cover
Contact Name
Delfitriani
Contact Email
delfitriani@unida.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
j.agroindustrihalal@unida.ac.id
Editorial Address
Jl. Tol Ciawi 01 P.O. Box Ciawi 35 Bogor 16720 Jawa Barat Indonesia
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL
ISSN : 24423548     EISSN : 25500163     DOI : https://doi.org/10.30997/jah.v8i1
Jurnal Agroindustri Halal Merupakan publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor sebagai media penyebarluasan dan pertukaran informasi hasil penelitian di bidang teknologi pertanian secara umum dan kehalalan secara khusus. Publikasi yang termasuk di dalamnya dapat berupa hasil penelitian dengan tema kimia pangan, biokimia pangan, pengolahan pangan halal, teknologi industri pertanian, manajemen dan pemodelan agroindustri, teknik dan sistem industri, teknik manajemen lingkungan agroindustri, rekayasa dan bioproses produk biomaterial halal.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Agroindustri Halal" : 9 Documents clear
Pengaruh Lama Pengasinan Pada Pembuatan Telur Asin dengan Cara Basah Adnan Engelen
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1265.585 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i2.831

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama pengasinan terhadap kandungan zat gizi telur itik pada pembuatan telur asin dengan cara basah. Konsumsi telur asin dimasyarakat cukup tinggi. Namun, pada proses pembuatan telur asin belum diketahui secara pasti lama pengasinan terbaik sehingga dibutuhkan penelitian agar mengetahui lama pengasinan terbaik pada pembuatan telur asin. Penelitian ini merupakan penelitian dengan lama pengasinan 3, 6, 9, 12, 15, 18, dan 21 hari pada pembuatan telur bebek mentah cara basah. Adapun parameter gizi yang akan diuji adalah analisis kadar lemak, pH, NaCl, dan kadar air. Hasil Analisis Ragam Anova didapatkan bahwa pengaruh lama pengasinan 3, 6, 9, 12, 15, 18, dan 21 hari adalah kadar lemak kuning telur (128,94 %), kadar lemak putih telur (0,18 %), kadar pH kuning telur (0,16 %), kadar pH putih telur (0,34 %), kadar NaCl kuning telur (0,71 %), kadar NaCl putih telur (0,77 %), kadar air kuning telur (63,93 %), kadar air putih telur (0,81 %). Hasil tersebut menunjukkan bahwa lama pengasinan terhadap telur asin tidak berpengaruh nyata.
FORMULASI HARD CANDY MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI FIKOSIANIN Spirulina platensis Devita Febry Andini
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1031.569 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i2.834

Abstract

Penelitian ini mencari formulasi Hard Candy dengan penambahan ekstrak biopigmen biru fikosianin Spirulina platensis sebagai pewarna alami dan mempelajari kestabilan warna fikosianin setelah diaplikasikan ke dalam produk pangan. Penelitian dilakukan selama tiga tahap yaitu preparasi fikosianin, pengolahan Hard Candy, dan analisis Hard Candy. Penelitian tahap satu yaitu ekstraksi fikosianin menggunakan metode pembekuan. dan enkapsulasi fikosianin menggunakan maltodekstrin dengan perbandingan 1:1. Penelitian tahap dua yaitu pengolahan Hard Candy dengan dua faktor percobaan berupa variasi formula sukrosa 80 g (F1) dan 100 g (F2) dan variasi konsentrasi fikosianin 1 g (B1), 2g (B2), dan 3 g (B3). Pada penelitian tahap tiga dilakukan analisis produk. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancang Acak Lengkap (RAL) Dua Faktor. Produk Hard Candy diuji hedonik dengan parameter mutu yaitu warna, rasa, dan tekstur (menggunakan 25 panelis semi terlatih). Formula Hard Candy terpilih menurut panelis yaitu F1B3 (sukrosa 80 g dan fikosianin 3 g) dengan hasil uji hedonik yaitu warna disukai, rasa dan tekstur agak disukai. Hasil analisis kimia menunjukkan nilai aktivitas antioksidan (IC50) pada produk Hard Candy sebesar 319,05 ppm, kadar gula reduksi 16,92%, kadar sakarosa 44,33%, kadar air 0,92%, kadar abu 0,02%, dan kadar protein 72,33 ppm. Nilai absorbansi Hard Candy diperoleh tetap stabil hingga pengamatan hari ke-28 (warna biru Hard Candy tetap stabil selama 28 hari pengamatan). 
PENDUGAAN UMUR SIMPAN SUSU BUBUK FULL CREAM YANG DIKEMAS DENGAN ALUMUNIUM FOIL (AL7) ATAU METALIZED PLASTIC (VM-PET12) Putria Diah Aprida
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1211.969 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i2.836

