan terdapat hubungan antara pemahaman terhadap hoaks dengan penolakan terhadap hoaks. Hal ini menunjukkan bahwa hoaks sebagai berita bohong yang terdesain menjadi ancaman bagi kehidupan sosial. Penelitian menyimpulkan agar masyarakat khususnya remaja muslim memeriksa kembali kebenaran sebuah berita dengan “Tabayyun. Selain itu juga meningkatkan literasi digital agar dapat pintar dan kritis dalam bermedia.
Kontra Radikalisasi dalam Penyuluhan Agama Islam di Kabupaten Sukoharjo Amri Syarif Hidayat; Syamsul Hadi; Subejo Subejo
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 14 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.147 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v14i1.2954

Abstract

This paper examines the implementation of counter-radicalization extension by Islamic Extension Workers (IEW) and the policies issued in the effort at the Ministry of Religion Affairs (MoRA) in Sukoharjo, Central Java. The descriptive method was used by using the qualitative approach. The results show that the MoRA had established a program for disseminating Islamic moderation in the 2015-2020 Strategic Plan as a counter-radicalization, which the Directorate General of Islamic Guidance programmed to optimize the role of IEW. However, until the end of the Strategic Plan, the program was unclear to the level of extension workers. Although there was no policy for operational guidance on it, MoRa of Sukoharjo made a policy to enact the decision of the General Director of Islamic Guidance number 297/2017 as a reference for radicalism extension. In the implementation of the face-to-face approach of extension (inter persona communication), it has not run optimally by IEW due to their competency and capacity factors. While in the mediated communication approach, IEW of Sukoharjo has succeeded in developing the extension activities through counter radicalism narratives, mosque coaching, and forming the communication forum for Mosque administrators as counter radicalism efforts. Tulisan ini mengkaji tentang implementasi penyuluhan kontra radikalisasi oleh Penyuluh Agama Islam (PAI) dan kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan dalam upaya tersebut di Kementerian Agama (Kemenag) Sukoharjo, Jawa Tengah. Metode deskriptif digunakan dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kemenag telah menetapkan program diseminasi moderasi Islam dalam Renstra 2015-2020 sebagai kontra radikalisasi, yang oleh Ditjen Bimas Islam diprogramkan optimalisasi peran penyuluh agama Islam, namun sampai akhir Renstra upaya tersebut belum terealisasi dengan jelas sampai ke tingkat penyuluh. Meskipun belum ada kebijakan berupa pedoman penyuluhan moderasi Islam, Kemenag Sukoharjo mengambil kebijakan untuk memberlakukan keputusan Dirjen Bimas Islam No. 297/2017 sebagai acuan penyuluhan radikalisme, namun dalam implementasi penyuluhan tatap muka (inter persona communication) belum dijalankan secara maksimal oleh PAI karena faktor kompetensi dan kapasitas. Sementara dalam penyuluhan dengan pendekatan mediated communication, PAI Sukoharjo telah berhasil mengembangkan kegiatan penyuluhan melalui kontra narasi radikalisme, pembinaan masjid dan membentuk forum silaturahmi antar pengurus masjid sebagai upaya kontra radikalisme.
Membangun Komunikasi dalam Sinergi Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Bandung Ditha Prasanti; Ikhsan Fuady; Sri Seti Indriani
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 14 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.775 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v14i1.3033

