cover
Contact Name
Parlindungan Pandapotan Marpaung
Contact Email
parlindungan.reni@gmail.com
Phone
+6285259948993
Journal Mail Official
eksergi.polines@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Teknik Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jalan. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang.
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Eksergi: Jurnal Teknik Energi
Design of DC Accumulator Charging using Backup Accumulator Based on Inverter and Converter Device Parlindungan Pandapotan Marpaung
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 1 (2016): JANUARI 2016" : 5 Documents clear
PEMBUATAN ALAT PRODUKSI GAS HIDROGEN DAN OKSIGEN TIPE WETT CELL DENGAN VARIASI LUAS PENAMPANG - Wahyono
Eksergi Vol 12, No 1 (2016): JANUARI 2016
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1738.855 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v12i1.283

Abstract

Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah merancang dan membuat alat penghasil gas hidrogen dan oksigen yang juga bisa disebut sebagai elektroliser serta menguji dan menganalisa unjuk kerja alat untuk mendapatkan efektivitas alat yang maksimal sehingga diharapkan bisa meningkatkan efisiensi pembakaran. Prinsip kerja elektroliser adalah proses elektrolisis air menjadi gas hidrogen dan oksigen dengan bantuan elektroda yang dihubungkan dengan sumber listrik. Proses yang dilakukan meliputi perancangan alat, pembuatan serta pengujian kinerja elektroliser terhadap variasi luas penampang berdasarkan perhitungan daya yang dibutuhkan, volume gas yang dihasilkan serta efisiensi elektroliser. Metode yang digunakan adalah membuat dan menguji kinerja alat ini dengan variasi luas penampang. Untuk mengetahui kinerja terbaik dari alat ini terhadap efektivitas alat serta efisiensi yang dihasilkan. Dimulai denganmendapatkan desain dan konstruksi alat, menguji perfoma alat dengan tegangan yang konstan yaitu 8,5 volt, variasi konsentrasi KOH dengan konsentrasi maksimum sebesar 0.5 M. Semakin besar konsentrasi KOH, maka semakin besar arus yang dihasilkan. Luas penampang elektroda juga sebanding dengan arus yang dihasilkan. Luas penampang I (9x11 cm) lebih efektif dibandingkan luas penampang II (9x14 cm) karena kebutuhan daya lebih rendah 42,5 watt, volume gas HHO lebih besar dan efisiensi lebih besar ( 95,76 mL dan 49,15 %).Keyword: Gas HHO, Elektroliser, Luas Penampang, Konsentrasi
RANCANG BANGUN EVAPORATIVE COOLING - Sunarwo
Eksergi Vol 12, No 1 (2016): JANUARI 2016
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1739.194 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v12i1.284

Abstract

Tujuan dari rancang bangun ini adalah untuk mengkaji, menguji dan menganalisa kerja dari evaporative cooling (variasi temperatur air) itu sendiri. Dan juga untuk mengetahui apa pengaruhnya terhadap terhadap udara sekitar.Metode yang digunakan adalah menguji evaporative cooling dengan memvariasikan temperatur air yang digunakan dan jarak peletakan higrometer untuk mengetahui terdapat perubahan RH atau kelembapan terhadap udara sekitarnya.Hasil pengujian dengan temperature air 28°C, 18°C, dan 10°C. dan juga jarak higrometer 10 cm, 15 cm dan 20 cm. didapatkan penurunan temperature bola kering paling besar dimana saat masuk 33,5°C dan keluar 26°C dengan RH dari 36,5% menjadi 71%, yang didapatkan pada tanggal 24 juni 2015 dengan jarak 10 cm.Kata Kunci  : Evaporative Cooling, kenaikan RH
ANALISIS PENGARUH KANDUNGAN KARBON TETAP PADA BATUBARA TERHADAP EFISIENSI KETEL UAP PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2 - Sudjito
Eksergi Vol 12, No 1 (2016): JANUARI 2016
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1683.618 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v12i1.280

