cover
Contact Name
Dwi Nurwulan Pravitasari
Contact Email
saintika_medika@umm.ac.id
Phone
+628123086679
Journal Mail Official
saintika_medika@umm.ac.id
Editorial Address
Editorial Office: Faculty of Medicine University of Muhammadiyah Malang Jl. Bendungan Sutami No 188A Malang, East Java
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga.
ISSN : 0216759X     EISSN : 2614476     DOI : https://doi.org/10.22219/
Core Subject : Health,
Journal of Saintika Medika is a peer-reviewed and open access journal that focuses on promoting medical sciences generated from basic sciences, clinical, and community or public health research to integrate researches in all aspects of human health. This journal publishes original articles, reviews, and also interesting case reports. Brief communications containing short features of medicine, latest developments in diagnostic procedures, treatment, or other health issues that is important for the development of health care system are also acceptable. Letters and commentaries of our published articles are welcome.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010" : 12 Documents clear
UJI KLINIS TERBUKA EFEK TERAPI STATIN (SIMVASTATIN) TERHADAP KADAR HIGH SENSITIVITY C-REACTIVE PROTEIN (hs-CRP) PADA PENDERITA DIABETES TIPE 2 Isbandiyah .
Saintika Medika Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v6i1.999

Abstract

Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) mempunyai resiko kematian karena penyakit kardiovaskular dua sampai enam kali dibanding pasien tanpa DM. diketahui bahwa inflamasi berperan dalam pathogenesis aterosklerosis. hs-CRP merupakan salah satu marker inflamasi yang paling kuat dibanding marker inflamasi lain. HMG-CoA reduktase inhibitor atau statin mempunyai efek biologi yang luas disamping sebagai terapi menurunkan kadar kolesterol, juga dapat menurunkan kadar C-reaktive protein (CRP), hal ini dikenal sebagai efek pleotropik statin. Subyek. Pasien diabetes type 2, di poliklinik Endrokinologi Penyakit Dalam RSSA Malang. Tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efek terapi statin terhadap kadar hs-CRP. Bahan dan Cara. Penelitian ini merupakan suatu uji klinis pre-post test design. Pasien DM type 2 dengan kadar LDL kolesterol > 100 mg/dl diberikan terapi statin, dengan target terapi statin < 100 mg/dl. Setelah satu bulan terapi statin 5 mg per hari, pasien yang tidak mencapai target diberikan statin 10 mg per hari selama satu bulan, selanjutnya sampai dosis statin 20 mg. pemeriksaan hs-CRP dilakukan dengan metode chemiluminesen dan LDL kolesterol dihitung dengan menggunakan formula Friedewald. Pemeriksaan laboratorium dikerjakan sebelum dan setelah terapi statin. Analisa statistik menggunakan T-test dan uji korelasi, dikatakan bermakna jika p < 0,05. Hasil. Dari 79 pasien penelitian, 5 pasien drop out. Terapi statin 5 mg per hari dapat menurunkan rerata kadar hs-CRP, kolesterol LDL, kolesterol total, non-HDL, dan TG secara bermakna masing-masing 26,8%, 27,31%, 14,12%, 23,83%, dan 11,82% (p< 0,05). Pada terapi statin 10 mg didapatkan penurunan bermakna kadar kolesterol LDL, non-HDL dan kolesterol total, masing-masing 9,71%, 15,49%, 23,51% (p< 0,05). Dengan terapi statin 20 mg tidak ada hasil yang bermakna secara statistik. Pasien yang mencapai target terapi LDL < 100 mg/dl dengan terapi statin 5 mg sebanyak 41 pasien (56,16%), pada terapi statin 10 mg sebanyak 27 pasien (84,37%), dan pada statin 20 mg sebanyak 2 pasien (66,66%). Tidak didapatkan korelasi antara LDL kolesterol dengan hs-CRP. Kesimpulan. Statin 5 mg dapat menurunkan kadar hs-CRP, LDL kolesterol, kolesterol total, non-HDL, trigliserida serta peningkatan HDL kolesterol secara bermakna, jika dibanding statin 10 mg dan 20 mg. tidak ada korelasi antara LDL kolesterol dengan hs-CRP. Kata kunci: HMG-CoA reduktase, DM type 2, hs-CRP, LDL kolesterol
KORELASI NILAI SELEKSI CALON MAHASISWA DAN INDEKS PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Irma Suswati
Saintika Medika Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v6i1.1005

