cover
Contact Name
Iman Aji Wijoyo
Contact Email
uppm@polbangtanmalang.ac.id
Phone
+6281233393899
Journal Mail Official
ojs@polbangtanmalang.ac.id
Editorial Address
Jl. Dr. Cipto 144 A Bedali Lawang, Malang, Jawa Timur, Indonesia Telp. (0341) 427771-3 Fax. (0341) 427774
Location
Kab. malang,
Jawa timur
INDONESIA
AGRIEKSTENSIA
ISSN : 14124866     EISSN : 26565978     DOI : https://doi.org/10.34145/agriekstensia
Scope of agricultural sciences with priority on agriculture extension, social, economics, and applied research on agriculture (including animal husbandry) in a broad sense based on the needs of farmers.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 17 No 1 (2018): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian" : 9 Documents clear
Pemanfaatan Limbah Kulit SIngkong Menjadi Dendeng Kulit Singkong dengan Penambahan Berbagai Sumber Protein Yerri Hendri Resimanuk; Achmad Nizar; Rika Despita
AGRIEKSTENSIA Vol 17 No 1 (2018): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.692 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v17i1.67

Abstract

Singkong merupakan sumber karbohidrat ke tiga di Indonesia. Luas tanam singkong di Jawa Timur adalah120.208 ha dengan produksi 2.924.933 ton dan limbah kulit singkong 438.740 ton – 584.987 ton. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan limbah kulit singkong menjadi dendeng kulit singkong. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian pada bulan Maret 2017. Penelitian menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan yaitu: 1) Kulit singkong ; 2) Kulit singkong + ikan teri; 3) Kulit singkong + udang ebi; 4) Kulit singkong + ikan tongkol. Masing-masing perlakuan diulang 6 kali sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Pengamatan dilakukan dengan uji organoleptik 60 panelis terdiri dari 20 siswa SLTP; 20 siswa SMA; 20 mahasiswa dan 20 anggota kelompok wanita tani. Pengamatan dilakukan terhadap warna, aroma dan tekstur dendeng kulit singkong mentah dan warna, aroma, tekstur dan rasa dendeng kulit singkong yang telah digoreng. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap warna, aroma dan tekstur dendeng kulit singkong mentah dan yang telah digoreng. Perlakuan yang paling disukai panelis adalah kulit singkong + udang ebi.
Nilai Hasil Belajar, Efektivitas, dan Efisiensi Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Terampil Munanto Haris
AGRIEKSTENSIA Vol 17 No 1 (2018): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.672 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v17i1.68

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dengan fokus: (1) korelasi karakteristik individu peserta terhadap rerata nilai hasil belajar; (2) efektivitas hasil belajar dengan kategori sangat efektif, efektif, dan kurang efektif. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode survey. Sumber informasi adalah penyuluh pertanian peserta pelatihan dasar fungsional penyuluh pertanian terampil bagi CPNS dari THL tahun 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor usia, jenis kelamin dan wilayah asal peserta pelatihan memiliki hubungan dengan rerata kenaikan hasil belajar; tidak terdapatnya hubungan antara tingkat pendidikan dengan rerata kenaikan nilai hasil belajar; penyelenggaraan Pelatihan yang dilaksanakan di Jawa Timur memperoleh rerata nilai tingkat efektivitas sebesar 97,13 % sedangkan rerata nilai tingkat efisiensi tertinggi sebesar 88,01 %. Kata kunci : Efektivitas, Hasil belajar, pelatihan fungsional
Upaya Pengembangan Wisata Tanaman Hias dalam Pembangunan Ekonomi Lokal (Studi Kasus di Desa Songgokerto, Kota Batu) Sudjianto Sudjianto; Hamyana Hamyana
AGRIEKSTENSIA Vol 17 No 1 (2018): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.802 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v17i1.69

