cover
Contact Name
Akbar Tanjung
Contact Email
ijitp@radenintan.ac.id
Phone
+6282176178991
Journal Mail Official
ijitp@radenintan.ac.id
Editorial Address
Jl. Letkol H. Endro Suratmin, Sukarame, Bandar Lampung, Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy
ISSN : 26568748     EISSN : 26864304     DOI : 10.24042
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy is primarily intended for the publication of scholarly works in the field of Islamic Theology and Islamic Philosophy, school of Islamic Theological thought, Islamic Theology Figure, Modern and Contemporary Islamic Theology, Classical Islamic Philosophy, History of Islamic Philosophy, Ontology, Epistemology, Axiology, Ethics and others. IJITP accepts articles in both English and Indonesia, as well as maintains a double-blind peer-review process. The Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy (IJITP) invites participation and contributions from researchers and academics in accordance with the field of science.
Articles 26 Documents
Pemikiran Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh Serta Relasinya Dengan Realitas Sosial di Indonesia Khairiyanto Khairiyanto
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.731 KB) | DOI: 10.24042/ijitp.v1i2.5028

Abstract

Dalam lintasan sejarah, umat muslim pernah mengalami masa kejayaannya, dimana dalam banyak bidang ilmu pengetahuan dikuasai oleh kaum muslim, hingga menjadi kiblat dunia. Kenyataan tersebut seharusnya menjadi motivasi bagi umat muslim untuk bangkit dari keterpurukan seperti kondisi saat ini. Mirisnya umat muslim mengagap kejayaan tersebut tidak lebih hanya sebatas sesuatu yang dibangga-banggakan, lebih jauh lagi umat muslim merasa bahwa teks yang dihasilkan sudah final dan tidak perlu mengadakan usaha kajian kritis pada telaah pustaka dan realitas yang melingkupi kehidupan mereka. Akan tetapi paradigma tersebut tidak berlaku bagi Al- Afgani dan Abduh, pasalnya kedua tokoh ini gencar menyuarakan pentingnya nalar-rasional dalam pengkajian agama dan pentingnya meneladani perilaku pendahulunya, keduanya sadar bahwa era kebangkitan penting dilakukan oleh umat muslim. Dalam artikel ini akan membahas bagaimana pemikiran agama dengan nalar modernitas perspektif al-Afghani dan Abduh? Penelitian ini menggunakan metode diskrptif analisis. Menurut al-Afgani dan Abduh, dalam bidang sosial-politik perlu adanya persatuan, keterbukaan dan kerjasama yang dibangun guna untuk mendapatkan nilai luhur dan menjadi bagian dari kemajuan.
Moderat Dan Puritan Dalam Islam: Telaah Metode Hermeneutika Khaled M. Abou El Fadl Dian Suhandary
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.492 KB) | DOI: 10.24042/ijitp.v1i1.3902

Abstract

Umat Islam semestinya menjadi sarana perwujudan rahmat dan kasih sayang Tuhan bagi sesama makhluk. Sayangnya, pesan yang mengandung nilai-nilai humanis, toleran, dan demokrasi dibalik teks-teks suci tersebut telah dirampas oleh kelompok yang mengatasnamakan “wakil Tuhan”dibumi. Akibatnya, tindakan kesewenang-wenangan di balik nama agama masih menjadi persoalan. Abou El Fadl memetakan dua aliran besar di dalam Islam yaitu Puritanisme dan moderatisme. Penelitian ini akan mengetengahkan bagaimana pemikiran Hermeneutika Khaled M. Abou El Fadl terhadap aliran puritanisme dan moderatisme dalam Islam? Penelitian ini tergolong dalam penelitian pustaka, jalannya penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif analisis. Hermeneutika Abou El-Fadl dapat disebut ‘hermeneutika negosiatif’. Menurutnya, makna harus merupakan hasil interaksi antara pengarang, teks, dan pembaca, di mana harus ada keseimbangan (balancing) dan proses negosiasi antara ketiga pihak, serta salah satu pihak tidak boleh mendominasi dalam proses penetapan makna. Selain itu, Abou El Fadl secara implisit mengandung semangat Gadamerian yang membaca teks secara subjektif, implikasinya seluruh interpretasi tidaklah bersifat final namun relatif.
Historisitas dan Filosofi Siger pada Masyarakat Lampung Okta Berlia; Rozali Bangsawan
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v3i1.9308

Abstract

Siger merupakan simbol daerah bagi masyarakat Lampung. Simbol tersebut sudah pasti mempunyai nilai historisitas dan makna yang disematkan didalamnya, sehingga sudah semestinya masyarakat Lampung paham akan makna dan filosofi dari lambang daerah tersebut. Akan tetapi, kenyataannya masih banyak masyarakat Lampung sendiri yang tidak memahami apa sebenarnya makna yang terkandung di dalam simbol Siger tersebut. Tulisan ini akan membahas bagaimana historisitas serta filosofi Siger yang dijadikan simbol pada masyarakat Lampung. Penelitian ini menggunakan metode interpretasi dan abstraksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Siger memiliki arti lebih dari sekedar lambang daerah maupun menara yang dibangun dengan megah yang kemudian menjadi distinasi wisata. Melainkan siger menggambarkan tentang falsafah hidup Ulun Lampung atau orang Lampung.
Zuhud dan Signifikansinya terhadap Modernitas (Pemikiran Abu Al-Qasim Al-Qusyairi dalam Kitab Risâlat Al-Qusyairiyat Fî ’ilmi Al-Tashawwuf ) Muhtadin Muhtadin
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.966 KB) | DOI: 10.24042/ijitp.v2i1.6801

