cover
Contact Name
Indarti
Contact Email
journalfashion@unesa.ac.id
Phone
+6281218448862
Journal Mail Official
journalfashion@unesa.ac.id
Editorial Address
Jurusan PKK, Fakultas Teknik, Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Surabaya 60231 Universitas Negeri Surabaya
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
BAJU: Journal of Fashion and Textile Design Unesa
ISSN : 27472574     EISSN : 27472574.     DOI : https://doi.org/10.26740/baju
Core Subject : Humanities, Social,
BAJU mempublikasikan artikel-artikel dari mahasiswa, dosen, guru, para peneliti dan profesional yang berisi hasil penelitian, penciptaan, gagasan pemikiran, dan kreasi atau inovasi lain dibidang desain mode dan tekstil, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Diterbitkan setahun empat kali, memberikan kesempatan artikel anda untuk segera publish. BAJU menyediakan forum ilmiah untuk topik penciptaan atau praktik busana maupun tekstil. BAJU mendorong penelitian interdisipliner dan pengembangan komunitas akademik yang akan berbagi teori, teknologi, dan teknik yang baru di industri fashion dan tekstil, termasuk: - inovasi dalam desain dan praktik mode - keberlanjutan dan etika dalam industri mode - teknologi mikro dalam konteks fashion dan tekstil - smart and digital fashion dan tekstil - konsumsi dan produksi fashion - materials, design, concepts and process Kontribusi yang sesuai untuk jurnal ini terbagi dalam kategori berikut: - Research papers menyajikan temuan baru yang penting - Technical papers yang menjelaskan perkembangan atau inovasi baru - Academic discussion papers yang membahas tren dan prediksi jangka menengah hingga panjang.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 2 (2022)" : 6 Documents clear
Penerapan Ragam Hias Neq Limbongan Dan Pa’ Kapu Baka Toraja pada Busana Pesta Wanita Wa Ode Nika Ayu; Irma Russanti
BAJU: Journal of Fashion and Textile Design Unesa Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/baju.v3n2.p68-75

