cover
Contact Name
Iman Aji Wijoyo
Contact Email
uppm@polbangtanmalang.ac.id
Phone
+6281233393899
Journal Mail Official
ojs@polbangtanmalang.ac.id
Editorial Address
Jl. Dr. Cipto 144 A Bedali Lawang, Malang, Jawa Timur, Indonesia Telp. (0341) 427771-3 Fax. (0341) 427774
Location
Kab. malang,
Jawa timur
INDONESIA
AGRIEKSTENSIA
ISSN : 14124866     EISSN : 26565978     DOI : https://doi.org/10.34145/agriekstensia
Scope of agricultural sciences with priority on agriculture extension, social, economics, and applied research on agriculture (including animal husbandry) in a broad sense based on the needs of farmers.
Articles 120 Documents
PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI YANG DINAMIS DALAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KOTA BATU Acep Hariri; Sinta Dewi Andaru; Agus Suliyanto
AGRIEKSTENSIA Vol 16 No 2 (2017): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.283 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v16i2.5

Abstract

Pengembangan usaha tani yang berlandasan kerjasama perlu dilakukan pada petani negara berkembang. Pengembangan kelompok tani diharapkan mampu memperkuat pondasi ekonomi petani. Banyaknya petani yang berusaha sendiri menyebabkan mudahnya petani goyah dalam pelaksanaan usaha. Petani akan sulit menghadapi berbagai masalah ketika melakukan usaha sendiri. Kelompok sebagai wahana belajar, kerjasama dan produksi mampu memberikan banyak keuntungan bagi petani. Salah satu keuntungannya ialah melindungi petani dari kerugian usaha. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kelompok tani yang dinamis dalam pengembangan agribisnis hortikultura. Penelitian dilaksanakan di Kota Batu Jawa Timur bulan Maret sampai dengan September 2017. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Kelompok tani dapat dijadikan sebagai modal dalam pengembangan hortikultura. Kelompok mampu dijadikan sarana usaha agar lebih efektif dan efisien. Pelaksanaan agribisnis melalui kelompok banyak menguntungkan mempermudah usaha dan melindungi petani. Struktur dalam kelompok banyak yang sudah berjalan dengan menempatkan anggota sesuai dengan kompetensinya. Fungsi kelompok sebagai wahana belajar, kerjasama dan produksi sudah dinamis sehingga pelaksanaan usaha lebih mudah dan menguntungkan
Peran Radio Komunitas dalam Penyuluhan Pertanian Nurlaili Nurlaili; Andi Warnaen
AGRIEKSTENSIA Vol 18 No 1 (2019): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.953 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v18i1.21

Abstract

Radio komunitas merupakan radio penyiaran yang didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen dan tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas serta untuk melayani kepentingan komunitasnya. Radio komunitas merupakan salah satu media untuk menyebarkan informasi dan inovasi di bidang pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peranan radio komunitas dalam penyuluhan pertanian. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitan dilakukan di Radio Komunitas Pass FM Kota Batu. Informan dalam penelitian ini adalah pendiri, pengurus serta anggota komunitas Radio Komunitas Pass FM. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan teknik observasi, wawancara, Focus Group Discussion (FGD) dan dokumentasi. Data kemudian dianalisis menggunakan model analisis data interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa radio komunitas memiliki peran dalam penyuluhan pertanian, yaitu sebagai media dan metode penyuluhan pertanian yang bersifat partisipatif. Hal ini dikarenakan materi atau konten radio komunitas sesuai dengan kondisi dan kepentingan komunitas, dirancang bersama anggota komunitas (partisipatif), interaktif dan mendapat feedback langsung dari komunitas. Dengan pendampingan oleh penyuluh dan lembaga penyuluhan (BPP), radio komunitas dapat berperan maksimal dalam penyuluhan pertanian baik sebagai media maupun metode penyuluhan pertanian.
EFEKTIFITAS SEKOLAH LAPANGAN GOOD AGRICULTURE PRACTICES (SLGAP) RIMPANG DALAM PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI JAHE GAJAH (Zingiber officinalle Rosc.) Agus Sukmadjaya
AGRIEKSTENSIA Vol 18 No 1 (2019): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.762 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v18i1.22