Abstract

Problem based Learning (PBL) merupakan suat u metoda pembelajaran dimana mahasiswa sejak awal dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diikuti oleh proses pencarian inform asi yang bersifat student-centered, dengan PBL diharapkan retensi ilmu mahasiswa m enjadi tinggi dan mampu menerapkan ilmu untuk evaluasi dan mengelola pa sien di klinik serta mampu mengembangkan ilmu kedokteran. Data lulusan Sarjana Kedokteran FK-UMM (lul us tepat waktu yaitu 4 tahun) angkatan 2001 &ndash; 2003 yang menggunakan metode pembelajaran konvensional / subject based pr osentase kelulusannya 24,3 &ndash; 25,7 %, dan da ta Indeks Prestasi Semester (IPS) Genap mahasiswa FK TA 2007/2008 yang menggunakan system pembelajaran problem based learning : IPS (74,5%) < 2,75, (24,5%) IPS 2,76 &ndash; 3,49 dan IPS > 3,5 (0%). dari data tersebut prestasi akademik mahasiswa FK UMM sebagian besar kurang dari 2,75, untuk meningatkan prestasi akademik mahasiswa FK tentunya perlu input /calon mahasiswa yang baik. Tujuan penelitian: mengetahui korel asi nilai seleksi calon mahasiswa deng an indeks prestasi akademik mahasiswa FK-UMM. Rancangan penelitian menggunakan penelitian diskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek pene litian mahasiswa FK-UMM Angkatan Tahun 2008/2009. Data primer menggunakan: hasil ujian masuk tes-1 (tes skolastik), test -2 (matematika, biologi, fisika , kimia), nilai DANEM/ijazah da n Indeks Prestasi Semester. Analisa data menggunakan uji korela si spearmans. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ujian masuk tes-1, tes-2 dan nilai Danem/ijazah tidak ada hubunganny a dengan indeks prestasi akademik Mahasiswa FK-UMM. Kata-kata kunci : Seleksi Calon Mahasiswa, Prestasi Akademik, Indeks Prestasi Semester, Tes Skolastik
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG BEKICOT TERHADAP KADAR TOTAL PROTEIN DARAH PADA RATTUS NOVE RGICUS STRAIN WISTAR DENGAN DIET NON PROTEIN Prasetyo Adi; Inggit Kusumastuti; . Anida
Saintika Medika Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v6i1.1006

Abstract

Protein Energy Malnutrition (PEM) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tida k memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Karena kurangnya asupan protein yang terus berlanjut, penderita PEM dapat mengalami penurunan kadar total protein darah. Tepung bekicot merupakan salah satu sumber protein hewani yang mengandung protein tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ba hwa tepung bekicot mampu memberikan pengaruh pada kadar total protein darah tikus dengan diet non pr otein. Studi eksperimental menggunakan the pre-post test contro l group design dilakukan terhadap hewan coba tikus wistar jantan. Sampel dipilih dengan ca ra simple random sampling untuk dibagi dalam empat kelompok, y aitu &ldquo;P1&rdquo; adalah kelompok tikus yang diberikan diet normal, &ldquo;P2&rdquo; kelompok tikus yang diberikan diet tepung bekicot 4%, &ldquo;P3&rdquo; kelompok tikus yang diberikan diet tepung bekicot 19%, &ldquo;P4&rdquo; kelompok tiku s yang diberikan diet tepung bekicot 50%. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kadar total protein dar ah tikus setelah pemberian diet pada masi ng-masing perlakuan selama satu bulan. Ha sil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung bekicot memberikan pengaruh yang nyata terhadap perubahan ka dar total protein dar ah tikus (paired t-test, p < 0,05). Namun demikian ada perbedaan bermakna pada perlakuan (anova, p < 0,05) yang terjadi pada &rdquo;P2&rdquo;. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian tepung bekicot memberikan pengaruh terhadap kadar total protein darah, dan dosi s yang paling efektif adalah menggunakan tepung bekicot 19%. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar dilakukan penelitian le bih lanjut tentang aplikasi tepung bekicot pada manusia dengan kondisi PEM. Kata kunci: total protein darah, PEM, diet non protein
PERSEPSI KELUARGA TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF Diah Hermayanti
Saintika Medika Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v6i1.1007