Abstract

The "one data" policy driven by the government through the Ministry of Health is believed to be able to innovate and give a new face to health services. Of course, the improvement of health services starts from the smallest and lowest layers, namely Polindes. Starting from this policy and the finding of relatively low public health service problems, the authors see a health service in Polindes, which contributes positively to improving the quality of public health services. The health service is the author's view of the communication perspective through the study of Communication in the Synergy of Public Health Services Polindes (Village Maternity Post) in Tarumajaya Village, Kertasari District, Bandung Regency. The method used in this research is a case study. The results of the study revealed that public health services in Polindes are inseparable from the communication process that exists in the village. The verbal communication process includes positive synergy between the communicator and the communicant. In this case, the communicators are village midwives, village officials, namely the village head and his staff, the sub-district health center, and the active role of the village cadres involved. In contrast, the communicant that was targeted was the community in the village of Tarumajaya. This positive synergy results in a marked increase in public services, namely by providing new facilities in the village, RTK (Birth Waiting Home). Kebijakan “one data” yang dimotori oleh pemerintah melalui Kementerian kesehatan diyakini mampu membuat inovasi dan memberikan wajah baru terhadap layanan kesehatan. Tentunya, perbaikan layanan kesehatan tersebut dimulai dari lapisan terkecil dan terbawah yakni Polindes. Berawal dari kebijakan tersebut dan masih ditemukannya masalah pelayanan kesehatan publik yang relatif rendah, penulis melihat sebuah layanan kesehatan di Polindes, yang memberikan kontribusi positif dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesahatan tersebut penulis lihat dari perpektif komunikasi melaui penelitian Komunikasi dalam Sinergi Pelayanan Kesehatan Publik Polindes (Pos Bersalin Desa) di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung ini dilakukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pelayanan kesehatan publik di Polindes, tidak terlepas dari adanya proses komunikasi yang terjalin di desa tersebut. Proses komunikasi verbal tersebut meliputi sinergitas positif antara pihak komunikator dan komunikan. Dalam hal ini, komunikator tersebut adalah Bidan Desa, Aparat Desa yakni Kepala Desa beserta staffnya, Puskesmas tingkat kecamatan, serta peran aktif dari para kader desa yang terlibat. Sedangkan komunikan yang menjadi target adalah masyarakat di desa Tarumajaya. Sinergitas positif tersebut menghasilkan peningkatan pelayanan publik yang nyata, yaitu dengan adanya penyediaan fasilitas baru di desa, RTK (Rumah Tunggu Kelahiran).
Pemanfaatan Media Digital untuk Dakwah Pesantren Tebuireng Munawara Munawara; Andre Rahmanto; Ign. Agung Satyawan
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 14 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.738 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v14i1.3226

Abstract

In the current era of digital information and communication technology, the Pesantren Tebuireng utilizes social media as a means of spreading da'wah. The purpose of this research is to find out the use of digital media for Pesantren Tebuireng. This research was conducted at the Tebuireng Islamic Boarding School with a qualitative research method interviewing several managers of the Tebuireng Islamic social media account, besides analyzing the content using a text analysis method to find out the messages and meanings conveyed in the preaching. The use of digital media for Pesantren Tebuireng gives several things to the community, namely: 1) spreading reliable information and making people aware of the importance of tabayyun 2) spreading moderate and trusted propaganda 3) inviting people to use digital media to preach. Di era teknologi informasi dan komunikasi digital saat ini, Pesantren Tebuireng memanfaatkan media sosial sebagai sarana menyebarkan dakwah. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pemanfaatan media digital bagi Pesantren Tebuireng. Selain itu, penelitian ini memberikan referensi bagi pesantren atau lembaga pendidikan yang lain untuk memanfaatkan teknologi digital dengan sebaik-baiknya dan mulai menyuarakan dakwah Islam secara lebih luas dan menyebar manfaatnya dengan memakai sudut pandang positif terhadap kehadiran teknologi digital. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif yang mewawancarai beberapa pengelola akun media sosial Pesantren Tebuireng, selain itu juga menganalisa konten menggunakan metode analisis teks mengetahui pesan-pesan dan makna yang disampaikan dalam dakwah tersebut. Adapun pemanfaatan media digital bagi Pesantren Tebuireng memberikan beberapa hal terhadap masyarakat, yaitu: 1) menyebarkan informasi terpercaya dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya tabayyun 2) menyebarkan dakwah yang moderat dan terpercaya 3) mengajak masyarakat memanfaatkan media digital untuk berdakwah.
Dakwah Pemberdayaan Umat Perspektif Al-Qur`an Hassan Zaeni; Hasan Mukmin; Sultan Syahril; Fitri Yanti; Aswadi Aswadi
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 14 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.268 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v14i1.3276

