Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA . Wahyono
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2011): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2 2011
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemajuan teknologi pemrograman dengan komputer memudahkan dalam mempelajari teknik tegangan tinggi. Melalui program Delphi dapat mensimulasikan pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi. Tujuan simulasi ini untuk menampilkan pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi dengan metode sela bola dan untuk membandingkan dengan data prcobaan. Dalam prakteknya melakukan pengujian tembus pada sela bola akan mendapatkan pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi. Pada saat tembus antara sola bola itulah di anggap tegangan maksimum yang konstan. Metode yang dipakai adalah mensimulasikan dengan program Delphi dan membuat animasi tegangan tembus antara sela bola berbagai jarak sela. Hasil yang amati dari pemrograman adalah pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi, membandingkan antara tegangan tembus standar dan tegangan pada keadaan sempat. Variasi perubahan temperatur dan tekanan barometer akan ditampilkan dalam makalah ini dan simulasi pembagkitan pengukuran tegangan tinggi arus bolak-balik, searah dan impuls. Dari hasil simulasi dan hasil pengukuran laboraturium ada perbedaan rata-rata 2,3 kilo volt atau 3,9 % dari hasil simulasiKata kunci : pembangkitan, pengukuran, sela bola
ANALISA PENGARUH JARAK DAN KEDALAMAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN 2 ELEKTRODA BATANG Wahyono Wahyono; Budhi Prasetiyo
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2013): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 4 2013
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dilakukan sistem pentanahan adalah untuk mendapatkan nilai tahanan pembumian yang kecil akan dilakukan penelitian pengaruh jarak dan kedalaman antar 2 elektroda batang yang diparalel terhadap nilai tahanan pembumian. Untuk bahan perbandingan pengukuran dilakukan dengan menggunakan 1 elektroda batang dan dilakukan pada 2 tempat yang berbeda yaitu tanah rawa dan tanah liat. Pengukuran dilakukan dengan metode 3 titik menggunakan 1 elektroda batang dengan variasi kedalaman sedangkan pada 2 elektroda batang yang  diparalel dengan variasi kedalaman dan variasi jarak penanaman.Hasil  menunjukan  penambahan kedalaman elektroda menurunkan nilai tahanan pembumian dengan prosentase penurunan pada tanah rawa untuk 1 elektroda batang 86 % sedangkan pada 2 elektroda batang 79,18 %. Untuk penambahan jumlah elektroda batang menurunkan nilai tahanan pembumian secara signifikan penambahan jarak  taman antar elektroda   penurun nilai tahanan pembumian  kecil dengan prosentase penurunan 6,75 %. Kata Kunci : Tahanan pembumian, penambahan jarak dan kedalaman penanaman
PENGARUH KADAR AIR DAN KEDALAMAN ELEKTRODA BATANG TUNGGAL TERHADAP TAHANAN PEMBUMIAN PADA TANAH LIAT . Wahyono
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2012): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 3 2012
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem pembumian yang baik adalah suatu sistem yang memenuhi peryaratan  instalasi yang berlaku. Nilai tahanan pembumian (grounding)  dipengaruhi oleh bentuk elektroda, tahanan jenis tanah, kedalaman penanaman elektroda dan lain sebagainya. Sedangakan tahanan jenis tanah juga dipengaruhi oleh struktur  tanah, Pengaruh temperatur, pengaruh gradien tegangan, pengaruh besarnya arus, pengaruh kandungan air dan pengaruh kandungan bahan kimia. Bagaimana  menurunkan tahanan pembumian dengan elektroda batang pentanah pada tanah liat. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh nilai tahanan pembumian  terhadap kedalaman penanaman elektroda dan jenis tanah. Sistem kelistrikan supaya aman terhadap gangguan yang terjadi dan untuk membantu perencana yang akan  memasang elektroda pembumian maka perlu diadakan penelitian tentang pembumian.  Metode pengukuran dengan menggunakan elektroda batang, sistem pengukurannya dengan tiga titik dan  alat ukur digital earth resistance tester tool Statistical Process Control (SPC). Hasil penelitian ini menampilkan pengaruh kadar air terhadap tahanan pembumian dan  menurunkan tahanan pembumian dengan menambah kedalaman elektroda  pada tanah liat. Tahanan pembumian pada tanah liat dicapai 4,7 Ω pada kedalaman 225 cm dan kadar air 49,8 %.   Kata kunci : grounding, elektroda, kadar air
PEMBUATAN ALAT PRODUKSI GAS HIDROGEN DAN OKSIGEN TIPE WETT CELL DENGAN VARIASI LUAS PENAMPANG - Wahyono
Eksergi Vol 12, No 1 (2016): JANUARI 2016
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1738.855 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v12i1.283