Abstract

one of the morals of the Prophet Muhammad peace be upon him, was Zuhud. this trait teaches that the world does not become the final destination of life, but rather as a means to worship and reach the passion of God Almighty. But unlike the case with modern life today, for him wealth and power as the main purpose of life, so that there is a drought of spiritual values in life. The purpose of this study is to uncover how important zuhud is in the modern life of Abu Al-Qasim Al-Qusyairi's perspective, this research uses descriptive, historical, verstehen, comparative and deduction methods. This research produces findings, that epistemologically, the concept of zuhud Abu Al-Qasim Al-Qusyairi rests on zuhud as morality and zuhud as maqâmat. A zahid must first take the maqam al-taubah, al-mujâhadah, al-khalwah wa al-‘uzlah, al-taqwâ, al-wara ’, then only al-zuhd. furthermore the concept of zuhud is very significant to be practiced in the life of modern society, because zuhud teaches humans not to be enslaved to the world, and advocates to put wealth in the hand only, but the heart is only adhered to Allah SWT, so that there will emerge the nature of social care, and create calm and happiness born and mind.
Induktivisme-Empirisisme Francis Bacon dan Relevansinya Bagi Ilmu-Ilmu Keagamaan Yeni Setianingsih
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.184 KB) | DOI: 10.24042/ijitp.v1i2.4930

Abstract

Based on observations made by the senses on events that occur around humans, in the treasury of philosophy there are two ways to draw a conclusion, namely deductive and inductive. Francis Bacon is a philosopher who is known by the principle of thinking that is Induktivism-Empiricism. This method can also be applied in the study of religious knowledge that is related to the establishment of law or known as figh. This article will explore how Bacon's Inductivism-Empiricalism thought and its relevance to the science of religion. This article uses a descriptive analysis method. Bacon's thinking is that conclusions are drawn from something specific and then drawn to the general. With an objective assessment, this method is able to solve religious problems that are now popping up a lot.
Filsafat Politik Al-Farabi Abdullah Said
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.023 KB) | DOI: 10.24042/ijitp.v1i1.4097

Abstract

Konsep negara demokrasi menjadi sebuah konsep yang di dengungkan oleh banyak negara selama beberapa abad terakhir ini, konsep negara demokrasi seakan-akan menjadi sebuah konsep negara yang sangat ideal bagi banyak negara yang menerapkannya, Sedang pada kenyataannya, banyak problematika yang terdapat dalam sistem demokrasi itu sendiri, sistem demokrasi yang menentukan suara terbanyak dalam penentuan seorang pemimpin tanpa melihat kualitas calon pemimpin menjadi salah satu titik kelemahan dalam sistem demokrasi. Penelitian ini akan membahas bagaimana konsep Negara ideal dalam pemikiran al-Farabi. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif analisis dan bersifat kualitatif. Al-Farabi mengemukakan teori al-Madīnah al-Fāḍilah untuk mengharmonikan antara agama dan filsafat. Konsep kenegaraan yang terdapat dalam teori al-Farabi ini banyak mencontoh bentuk dan hakikat kepimpinan Rasullullah Saw sebagai seorang Rasul dan khalifah. Disamping itu juga, Konsep negara ideal dalam gagasanya dipengaruhi oleh pemikiran Plato dan juga Aristoteles, khususnya gagasan tentang manusia sebagai makhluk sosial, selain itu juga al-Farabi juga dipengaruhi banyaknya peristiwa sosial politik pada masa khalifah Abbasyiah. Pertentangan politik, pemberontakan, stabilitas politik dan keamanan yang tidak terjamin menjadi faktor utama gagasan tersebut muncul.
Prinsif Ekologi dalam Pembangunan Berkelanjutan Perspektif Fritjof Capra Ahmad Tri Mulyadi; Muhtadin Muhtadin
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v3i1.9309