Abstract

Penelitian yang dibahas adalah mengenai upaya pengembangan obyek wisata tanaman hias dalam pembangunan ekonomi lokal (studi kasus di Desa Songgokerto Kota Batu). Hal ini bertujuan agar manfaat pembangunan dapat dirasakan langsung baik dari sisi pemerintah maupun masyarakat yaitu melalui peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan pekerjaan serta membentuk masyarakat yang mandiri dan kreatif. Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Fokus penelitian ini, pertama upaya Dinas Pariwisata dalam pengembangan obyek wisata bunga di Desa Songgokerto Kota Batu; kedua, dampak pengembangan obyek Tanaman hias dalam pembangunan ekonomi lokal di Desa Songgokerto Kota Batu; ketiga, faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan obyek wisata bunga terhadap pembangunan ekonomi lokal di Desa Songgokerto Kota Batu. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa peran pemerintah dalam pengembangan obyek wisata sebagai koordinator dan fasilitator dengan melibatkan masyarakat langsung dapat dikatakan berjalan dengan baik dengan menerapkan pembangunan ekonomi lokal. Masyarakat desa diberikan kebebasan untuk berinovasi dalam mengelola dan menonjolkan potensi yang dimiliki agar dikenal masyarakat luas sebagai daerah tujuan wisata yang baru di Kota Batu. Dengan memperhatikan faktor penghambat dalam pengembangan obyek wisata diperlukan kerjasama antara pemerintah daerah khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu bersama masyarakat setempat agar menimbulkan multiplier effect yang nantinya akan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Songgokerto. Kata Kunci: Upaya Pengembangan, Wisata Tanaman Hias, Pembangunan Ekonomi Lokal The Research on development efforts of the ornamental plants tourism of the local economy development (case studies in The Research on development efforts of the ornamental plants tourism of the local economy development (case studies in The Research on development efforts of the ornamental plants tourism of the local economy development (case studies in Songgokerto Village Batu City). The descriptive nature of the research with qualitative approaches. It is meant that benefits of development can be felt directly either from the government or the community through increasing revenue and job creation as well as establishing an independent and creative community. Engineering analysis using an interactive model that consists of a reduction of the data, the presentation of the data, and draw conclusions. The focus of this research, the first development of Department of tourism efforts of the ornamental plants tourism in the Songgokerto Village Batu City; second The impact of arising from the development of ornamental plants tourism in Songgokerto Village towards the development of the local economy in Songgokerto Village Batu City; third enabling and inhibiting factors in developing ornamental plants tourism in Songgokerto village towards the development of the local economy in Songgokerto Village Batu City. From the research results above, it can be noted that the role of Government in the development of tourism as a coordinator and facilitator to involve communities directly could be said to be doing well by implementing local economic development. The villagers are given the freedom to innovate in managing and accentuates potency that is known to the wider community as a new tourist destination in Batu City. Having regard to the factors restricting the development of tourism required cooperation between local governments in particular tourism and Culture of Batu City with the local people in order to give rise to the multiplier effect that will have an effect on improving the welfare of Songgokerto villagers. Keywords: Development Efforts, Ornamental Plants Tourism, Local Economic Development
Analisis Tingkat Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Pemanfaatan Cyber Extension di Wilayah Malang Raya Sabir Sabir; Sugiyanto Sugiyanto; Sukesi K; Yulianti Y
AGRIEKSTENSIA Vol 17 No 1 (2018): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.425 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v17i1.70

Abstract

Cyber extension merupakan system informasi penyuluhan pertanian melalui media internet untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan informasi pertanian bagi penyuluh. Dengan adanya cyber extension diharapkan dapat mendukung kinerja para penyuluh pertanian. Penelitian ini ertujuan untuk: Mendeskripsikan pelaksanaan Cyber extension di wilayah Malang Raya dan Mendeskripsikan kinerja penyuluh dalam pemanfaatan cyber extension di wilayah Malang Raya. Metode penelitian menggunakan perpaduan kuantitatif dan kualitatif (Concurrent Mixed Method). Berdasarkan penelusuran ditemukan bahwa dari tiga Kabupaten/ Kota tersebut ditemukan bahwa sebagian besar tidak memiliki administrator atau pengelola cyber extension. Hasil analisis deskrifitif juga menunjukkan bahwa kinerja Penyuluh Pertanian berbasis Cyber extension di wilayah Malang Raya masih tergolong sangat rendah. Beberapa upaya yang dapat ditempuh oleh pemerintah antara lain memfasilitasi unit pelaksana teknis balai penyuluhan dengan perangkat cyber extension, penyediaan anggaran pembiayaan dan sosialisasi pemnfaatan cyber extension kepada penyuluh. Kata Kunci: cyber extension, kinerja, penyuluh pertanian
Sikap Penyuluh Pertanian terhadap Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah di Kabupaten Malang Nurlaili Nurlaili; Umi Wahjuti
AGRIEKSTENSIA Vol 17 No 1 (2018): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.324 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v17i1.72

