cover
Contact Name
Asep Hidayatullah
Contact Email
jurnaldiksatrasia@gmail.com
Phone
+62265-776787
Journal Mail Official
4sephidayatullah@gmail.com
Editorial Address
Jl. R. E. Martadinata No.150, Mekarjaya, Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat 46274
Location
Kab. ciamis,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Diksatrasia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Published by Universitas Galuh
ISSN : -     EISSN : 28291832     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Diksatrasia dikelola oleh Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh Ciamis dengan ISSN 2829-1832. Jurnal ini memuat hasil penelitian atau kajian teoretis mengenai pendidikan kebahasaan dan kesastraan Indonesia. Diterbitkan dua kali dalam setahun yaitu bulan Januari dan Juli.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2017): JURNAL DIKSATRASIA JANUARI 2017" : 6 Documents clear
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI “CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7” Rizki Nurpiana Rachman
Diksatrasia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 1 (2017): JURNAL DIKSATRASIA JANUARI 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.723 KB) | DOI: 10.25157/diksatrasia.v1i1.127

Abstract

ABSTRAKKenyataannya di SMK Farmasi Bakti Kencana Banjar beberapa siswa diantaranya kurang mampu menggunakan imajinasi atau ide dalam menulis cerpen. Berdasarkan hasil observasi pra-penelitian, dilihat bahwa Nilai yang dicapai siswa dalam menulis cerpen masih rendah. Nilai KKM yang sudah ditentukan yaitu 70, namun masih ada beberapa yang masih belum mencapai KKM yang ditentukan. Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah : 1) untuk mengetahui langkah-langkah penggunaan media audiovisual tayangan televisi “Cermin Kehidupan Trans 7” dalam pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas X SMK Farmasi Bakti Kencana Banjar; 2) untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media audiovisual tayangan televisi “Cermin Kehidupan Trans 7” pada siswa kelas X SMK Farmasi Bakti Kencana Banjar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan sebagai dasar bahwa pembelajaran  menulis cerpen dengan menggunakan media tayangan televisi “Cermin Kehidupan”  trans 7 adalah masalah yang terjadi pada saat sekarang. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan dalam penelitian ini sebagai berikut. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut. Kegiatan inti pembelajaran yang meliputi tiga tahapan diantaranya: Tahap pertama Eksplorasi meliputi : (1) siswa mencari informasi yang luas tentang materi yang akan di pelajari untuk menanamkan nilai rasa ingin tahu, (2) Guru memfasilitasi siswa tentang materi yang akan dipelajari untuk menanamkan nilai betranggung jawab. Penggunaan media audiovisual tayangan “Cermin Kehidupan” Trans 7   dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen  siswa dengan  peningkatan rata-rata nilai pada siklus I adalah  71,47  sedangkan siklus II menunjukan peningkatan dari rata-rata nilai pada siklus I menjadi 83,90. Pada siklus II ini siswa merasa lebih percaya diri dalam mengerjakan tugas, siswa juga merasa senang dan antusias dalam pembelajaran sehingga semua siswa tuntas belajar.
KARAKTERISTIK BAHASA JURNALISTIK DALAM ARTIKEL SURAT KABAR PRIANGAN Eka Puspitasari
Diksatrasia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 1 (2017): JURNAL DIKSATRASIA JANUARI 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.045 KB) | DOI: 10.25157/diksatrasia.v1i1.107