Abstract

Penemuan dan perkembangan teknologi telah membuat manusia lebih mampu dalam mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi jika tidak bijak dalam pemanfaatannya maka teknologi  justru akan mengancam eksistensi manusia itu sendiri, seperti terjadinya berbagai bencana alam karena ekploitasi dan pengolahan yang tidak bijak. Fritjof Capra membawa nafas segar di dunia ekologi dengan melahirkan prinsip ekologis yang dapat membawa perubahan menuju masyarakat berkemajuan. Artikel ini akan menyajikan prinsip ekologi dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan yang gagas oleh Capra. Penelitian ini bersifat diskriptif  dan konten analisis. Capra menawaran beberapa poin sebagai prinsip yang harus di implementasikan dalam berinteraksi dengan alam,  Antara lain, Networks (jejaring), Cycles (siklus), solar energy (energi surya), partnership (kemitraan), diversity (keanekaragaman), dan dynamic balance (keseimbangan dinamis). Dengan demikian Capra menghendaki agar kita membangun aktifitas manusia yang juga memikirkan kelangsungan hidup di masa yang akan datang dengan cara mendasarkan setiap pembangunan yang dilakukan manusia dengan prinsip ekologis.
Relevansi Nilai-Nilai Tasawuf bagi Pengembangan Etika Lingkungan Hidup Ida Munfarida
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.215 KB) | DOI: 10.24042/ijitp.v2i1.3901

Abstract

Masalah lingkungan hidup merupakan realitas global yang timbul akibat ketidakramahan manusia terhadap alam. Sikap manusia yang mereduksi makna nilai, dan memandang alam hanya sebatas instrumental-ekonomis merupakan bukti pemangkasan dimensi nonfisik yang bersifat spiritual pada alam itu sendiri. Manusia lebih memposisikan diri sebagai pusat alam semesta, dengan istilah lain bersifat antroposentris. Hal tersebut memicu perbuatan eksploitatif dan destruktif yang pada akhirnya menyebabkan krisis lingkungan secara global. Dengan demikian, untuk mengatasi krisis lingkungan sangat dibutuhkan paradigma ilmu pengetahuan yang tidak hanya bersifat mekanistik-reduksionalistis, tetapi bersifat holistik. Pada penelitian ini akan diungkap nilai-nilai tasawwuf  yang merupakan sebuah madzhab intusionalisme dalam Islam yang fokus terhadap pembinaan moral manusia, kemudian menggali relevansinya bagi pengembangan etika terhadap lingkungan hidup. Dalam proses penelitian, peneliti menggunakan metode deskripsi, interpretasi dan heuristika untuk menganalisi data. Peneliti juga menggunakan metode induktif yaitu menarik kaidah-kaidah khusus untuk memperoleh kesimpulan umum. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa tasawwuf memiliki beberapa hubungan moralitas, yang secara epistemologis didasarkan pada sumber tertinggi yang berasal dari Tuhan yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah. Nilai dari hubungan moralitas dalam tasawwuf tersebut memiliki relevansi yang sangat signifikan terhadap pengembangan etika lingkungan hidup, sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan lingkungan yang lebih baik. Nilai tersebut antara lain; nilai Illahiyyah, insaniyyah dan makhluqiyyah.
Toleransi Beragama Perspektif Wahdat Al-Wujūd Ibnu Arabi Sugianto Sugianto
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.358 KB) | DOI: 10.24042/ijitp.v1i2.5076

Abstract

Agama adalah panduan hidup bagi pemeluknya agar tercipta kedamaian dan keharmonisan dalam kehidupan, namun akhir-akhir ini muncul sifat beragama yang eksklusif dan radikal, sehingga melahirkan fenomena ekstrim dan intoleran dalam beragama. Salah satu Intelektual muslim yakni Ibnu Arabi mempunyai konsep yang dapat dijadikan solusi bagi permasalahan diatas, konsep itu dikenal dengan konsep kesatuan wujud tunggal (wahdat al-wujud). Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep kesatuan wujud tunggal dalam membentuk toleransi beragama. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kepustakaan dan menggunakan metode diskriptif analisis. Di dalam konsep wahdat al-wujud Ibnu Arabi, terkandung sifat Inklusif dan permisif dalam beragama, karakter inilah sebagai landasan dalam mewujudkan peradaban yang damai dan harmonis. Segala sesuatu yang ada merupakan manefestasi dari wujud hakiki, yaitu wujud yang wajib ada (wajib al-wujud). Wujud tersebut tercermin dalam tiga level, yaitu: ahadiyah, wahiddiyah dan tajalli syuhudi. Sehingga agama dari khasanah spiritual atau esoteris bisa saling menyapa dan terhindar dari sikap intoleran dalam beragama.
Konsep Kebahagiaan Al-Kindi Isfaroh Isfaroh
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.349 KB) | DOI: 10.24042/ijitp.v1i1.4095

Abstract

Kebahagiaan merupakan impian bagi setiap manusia, akan tetapi masih banyak manusia yang tidak berhasil mencapai kebahagiaan, hal ini disebabkan karena belum memahami arti dan cara mencapai kebahagiaan. Tulisan ini akan membahas bagaimana mencapai kebahagiaan dalam bimbingan rasionalitas menurut pemikiran al-Kindi. Kajian ini menggunakan metode verstehen. Hasil kajian menunjukkan bahwa bagi al-Kindi, berfikir rasional adalah keutamaan, yang berarti meneladani perbuatan-perbuatan Tuhan. sehingga kebahagiaan dapat dicapai dengan cara mengetahui keutamaan dan bertingkah laku sesuai dengan tuntutan keutamaan tersebut.

Page 1 of 3 | Total Record : 26