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap penyuluh pertanian di Kabupaten Malang terhadap UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta faktor-faktor yang mempengaruhi respon penyuluh pertanian terhadap Undang-Undang tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian survei yang dimaksudkan untuk memberikan penjelasan atau explanatory research yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui: (1) Kuesioner, (2) Wawancara, dan (3) Observasi. Untuk uji hipotesis menggunakan Uji Proporsi dan Uji Regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap para penyuluh pertanian di Kabupaten Malang adalah tinggi. Nilai signifikansi p<0,05 menunjukkan bahwa lebih dari 50% penyuluh pertanian di Kabupaten Malang memberikan sikap yang tinggi terhadap undang-undang ini secara signifikan. Sedangkan faktor-faktor seperti lama bekerja, tingkat pendidikan, motivasi kerja dan sosialisasi UU No. 23/2014 hanya mempengaruhi sikap sebesar 4,3% atau dengan kata lain tidak berpengaruh signifikan terhadap pembentukan sikap penyuluh. Kata kunci—Sikap, Penyuluh Pertanian, UU No. 23 tahun 2014 The aims of this study were to determine the attitudes of agricultural instructors in Malang Regency to Law No. 23 of 2014 concerning Regional Government and the factors that influence the agricultural extension officer's attitude to the Act. This research was survey research that was intended to provide explanations or explanatory research that aims to explain the causal relationship between research variables through testing hypotheses that have been formulated. Data collection techniques used in this study were through: (1) Questionnaire, (2) Interview, and (3) Observation. To test the hypothesis using the Proportion Test and Regression Test. The results showed that the attitudes of agricultural extension workers in the Malang Regency were high. Significant value p <0.05 indicates that more than 50% of agricultural extension workers in Malang Regency give a high attitude towards this law significantly. While factors such as length of work, level of education, work motivation and socialization of Law No. 23/2014 only affect attitudes of 4.3% or in other words does not have a significant effect on the formation of agricultural extension officer’s attitudes. Keywords—Attitude, Agricultural Extension Officer, Law 23/2014
Keefektifan Pupuk Hayati sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Kedelai (Glicyne max) dan Unsur Hara Tanah Arum Pratiwi; Sovia Sega
AGRIEKSTENSIA Vol 17 No 1 (2018): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.855 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v17i1.73

Abstract

Kedelai (Glycine Max) merupakan salah satu tanaman komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Fosfor (P) dibutuhkan sebagai nutrisi oleh tanaman. Fosfat dapat mempercepat pembungaan dan pematangan buah, biji atau biji-bijian. Kandungan fosfor dalam tanah sangat rendah karena dibatasi oleh koloid tanah. Tanaman tidak bisa diserap langsung di tanah. Karenanya, pemanfaatan pupuk hayati dapat mengatasi masalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk hayati terhadap tanaman pertumbuhan dan ketersediaan P di tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah produksi pupuk hayati dengan media pembawa dan Bacillus sp. Perhitungan TPC (Total Plate Count), budidaya Glycine hypogeal selama 20 hari, dan pengukuran parameter pertumbuhan tanaman, seperti panjang tanaman, jumlah daun, panjang akar, dan berat kering. Penelitian menunjukkan P2 menghasilkan tertinggi angka rata-rata dan angka rata-rata terendah P5 di setiap parameter. Pupuk hayati bisa meningkatkan ketersediaan P di tanah. Kata kunci: Bacillus sp., Biofetilizer, Kedelai, Phosporus Soybean (Glycine Max.) is one of the commodity crops which has high economic value. Phosphorus (P) is needed as nutrients by crops. Phosphate can accelerate flowering and ripening fruit, seeds or grains. The content of phosphorus in the soil is very low because it is bounded by soil colloids. Crops cannot be absorbed directly P in soil. Therefore, the utilization of biological fertilizer can overcome this problem. This study aimed to determine the effect of biological fertilizer on plant growth and P availability in soil. The method used in this study is the production of biological fertilizers with the carrier media and Bacillus sp. The calculation of TPC (Total Plate Count), cultivation of Glycine Max for 20 days, and measurement of plant growth parameters, such as crops length, leaves number, root length, and dry weight. The result of this research shows P2 produce the highest average number and P5 produce the lowest average number in each parameter. Biofertilizer can increase P availability in soil. Keywords: Bacillus sp., Biofertilizer, Soybean, Phosphorus
Pengetahuan Peternak tentang Good Farming Practices (GFP) Sapi Potong di Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur Endri Cahyo Saputro; Novita Dewi Kristanti; Luki Amar Hendrawati
AGRIEKSTENSIA Vol 17 No 1 (2018): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.913 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v17i1.74