Abstract

Susu bubuk merupakan produk pangan yang sensitif terhadap perubahan suhu selama penyimpanan. Pada penelitian ini akan dilakukan pendugaan umur simpan susu bubuk menggunakan alumunium foil (AL7) dan metalized plastic (VM-PET12). Pendugaan umur simpan dilakukan dengan mengamati parameter kadar air menggunakan metode oven dan organoleptik menggunakan metode pembedaan dengan kontrol atau Difference from Control Test (DCT) pada masing – masing jenis kemasan. Produk disimpan pada tiga tingkatan suhu yang berbeda yaitu 37, 47 dan 55 oC. Waktu pengamatan yaitu hari ke – 0, 7, 14, 21, 28, hingga 35. Penentuan parameter mutu kritis pendugaan umur simpan dipilih berdasarkan nilai R2 mendekati 1 yaitu DCT susu bubuk yang dikemas menggunakan alumunium foil (AL7). Persamaan Arrhenius ordo 1 yang dihasilkan berdasarkan perhitungan yaitu Ln k = 38.597 - 13632 (1/T). Umur simpan yang dikemas menggunakan alumunium foil (AL7) berdasarkan parameter kadar air yaitu 518.3 hari atau 17.2 bulan, sedangkan berdasarkan DCT yaitu 1508.5 hari atau 50.2 bulan. Umur simpan susu bubuk yang dikemas menggunakan metalized plastic (VM-PET12) berdasarkan kadar air yaitu 360.8 hari atau 12.0 bulan, sedangkan berdasarkan DCT yaitu 1015.9 hari atau 33.8 bulan.
Sifat Fisiko-Kimia Produk Esterifikasi Berbahan Gliserol Hasil Samping Biodiesel pada Berbagai Tingkat Kemurnian Sri Wahyuni
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (940.274 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i2.858

Abstract

Gliserol ester merupakan salah satu produk turunan gliserol hasil samping industry biodiesel yang memiliki nilai tambah. Gliserol ester dibentuk melalui proses esterifikasi antara gliserol dan asam oleat  minyak sawit dengan menggunakan katalis MESA.  Produk gliserol ester mudah didegradasi dan terbarukan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan kondisi optimum esterifikasi dengan faktor perubah berupa kemurnian gliserol dan jumlah konsentrasi katalis MESA. Proses esterifikasi menggunakan gliserol dengan kemurnian 95%, 97%, 99%  dan katalis MESA dengan konsentrasi 0.5 % dan 1%. Rasio mol antara gliserol dan asam oleat yang digunakan adalah 1:1.Proses esterifikasi dilakukan pada kondisi vakum -40kPa, suhu 150 oC, kecepatan pengadukan 400 rpm, dilakukan selama 120 menit. Kondisi optimal di dapat pada gliserol 97% dan MESA 1% dengan rendemen 96%, densitas 0.918 g/ml, viskositas 0.28 poise, dan bilangan asam106 mgKOH/g.
KERIPIK SIMULASI EKSTRAK DAUN CINCAU HIJAU (Premna oblongifolia Merr.,) Hendri Hendra Loka
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.777 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i2.873