Abstract

Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah merancang dan membuat alat penghasil gas hidrogen dan oksigen yang juga bisa disebut sebagai elektroliser serta menguji dan menganalisa unjuk kerja alat untuk mendapatkan efektivitas alat yang maksimal sehingga diharapkan bisa meningkatkan efisiensi pembakaran. Prinsip kerja elektroliser adalah proses elektrolisis air menjadi gas hidrogen dan oksigen dengan bantuan elektroda yang dihubungkan dengan sumber listrik. Proses yang dilakukan meliputi perancangan alat, pembuatan serta pengujian kinerja elektroliser terhadap variasi luas penampang berdasarkan perhitungan daya yang dibutuhkan, volume gas yang dihasilkan serta efisiensi elektroliser. Metode yang digunakan adalah membuat dan menguji kinerja alat ini dengan variasi luas penampang. Untuk mengetahui kinerja terbaik dari alat ini terhadap efektivitas alat serta efisiensi yang dihasilkan. Dimulai denganmendapatkan desain dan konstruksi alat, menguji perfoma alat dengan tegangan yang konstan yaitu 8,5 volt, variasi konsentrasi KOH dengan konsentrasi maksimum sebesar 0.5 M. Semakin besar konsentrasi KOH, maka semakin besar arus yang dihasilkan. Luas penampang elektroda juga sebanding dengan arus yang dihasilkan. Luas penampang I (9x11 cm) lebih efektif dibandingkan luas penampang II (9x14 cm) karena kebutuhan daya lebih rendah 42,5 watt, volume gas HHO lebih besar dan efisiensi lebih besar ( 95,76 mL dan 49,15 %).Keyword: Gas HHO, Elektroliser, Luas Penampang, Konsentrasi
PENGARUH EXCESS AIR TERHADAP FLUE GAS DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2 Teguh Harijono Mulud; - Wahyono
Eksergi Vol 11, No 3 (2015): SEPTEMBER 2015
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3814.302 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v11i3.278

Abstract

Proses pembakaran membutuhkan sejumlah udara berlebih (excess air). Excess air digunakan untuk menjamin pembakaran berlangsung dengan baik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh excess air terhadap kerugian flue gas dan pengaruhnya terhadap kuantitas produk flue gas berupa CO, CO2, SOx dan NOx di unit 2 PLTU Tanjung jati B.  Parameter yang digunakan untuk menghitung nilai excess air adalah O2 content. Metode perhitungan yang digunakan adalah metode ASME PTC 4.1 dan ASME PTC19.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai excess air terendah 15,395 % memiliki nilai kerugian dry flue gas sebesar 4,492 % dan nilai efisiensi sebesar 89,824 %. Sementara itu, nilai excess air tertinggi 23,207 % memiliki nilai kerugian flue gas sebesar 5,573% dan efisiensi sebesar 88,076 %.Pengaruh yang ditimbulkan dari pasokan excess air terhadap kuantitas produk flue gas berupa CO dan CO2,memiliki tren penurunan terhadap penambahan excess air, tetapi bernilai sebanding terhadap produk flue gas SOx dan NOx.  Kata kunci :excess air,kerugian flue gas, kuantitas produk flue gas, efisiensi
RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL 9 SUDU FLAT DENGAN VARIASI RASIO LEBAR SUDU TOP DAN BOTTOM UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PLTB Yusuf Dewantoro Herlambang; - Wahyono; - Sahid
Eksergi Vol 14, No 2 (2018): MEI 2018
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.727 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v14i2.1367