Abstract

This article aims to find out about: How the concept of preaching empowerment of the perspective of the Qur'an. This research is a type of library (library research) using the Thematic Interpretation approach. With the main source being the Qur'an, and focused on seven verses relating to da'wah and empowerment. And secondary sources in the form of books or books relating to the problem to be answered in this study. The results of this study reveal that the concept of empowering the people of The Qur'an perspective as follows. First, the mission of community empowerment aims to invite, order, direct, motivate to guide the target community (mad'u) to jointly make changes for the better oriented towards empowering and community independence, in order to realize shared happiness in the afterlife. Second, the context of empowerment in the Qur'an includes all aspects of both lahiriyah (material) and ruhiyah. In the lahiriyah aspect, it is carried out in the form of the construction of supporting facilities for community independence. In the aspect of empowerment, it is carried out in the form of education, recitation, etc. Third, the desired changes in the community will not be possible unless they start from each other by protecting and maintaining and developing their potential and environment that has been bestowed by Allah. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana konsep dakwah pemberdayaan umat perspektif al-Qur’an. Penelitian ini merupakan jenis pustaka (library resech), dengan menggunakan pendekatan Tafsir Tematik. dengan sumber utama adalah al-Qur’an, dan terfokus pada tujuh ayat yang berkaitan dengan dakwah dan pemberdayaan. Dan sumber skunder berupa kitab-kitab atau buku yang berkaitan dengan masalah yang akan dijawab pada penelitian ini. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa konsep dakwah Pemberdayaan umat perspektif al-Qur’an sebagai berikut. Pertama dakwah pemberdayaan umat bertujuan untuk mengajak, menyuruh, mengarahkan, momotivasi membimbing masyarakat sasaran (mad’u) untuk bersamasama melakukan perubahan ke arah yang lebih baik yang berorientasi pada pemberdayaan dan pemandirian masyarakat, dalam rangka mewujudkan kebahagian bersama di dunia akhirat. Kedua, Konteks pemberdayaan dalam al-Qur’an mencakup seluruh aspek baik lahiriyah (material) maupun ruhiyah. Pada aspek ahiriyah dilakukan dalam bentuk pembangunan sarana-sarana penunjang kemandirian masyarakat. Pada aspek ruhiyah pemberdayaan dilakukan dalam bentuk pendidikan, pengajian dan lainya Ketiga, Perubahan yang diinginkan di masyarakat, tidak mungkin akan tejadi kecuali dengan dimulai dari diri masing-masing dengan cara menjaga dan memelihara serta mengembangkan potensi diri dan lingkungannya yang telah dianugrahkan oleh Allah Swt.
Strategi Dakwah Muhammadiyah Melalui FKMMS (Forum Komunikasi Masjid Muhammadiyah Sidoarjo) Istkomah Istkomah; Dzulfikar Akbar Romadlon; Budi Hariyanto
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 14 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.486 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v14i1.3341