Abstract

Kajian efektifitas SLGAP rimpang dalam peningkatan produksi dan pendapatan usahatani jahe gajah yang dilaksanakan pada SLGAP di Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Tujuannya adalah untuk mengkaji efektifitas metode SLGAP terhadap persepsi perubahan perilaku dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap, dan mengkaji perbedaan produksi dan pendapatan antara usahatani tanaman obat rimpang komoditas jahe yang dilaksanakan oleh petani alumnus SLGAP dan non SLGAP. Metode analisis data yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis deskriptif, dan dengan menggunakan analisis Uji Beda (Uji t), untuk mengukur perbedaan produksi dan pendapatan antara petani alumnus SLGAP dan non SLGAP serta analisis regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis) untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi produksi. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive masing-masing sebanyak 28 responden yang melakukan kegiatan usahatani jahe. Penentuan jumlah 28. Hasil kajian menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sebanyak 86,90 % responden menyatakan meningkat. Kemudian tingkat kepercayaan diri petani, sebanyak 79,80% responden menyatakan dapat meningkatkan kepercayaan diri. Sedangkan terhadap penyampaian materi dan medode pelatihan sebanyak 72,60 % responden, menyatakan bahwa materi pelatihan dalam SLGAP mudah dimengerti dan dipahami. Hasil uji beda (Uji t) terhadap produksi jehe antara petani peserta alumnus SLGAP dan non SLGAP menunjukkan bahwa tingkat produksi usahatani peserta SLGAP berbeda nyata dengan petani yang non SLGAP (selisih produksi sebesar 20,06 ton/ha - 13,28 ton/ha = 6,78 t/ha). Sedangkan terhadap pendapatan usahatani antara petani peserta alumnus SLGAP dan non SLGAP menunjukkan tingkat pendapatan usahatani peserta SLGAP berbeda nyata dengan petani yang non SLGAP (selisih pendapatan sebesar Rp.46.646.250,00 - Rp.24.816.035,00 = Rp.21.830.214,00.
Efektifitas Pupuk Fosfat Alam pada Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Sugiono Sugiono; Eny Wahyuning Purwanti
AGRIEKSTENSIA Vol 18 No 1 (2019): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.919 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v18i1.23

Abstract

Fosfat Alam sebagai substitusi pupuk SP-36 berpotensi mereduksi biaya produksi pada budidaya jagung. Fosfat alam yang digunakan memiliki kandungan P2O5 total 15,70%. Lokasi penelitian di Desa Keboan, Kec. Ngusikan, Kabupaten Jombang, pada MK II tahun 2017. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok, 9 perlakuan 3 ulangan. Perlakuan meliputi berbagai dosis pupuk Fosfat Alam termasuk kontrol. Kelayakan usahatani dianalisis dengan nilai Benefit Cost Ratio. Sedangkan efektivitas pupuk Fosfat Alam diukur menggunakan metode Relative Agronomic Effectiveness terhadap pupuk rekomendasi. Hasil menunjukkan bahwa perbedaan dosis aplikasi pupuk Fosfat Alam berpengaruh terhadap tinggi tanaman, panjang tongkol, diameter tongkol dan bobot tongkol basah. Perlakuan terbaik adalah Fosfat Alam 100 + Urea 450 + KCl 100 kg/ha. Perlakuan ini menghasilkan efek yang sama jika dibandingkan dengan perlakuan dosis pupuk rekomendasi (Urea 350 + Phonska 450 kg/ha). Untuk pipilan kering perlakuan tersebut menghasilkan 7,90 t/ha dengan B/C ratio 1,23. Hasil ini juga tidak berbeda nyata jika dibandingkan dengan perlakuan pupuk rekomendasi dengan hasil pipilan kering 7,66 t/ha dengan B/C Ratio 2,22. Sedangkan nilai RAE perlakuan sebesar 104,39. Fosfat Alam dengan P2O5 15,70% dapat digunakan sebagai substitusi pupuk P dengan dosis 100 kg/ha atau dalam dosis pupuk majemuk (Fosfat Alam 100 + Urea 450 + KCl 100 kg/ha).
Pengaruh Dua Musim Tanam Berbeda dan Beberapa Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Padi Gogo Sution Sution; Tuti Sugiarti; Hartono Hartono; Laurensius Lehar
AGRIEKSTENSIA Vol 18 No 1 (2019): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.858 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v18i1.24