Abstract

Latar belakang : Gizi buruk berkaitan dengan tingginya kematian bayi dan balita. UNICEF melaporkan, sebanyak 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya, bisa dicegah melalui pemberian Air Sus u Ibu (ASI) secara eksklusif. Namun, kesadaran ibu untuk untuk me mberikan ASI eksklusif di Indonesia baru sebesar 14 persen. Tujuan penelitian : (1) mengetahui persepsi suami, istri, nenek dan ka kek terhadap pemberian ASI eksklusif; (2) mengetahui penerapan pemberian ASI eksklusif pada bayi; (3) merumuskan pemberdayaan masyarakat berbasis gender untuk mengantisipasi kasus gizi buruk. Metode penelitian : penelitian deskriptif, dengan tehnik pengambilan data purposive random sampling . Hasil penelitian dan diskusi : (1) Ibu yang mengetahui manfaat Asi eksklusif dengan benar adalah 8,5 % di antara 95 % ibu yang mengatakan mengetahui manfaat Asi eksklusif, sedangkan ayah 5 % di antara 78 %, tidak ada seorangpun dari nenek dan kakek di antara 38 % nenek dan 60 % kakek yang mengatakan mengetahui manfaat Asi eksklusif. Data-data in i menunjukkan bahwa persepsi tentang Asi eksklusif oleh perempuan dan laki-laki sama-sama masi h rendah; (2) Pemberian Asi eksklusif dilaksanakan oleh 66 % ibu; (3) Perumusan pemberdayaan masyarakat berbasis gender untuk mengantisipasi kasus gizi buruk adalah dengan upaya-upaya meningkatkan persepsi wanita itu sendiri dan keluarganya tentang manfaat Asi eksklu sif untuk kepentingan status kesehatan bayinya. Kesimpulan : persepsi keluarga tentang manfaat Asi eksklusif masih rendah , sehingga pemberdayaan untuk mengantisipasi kasus gizi buruk adalah dengan meningkatkan persepsi baik wanita itu sendiri maupun keluarganya. Kata kunci : Asi eksklusif, pemberdayaan masyarakat, gender
DISTRIBUSI KASUS KEMATIAN AKIBAT ASFIKSIA DI MALANG RAYA YANG DIPERIKSA DI INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK RSSA TAHUN 2006-2007 H Tasmono
Saintika Medika Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v6i1.1008

Abstract

Kematian akibat Asfiksia dapat disebabkan oleh kejadian ke celakaan, bunuh diri atau pemb unuhan. Yang sering menimbulkan permasalahan adalah kejadian gantung diri apakah akibat bunuh diri atau pembunuhan. Dari beberapa data di beberapa pusat pendidikan kedokteran didapatkan bahwa kejadian as fiksia terbanyak akibat gantung diri kar ena bunuh diri. Pada penelitian Retrospektif ini dilakukan pendataan dan anal isa selama tahun 2006-2007 tentang ju mlah kejadian gantung diri insiden tentang jenis kelamin, umur serta lokasi kejadian. Dari pendataan tersebut didapat kan jumlah kejadian tahun 2006 sebanyak 14 kasus, tahun 2007 seban yak 16 kasus dengan kematian terbanyak akibat gantung diri ( hanging ) dibandingkan dengan burking suffocation maupun penyakit. Pada hanging ( 56% ) korban jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada wanita ( 59% : 41% ) dengan usia terbanyak 31 - 40 tahun yang kedua usia 11 &ndash; 20 tahun, sedangkan lokasi kejadian terbanyak di Kabupaten Malang. Kata kunci : Asfiksia, gantung diri ( hanging ).
HUBUNGAN ANTARA BERATNYA MANIFESTASI DERMATITIS ATOPIK DENGAN TINGGINYA SKALA KEPRIBAD IAN CEMAS PADA TES MMPI PADA PENDERITA DERMATITIS ATOPIK WANITA DI RSUD DR. SOETOMO Iwan Sis Indrawanto
Saintika Medika Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v6i1.1009