Abstract

Daun Cincau sering dimanfaatkan menjadi aneka minuman. Untuk menambah jenis olahan pangan berbahan baku daun cincau ini dilakukan pembuatan keripik simulasi ekstrak daun cincau. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbandingan ekstrak daun cincau, tapioka dan terigu pada pembuatan keripik simulasi ekstrak daun cincau hijau, mengetahui formulasi keripik simulasi ekstrak daun cincau hijau dan mengetahui kandungan zat gizi, jumlah kalori dan kandungan antioksidan produk terpilih. Keripik simulasi ini dibuat dengan empat perbandingan (Ekstrak Daun cincau hijau : Tepung Tapioka : Tepung Terigu) yaitu 0:40:30, 30:40:30, 35:35:40, 40:30:30 dengan dua kali ulangan. Analisis yang dilakukan meliputi organoleptik (uji mutu sensori dan rating hedonik), uji kandungan antioksidan, dan nilai gizi untuk keripik simulasi terpilih. Perbandingan ekstrak daun cincau hijau, tapioka dan terigu pada keripik simulasi ekstrak daun cincau hijau berpengaruh terhadap sifat organoleptik keripik simulasi. Keripik Simulasi ekstrak daun cincau hijau yang terpilih adalah keripik simulasi pada formula A4 (40:30:30),  memiliki kadar air 1,78 %, abu 1,78 %, lemak 10,68%, protein 9,08%, karbohidrat 76,67% , nilai energi 439,12 Kkal /100g sampel dan antioksidan 25,1 mg vit C / 100g sampel.
Perancangan Sistem Informasi Traceability Produk Pangan Halal UKM Unggulan Berbasis Digital Business Ecosystem Aditia Ginantaka; Endrianur Rahman Zain
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jah.v3i2.880

Abstract

Makanan halal adalah sesuatu yang tidak mengandung bahan yang dilarang untuk dikonsumsi oleh orang muslim baik pada bahan baku maupun bahan tambahan. Traceability merupakan salah satu standar dalam sistem jaminan halal yang disusun oleh LPPOM MUI Indonesia. Konsumen dapat menggunakan system traceability untuk memperoleh informasi mengenai asal dari semua bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan produk pangan. Baik satu tahap sebelumnya maupun satu tahap sesudahnya dalam mekanisme sistem rantai pasok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan dan merancang system traceability yang dapat mendokumentasikan semua data yang relevan berdasarkan standar produksi pangan halal. Berdasarkan analisis kebutuhan sistem ini terdiri dari empat stakeholder diantaranya unit produksi dan unit pengiriman pada UKM, konsumen dan admin website. Sistem berbasis digital business ecosystem dapat menggantikan proses dokumentasi berbasis kertas (papper based) sehingga menghasilkan dokumen paperless. Database sistem berisi data yang berkaitan dengan bahan baku, standar penanganan bahan dan transportasi, asal pemasok, tujuan distribusi. Setiap data disimpan dengan sistem keamanan tinggi untuk menghindari kehilangan data dan dapat dipindahkan kepada stakeholder lain menggunakan website.
Kajian Minuman Fermentasi Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle) Menggunakan Bakteri Asam Laktat Adolf Parhusip
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1056.674 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i2.902

Abstract

Pemanfaatan daun jeruk nipis (Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle) dalam pengolahan pangan masih terbatas, tidak seoptimal buahnya. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa daun jeruk nipis memiliki banyak jenis komponen aktif dan kapasitas sebagai antimikrobial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memeriksa karakteristik dari minuman fermentasi daun jeruk nipis yang menggunakan Streptococcus thermopilus dan Lactobacillus plantarum. Sari daun jeruk nipis dibuat menjadi empat konsentrasi, yaitu 2%, 3%, 4%, dan 5%. Konsentrasi 0% digunakan sebagai kontrol. Sari daun jeruk nipis dengan konsentrasi 5% dipilih berdasarkan jumlah proporsional tertinggi daun jeruk nipis dalam jus, dan kemudian dibuat menjadi minuman fermentasi dengan 12 formulasi berbeda berdasarkan konsentrasi gula dan susu skim, yaitu 4%, 6%, 8%, dan 10% untuk konsentrasi gula dan 4%, 6% dan 8% untuk konsentrasi susu skim. Minuman fermentasi daun jeruk nipis dengan 4% gula dan 4% susu skim dipilih berdasarkan nilai pH, total asam tertitrasi, total bakteri asam laktat. Produk fermentasi terpilih dilakukan analisis nutrisi, jumlah asam laktat, kadar antioksidan, dan organoleptik. Hasil menunjukkan bahwa minuman fermentasi daun jeruk nipis adalah produk tanpa lemak dengan total asam laktat 18992.77 ppm. Produk juga memiliki jumlah antioksidan, fenolik dan flavonoid berturut-turut adalah 12.47 mgVCE/L, 33.49 mgGAE/100ml, dan 223.75 mgQE/L. Namun minuman fermentasi daun jeruk nipis tidak disukai masyarakat umum.Kata kunci: minuman fermentasi, daun jeruk nipis, bakteri asam laktat, Lactobacillus plantarum, Streptococcus thermophilus
Identifikasi Atribut Aroma dan Rasa Rempah Dengan Profiled Test Melati Pratama
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.785 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i2.903