Abstract

The focus of Muhammadiyah, as stated in its AD/ART, is the da'wa of Islam "amar ma'ruf nahi munkar." Developing the quality of the mosques is essential in developing da'wah activities because the mosque is the center of Muslim religious activities. This article will discuss the da'wah strategy of Muhammadiyah Sidoarjo by developing the Muhammadiyah Mosque through FKMMS. This study uses a qualitative approach, with data collection methods through observation, interviews, and documentation. The conclusion is that in determining its da'wah strategy, FKMMS analyzes the state of SWOT so that the policy is capable of optimizing strengths and opportunities, as well as minimizing weaknesses and threats. Strategies undertaken by FKMMS include: fostering and strengthening Muhammadiyah ideology, fostering mosque management for takmir, collecting mosque data, encouraging the use of information technology in mosques for da'wah activities, encouraging the use of Muhammadiyah preachers (KMM), creating exciting mosque youth activities, and forming preaching networks through FKMMS per-regional. Each strategy implemented will be evaluated for its achievements, while the strategies that have not been applied will be discussed further about its implementation. Fokus dari Muhammadiyah, sebagaimana yang tercantum dalam AD/ART-nya, adalah dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar. Mengembangkan kualitas masjid merupakan hal yang terpenting dalam meningkatkan kegiatan dakwah, karena masjid adalah pusat kegiatan dari umat Islam. Artikel ini akan membahas tentang strategi dakwah Muhammadiyah Sidoarjo dengan membina dan mengembangkan Masjid Muhammadiyah melalui “Forum Komunikasi Masjid Muhammadiyah Sidoarjo” (FKMMS). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode pengumpulan data melalui observasi, interview (wawancara), dan dokumentasi. Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa dalam menentukan strategi dakwahnya, FKMMS menganalisa keadaan SWOT agar strategi yang dijalankan benar-benar mampu mengoptimalkan kekuatan dan kesempatan, serta meminimalisir kelemahan dan ancaman. Strategi yang dijalankan oleh FKMMS, diantaranya: melakukan pembinaan ideologi Muhammadiyah dan pembinaan manajemen masjid untuk takmir masjid, melakukan pendataan masjid, mendorong penggunaan teknologi informasi dalam dakwah di masjid-masjid, mendorong penggunaan mubaligh Muhammadiyah, menciptakan kegiatan remaja masjid yang mengasyikkan, dan membentuk jaringan dakwah melalui FKMMS per-regional. Setiap strategi yang dijalankan akan dievaluasi ketercapaiannya, sedangkan strategi yang belum dilaksanakan akan dibahas lebih detail lagi tentang implementasinya
Kontribusi Dakwah Bil Qalam Syaikh Nawawi Al-Bantani terhadap Nasionalisme Pesantren Adeni Adeni; Silviatul Hasanah
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 14 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.051 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v14i1.3597

Abstract

The study aims to examine the contribution of Shaykh Nawawi al-Bantani to the formation of pesantren nationalism through the preaching of bil qalam. The method used is a qualitative method by exploring the works of Shaykh Nawawi al-Bantani, especially those relating to jihad in the national context reflecting the attitude of nationalism, and by seeing their contribution to the world of pesantren. The results of the study showed that Shaykh Nawawi alBantani preached with bil qalam approach, namely in the form of intellectual jihad. He was not directly involved in physical resistance against the invader. But it instilled the enthusiasm and awareness of the love of the motherland in each of his students. Nawawi's work was then taught in the world of pesantren, especially NU pesantran. Scholars like KH. Hasyim Asy'ari, who was influenced by Nawawi's struggle, built the NU organization that not only appeared as the most significant Islamic mass organization but also contributed to the initial formation of the Indonesian national identity. It can be seen from the involvement of KH. Wahid Hasyim in the 1945 BPUPKI-PPKI session. It shows that NU has the same Islamic orientation as what Syaikh Nawawi thought. Nawawi's moderate and contextual attitude always colors NU's actions in carrying out religious propaganda and national propaganda in Indonesia. This also proves that santri is not just a religious entity that lives in Indonesian society, but at a crucial point, santri is the identity of the Indonesian people themselves. Penelitian bertujuan mengkaji kontribusi Syaikh Nawawi al-Bantani bagi pembentukan nasionalisme pesantren melalui dakwah bil qalam. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan cara mengeksplorasi karya Syaikh Nawawi al-Bantani terutama yang berkaitan dengan jihad dalam konteks kebangsaan yang mencerminkan sikap nasionalisme, kemudian dilihat kontribusinya bagi dunia pesantren. Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa Syaikh Nawawi al-Bantani berdakwah dengan pendekatan bil qalam, yaitu berupa jihad intelektual. Ia tidak terlibat langsung dalam aksi perlawanan fisik melawan penjajah, tapi ia menanamkan semangat dan kesadaran akan cinta tanah air ke dalam diri setiap murid-muridnya. Karya Nawawi kemudian diajarkan di dunia pesantren terutama pesantran NU. Ulama seperti KH. Hasyim Asy’ari yang terpengaruh oleh perjuangan Nawawi ini membangun organisasi NU yang tidak hanya tampil sebagai ormas keislaman terbesar, tetapi juga berkontribusi bagi pembentukan awal jati diri bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari keterlibatan KH. Wahid Hasyim dalam sidang BPUPKI-PPKI 1945. Ini menunjukkan bahwa NU memiliki orientasi keislaman yang sama dengan apa yang dipikirkan oleh Syaikh Nawawi. Sikap moderat dan kontekstual Nawawi senantiasa pula mewarnai sepak terjang NU dalam melakukan dakwah keagamaan dan dakwah kebangsaan di Indonesia. Ini juga membuktikan bahwa santri bukan sekadar sebuah entitas keagamaan yang hidup dalam masyarakat Indonesia, tapi pada titik yang sangat menentukan, santri merupakan jati diri bangsa Indonesia itu sendiri.
Membentuk Kepribadian Islam melalui Strategi Komunikasi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di STMIK Budi Darma Medan Imam Saputra; Fitri Aisyah Ritonga; Ahmad Tamrin Sikumbang; Zainun Zainun
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 14 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Dakwah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.213 KB) | DOI: 10.24090/komunika.v14i1.3644