Abstract

Ragam hias Neq Limbongan dan Pa’kapu Baka yang berasal dari Sulawesi menjadi sumber inspirasi dalam pembuatan karya busana. Tujuan dari penciptaan karya yaitu untuk mengetahui proses penerapan ragam hias Neq Limbongan dan Pa’kapu Baka Toraja dan hasil jadinya pada busana pesta wanita. Metode yang digunakan adalah Double Diamond Model, yang terdiri dari 4 tahapan yaitu Discover, Define, Develop, Deliver. Proses penerapan ragan hias Neq Limbongan dan Pa’kapu Baka tersebut menggunakan teknik lekapan bordir dengan payet dengan tusuk jelujur. Penerapan ragam hias Neq Limbongan dan Pa’kapu Baka pada busana pesta wanita terletak pada bagian badan depan dan badan belakang berbentuk V. Hasil jadi penerapan ragam hias Neq Limbongan dan Pa’kapu Baka Toraja pada busana pesta wanita dengan siluet mermaid secara keseluruhan menerapkan prinsip desain antara lain harmoni, keseimbangan dan pusat perhatian. The ornamental variety of Neq Limbongan and Pa'kapu Baka originating from Sulawesi is a source of inspiration in making fashion works. The purpose of creating the work is to find out the process of applying the ornamental variety of Neq Limbongan and Pa'kapu Baka Toraja and the finished product to women's party dress. The method used is the Double Diamond Model, which consists of 4 stages, namely Discover, Define, Develop, Deliver. The process of applying Neq Limbongan and Pa'kapu Baka ornamental ragan uses embroidery technique with sequins with skewers. The application of Neq Limbongan and Pa'kapu Baka ornaments in women's party clothing lies in the V-shaped front and back body. The finished result of applying the ornamental variety of Neq Limbongan and Pa'kapu Baka Toraja to women's party clothing with mermaid silhouettes applies design principles including harmony, balance, and the center of interest.
Penerapan Ragam Hias Aceh Kerawang Gayo Dan Pinto Aceh Pada Busana Pengantin Muslim Dengan Tema ‘Muara Gayo’ Fira Zulia Rohmawati; Ratna Suhartini
BAJU: Journal of Fashion and Textile Design Unesa Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerawang Gayo dan Pinto Aceh adalah nama ragam hias yang berkembang di Aceh Tengah. Tujuan penelitian adalah mengetahui proses pembuatan dan hasil jadi penerapan ragam hias Aceh yaitu Kerawang Gayo dan Pinto Aceh pada busana pengantin muslimah yang bertema ‘MUARA GAYO’. Terinspirasi dari cerita legenda yang berada di Aceh yaitu Legenda Laut Tawar Aceh, yang menceritakan tentang pengembara gagah yang mendapatkan ilham untuk menguji masyarakat setempat. Proses penerapan ragam hias Kerawang Gayo dan Pinto Aceh dimulai dengan pembuatan desain, setelah itu pengaplikasian motif Kerawang Gayo dan Pinto Aceh dengan menggunakan teknik bordir dan lekapan tali. Menggunakan kain organza dan kain duces untuk bahan utamanya. Siluet yang digunakan pada busana ini adalah siluet L yaitu bentuk busana duyung lebar pada bagian bawah, dan memiliki jubah yang sangat lebar. Penerapan bordir stilasi ragam hias Kerawang Gayo terdapat pada bagian muka dan pada bagian punggung jubah, pada bagian sisi bawah jubah menggunakan hiasan lekapan tali stilasi ragam hias Pinto Aceh. Kerawang Gayo and Pinto Aceh are the names of ornamental varieties that developed in Central Aceh. The purpose of the study was to find out the manufacturing process and the finished results of the application of Acehnese ornamental varieties, namely Kerawang Gayo and Pinto Aceh in the Muslim WomenWorkshop with the theme 'MUARA GAYO'. Inspired by the legendary story in Aceh, namely the Legend of Air Tawar Aceh, which tells about a dashing traveler who gets inspiration to test the local community. The process of applying the decorative variety Kerawang Gayo and Pinto Aceh begins with making a design, after that the application of Kerawang Gayo and Pinto Aceh motifs using the embroidery and rope fixtures. It uses organza fabric and duces fabric for its main material. The silhouette used in this outfit is the L silhouette, which is a wide mermaid shape at the bottom, and has a very wide robe. The application of embroidery distillation of various ornamental Kerawang Gayo is found on the face and on the back of the robe, on the lower side of the robe using the decoration of the distillation rope of decorative variety Pinto Aceh.
Bunga Lavatera sebagai Sumber Ide Penciptaan Busana Pesta Amaliya Lailatur Rizkiya; Yulistiana Yulistiana; Indarti Indarti
BAJU: Journal of Fashion and Textile Design Unesa Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bunga Lavatera memiliki keindahan yang khas, ukurannya besar menarik perhatian dan warnanya yang cerah. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan proses pembuatan dan hasil jadi busana pesta dengan sumber ide bunga Lavatera dengan teknik korsase. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan a three stages design process atau tiga tahap proses desain. Metode ini terdiri dari 3 tahap penelitan: problem definition and research (definisi masalah dan penelitian), creative exploration (eksplorasi kreatif) dan implementasi. Pada tahap awal menentukan arah desain yaitu membuat busana pesta wanita dengan sumber inspirasi bunga Lavatera yang dibuat untuk wanita muda dengan tipe sexy alluring. Tahap kedua, peneliti membuat moodboard dan mengembangkan 10 desain sketsa busana pesta berupa gaun one piece. Dua desain terpilih diwujudkan menggunakan pola draping langsung di atas manekin ukuran medium. Tahap implementasi dengan menerapakan hiasan korsase yang besar sebagai pusat perhatian pada busana pesta. Proses pembuatan korsase dimulai dari menyiapakan kain organza yang sudah diplisket kecil, kemudian dipotong kotak dan dikerut pada bagian bawahnya untuk membuat helaian bunga. Hasil jadi busana pesta sesuai dengan yang diharapkan yaitu gaun yang dapat membalut tubuh dengan pas untuk wanita tipe sexy alluring dan menerapkan hiasan korsase yang menerapkan prinsip desain center of interest dan pengulangan. Lavatera flowers have a peculiar beauty, their large size attracts attention and bright color. The purpose of the study was to describe the process of making and finished evening dress with the source of the idea of Lavatera flowers with corsage techniques. This research method used a three-stage design process approach. This method consists of 3 stages of research: problem definition and research, creative exploration, and implementation. At the initial stage of determining the direction of design, namely making women's evening dress with a source of inspiration for Lavatera flowers made for young women with sexy alluring types. In the second stage, researchers created a moodboard and developed 10 evening dress sketch designs in the form of one-piece dresses. Two selected designs were realized using draping patterns directly on medium-sized mannequins. The implementation stage is by applying large corsage decorations as the center of interest in evening dress. The process of making corsages starts from preparing organza cloth that has been small pleats, then cut into squares and wrinkled at the bottom to make flower strands. The result of evening dress as expected, a dress that can wrap the body snugly for sexy alluring type women and apply corsage decorations that apply the design principles of center of interest and repetition.
Penerapan Desain Busana Pesta Malam dengan Sumber Ide Lampion Liza Fitriyah Machda; Mein Kharnolis
BAJU: Journal of Fashion and Textile Design Unesa Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/baju.v3n2.p76-84

