cover
Contact Name
Miftakhul Faizin
Contact Email
miftakhulfaizin69@gmail.com
Phone
+6289527336603
Journal Mail Official
jasna@unisnu.ac.id
Editorial Address
Jl. Taman Siswa Pekeng Tahunan, Jepara, Jawa Tengah., Kab. Jepara, Provinsi Jawa Tengah, 59427
Location
Kab. jepara,
Jawa tengah
INDONESIA
JASNA : Journal For Aswaja Studies
ISSN : 27744051     EISSN : 27749282     DOI : 10.34001/jasna
Core Subject : Religion,
JASNA Journal For Aswaja Studies adalah jurnal kajian Islam yang diterbitkan oleh Pusat Studi Aswaja, Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara. Jurnal ini berfokus pada topik topik keIslaman inter, multi, dan transdisipliner. Ruang lingkup artikel meliputi, Ahlu As sunnah wa al jamaah, Filsafat Islam, Pemikiran dan Sastra Islam, Islam dan Perdamaian, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban dalam Islam, Islam di Daerah, Komunitas Muslim, Pendidikan Islam, Hukum Islam, Ekonomi Islam dan Studi Bisnis, Al-Quran dan Hadits.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2023)" : 7 Documents clear
Epistemologi Sufi Healing di Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya Teten Jalaludin Hayat
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jasna.v3i1.3957

Abstract

AbstractThis study aims to explain epistemologically about Sufi healing in the Qadiriyyah Naqsyabandiiyyah Sufi order of Suryalaya. The research method used is qualitative and epistemological through a content analysis knife, so that conclusions can be obtained with practical qualities for adherents of Sufi healing. The epistemological process of Sufi healing is carried out through the most important healing tool (akbar) and provides the strongest psychological influence (asyadd ta'tsiran), namely dhikr jahr. Dhikr jahr is nafy (negation) and itsbat (affirmation) function, which work in tandem to produce its axiological fruit, namely clean and stable mind (tsabat). In the process of nafy and itsbat, at times the mind will experience a state of trance (half consciousness), the inner warehouse is wide open, so that the inner impurities (al-muhaddatsat, hadith al-nafs, mind defilements) will come out on their own and spill over into the sky of the mind. After that, for full healing, the certain method of consciousness power is carried out through nazhr al-fana' (missing sight). If the process of nazhr al-fana' is successful, the mind becomes cleaner and calmer, the view becomes brighter. Thus, the epistemological process of Sufi healing through dhikr jahr was successfully carried out by a healer.Keywords: Zikir, Epistemologi, Sufi Healing, TQN Suryalaya.AbstrakPenelitian ini ditujukan untuk menjelaskan secara epistemologis tentang sufi healing di Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiiyyah Pondok Pesantren Suryalaya. Metode penelitian yang digunakan bersifat kualitatif dan epistemologis melalui pisau analisis isi, sehingga bisa diperoleh kesimpulan dengan kualitas praktis bagi penganut sufi healing. Proses epistemologis sufi healing dilakukan melalui alat healing yang paling utama (akbar) dan memberikan pengaruh kejiwaan paling kuat (asyadd ta’tsiran), yaitu dzikir jahr. Dzikir jahr bersifat nafy (negasi) dan itsbat (afirmasi), yang berkerja secara beriringan untuk melahirkan buah aksiologisnya, yaitu bersih dan tetapnya batin (tsabat). Di dalam proses nafy dan itbsat, pada masanya batin akan mengalami kondisi trans (half consciousness), gudang batin terbuka lebar, sehingga kotoran batin (al-muhaddatsat, hadits al-nafs, mind defilements) akan berkeluaran sendiri dan tumpah di langit pikiran. Setelah itu, untuk meng-healing secara penuh, dilakukan metode kasadaran melalui nazhr al-fana’ (pandangan lenyap). Bila berhasilnya proses nazhr al-fana’, batin menjadi lebih bersih dan tenang, pandangan menjadi lebih terang. Dengan demikian, proses epistemologis sufi healing melalui dzikir jahr berhasil dilakuan oleh seorang healer.Kata Kunci: Dzikir, Epistemologi, Sufi Healing, TQN Suryalaya.
Tinjauan Maqashid Syariah Terhadap Peran Relawan dalam Perlindungan Orang dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) (Studi Kasus di Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan) Risma Wigati; Zumma Safrulloh
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jasna.v3i1.4430