Abstract

Personality as an integration of one’s tendency to behave, act and behave. The personality referred to in this case is the personality of honesty and istiqomah which is in accordance with the teachings of Islam and is called the personality of Islam. This study aims to describe the communication strategies of Campus Da'wah Institutions in shaping the Islamic personality of students, as well as the supporting and inhibiting factors of the campus Da'wah Communication strategy in shaping the Islamic personality of STMIK Budi Darma Medan students. The research method used in this study is a qualitative method by analyzing and making interpretation of data found through interviews. The data that has been collected is checked for validity, the data analysis technique starts from reducing the data and making conclusions from the results of the study. The results of this study are that to develop a communication strategy must begin with planning, implementation and of course in this strategy there are supporting and inhibiting factors. The communication strategy of Campus Propagation Institute in shaping the Islamic personality of students by planning and implementing activities that are Islamic by instilling the values of Islamic personality to students. Islamic personality here is the personality of honesty, responsibility, initiative and istiqomah in the daily life of students. Strategies that LDK does include mentoring, recitation and sharing among others. Supporting and inhibiting factors in the Campus Da'wah Institute strategy are good responses from students, while the inhibiting factor is the lack of funds. Kepribadian sebagai integrasi dari kecenderungan seseorang dalam bersikap, bertindak dan berperilaku. Kepribadian islam merupakan kepribadian tentang kejujuran, tanggungjawab, inisiatif dan istiqomah yang sesuai dengan ajaranajaran Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi Lembaga Dakwah Kampus dalam membentuk kepribadian Islam mahasiswa, serta faktor pendukung dan penghambat dari strategi komunikasi Lembaga Dakwah Kampus. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menganalisis dan membuat interpretasi data yang ditemukan melalui hasil wawancara. Data yang telah dikumpulkan diperiksa keabsahannya, teknik analisa data dimulai dari mereduksi data dan membuat simpulan hasil penelitian. Hasil dari penelitian ini mendeskripsikan strategi komunikasi Lembaga Dakwah Kampus dalam membentuk kepribadian Islam mahasiswa. Bentuk-bentuk strategi komunikasi adalah komunikasi antar personal dan komunikasi tidak langsung yaitu dakwah berbasis materi dan dakwah berbasis media. Faktor pendukung dalam strategi Lembaga Dakwah Kampus ini yaitu respon yang baik dari mahasiswa, pengurus LDK memiliki potensi yang lebih, LDK Al-Hayyan memiliki susunan struktur anggota keorganisasian yang jelas sedangkan faktor penghambatnya yaitu masalah kurangnya dana dalam program LDK, kurangnya waktu untuk bersosialisasi dan semangat anggota LDK yang menurun.

Page 1 of 1 | Total Record : 10