Abstract

Lampion adalah sebuah benda dekoratif yang biasanya terbuat dari kertas tipis yang dilapisi dengan rangka yang kuat dan diberi lubang-lubang kecil untuk memancarkan cahaya. Lampion biasanya digunakan untuk keperluan perayaan, dekorasi, atau kegiatan festival. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil penerapan sumber ide lampion pada desain busana pesta malam. Proses desain yang dilakukan meliputi proses perancangan, proses pembuatan dan hasil jadi busana pesta. Proses perancangan terdiri dari tiga tahap yaitu menentukan sumber ide, pengembangan desain, pemilihan desain yang diwujudkan dan pemilihan bahan. Desain yang diwujudkan terdiri dari three pieces yaitu dress dalam yang berupa mini skirt dan bustier, lengan balon yang terpisah, dan bagian luar terdapat rok balon. Untuk membuat rok balon digunakan kerangka besi dari bahan almini. Untuk membuat rok balon, pertama adalah menentukan ukuran rok, kemudian memotong plat almini sesuai ukuran yang telah di tentukan, menggabungkan tiap jeruji almini secara horizontal dan vertical dengan cara di las hingga membentuk lingkaran. Selanjutnya adalah membuat pola dengan sistem drapping berupa rok setengah lingkar pada kerangka, setelah itu menandai garis pinggang pada pola toile. A lantern is a decorative object usually made of thin paper covered with a strong frame and given small holes to emit light. Lanterns are usually used for celebration, decoration, or festival activities. The purpose of this study was to determine the results of the application of lantern idea sources in evening wear. The design process carried out includes the design process, the manufacturing process, and the description of evening wear results. The design process consists of three stages, namely determining the source of ideas, developing designs, selecting embodied designs, and selecting materials. The final design that was realized consisted of three pieces, namely an inner dress in the form of a mini skirt and bustier, separate balloon sleeves, and outer in the form of a balloon skirt. To make balloon skirts used iron frame from almini material. To make a balloon skirt, first is to determine the size of the skirt, then cut the almini plate according to the predetermined size, combining each almini bar horizontally and vertically by welding it to form a circle. Next is to make a pattern with a drapping system in the form of a skirt half circumference on the skeleton, after that mark the waistline on the toile pattern.
Eksplorasi Ragam Hias Komodo dengan Teknik Lekapan Tali Pada Gaun Pengantin Jane Fitria Ananda Putri; Ratna Suhartini
BAJU: Journal of Fashion and Textile Design Unesa Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/baju.v3n2.p85-95