Abstract

AbstractPeople with mental disorders are often underestimated and have discrimination, with stigma that those who are shabby, dreadlocks and dirty are considered scary and disturb public order. In fact, they as citizens have human rights and need to be protected. Responding to this phenomenon, in Punung, Pacitan, there was a volunteer from the local community that was concerned with protecting and caring for people with mental problems (ODMK) and people with mental disorders (ODGJ). Using a qualitative descriptive method, this study aims to: (1) Know the role of volunteers in protecting ODMK and ODGJ; (2) Know the maqasid sharia review of the role of volunteers in protecting ODMK and ODGJ in Punung Pacitan. The research findings show that: (1) The role of volunteers is fulfilling the physical and psychological needs of them, cover clothing and food also moral support through communication; (2) Based on maqashid sharia, the role of volunteers is in accordance with the spirit of maqashid sharia that keeping religion, mind, soul and property for achieve benefit for them and society. It is hoped that this research will make all parties aware with the urgency of protecting the human rights of them and eliminate discrimination against their existence.Keywords : Maqasid Sharia, ODMK, ODGJ, Protection, VolunteerAbstrak Penyandang gangguan jiwa sering dianggap sebelah mata dan mengalami diskriminasi, dengan berkembangnya stigma bahwa mereka yang lusuh, gimbal, dan kotor dianggap menakutkan serta mengganggu ketertiban umum. Padahal, mereka sebagai warga negara memiliki hak-hak asasi dan perlu dilindungi agar terpenuhi hak-haknya. Merespon fenomena tersebut, di Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan terdapat aksi relawan dari masyarakat setempat yang konsen terhadap perlindungan dan pemeliharaan Orang dalam Masalah Kejiwaan (ODMK) dan Orang dalam Gangguan Jiwa (ODGJ). Dengan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui peran relawan terhadap perlindungan ODMK dan ODGJ dan (2) Mengetahui tinjauan maqashid syariah terhadap peran relawan terhadap perlindungan ODMK dan ODGJ di Kecamatan Punung Pacitan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) Peran relawan berupa pemenuhan kebutuhan fisik dan psikis para penyandang gangguan jiwa mulai dari pemenuhan sandang dan pangan serta dukungan moril melalui jalinan komunikasi; (2) Ditinjau dari konsep maqashid syariah, peran relawan ODMK dan ODGJ sejalan dengan spirit maqashid syariah berupa penjagaan terhadap agama, akal, jiwa, dan harta guna mencapai kemaslahatan bagi mereka dan masyarakat. Adanya penelitian ini diharapkan dapat menyadarkan semua pihak tentang urgensi perlindungan terhadap hak-hak asasi para ODMK dan ODGJ serta menghapuskan diskriminasi terhadap keberadaannya. Kata Kunci : Maqashid Syariah, ODMK, ODGJ, Perlindungan, Relawan  
Makna Tradisi Sedekah Laut dI Desa Tasik Agung Rembang dalam Perspektif Teori Interaksionalisme Simbolik Siti Markhamah; Yusuf Falaq
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jasna.v3i1.3335