Abstract

Ketel uap merupakan komponen utama dalam sistem pembangkit yang digunakan untuk mengubah fasa cair menjadi fasa uap. Agar pembangkit dapat dioperasikan secara kontinue ketel uap harus menggunakan jenis batu bara yang tepat sehingga efisiensi ketel uap tetap terjaga tinggi dan produksi listrik dapat terpenuhi. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kandungan dari karbon tetap pada batu bara terhadap efisiensi dari ketel uap pada PLTU Tanjung Jati B Unit 2 antara tanggal 28 Juni 2012 hingga 20 Februari 2014. Untuk menghitung efisiensi ketel uap menggunakan metode kehilangan panas yang berdasarkan American Society of Mechanical Engineers Power Test Codes (ASME PTC) 4.1 Steam Generating Units dan 19.10 Flue And Exhaust Gasses Analyses. Hasil analisis menunjukan bahwa karakteristik efisiensi ketel uap terhadap kandungan karbontetap semakin menaik. Efisiensi ketel uap tertinggi adalah 89,91% pada saat nilai karbon tetap 44,84% dan efisiensi tetap 38,38%. Kenaikan efisiensi ketel uap rata-rata tiap ketel uap terendah adalah 88,36% pada saat nilai karbon 1% kenaikan karbon tetap adalah 0,2678%.Kata kunci: efisiensi, ketel uap, metode kehilangan panas
ANALISA KINERJA PENUKAR PANAS AKIBAT PERUBAHAN DIAMETER TABUNG DARI 9 mm MENJADI 13 mm PADA BANTALAN OLI PENDUKUNG UNIT 1 PT. PJB UP PLTA CIRATA PURWAKARTA - Bono
Eksergi Vol 12, No 1 (2016): JANUARI 2016
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1683.261 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v12i1.281

Abstract

Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari penukar panas dengan diameter tabung yang berbeda di PT. PJB UP PLTA CIRATA, yaitu penukar panas dengan diameter tabung lama dengan ukuran 9 mm dan penukar panas dengan diameter tabung baru dengan ukuran 13 mm. Data yang diambil merupakan data rekap dan data dokumen pada waktu tanggal 6-10 April 2015 dan dokumen tahun 2002 yang menggunakan metode pengambilan data dengan cara observasi dan wawancara di PT. PJB UP PLTA CIRATA, kemudian dilakukan pengolahan data melalului perhitungan yang sesuai dengan rumus yang dibutuhkan. Kinerja dari penukar panas dilihat dari efektivitas pada saat beroperasi. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan saat diameter tabung masih 9 mm titik tertinggi efektivitasnya 0,860 dan titik terendahnya 0,827 sedangkan untuk diameter 13 mm titik tertinggi efektivitas tertingginya 0,820 dan titik terendah pada titik nilai 0,770. Modifikasi ukuran diameter dari 9 mm ke ukuran 13 mm dinilai malah menurunkan efektivitas penukar panas pada bantalan oli pendukung, sehingga kinerja dari penukar panas akan menjadi kurang maksimal. Temperatur keluar oli dari penukar panas saat ukuran diameter 9 mm dan 13 mm tidak mengalami perubahan yaitu masih pada temperatur 38 °C.Kata kunci: efektivitas, penukar panas, perubahan diameter tabung
METODE PENURUNAN TAHANAN PENTANAHAN PADA ELEKTRODA PLAT DENGAN SOIL TREATMENT GARAM Wiwik Purwati Widyaningsih; Teguh Harijono Mulud
Eksergi Vol 12, No 1 (2016): JANUARI 2016
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1681.647 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v12i1.282

Abstract

Permasalahan yang timbul dalam sistem pentanahan adalah keadaan tanah berbeda-beda dapat menyebabkan nilai tahanan pentanahan yang berbeda pula. Tujuan sistem pentanahan ini adalah untuk menurunkan nilai tahanan pentanahan dengan menambahkan garam dapur pada tanah. Metode yang digunakan adalah metode tiga titik. Elektroda plat tembaga yang digunakan memiliki panjang 20 cm, lebar 18 cm, dan tebal 0,8 mm. Variasi yang dilakukan yaitu soil treatment di atas elektroda, dibawah elektroda, serta diatas dan dibawah elektroda. Berat garam dapur yang digunakan adalah 2 kg. Penelitian dilakukan selama 7 hari tiap variasi posisi. Masing - masing variasi posisi, memberikan pengaruh penurunan nilai tahanan pentanahan. Posisi soil treatment di atas elektroda plat tembaga mengalami penurunan tahanan pentanahan sebesar 90,77 % menjadi 25,18 n. Posisi soil treatment di bawah elektroda plat tembaga mengalami penurunan nilai tahanan pentanahan 85,26 % menjadi 32,86 n. Posisi soil treatment di atas dan dibawah elektroda plat tembaga mengalami penurunan nilai tahanan pentanahan sebesar 92,20 % menjadi 23,7 n.Kata Kunci: Penurunan tahanan pentanahan, soil treatment

Page 1 of 1 | Total Record : 5