Abstract

ABSTRAKKenyataan di lapangan  menunjukkan bahwa tidak sedikit surat kabar yang kurang mengindahkan atau mempedulikan cara penulisan artikel sesuai dengan karakteristik yang menjadi tolok ukurnya. Hal ini menjadi suatu hal yang tidak baik terhadap pengetahuan generasi muda tentang   cara penulisan artikel. Rumusan  masalah yang diajukan adalah Bagaimanakah karakteristik bahasa jurnalistik  dalam artikel Surat Kabar Priangan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.  Dari deskripsi yang dilakukan akan diperoleh suatu pola belajar atau pola pembelajaran.  Hasil penelitian sebagai berikut: Komunikatif. Dimana bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit, tidak berbunga-bunga, harus terus langsung pada pokok permasalahannya (straight to the point). Artinya bahasa yang digunakan dalam artikel surat kabar priangan bentuknya lugas, sederhana, tepat diksinya, dan menarik sifatnya. Bahasa jurnalistik yang memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut, akan menjadi bahasa yang komunikatif, bahasa yang tidak mudah menimbulkan salah paham, bahasa yang tidak mudah menimbulkan tafsir ganda, dan bahasa yang akan dicintai atau digemari massa.  Spesifik. Dimana bahasa yang digunakan tidak disusun dengan kalimat-kalimat yang singkat-singkat atau pendek-pendek. Bentuk-bentuk kebahasaan yang sederhana, mudah diketahui oleh orang kebanyakan, dan gampang dimengerti oleh orang awam, harus senantiasa ditonjolkan atau dikedepankan di dalam bahasa jurnalistik. Bentuk-bentuk kebahasaan yang digunakan dalam bahasa jurnalistik sedapat mungkin berciri minim karakter kata atau sedikit jumlah hurufnya. Jelas makna menggunakan kata-kata yang bermakna denotative (kata-kata yang mengandung makna sebenarnya), bukan kata-kata yang bermakna konotatif (kata-kata yang maknanya tidak langsung, kata-kata yang bermakna kiasan). Penghalusan bentuk kebahasaan (eufemisme), justru dapat dipandang sebagai pemborosan kata di dalam bahasa jurnalistik. Tidak mubazir dan tidak klise. Artinya bahas ayang digunakan menunjuk pada kata atau frasa yang sebenarnya dapat dihilangkan dari kalimat yang menjadi wadahnya, dan peniadaan kata-kata tersebut tidak mengubah arti atau maknanya. Kata-kata klise atau stereotype ialah kata-kata yang berciri memenatkan, melelahkan, membosankan, terus hanya begitu-begitu saja, tidak ada inovasi, tidak ada variasi, hanya mengulang-ulang keterlanjuran. Kata-kata yang demikian, lazim disebut dengan tiring words. Bahasa jurnalistik harus menghindari itu semua, demi maksut kejelasan, demi maksut kelugasan, dan demi ketajaman penyampaian ide atau gagasanKenyataan di lapangan  menunjukkan bahwa tidak sedikit surat kabar yang kurang mengindahkan atau mempedulikan cara penulisan artikel sesuai dengan karakteristik yang menjadi tolok ukurnya. Hal ini menjadi suatu hal yang tidak baik terhadap pengetahuan generasi muda tentang   cara penulisan artikel. Rumusan  masalah yang diajukan adalah Bagaimanakah karakteristik bahasa jurnalistik  dalam artikel Surat Kabar Priangan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.  Dari deskripsi yang dilakukan akan diperoleh suatu pola belajar atau pola pembelajaran.  Hasil penelitian sebagai berikut: Komunikatif. Dimana bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit, tidak berbunga-bunga, harus terus langsung pada pokok permasalahannya (straight to the point). Artinya bahasa yang digunakan dalam artikel surat kabar priangan bentuknya lugas, sederhana, tepat diksinya, dan menarik sifatnya. Bahasa jurnalistik yang memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut, akan menjadi bahasa yang komunikatif, bahasa yang tidak mudah menimbulkan salah paham, bahasa yang tidak mudah menimbulkan tafsir ganda, dan bahasa yang akan dicintai atau digemari massa.  Spesifik. Dimana bahasa yang digunakan tidak disusun dengan kalimat-kalimat yang singkat-singkat atau pendek-pendek. Bentuk-bentuk kebahasaan yang sederhana, mudah diketahui oleh orang kebanyakan, dan gampang dimengerti oleh orang awam, harus senantiasa ditonjolkan atau dikedepankan di dalam bahasa jurnalistik. Bentuk-bentuk kebahasaan yang digunakan dalam bahasa jurnalistik sedapat mungkin berciri minim karakter kata atau sedikit jumlah hurufnya. Jelas makna menggunakan kata-kata yang bermakna denotative (kata-kata yang mengandung makna sebenarnya), bukan kata-kata yang bermakna konotatif (kata-kata yang maknanya tidak langsung, kata-kata yang bermakna kiasan). Penghalusan bentuk kebahasaan (eufemisme), justru dapat dipandang sebagai pemborosan kata di dalam bahasa jurnalistik. Tidak mubazir dan tidak klise. Artinya bahas ayang digunakan menunjuk pada kata atau frasa yang sebenarnya dapat dihilangkan dari kalimat yang menjadi wadahnya, dan peniadaan kata-kata tersebut tidak mengubah arti atau maknanya. Kata-kata klise atau stereotype ialah kata-kata yang berciri memenatkan, melelahkan, membosankan, terus hanya begitu-begitu saja, tidak ada inovasi, tidak ada variasi, hanya mengulang-ulang keterlanjuran. Kata-kata yang demikian, lazim disebut dengan tiring words. Bahasa jurnalistik harus menghindari itu semua, demi maksut kejelasan, demi maksut kelugasan, dan demi ketajaman penyampaian ide atau gagasan
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERMAIN PERAN DENGAN IMPROVISASI
Diksatrasia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 1 (2017): JURNAL DIKSATRASIA JANUARI 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.901 KB) | DOI: 10.25157/diksatrasia.v1i1.174