Abstract

AbstractIndonesia is rich in culture and traditions. Each region in Indonesia has different traditions, tribes and cultures and has a belief system that smells of myth. Since the time of the ancestors of the Indonesian people, they have believed in the existence of supernatural powers that govern the life of the universe. This is evidenced by the discovery of various historical records about various kinds of traditional ceremonies, traditions and rituals. One of them is the sea alms tradition which is still preserved by the residents in the village of Tasik Agung Rembang. This sea alms tradition is always held lively and lively. The sea alms tradition is a hereditary tradition that has existed since ancient times. In the celebration of the traditional sea alms ceremony, it contains many symbols. Of the many symbols that exist in this sea alms tradition, none can clearly explain the meanings of the symbols used and used in the celebration of the tradition because everyone has a different point of view in interpreting it. This study aims to describe the meanings of symbols in the traditional sea alms ceremony in Tasik Agung village, Rembang. The benefit of this research is to add to the literature on the meaning of the celebration symbol at the sea alms tradition ceremony. This study uses a qualitative descriptive method that is to analyze and then clearly describe the problem that comes from a literature review. Sources of data used in this study in the form of secondary data. The results of the study indicate that the sea alms tradition is a hereditary ritual from the time of the ancestors as a salvation ceremony by performing larung offerings. The meaning of these symbols is closely related to the theory of symbolic interactionism because the symbols in the sea alms tradition have previously been mutually agreed upon to determine actions in everyday life. Symbols are needed to understand something that is beyond the reach of human reason. The forms of symbols in the sea alms tradition are classified into three, namely in the form of actions, objects, expressions, and places.Keywords: Culture, Sea Alms Tradition, Symbolic InteractionalismAbstrakIndonesia kaya akan budaya dan tradisi. Setiap daerah di Indonesia mempunyai tradisi, suku dan budaya yang berbeda-beda serta memiliki aliran kepercayaan yang berbau mitos. Sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia telah mempercayai adanya kekuatan gaib yang mengatur kehidupan alam semesta. Hal ini terbukti dengan banyak ditemukannya berbagai catatan sejarah tentang berbagai macam upacara adat, tradisi dan ritual. Salah satunya adalah tradisi sedekah laut yang masih dilestarikan penduduk di desa Tasik Agung Rembang. Tradisi sedekah laut ini selalu diadakan secara meriah dan semarak. Tradisi sedekah laut merupakan tradisi turun temurun yang sudah ada sejak zaman dahulu. Di dalam perayaan upacara tradisi sedekah laut tersebut mengandung banyak simbol. Dari banyaknya simbol yang ada pada tradisi sedekah laut ini, tidak ada yang bisa menjelaskan secara lugas mengenai makna-makna simbol yang ada dan digunakan dalam perayaan tradisi tersebut karena setiap orang mempunyai sudut pandang yang berbeda dalam menafsirkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna-makna simbol yang ada dalam upacara tradisi sedekah laut di desa Tasik Agung, Rembang. Manfaat penelitian ini adalah menambah literatur tentang makna simbol perayaan pada upacara tradisi sedekah laut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu menganalisis dan kemudian dengan jelas menggambarkan masalah yang bersumber dari tinjauan literatur. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi sedekah laut merupakan ritual turun temurun dari zaman nenek moyang sebagai upacara selamatan dengan melakukan larung sesaji. Makna simbol tersebut berkaitan erat dengan teori interaksionalisme simbolik karena simbol-simbol pada tradisi sedekah laut sebelumnya telah disepakati bersama untuk menentukan tindakan di kehidupan sehari-hari. Simbol-simbol diperlukan untuk memahami sesuatu yang berada di luar jangkauan rasio manusia. Bentuk-bentuk simbol dalam tradisi sedekah laut ini diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu berupa tindakan, benda, ungkapan dan tempat.Kata Kunci: Budaya, Tradisi Sedekah Laut, Interaksionalisme Simbolik
Peran Perempuan Muslimah dan Urgensi Pendidikan Karakter Anak di Era Digital Didik Ariyanto; Muhammad Lukman; Ahmad Saefudin
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jasna.v3i1.3000

Abstract

AbstractMuslim women are the first madrasas to influence the development of children's educational character. This study uses a qualitative approach. The type of research used includes library research. The source used is library data. These sources are in the form of books and scientific journals related to education, the role of Muslim women, and the development of the digital era. Data collection techniques using document review. Although there are some limitations in this research that need to be considered, these findings emphasize the importance of recognizing the role and contribution of Muslim women in educating children's character. They not only provide good examples, but also shape children's morals, provide religious education, provide emotional assistance, and involve domestic skills education. The implications of these findings underscore the importance of paying attention to the role of Muslim women in forming a quality generation and carrying out effective character education.Keywords: Women, Muslimah, Character Education, Children, Digital Era.AbstrakPerempuan muslimah adalah madrasah pertama yang berpengaruh terhadap perkembangan karakter pendidikan anak. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis riset yang digunakan termasuk penelitian kepustakaan. Sumber yang dipakai dari data kepustakaan. Sumber tersebut berupa buku dan jurnal ilmiah yang berkaitan dengan pendidikan, peran perempuan muslimah serta perkembangan era digital. Teknik pengumpulan data menggunakan telaah dokumen. Walaupun terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yang perlu diperhatikan, temuan ini menegaskan pentingnya mengakui peran dan kontribusi perempuan Muslimah dalam mendidik karakter anak. Mereka tidak hanya memberikan keteladanan yang baik, tetapi juga membentuk akhlak anak, memberikan pendidikan agama, memberikan pendampingan emosional, dan melibatkan pendidikan keterampilan domestik. Implikasi dari temuan ini menggarisbawahi pentingnya memperhatikan peran perempuan Muslimah dalam membentuk generasi yang berkualitas dan menjalankan pendidikan karakter yang efektif.Kata Kunci: Perempuan, Muslimah, Pendidikan Karakter, Anak, Era Digital.
Efficiency Analysis of Gold Pawn in Islamic Commercial Banks in Indonesia Abdullah Haidar; Evania Herindar; Muhammad Syihabudin
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jasna.v3i1.4463