Abstract

Dermatitis Atopic, a kind of chronic skin disease that happens a lot in the world, tend to be increased in number and relatively difficult to treat. Most of them appear along with another atop ic condition such as Hay and asthma. The cause is not clearly un derstood yet. It&rsquo;s thought to be the combination of genetics and environment. Many says that ther e&rsquo;s emotional factor involved. It&rsquo;s not the cause of the disease but it worsen or triggers the relaps. People of Dermatitis Atopic with anxious kind of personality have prone to relaps e easier than those who are not. This study figured out whether the degree of Dermatitits Atopic manifestation is correlated with the score o f anxious scale on MMPI of the Dermatitis Atopic female patien ts in Dr. Soetomo Public Hospital Surabaya. The method was analytical study with cr oss sectional approach, started from Juli 2009 until Desember 2009. The datas was taken from policlinics of Skin and Venereal Desease Department of Dr. Sutomo Pu blic Hospital Surabaya. Fivety three samples were taken, while 7 of them were failed due to high invalid MMPI score. The result showed that there was significant correlation between the degree of Dermatitits Atopic manifestation with the score of anxious scale on MMPI of the Dermatitis Atopic female pati ents. The correlation was medium to high. Keywords: Dermatitis Atopic, Anxious Personality, MMPI
PENGARUH PEMBERIAN COGNITIVE SUPPORT TERHADAP KOPING PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI RSU Dr SOETOMO SURABAYA Kushariadi .
Saintika Medika Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v6i1.1010

Abstract

Fakta yang ada pada pasien congestive heart failure menunjukkan koping maladaptive seperti kesulitan memperta hankan oksigenasi adekuat, sehingga cenderung gelisah dan cemas karena sulit bernapas. Harapannya setelah pemberian cognitive support (informasi) pasien congestive heart failure menunjukka n koping yang adaptif sehingga mempercepat proses penyembuhan. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi koping, dan menganalisa pengaruh pemberian cognitive support (informasi) terhadap koping pada pasien congestive heart failure. Desain penelitian yang digunakan adalah pr a-experiment (one group pre test &ndash; post test desaign) dengan sampel pasien congestive heart failure di ruang SMF Penyakit Jantung & Pembuluh Darah RSU Dr Soetomo Surabaya sebanyak 23 responden. Tehnik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan meng gunakan uji statistik wilcoxon signed ranks test dengan tingkat signifikan p < 0.05 . Hasil penelitian diperoleh mean untuk pre test 19.96 dan post test 55.74. Artinya pada pre test koping yang dihasilkan maladapt if (dengan penilaian 1- 30), sedangkan pada post test koping yang dihasilk an adaptif (dengan penilaian 31 &ndash; 60). Pada uji wilcoxon signed ranks test diperoleh p = 0.000 (p < 0.05) dan z = -4210a, maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan koping secara statistik sebelum dan sesudah diberikan informasi. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada pemberian informasi terhadap koping pasien congestive heart fail ure. Dan sebagai saran bahwa pemberian informasi yang adekuat akan terbentuk koping yang adaptif sehingga dapat mempercepat penyembuhan. Kata kunci: congestive heart failure, cognitive support (informasi), koping.
PENGARUH VITAMIN C TERHADAP EFEK PAPARAN ASAP ROKOK PADA KONDROSIT TULANG RAWAN TRAKEA TIKUS PUTIH Bambang Sumantri
Saintika Medika Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v6i1.1011