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan langkah-langkah penggunaan media audio visual dalam pembelajaran bermain peran dengan improvisasi di kelas VIII B SMP Negeri 1 Rajadesa dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Rajadesa dalam bermain peran dengan improvisasi dengan menggunakan media audio visual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sedangkan desain penelitian yang ditentukan dalam penelitian ini adalah desain penelitian tindakan kelas. Sumber data dalam penelitian ini adalah 2 orang guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai observator dan siswa kelas VIII B SMP N 1 Rajadesa. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan bermain peran dengan improvisasi dengan menggunakan media audio visual. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil tes yang dilakukan pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Rajadesa yang meliputi tes siklus I dan siklus II. Pada prasiklus nilai rata-rata siswa 51,87 dan termasuk dalam kategori cukup. Nilai rata-rata pada prasiklus merupakan nilai awal sebelum dilakukan tindakan menggunakan media audio visual. Hasil yang diperoleh juga belum mencapai standar nilai yang telah ditentukan yaitu 65. Nilai rata-rata siswa pada siklus I mencapai 60,16 dan masih tergolong dalam kategori cukup. Nilai rata- rata pada siklus I juga belum memenuhi standar nilai yang ditentukan sehingga perlu dilakukan tindakan pembelajaran siklus II. Setelah dilakukan tindakan pembelajaran siklus II, nilai rata-rata tes siswa 74,6 dan sudah memenuhi target nilai penelitian yang ditentukan karena termasuk dalam kategori baik.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI Hendri Wira Nur Alam
Diksatrasia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 1 (2017): JURNAL DIKSATRASIA JANUARI 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.54 KB) | DOI: 10.25157/diksatrasia.v1i1.176

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini berjudul “Peningkatan Kemampuan Memproduksi teks prosedur kompleks dengan menggunakan  metode Demontrasi (Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas X Matematika Ilmu Alam (MIA) SMAN 3 Ciamis). Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimana langkah-langkah penggunaan metode demontrasi dalam pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks di kelas X Matematika Ilmu Alam (MIA) SMA N 3 Ciamis?  dan  (2) Bagaimana peningkatan kemampuan siswa setelah penggunaan metode demontrasi  dalam pembelajaran  memproduksi teks prosedur kompleks? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan langkah-langkah penggunaan metode demontrasi dalam memproduksi teks prosedur kompleks di kelas X Matematika Ilmu Alam (MIA) SMA Negeri 3 Ciamis. (2) Mendeskripsikan peningkatan  kemampuan siswa  setelah penggunaan metode demontrasi dalam pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks. Pelaksanaan pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks dengan menggunakan metode demonstrasi menempuh tiga langkah kegiatan pembelajaran, yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Terdapat peningkatan kemampuan siswa kelas X MIA2 SMA Negeri 3 Ciamis dalam memproduksi teks prosedur kompleks setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Hal ini tampak dari hasil pembelajaran, siklus 1 memperoleh nilai rata-rata 68,83, dengan  sedangkan pada pembelajaran siklus 2 memperoleh nilai rata-rata sebesar 76,75.Kata kunci: teks prosedur kompleks, metode demontrasi
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RANGKUMAN BUKU ILMU PENGETAHUAN POPULER DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Yunita Fitriana
Diksatrasia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 1 (2017): JURNAL DIKSATRASIA JANUARI 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.226 KB) | DOI: 10.25157/diksatrasia.v1i1.128