Abstract

Abstract Sharia pawnshops serve the lower middle class community by providing financial services. Furthermore, during the Covid-19 pandemic, sharia pawnshops were among the most popular financial institutions among those in need of short-term loans. Because of its high value and consistent demand, a pawnable asset, such as gold, is required to guarantee the loan. Furthermore, as competition in the sharia pawn industry grows, so does the presence of Islamic banking in the Indonesian gold pawn industry. The goal of this study was to examine the efficiency of the gold pawning product at five Islamic Commercial Banks (BUS) using a non-parametric Data Envelopment Analysis approach (DEA). In this study, an intermediate approach was used to determine input and output variables. The wadiah deposit bonus, general and administrative expenses, salaries and allowances, and other expenses are the input variables in this study. Meanwhile, the output variables are qardh loans, murabahah margin income, and other service income. According to the study's findings, the efficiency of sharia gold pawn products at BUS in Indonesia fluctuates between 2015 and 2020, with the average bank increasing efficiency during the COVID-19 pandemic. This study also looks into the possibility of improving inefficient programmes based on input and output variables; however, the results show that no potential improvement is needed because the initial data and projection are identical. This research can also be used to help other DMUs improve their efficiency.Keywords: Islamic Bank, Efficiency, DEA Analysis, Sharia Gold Pawn.AbstrakPegadaian syariah melayani masyarakat menengah ke bawah dengan menyediakan jasa keuangan. Selain itu, di masa pandemi Covid-19, pegadaian syariah menjadi salah satu lembaga keuangan yang paling banyak diminati oleh masyarakat yang membutuhkan pinjaman jangka pendek. Karena nilainya yang tinggi dan permintaan yang konsisten, aset yang dapat digadaikan, seperti emas, diperlukan untuk menjamin pinjaman tersebut. Selanjutnya, seiring dengan semakin ketatnya persaingan di industri gadai syariah, kehadiran perbankan syariah di industri gadai emas Indonesia juga semakin meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji efisiensi produk gadai emas pada lima Bank Umum Syariah (BUS) dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) non parametrik. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan antara untuk menentukan variabel input dan output. Bonus simpanan wadiah, biaya umum dan administrasi, gaji dan tunjangan, serta biaya lainnya merupakan variabel input dalam penelitian ini. Sedangkan variabel outputnya adalah pinjaman qardh, pendapatan margin murabahah, dan pendapatan jasa lainnya. Berdasarkan temuan kajian tersebut, efisiensi produk gadai emas syariah pada BUS di Indonesia berfluktuasi antara tahun 2015 dan 2020, dengan rata-rata bank meningkatkan efisiensi selama pandemi COVID-19. Kajian ini juga melihat kemungkinan untuk memperbaiki program yang tidak efisien berdasarkan variabel input dan output; namun, hasil menunjukkan bahwa potensi peningkatan tidak diperlukan karena data awal dan proyeksi identik. Penelitian ini juga dapat digunakan untuk membantu DMU lain meningkatkan efisiensinya.Kata Kunci: Bank Syariah, Efisiensi, Analisis DEA, Gadai Emas Syariah.
Kultur Pernikahan Jawa dalam Hitungan Weton Perspektif Hukum Islam Isnaini Nur Nabila Firdaus; Nizar Zulmi
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jasna.v3i1.4547