Abstract

Penggunaan energi listrik di Indonesia saat ini sangatlah tinggi, namun energi yang digunakan masih didominasi oleh energi fosil, padahal potensi energi alternatif di Indonesia sangat banyak dan belum bisa dimanfaatkan dengan baik, salah satunya adalah energi angin. Oleh sebab itu, penulis mengambil judul tugas akhir dengan tema turbin angin. Tujuan tugas akhir dari Rancang Bangun Turbin Angin Poros Horizontal 9 Sudu Flat dengan Variasi Rasio Lebar Sudu Top dan Bottom Untuk Meningkatkan Kinerja PLTB tersebut adalah untuk membuat turbin angin sumbu horizontal 9 sudu flat dengan variasi sudut sudu, menguji secara eksperimental kinerja turbin angin sudu 9 flat dengan berbagai macam variasi sudut sudu dan kecepatan angin, mengkaji karaketristik kerja turbin sumbu horizontal sudu 9 flat dengan sudut sudu dan lebar sudu top dan bottom.Pengujian dilakukan dengan menvariasikan rasio lebar sudu 1:1; 4:5; 3:5; 2:5; 1:5 yang semuanya di variasikan sudut sudunya dari 15 – 45 dan kecepatan angin bebas sebesar 5 m/s, 7 m/s, 9 m/s yang pengujiannya diawali pada beban kosong, dihasilkan putaran paling tinggi untuk semua turbin angin dengan variasi rasio lebar sudu top dan bottom. Langkah berikutnya menambah beban dengan caramenyalakan beban lampu DC yang mengakibatkan putaran turun dan daya generator meningkat hingga mencapai kapasitas maksimum turbin angin. Berdasarkan uji kinerja turbin angin, pada sudu turbin dengan rasio lebar sudu 4:5 dan sudut sudu 30° dengan kecepatan angin bebas 5 m/s memiliki nilai ηs yang lebih tinggi yaitu 9,665631% dibandingkan dengan sudu turbin dengan rasio lebar sudu lainnya, kemudian pada sudu turbin dengan rasio lebar sudu 3:5 dan sudut sudu 23° dengan kecepatan angin bebas 7 m/s memiliki nilai η  yang lebih tinggi yaitu 7,421294% dibandingkan dengan sudu turbin dengan rasio lebar sudu lainnya, sedangkan pada sudu turbin dengan rasio lebar sudu 2:5 dan sudut sudu 18° dengan kecepatan angin bebas 9 m/s memiliki nilai ηs yang lebih tinggi yaitu 5,8035% dibandingkan dengan sudu turbin dengan rasio lebar sudu lainnya. Kata Kunci: “Turbin angin poros horizontal”, “Rasio lebar sudu top dan bottom”, “Efisiensi sistem”, “Tip Speed Ratio”
Rancang Bangun Turbin Angin Poros Horizontal 9 Sudu Flat Dengan Variasi Rasio Lebar Sudu Top Dan Bottom Untuk Meningkatkan Kinerja PLTB Yusuf Dewantoro Herlambang; Wahyono Wahyono
Eksergi Vol 15, No 2 (2019): MEI 2019
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1063.592 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v15i2.1508

Abstract

Penggunaan energi listrik di Indonesia saat ini sangatlah tinggi, namun energi yang digunakan masih didominasi oleh energi fosil, padahal potensi energi alternatif di Indonesia sangat banyak dan belum bisa dimanfaatkan dengan baik, salah satunya adalah energi angin. Oleh sebab itu, penulis mengambil judul tugas akhir dengan tema turbin angin. Tujuan tugas akhir dari Rancang Bangun Turbin Angin Poros Horizontal 9 Sudu Flat dengan Variasi Rasio Lebar Sudu Top dan Bottom Untuk Meningkatkan Kinerja PLTB tersebut adalah untuk membuat turbin angin sumbu horizontal 9 sudu flat dengan variasi sudut sudu, menguji secara eksperimental kinerja turbin angin sudu 9 flat dengan berbagai macam variasi sudut sudu dan kecepatan angin, mengkaji karaketristik kerja turbin sumbu horizontal sudu 9 flat dengan sudut sudu dan lebar sudu top dan bottom.Pengujian dilakukan dengan menvariasikan rasio lebar sudu 1:1; 4:5; 3:5; 2:5; 1:5 yang semuanya di variasikan sudut sudunya dari 15 – 45 dan kecepatan angin bebas sebesar 5 m/s, 7 m/s, 9 m/s yang pengujiannya diawali pada beban kosong, dihasilkan putaran paling tinggi untuk semua turbin angin dengan variasi rasio lebar sudu top dan bottom. Langkah berikutnya menambah beban dengan cara menyalakan beban lampu DC yang mengakibatkan putaran turun dan daya generator meningkat hingga mencapai kapasitas maksimum turbin angin. Berdasarkan uji kinerja turbin angin, pada sudu turbin dengan rasio lebar sudu 4:5 dan sudut sudu 30° dengan kecepatan angin bebas 5 m/s memiliki nilai ηs yang lebih tinggi yaitu 9,665631% dibandingkan dengan sudu turbin dengan rasio lebar sudu lainnya, kemudian pada sudu turbin dengan rasio lebar sudu 3:5 dan sudut sudu 23° dengan kecepatan angin bebas 7 m/s memiliki nilai ηs yang lebih tinggi yaitu 7,421294% dibandingkan dengan sudu turbin dengan rasio lebar sudu lainnya, sedangkan pada sudu turbin dengan rasio lebar sudu 2:5 dan sudut sudu 18° dengan kecepatan angin bebas 9 m/s memiliki nilai ηs yang lebih tinggi yaitu 5,8035% dibandingkan dengan sudu turbin dengan rasio lebar sudu lainnya.
ANALISIS GENERATOR 3 PHASA TIPE MAGNET PERMANEN DENGAN PENGGERAK MULA TURBIN ANGIN PROPELLER 3 BLADE UNTUK PLTB KAPASITAS 500 WATT PEAK VARIASI KECEPATAN 8 m/s SAMPAI DENGAN 10 m/s - Suwarti; - Wahyono; Adhityo Wisnu
Eksergi Vol 10, No 3 (2014): SEPTEMBER 2014
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2064.049 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v10i3.253