Abstract

ABSTRAKPenelitian  ini dilaksanakan karena berdasarkan hasil tes diagnostik awal diketahui dari 32 orang siswa yang mengikuti tes, hanya 4 orang siswa yang memperoleh nilai 8, 10 orang siswa memperoleh nilai 6, 12 orang siswa memperoleh nilai 5 dan 6 orang siswa memperoleh nilai 4. Perolehan nilai tersebut, membuktikan kekurang mampuan sebagian besar siswa terutama dalam memenuhi tuntutan indikator kompetensi kedua (menulis rangkuman buku ilmu pengetahuan populer), bahkan dalam memahami tuntutan indikator kompetensi pertama pun hampir saja tidak mampu. Hal ini  dilihat dari kemampuan siswa dan disesuaikan dengan KKM yang ada 75. Rumusan masalah yang diajukan adalah Bagaimanakah (1) langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menulis rangkuman buku ilmu pengetahuan populer dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah?  (2) Bagaimanakah peningkatan kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis rangkuman buku ilmu pengetahuan populer dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah?. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris disebut Clasroom Action Research (CAR). Hasil penelitian adalah langkah-langkah pelaksanaa pembelajaran menulis rangkuman buku ilmu pengetahuan populer dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah, berjalan sebagaimana mestinya. Pelaksanaan  pembelajaran terdapat perbedaan anatara tindakan pertama dan kedua yaitu dari rata-rata Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilai aktivitas guru dan hasil belajar siswa . Rata-rata Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I adalah 2.1, sedangkan pada siklus II sebesar 2.58. Rata-rata nilai aktivitas guru pada pelaksanakan pembelajaran siklus I adalah 2.21, sedangkan pda siklus II sebesar 3,42. Pada tindakan pertama hasil belajar siswa sebesar 53,39 %, sedangkan pada siklus II sebesar 81,25 % . Perbedaan antara kedua rata-rata nilai tersebut menunjukkan ada peningkatan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, aktivitas guru dan siswa. Antusias siswa terhadap proses pembelajaran menulis rangkuman dengan menggunakan penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah.  Partisipasi siswa Kelas VIII-A pada pembelajaran menulis rangkuman dalam aspek minat, perhatian, partisipasi dan presentasi, setelah dilaksanakannya strategi pembelajaran berbasis masalah di  sekolah. Terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran  menulis rangkuman buku ilmu pengetahuan populer setelah menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah. Siswa yang mencapai KKM pada siklus 1 sebanyak 10 orang, dari 32 siswa. Terdapat  peningkatan sebanyak 22 orang dari siklus 1 ke siklus II, maka dari itu penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran menulis rangkuman
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL Ijang Yudi Hermawan
Diksatrasia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 1 (2017): JURNAL DIKSATRASIA JANUARI 2017
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.665 KB) | DOI: 10.25157/diksatrasia.v1i1.183

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kemampuan berbahasa Indonesia yang masih rendah atau di bawah rata-rata pada siswa kelas VIIA SMP N 1 Baregbeg, khususnya kemampuan menulis puisi. Berdasarkan hasil pembelajaran yang dilakukan guru, lebih dari 75 % siswa mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 75. Melihat kondisi itu perlu diupayakan penggunaan media pembelajaran tertentu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIIA SMP N 1 Baregbeg. Media yang dipilih adalah Media Audio Visual. Terdapat dua rumusan masalah yang tertuang dalam penelitian ini, yaitu : (1) Bagaimanakah langkah-langkah penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIIA SMP N 1 Baregbeg ?. (2) Bagaimanakah peningkatan kemampuan siswa kelas VIIA SMP N 1 Baregbeg setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media audio visual? Metode yang digunakan adalah metode deskripsi dengan menggunkan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Pengolahan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari setiap siklus, dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan perbaikan pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Setelah mendapat hasil yang diperlukan maka penulis mengambilkesimpulan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam peningkatan kemampuan menulis puisi yang dilakukan guru kepada siswa melalui upaya perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual ditempuh dalam empat langkah  yakni  (1) perencanaan (planning); (2) pelaksanaan (action); (3) observasi (observation); dan (4) refleksi. Sementara  itu dalam pelaksanaan  proses penelitian ditekankan pada langkah-langkah media audio visual yakni: Kegiatan awal, Kegiatan inti, Kegiatan akhir. 2. Terdapat peningkatan kemampuan siswa yang signifikan setelah mengikuti pembelajaran menul is puisi dengan menggunakan media audio visual. Dari hasil pembelajaran siswa, dapat dilihat bahwa peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi pada pembelajaran siklus 1 rata-rata nilai siswa sebesar 72,60 yaitu 27 siswaatau35,51% belum mencapai KKM, sedangkan 2 siswa atau 5,17% dinyatakan tuntas. Pada siklus kedua rata-rata nilai 91,95 atau 100% siswa tuntas.

Page 1 of 1 | Total Record : 6