Abstract

Herbal dan rempah adalah komoditi yang paling banyak digunakan dalam makanan. Keberagaman herbal dan rempah mempengaruhi aroma dan rasa. Aroma dan rasa pada masing-masing herbal dan rempah dapat ditentukan menggunakan profiled sensory test. Pada penelitian ini, Profiled test dilakukan dengan mendeskripsikan aroma dan rasa dari masing-masing herbal dan rempah. Sampel yang digunakan adalah bawang putih segar, bubuk bawang putih, lada hitam, bubuk lada hitam, cabe, bubuk cabe, daun salam dan bay leaf. Hasil menunjukkan bahwa bawang putih, lada hitam dan cabai segar memiliki aroma dan rasa pedas menyengat, yang disebabkan bawang putih mengandung allicin, lada hitam mengandung piperine dan chavicine, serta cabai mengandung capsaicin yang merupakan senyawa aktif. Allicin pada bawang putih segar memiliki sifat pedas yang sama dengan piperine, chavicine dan capsaicin.  Perbedaan dari ketiga senyawa tersebut adalah allicin bersifat tidak stabil dibanding piperine, chavicin dan capsaicin. Stabilitas piperine, chavicine dan capsaicin menjadikan bubuk lada hitam dan bubuk cabai dapat digunakan pada makanan yang telah diolah.           Kata kunci : herbal dan rempah, aroma dan rasa, profiled test
Ekstraksi Tanin pada Daun Ketapang (Terminalia Catappa L) dengan Variasi Pelarut, Konsentrasi Pelarut dan Lama Waktu Ekstraksi Anna Dhora
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 2 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jah.v3i2.904

Abstract

Tanaman ketapang (Terminalia catappa L) termasuk  jenis tanaman  yang sangat mudah tumbuh dan terdapat hampir di sebagian besar wilayah Indonesia. Selama ini pemanfaatan tanaman ketapang lebih banyak sebagai tanaman peneduh jalan. Dalam ketapang terkandung zat tanin yang setelah diekstrak dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Tanin merupakan salah satu zat yang terdapat dalam tumbuhan dan memiliki banyak manfaat. Adanya tannin dalam beberapa bagian dari tumbuhan, memberikan manfaat tersendiri salah satunya sebagai pelindung bagi tumbuhan tersebut. Manfaat tanin antara lain dipakai dalam industri farmasi, industri pengolahan kulit, industri minuman dan industri pembuatan tinta. Tujuan secara umum yang diinginkan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah meningkatkan nilai ekonomis dari tanaman ketapang, serta mengetahui variabel pemakaian pelarut dan waktu ekstraksi yang digunakan agar  memberikan kemampuan maksimal untuk mengekstrak tanin dari daun ketapang. Metode yang diterapkan adalah metode sokletasi pada proses ekstraksi dan metode volumetri untuk proses analisa.  Pelarut yang digunakan adalah etanol dan metanol yang  dikombinasikan dengan aquadest, dengan lama waktu operasi ekstraksi 3 dan 4 jam. Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa pemakaian pelarut metanol dan air dengan perbandingan 6 : 4  dengan waktu ekstraksi 4 jam, menghasilkan kadar tanin tertinggi sebesar 28,90 %. Sedangkan pada pemakaian pelarut campuran etanol dan air, menghasilkan kadar tanin tertinggi pada perbandingan 6 : 4 pada  waktu ekstraksi 4 jam dengan kadar tanin 37, 17.Kata kunci: ketapang, tanin, etanol, metanol sokletasi

Page 1 of 1 | Total Record : 9