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan karakteristik peternak dengan penerapan GFP Sapi Potong di Kecamatan Kasreman. Jumlah sampel 32 orang dengan teknik pengambilan sampel berupa area probability sampling. Analisis data menggunakan Pearson Product Moment dengan tingkat kepercayaan (α) 5% untuk mengetahui hubungan karakteristik peternak dengan pengetahuan. Hasil kajian menunjukkan bahwa karakteristik peternak berupa umur, pendidikan, jumlah kepemilikan ternak, intensitas penyuluhan dan kekosmopolitan memiliki hubungan yang signifikan dengan penerapan GFP (Sig. < 0,05), dengan hubungan terkuat pada karakteristik intensitas penyuluhan (r=0,786). Sedangkan karakteristik peternak berupa lama beternak tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan penerapan GFP (Sig. > 0,05). Kata kunci : penerapan, Good Farming Practice (GFP), kajian, hubungan This study aims to describe the characteristic relationship of farmers to the implementation of cattle GFP in Kasreman District. The number of samples are 32 people with sampling technique is area probability sampling. The data analysis using Pearson Product Moment with confidence level (α) 5%. Characteristics of farmers in the form of age, education, number of livestock ownership, intensity of extension and cosmopolite have a significant relationship with the implementation of GFP, with the strongest relationship on the characteristics of intensity of extension (Sig. < 0,05). While the characteristics of farmers in the form of farming experience has no significant relationship with the implementation of GFP (Sig. > 0,05). Keywords : implementation, Good Farming Practice (GFP), study, relationship
Teknologi Fermentasi Menggunakan Kapang Trichoderma sp untuk Meningkatkan Kualitas Nutrisi Kulit Kopi sebagai Pakan Ternak Ruminansia Dewi Ratih Ayu Daning; Artika Dowi Karunia
AGRIEKSTENSIA Vol 17 No 1 (2018): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.011 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v17i1.75