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan adaptasi varietas padi gogo pada dua musim tanam yang berbeda. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan yaitu Tanam Musim Kemarau + varietas Batu Tegi (P1), Tanam Musim Kemarau + varietas Inpago 8 (P2), Tanam Musim Kemarau + varietas Situ Bagendit (P3), Tanam Musim Hujan + varietas Batu Tegi (P4), Tanam Musim Hujan + varietas Inpago 8 (P5), Tanam Musim Hujan + varietas Situ Bagendit (P6), kemudian diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanama tertinggi pada perlakukan padi gogo ditanam pada musim hujan menggunakan varietas Batu Tegi 124,46 cm. Penanaman padi gogo pada musim hujan mempunyai jumlah gabah isi per malai dan jumlah gabah per malai lebih tinggi dibanding ditanam pada musim kemarau dan berbanding terbalik dengan persentase gabah hampa tertinggi pada musim kemarau. Penanaman padi gogo varietas Inpago 8 dan Situ Bagendit pada dua musim tanam yang berbeda menunjukkan tidak terjadi perbedaan terhadap bobot 1000 butir, namun varietas Batu Tegi pada musim hujan (26,98 g) lebih tinggi dibanding tanam pada musim kemarau (24,88 g). Produktivitas padi gogo nyata dipengaruhi oleh waktu tanam karena berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa varietas Batu Tegi (6,20 t ha-1), Inpago 8 (5,87 t ha-1) dan Situ Bagendit (4,66 t ha-1) lebih tinggi pada musim kemarau dibanding ditanam pada musim hujan.
Uji Potensi Beberapa Jenis Pupuk Hayati Pada Budidaya Bawang Merah (Allium cepa L.) Juniawan Juniawan
AGRIEKSTENSIA Vol 18 No 1 (2019): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.25 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v18i1.25

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari beberapa jenis pupuk hayati yaitu jamur mikoriza species Glomus mosseae, Trichoderma spp., Azospirilium sp., Azotobacter sp., dan Pseudomonas sp. dalam peningkatan produksi bawang merah yang ditanam di lahan praktek BBPP Ketindan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dimulai dengan pengolahan tanah, pembuatan bedengan, pemberian pupuk kompos lalu ditutup mulsa plastik. Selanjutnya dibuat lubang tanam dan setiap lubang ditanami satu siung. Setelah berumur 10 hari dilakukan inokulasi jamur sebanyak 10 gram pada setiap anakan. Aplikasi diulang pada umur 30 HST. Tanaman dipelihara dengan penyiraman dan aplikasi ekstrak daun mimba dua kali sepekan. Setelah berumur 70 hari, tanaman dipanen, ditimbang lalu dikering-anginkan selama 30 hari, lalu ditimbang kembali. Data ditabulasi, dianalisis dan disimpulkan. Hasilnya menunjukkan hasil yang bervariasi, berturut-turut dari jumlah siung (264, 220, 253), berat basah (3.495, 2.585, 3.100) dan berat kering (2.238, 1,655, 2.002). Data ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk hayati perlu dipertimbangkan sebagai salah satu input untuk meningkatkan produksi bawang merah.
Efisiensi Usaha Agribisnis Bawang Merah sebagai Strategi Usaha dalam Mendukung Ketahanan Pangan Di Kabupaten Blitar Joko Gagung S; Mochamad Fadil
AGRIEKSTENSIA Vol 18 No 1 (2019): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.36 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v18i1.26

Abstract

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui efisiensi budidaya bawang merah, menghitung produktivitas usahatani bawang merah, menghitung produktifitas budidaya bawang merah pada petani yang melakukan penanganan pasca panen dan yang tidak melakukan. Metode penelitian ini menggunakan metode survey yaitu wawancara langsung dengan responden, responden yang dimaksudkan adalah petani bawang merah. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan peran dari pelaku usaha bawang merah, dilaksanakan dengan penyajian data variabel dengan cara data ditabulasi kemudian dideskripsikannya. Analisis data yang digunakan adalah R/C ratio usahatani bawang merah. Setelah data di kumpulkan dari seluruh sampel, maka di lakukan tabulasi data berdasarkan aspek penanganan pasca panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya bawang merah adalah efisien dengan nilai rerata penerimaan (0,3 Ha) Rp. 41.590.800, Total biaya usahatani Rp. 15.370.483 , laba Rp. 26.220.317, R/C ratio sebesar 2,71. Adapun produktifitas usahatani Bawang Merah sebesar 8557,78 kg/ha masih memungkinkan untuk ditingkatkan. Sedangkan seluruh petani responden melakukan penanganan pasca panen sehingga perbedaan produktivitas petani yang tidak melakukan penanganan pasca panen dengan yang melakukan penanganan pasca pananen tidak dapat ditentukan.
KAJIAN PENERAPAN JARWO PADA SISTEM MINAPADI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI DAN IKAN NILA Arum Pratiwi; Seto Sugianto P.R.
AGRIEKSTENSIA Vol 18 No 1 (2019): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.421 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v18i1.27