Abstract

Tujuan dari  penelian   ini adalah mengetahui efisiensi generator 3 phasa magnet permanen dengan pengaruh kecepatan angin  pada  tahanan beban berupa lampu pijar. Metode penelitian yang dipakai penulis adalah pengujian alat, dengan cara memvariasi kecepatan anginyaitu 8m/s, 9m/s,10m/s dan variasi beban. Pengujian generator 3 phasa dengan variasi beban. Hasil pengujian  penelitian adalah efisiensi tertinggi 26,46% pada daya 94,93 watt dan efisiensi terendah 20,60% pada daya 144,38 watt.  Kata kunci :Generator 3 phasa, Efisiensi.
PENGGUNAAN MIX COAL TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT DAN BIAYA PRODUKSI LISTRIK (BPL) DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 - Wahyono; Teguh Harijono Mulud
Eksergi Vol 11, No 2 (2015): MEI 2015
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4088.398 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v11i2.264

Abstract

Batubara merupakan bahan bakar yang digunakan pada PLTU Tanjung Jati B Unit 3. Batubara yang digunakan dipasok dari PT Indominco Mandiri (IMM) dengan nilai kalor   6200 kkal dan harga Rp 931420/ton, dan PT Kaltim Prima Coal (KPC) dengan nilai kalor  5700 kkal dan harga Rp 850744/ton. Agar didapatkan efisiensi yang tinggi pada suatu pembangkit diperlukan nilai kalor yang tinggi, namun hal itu membutuhkan biaya produksi bahan bakar yang besar pula. Oleh karena itu, untuk menghemat biaya produksi listrik bahan bakar dilakukan pencampuran batubara dengan perbedaan nilai kalor tanpa mengurangi efisiensi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan pencampuran yang tepat untuk memperoleh efisiensi dan penghematan biaya produksi listrik dengan adanya mix coal, dimana terjadi pada efisiensi yang memenuhi syarat dan BPL terendah. Metode yang digunakan yaitu membandingkan efisiensi pembangkit dan biaya produksi listrik dengan coal ratio. Hasil perhitungan menunjukkan, ratio pencampuran batubara yang tepat yaitu didapatkan pada pencampuran 4:6, dengan efisiensi sebesar 39,76% dan biaya produksi listrik yang ditinjau dari bahan bakar yaitu 339,078 Rp/kWh, sehingga dalam setahun menghabiskan Rp 2.067.342.134.870, dibandingkan dengan menggunakan 100% IMM yang menghabiskan Rp 2.123.882.600.717. Dengan demikian terjadi penghematan BPL ditinjau dari bahan bakar Rp 154.905.386/hari, sehingga dalam setahun dapat menghemat Rp 56.540.465.847.  Kata kunci : Nilai Kalor Batubara, mix coal, efisiensi pembangkit, biaya produksi listrik.
Sistem Pengoperasian dan Sistem Perawatan PT. PJB UP Brantas Plta Sutami Malang Yoga Ian Arianto; Wahyono Wahyono
Eksergi Vol 13, No 3 (2017): SEPTEMBER 2017
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.576 KB) | DOI: 10.32497/eksergi.v13i3.1025

Abstract

PLTA Sutami merupakan pembangkit listrik tenaga air terbesar di Jawa Timur, dengan  kapasitas daya yang dihasilkan sebesar 3 x 36000 KW. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengoperasian unit pembangkit pada PLTA Sutami serta pentingnya pelaksanaan pemeliharaan pada PLTA Sutami. Metode yang digunakan untuk pengambilan data  yaitu dengan cara melakukan peninjauan langsung ke lapangan dan melakukan konsultasi dengan berbagai pihak yang bekerja dilingkungan PLTA Sutami.Sistem operasi pada PLTA Sutami (turbin, generator dan sebagainya) menggunakan master controller one man control. Pengontrolan untuk menjalankan (starting), menghentikan (stoping) dan pengaturan beban dilaksanakan secara remote dari control room.Unit pembangkitnya dapat dikerjakan dan dikontrol secara otomatis pada setiap tahap operasi. Selain sistem pengoperasian yang tidak kalah pentingnya juga adalah pemeliharaan. Tujuan utama adanya pemeliharaan pada pembangkit adalahagar kemampuan produksi daya listrik denagan sesuai permintaan, menghindari kegiatan maintenance atau pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja, dan dapat mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien. Kata kunci : PLTA Sutami, Sistem Operasi, Pemeliharaan.