Abstract

AbstractThis study aims to examine and analyze Javanese wedding culture related to the practice of counting weton from the perspective of Islamic law. Through a descriptive-analytical approach, data was collected through literature studies and field observations to understand how Javanese people use weton in choosing a spouse. The results of the study show that in Javanese wedding culture, weton count is considered important as a consideration in choosing a partner. However, the determination of weton must pay attention to the limitations of Islamic law. Religious principles such as religious compatibility, morality, and values that are upheld in Islam must still be prioritized in choosing a partner. In addition, this study also highlights the importance of tolerance and good morals in responding to various social problems. Even though the practice of counting weton is still carried out, it should be remembered that the success of a marriage does not only depend on weton alone. Good communication, mutual understanding, commitment, and joint efforts also play an important role in building a happy and successful marriage. This research provides insight into how Javanese wedding culture and the practice of counting weton can be understood from the perspective of Islamic law. It is hoped that the results of this research can become the basis for promoting a balanced understanding between cultural traditions and religious values in the context of marriage in Javanese society, taking into account Islamic religious principles as the main guideline.Keywords: Javanese Culture, Marriage, Weton, Islamic Law.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis kultur pernikahan Jawa terkait dengan praktik hitungan weton dari perspektif hukum Islam. Melalui pendekatan deskriptif-analitis, data dikumpulkan melalui studi pustaka dan observasi lapangan untuk memahami bagaimana masyarakat Jawa menggunakan weton dalam pemilihan pasangan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kultur pernikahan Jawa, hitungan weton dianggap penting sebagai pertimbangan dalam memilih pasangan. Namun, penentuan weton harus memperhatikan batasan-batasan syariat Islam. Prinsip-prinsip agama seperti kompatibilitas agama, moralitas, dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam Islam harus tetap diutamakan dalam pemilihan pasangan. Selain itu, penelitian ini juga menyoroti pentingnya sikap toleransi dan akhlakul karimah dalam menyikapi berbagai persoalan kemasyarakatan. Meskipun praktik hitungan weton masih dilakukan, tetapi perlu diingat bahwa keberhasilan pernikahan tidak hanya bergantung pada weton semata. Komunikasi yang baik, saling pengertian, serta komitmen dan upaya bersama juga memiliki peran penting dalam membangun pernikahan yang bahagia dan sukses. Penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana kultur pernikahan Jawa dan praktik hitungan weton dapat dipahami dari perspektif hukum Islam. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk mempromosikan pemahaman yang seimbang antara tradisi budaya dan nilai-nilai agama dalam konteks pernikahan di masyarakat Jawa, dengan memperhatikan prinsip-prinsip agama Islam sebagai pedoman utama.Kata Kunci: Kultur Jawa, Pernikahan, Weton, Hukum Islam.
Pembaharuan Sistem Pendidikan Seksualitas di Pesantren Nurul Khasanah; Kurnia Intan Nabila
JASNA : Journal For Aswaja Studies Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : UPT Pusat Studi Aswaja UNISNU Jepara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/jasna.v3i1.4003

Abstract

AbstactSexuality education in Islamic boarding schools has an important role in shaping the social life of adolescents and protecting them from the risk of sexual violence. However, with the times and increasingly complex needs, there is an urgent need to update the sex education system in Islamic boarding schools. This study aims to identify the implications of reforming the sex education system in Islamic boarding schools. This research involves an analysis of literature and sources relevant to sex education in Islamic boarding schools. The results of the analysis show that reforming the sex education system in Islamic boarding schools is very important to address the challenges faced by adolescents in the context of sexuality. The implication of this research is the need for collaboration between Islamic boarding schools, the government, and the community in updating the approaches and methods of teaching sex education. Policymakers and educators in Islamic boarding schools need to realize the importance of updating the approaches and methods used in sex education, and recognizing that sexuality education is not something that is taboo or ignored. In addition, the implications of this research also highlight the importance of empowering parents and the Islamic boarding school community in supporting sex education. Parents need to be given sufficient understanding and skills to provide sexual education to their children, while the pesantren community can be a place for students to obtain correct information and counseling regarding sexuality.  Keywords: Reformation, Sex Education, Pesantren. AbstrakPendidikan seksualitas di pesantren memiliki peran penting dalam membentuk kehidupan sosial remaja dan melindungi mereka dari risiko kekerasan seksual. Namun, dengan perkembangan zaman dan kebutuhan yang semakin kompleks, terdapat kebutuhan yang mendesak untuk memperbarui sistem pendidikan seksualitas di pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi implikasi dari pembaharuan sistem pendidikan seksualitas di pesantren. Penelitian ini melibatkan analisis terhadap literatur dan sumber-sumber yang relevan dengan pendidikan seksualitas di pesantren. Hasil analisis menunjukkan bahwa pembaharuan sistem pendidikan seksualitas di pesantren sangat penting untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh remaja dalam konteks seksualitas. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya kolaborasi antara pesantren, pemerintah, dan masyarakat dalam memperbarui pendekatan dan metode pengajaran pendidikan seksualitas. Para pengambil kebijakan dan pendidik di pesantren perlu menyadari pentingnya memperbarui pendekatan dan metode yang digunakan dalam pendidikan seksualitas, serta mengakui bahwa pendidikan seksualitas bukanlah sesuatu yang tabu atau diabaikan. Selain itu, implikasi penelitian ini juga menyoroti pentingnya pemberdayaan orang tua dan komunitas pesantren dalam mendukung pendidikan seksualitas. Orang tua perlu diberi pemahaman dan keterampilan yang cukup untuk memberikan pendidikan seksualitas kepada anak-anak mereka, sedangkan komunitas pesantren dapat menjadi tempat bagi santri untuk memperoleh informasi dan konseling yang benar mengenai seksualitas.  Kata Kunci: Pembaharuan, Pendidikan Seksualitas, Pesantren.

Page 1 of 1 | Total Record : 7