Abstract

Komodo merupakan spesies biawak besar yang terdapat di pulau komodo, yang sering dijadikan sebagai ragam hias fauna di daeah Nusa Tenggara Timur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses eksploarsi ragam hias komodo dengan teknik lekapan tali pada gaun pengantin. Artikel ini menggunakan pendekatan penelitian penciptaan karya double diamond model, yang terdiri dari 4 tahapan yaitu discover, define, develop, dan deliver, ditambah dengan pengumpulan data menggunakan penilaian produk. Pengambilan data dengan mengambil lembar penilaian dengan jumlah penilai ahli sebanyak 4 orang dari dosen tata busana Unesa. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif, dengan menghitung nilai rata-rata berdasarkan aspek penilaian produk. Proses penerapan lekapan tali dan ruffle di mulai dengan memotong kain satin lalu membentuk tali-tali atau sengkelit. Kemudian tali-tali tersebut dilekapkan pada permukaan kain tile yang polanya membentuk ragam hias komodo dengan dilekapkan mengunakan tusuk balut. Lalu mengatur peletakan lekapan tali pada bagian muka dan belakang busana. Hasil jadi eksplorasi ragam hias komodo dengan teknik lekapan tali pada gaun pengantin mendapat nilai dengan kategori sangat baik dengan rata-rata hasil penilaian 4,625. Komodo is a large monitor lizard species found on the island of Komodo, which is often used as a variety of ornamental fauna in East Nusa Tenggara. The purpose of this study was to determine the process of exploring the variety of Komodo dragon ornaments with the rope fixture technique on wedding dresses. This article uses a research approach to the creation of double diamond model, which consists of 4 stages, namely discover, define, develop, and deliver, plus data collection using product assessment. Data collection by taking an assessment sheet with the number of expert assessors as many as 4 people from Unesa fashion design lecturers. The data analysis method uses a descriptive method, by calculating the average value based on aspects of product valuation. The process of applying rope and ruffle fixtures begins with cutting satin fabric and then forming ropes or stings. Then the ropes are stretched on the surface of the tile cloth whose pattern forms a variety of Komodo dragon ornaments by stretched using a wrap band. Then adjust the placement of the strap on the face and back of the clothes. The results of exploring the variety of Komodo dragons with rope techniques on wedding dresses received a score in the very good category with an average assessment result of 4,625.
Penerapan Crinoline sebagai Garnitur pada Busana Pesta Malam Model Strapless Wasalma Haq Fiaunillah; Asri Wibawa Sakti
BAJU: Journal of Fashion and Textile Design Unesa Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/baju.v3n2.p96-102

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan crinoline sebagai garnitur pada busana pesta malam model strapless, dan mengetahui hasil penerapan crinoline sebagai garnitur pada busana pesta malam model strapless. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penciptaan karya yang terdiri dari empat tahap. Pertama, tahap pra-perancangan. Kedua, tahap perancangan. Ketiga, tahap perwujudan. Keempat, tahap penyajian. Hasil dari penelitian ini adalah: Proses pembuatan penerapan crinoline dan payet sebagai garnitur pada busana pesta malam model strapless menggunakan crinoline yang telah dilis dengan kain satin duchess dimulai dari membuat desain manipulating crinoline yang sesuai dengan bentuk sumber ide tanaman hias sukulen. Proses penerapan crinoline dan payet dimulai dengan kain crinoline yang dipotong sesuai pola. Kemudian dijahit teknik selusup atau blind stitch pada garis pinggang sesuai desain. Lalu mengatur peletakan payet menggunakan teknik pola asimetris. Hasil jadi penerapan crinoline sebagai garnitur pada busana pesta malam model strapless sesuai dengan sumber ide tanaman hias sukulen jenis Haworthia. Pemilihan karakteristik bahan menggunakan warna hijau botol serta manipulating crinoline dan payet membuat gaun terlihat kesan segar dan elegan. The aim of the research is to find out the process of making crinoline as a garniture in strapless model evening party dress, and to find out the results of applying crinoline as a garniture in strapless model evening party dress. The method used in this study is the creation of works consisting of four stages. First, the pre-design stage. Second, the design stage. Third, the embodiment stage. Fourth, the stage of serving. The results of this study are: The process of making the application of crinoline and sequins as a garniture in strapless model evening party dress using crinoline that has been dilated with duchess satin fabric starts from making crinoline manipulating designs that match the shape of the source of succulent ornamental plant ideas. The process of applying crinoline and sequins begins with crinoline fabric cut according to patterns. Then sewn the technique of sheath or blind stitch on the waistline according to the design. Then set the laying of the sequins using an asymmetrical pattern technique. The finished result of the application of crinoline as a garniture in strapless model evening party dress is in accordance with the source of the idea of Haworthia type succulent ornamental plants. The selection of material characteristics using bottle green colors as well as crinoline and sequin manipulating makes the dress look fresh and elegant.

Page 1 of 1 | Total Record : 6