Abstract

Setiap hisapan asap rokok mengandung 1015 radikal bebas dan bahan yang dapat memicu terbentuknya radikal bebas di dalam jaringan paru-paru.. Tulang rawan trakea adalah bagian dari sistim respirasi. Kerusakan tulang rawan trakea dapat di deteksi da ri unsur selnya yaitu kondrosit. Vitamin C sebagai anti oksidan telah terbukti mampu menetralisir efek radikal bebas pada alveoli dan ep itel trakea. Tujuan penelitian ini untuk melihat apakah terdapat peru bahan kondrosit tulang rawan trakea akibat radikal bebas dan ap akah perubahan tersebut dapat diperkecil dengan pemberian vitamin C. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan post test only control group design. Hewan coba dibagi dalam enam kelompok yang masing-masing terdiri dari tiga ekor tikus putih Wistar jantan, dewasa dengan berat badan 200 &ndash; 300 gram. Perlaku an dilaksanakan selama 6 bulan dan hewan coba dibagi mejadi enam kelompok. Kelompok 1 tidak dipapr asap rokok, dan tidak diberi vitamin C, kelompok 2-6 dipapar asap rokok 1 batang setiap hari selama enam bulan sedangkan kelompok 3-6 selain dipapar asap ro kok juga diberi vitamin C dengan dosis yang berbeda yaitu 0,05, 0,10, 0,20 dan 0,40 mg/g BB/hari. Pemaparan asap rokok dengan menggunakan smoking pump sedangkan pemberian vitamin C menggunakan sonde sampai kelambung tikus. Trakea tikus diambil sepertiga bagian tengah, untuk pembuatan pr eparat HE. Pada preparat HE diamati kualitas kondrosit yaitu sifat pengecatan sitoplasma dan bentuk inti, diam eter kondrosit (DSK) dan rasio sel : inti (RSI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pe ningkatan DSK dan penurunan RSI secara statistic tidak bermakna (p > 0,05). Kata kunci: radikal bebas, antioksidan, kondrosit
PARADIGMA SEHAT Febri Endra Budi Setyawan
Saintika Medika Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v6i1.1012

Abstract

Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang be rsifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah y ang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit. Untuk itu diterapkan konsep hidup sehat H.L Blum. Yakni dera jat kesehatan masyarakat dipengaruhi faktor lingkungan, gaya hidup, pelayanan kesehatan dan faktor genetik. Dengan tujuan menc apai derajat sehat yang optimal, sehingga perlu adanya suatu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat, yang telah dirumuskan dalam keputusan menteri kesehatan Nom or 1202/ MENKES/SK/VIII/2003. Kata kunci : konsep HL Blum, kuratif dan rehabilitatif, paradigma sehat; pembangunan kesehatan 2010, preventif, upaya promotif.
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DAN NS1 ANTIGEN UNTUK DETEKSI DINI INFEKSI AKUT VIRUS DENGUE Meddy Setiawan
Saintika Medika Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.v6i1.1013

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) disebabkan oleh infeksi virus dengue. Virus dengue merupakan virus RNA yang termasuk ke dalam famili flaviviridae , genus flavivirus dan ada 4 serotipe yang berbeda yaitu DEN1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. Keempat serotipe terdapat di Indonesi a dengan dominasi DEN 3 dan DEN 2. Dengue ini merupakan penyakit arbovirus endemik yang saat ini telah menjangkiti lebih dari 100 negara, baik yang terletak di dae rah tropik maupun su btropik. WHO memperkirakan sekitar 50-100 juta ka sus infeksi virus dengue terjadi setiap tahun, menghasilkan 250.000-500.000 kasus demam berdarah dengue dan 24.000 kematian setiap tah unnya. Virus dengue ini dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegyp ti dan Aedes albopictus sebagai vektornya dengan masa inkubasi ra ta-rata 4-6 hari. Infeksi virus dangue dapat menyebabkan manifestasi kilinis yang bervariasi mulai dari asimtomatik sampai manifestasi klinis yang berat yang mengakibatka n kematian. Demam dengue atau dengue fever merupakan manifestasi klinis yang ringan, sedangkan DBD/DHF dan Dengue Shock Syndrome (DSS) merupakan manifestasi klinis yang berat. Berbagai teori yang menjelaskan patogenesis DBD dan DSS banyak bermunculan dan saling kontroversi. Pada saat ini teori yang banyak dianut adalah teori Antibody Dependent Enhancement (ADE). Menurut teori ini, infeksi sekunder yang disebabkan oleh virus dengue dengan serotipe yang berbeda dengan infeksi primer akan menimbul kan antibodi heterologous yang dibentuk pada infeksi pertama namun tidak bisa mengeliminasi virus dengue pada infeksi sekunder (bersifat subnetralisasi) bahkan antibodi tersebut bersifat opsonis asi sehingga sel target menjadi lebih mudah di infeksi oleh virus dan menyebabkan manifestasi klinis yang lebih berat. Saat ini telah tersedia berbagai teknik pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi virus dengue yaitu pemeriksaan kultur dan isolasi virus, RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction), serologi (anti dengue lgG dan lgM) dan juga pemeriksaan hematologi rutin. Kultur virus atau PCR saat ini dianggap sebagai gold standard untuk mendeteksi virus dengue, namun memiliki keterbatasan dalam hal biaya dan teknis pengerjaannya. Pemeriksaan serologi anti dengue lgG dan lgM yang dike rjakan secara rutin di laboratorium juga memiliki ketrbatasan yaitu tidak dapat mendeteksi infeksi dengan lebih aw al. Saat ini telah dikembangkan suatu pemeriksaan baru terhadap antigen non struktural-1 dengue (NS1) yang dapat mendeteksi infeksi virus dengue dengan lebih awal bahkan pada hari pertama ons et demam.