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk pemanfaatan limbah kulit kopi menggunakan Trichoderma sp untuk meningkatkan kualitas nutrisi dari limbah kulit kopi. Manfaat fermentasi dengan teknologi ini antara lain meningkatkan kandungan protein, menurunkan kandungan serat kasar, menurunkan kandungan tannin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahTrichoderma starter diperoleh dari produk komersil Kulit kopi (5 kg), Air (60% x 5 kg = 3 Liter untuk ciptakan kelembaban; 3% x 5 kg = 1,5 Liter untuk larutan), Tetes tebu (3% x 1,5 Liter = 150 ml), Trichoderma cair (1% x 150 ml = 1,5 ml). Perlakuan diulang sebanyak 3 kali pembuatan diwaktu yang berbeda dan dibuat ulangan sebanyak 12 kantong plastic. Dari hasil penelitian teknologi fermentasi menggunakan kapang Trichoderma pada limbah kulit kopi yang telah dilaksanakan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Sampel kulit kopi yang telah difermentasikan menggunakan kapang Trichoderma (cair) dominan berwarna kuning kecoklatan, memiliki tekstur yang kasar dan berbau asam segar; pH pada kulit kopi hasil fermentasi berkisar antara 4. Melalui analisis proksimat diperoleh hasil bahwa sampel kulit kopi yang telah difermentasikan menggunakan kapang Trichoderma (cair) memiliki kandungan protein sebesar 13,67%, serat kasar sebesar 26,95% dan lemak kasar 1,03%. Kata kunci— kulit kopi, fermentasi, trichoderma sp, kualitas nutrisi This study aims to use Trichoderma sp as starter fermentation to improve the quality of nutrients from coffee peel. The benefits of fermentation with this technology include increasing protein content, reducing crude fiber content, and reducing tannin content. The material and method used in this study is trichoderma starter obtained from commercial products, coffee waste (5 kg), water (60% x 5 kg = 3 liters to create moisture; 3% x 5 kg = 1.5 liters for solution), sugarcane drops ( 3% x 1.5 Liter = 150 ml), Trichoderma liquid (1% x 150 ml = 1.5 ml). The treatment was repeated 3 times at different times and 12 plastic bags were repeated. From the results of research on fermentation technology using Trichoderma on coffee waste that has been carried out, the following conclusions are obtained: Coffee samples that have been fermented using dominant Trichoderma (liquid) mold are brownish yellow, have a rough texture and smell fresh sour; The pH of fermented coffee peels ranged from 4. Through proximate analysis, the results showed that coffee skin samples fermented using Trichoderma (liquid) mold had a protein content of 13.67%, crude fiber of 26.95% and crude fat of 1.03 % Keywords— coffee peel, fermentation, Trichoderma sp, nutrient quality
Pengaruh Penambahan Limbah Kulit Pisang kepok (Musa paradisiaca Linn) dalam Pembuatan Kerupuk Siti Halija Sogo; Irianti Kurniasari; Sutoyo Sutoyo
AGRIEKSTENSIA Vol 17 No 1 (2018): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.225 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v17i1.76

Abstract

Pisang merupakan salah satu komoditas pangan nasional. Pisang pada umumnya hanya dikonsumsi buahnya saja, sedangkan kulit pisang masih menjadi limbah pertanian. Kulit pisang memiliki kandungan karbohidrat dalam bentuk pati sebesar 18,5% yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku olahan kerupuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pati limbah kulit pisang terhadap rasa, warna, dan tekstur kerupuk kulit pisang menggunakan uji sensoris. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan penambahan kulit pisang sebagai perlakuan terdiri dari P1= 100 gram, P2= 75 gram, P3= 50 gram, P4= 25 gram dengan masing-masing perlakuan ditambah 100 gram tepung tapioka. Parameter yang diamati adalah rasa, warna dan tekstur kerupuk kulit pisang melalui uji sensoris dengan menggunakan skala kesukaan terhadap 25 panelis. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian, jika terdapat perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. Hasil uji sensoris menggunakan skala kesukaan menunjukkan bahwa kerupuk kulit pisang yang paling disukai panelis yaitu kerupuk kulit pisang dengan penambahan 75 gram kulit pisang. Penambahan 75 gram kulit pisang menghasilkan warna yang lebih cerah, rasa yang lebih enak dan gurih, serta tekstur yang kenyal dan lembut sehingga lebih disukai oleh panelis. Kata kunci : kulit pisang, pati, kerupuk, uji sensoris Banana is one of national food commodities. Generally, the banana is consumed only by the fruit, while banana peel are still become waste. Banana peel has a carbohydrate content in the form of starch at 18.5%, that can be used as a raw material in the processing of crackers. This study aimed to determine the effect of starch from banana peel through the taste, color, and texture of banana peel crackers using sensory test. Randomized Block Design used in this research with the addition of banana peel as a treatment consists of P1 = 100 grams, P2 = 75 grams, P3 = 50 grams, P4 = 25 grams and each treatment was added 100 grams of tapioca flour. The taste, color, and texture of banana peel crackers were observed through sensory test using a preference scale for 25 panelists. The data were analyzed by analysis of variance if there were significant differences continued by BNT 5%. The sensory test results using a preference scale showed that the banana peel crackers were the most preferred by panelists is 75 grams of the addition of banana peel. The addition of 75 grams of banana peel had a brighter color, delicious and savory taste, also chewy and soft texture which is preferred by panelists. Keyword: banana peel, starch, crackers, sensory test

Page 1 of 1 | Total Record : 9