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2010 2010


Filter By Issues
All Issue Vol. 20 No. 1 (2024): June 2024 Vol. 19 No. 2 (2023): December 2023 Vol. 19 No. 1 (2023): June 2023 Vol. 18 No. 2 (2022): December 2022 Vol. 18 No. 1 (2022): June 2022 Vol. 17 No. 2 (2021): December 2021 Vol. 17 No. 1 (2021): June 2021 Vol. 16 No. 2 (2020): December 2020 Vol. 16 No. 1 (2020): June 2020 Vol 16, No 1 (2020): June 2020 (on progress) Vol 16, No 1 (2020): June 2020 Vol. 15 No. 2 (2019): December 2019 Vol 15, No 2 (2019): December 2019 Vol 15, No 1 (2019): JUNI 2019 Vol. 15 No. 1 (2019): JUNI 2019 Vol. 14 No. 2 (2018): DESEMBER 2018 Vol 14, No 2 (2018): DESEMBER 2018 Vol. 14 No. 1 (2018): JUNI 2018 Vol 14, No 1 (2018): JUNI 2018 Vol 13, No 2 (2017): DESEMBER 2017 Vol. 13 No. 2 (2017): DESEMBER 2017 Vol. 13 No. 1 (2017): JUNI 2017 Vol 13, No 1 (2017): JUNI 2017 Vol 12, No 2 (2016): DESEMBER 2016 Vol. 12 No. 2 (2016): DESEMBER 2016 Vol. 12 No. 1 (2016): JUNI 2016 Vol 12, No 1 (2016): JUNI 2016 Vol 11, No 2 (2015): Desember 2015 Vol. 11 No. 2 (2015): Desember 2015 Vol. 11 No. 1 (2015): Juni 2015 Vol 11, No 1 (2015): Juni 2015 Vol 10, No 2 (2014): Desember 2014 Vol. 10 No. 2 (2014): Desember 2014 Vol 10, No 1 (2014): Juni 2014 Vol. 10 No. 1 (2014): Juni 2014 Vol. 9 No. 2 (2013): Desember 2013 Vol 9, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 9, No 1 (2013): Juni 2013 Vol. 9 No. 1 (2013): Juni 2013 Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012 Vol. 8 No. 2 (2012): Desember 2012 Vol 8, No 1 (2012): Juni 2012 Vol. 8 No. 1 (2012): Juni 2012 Vol. 5 No. 2 (2009): Juli 2009 Vol. 7 No. 2 (2011): Desember 2011 Vol 7, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 7, No 1 (2011): Januari 2011 Vol. 7 No. 1 (2011): Januari 2011 Vol. 6 No. 2 (2010): Desember 2010 Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010 Vol. 6 No. 1 (2010): Januari 2010 Vol 6, No 1 (2010): Januari 2010 Vol 5, No 2 (2009): Juli 2009 Vol. 5 No. 1 (2009): Januari 2009 Vol 5, No 1 (2009): Januari 2009 More Issue