Abstract

Minapadi merupakan salah satu subsistem usahatani padi-ikan di lahan sawah irigasi. Sistem Jajar Legowo (Jarwo) yaitu meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam dan memanipulasi lokasi dari tanaman yang seolah-olah tanaman padi berada di pinggir (tanaman pinggir). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis seberapa besar pengaruh i sistem tanam jajar legowo dan populasi ikan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi dan ikan nila. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu: Faktor pertama : sistem tanam jajar legowo terdiri dari 4 taraf yaitu: tegel (control), (jajar legowo2 : 1), (jajar Legowo 3 : 1), (Jajar Legowo 4 : 1). Dan faktor kedua kepadatan populasi ikan nila yang digunakan terdiri dari 4 taraf yaitu:(tanpa ikan), (1 ekor bibit ikan/m²), (2ekor bibit ikan/m²), dan (3 ekor bibit ikan/m²). Hasil penelitian menunjukan bahwa sisten tanam jajar legowo 2 : 1 memberikan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman umur 60 HST, panjang malai, berat malai perumpun, berat bulir perpetak, produksi padi ton/ha. Sedangkan sistem jajar legowo 4 : 1 memberikan hasil tertinggi pada parameter jumlah anakan produktif, dan berat 1000 bulir gabah. Dan kepadatan populasi ikan nila 3 ekor/m2 memberikan hasil bobot ikan terbaik, sedangkan kepadatan populasi ikan 2 ekor/m2 memberikan hasil terbaik pada parameter tingkat kelangsungan hidup ikan dan bobot ikan per ekor.
PENGEMBANGAN PELATIHAN BERBASIS INSTRUCTIONAL SISTEM DEVELOPMENT MODEL (ISD) BAGI PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DI KABUPATEN MALANG Wahyu Windari; Gunawan Gunawan
AGRIEKSTENSIA Vol 18 No 1 (2019): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.042 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v18i1.28

Abstract

Studi literatur ini ditulis dalam rangka merancang penelitian berbasis ISD untuk mewujudkan perencanaan pelatihan yang baik yang diharapkan dapat menghasilkan kompetensi sesuai yang diinginkan. Tulisan ini didasarkan pada permasalah penyuluh yang sangat antusias terhadap pendekatan penyuluhan partisipatif dan memahami pentingnya perlibatan masyarakat petani dalam kegiatan penyuluhan, namun demikian penyuluh merasa bahwa penerapan partisipasi dalam kegiatan penyuluhan tidak terjadi. Hal ini dikarenakan petani tidak merasa perlu untuk berpartisipasi dan menganggap partisipasi yang dilakukan membuang waktu mereka. Penyuluh merasa kurang mempunyai ketrampilan dalam berkomunikasi untuk meyakinkan petani akan pentingnya partisipasi dalam proses penyuluhan. Untuk meningkatkan kompetensi tersebut perlu disusun model pelatihan berbasis ADDIE. Model ini dipilih karena mempunyai langkah yang sederhana, mudah diterapkan tetapi mewakili keseluruhan proses system pembelajaran. Model pengembangan model pembelajaranADDIE dari lima fase yaitu, Analyze, Design, Develop, Implement, dan Evaluate. Keseluruhan tahapan yang ada pada model ADDIE dapat di implementasikan atau digunakan dalam program pelatihan untuk upaya meningkatkan ketrampilan komunikasi dan teknik fasilitasi yang dirasakan kurang bagi PPL di Kabupaten untuk meyakinkan petani akan pentingnya partisipasi petani dalam proses penyuluhan.
POTENSI PEMANFAATAN LAHAN RAWA UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI WILAYAH PERBATASAN Niken Rani Wandansari; Yeni Pramita
AGRIEKSTENSIA Vol 18 No 1 (2019): AGRIEKSTENSIA: Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.209 KB) | DOI: 10.34145/agriekstensia.v18i1.29

Abstract

Pemanfaatan lahan rawa di Indonesia memiliki peranan penting dan strategis bagi pengembangan pertanian terutama mendukung ketahanan pangan Nasional. Hal ini disebabkan oleh luas lahan rawa yang berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian khususnya tanaman padi masih tersedia cukup luas. Lahan rawa merupakan salah satu lahan suboptimal yang memiliki kendala secara alami kesuburan tanahnya tergolong rendah. Oleh karena itu penting dilakukan pengkajian untuk mengetahui potensi pemanfaatan lahan rawa di Kab. Lingga, Kepulauan Riau untuk digunakan sebagai lahan pertanian padi sawah. Kajian ini merupakan action research menggunakan lahan seluas tiga hektar sebagai demplot pertanaman padi yang terletak di tiga kecamatan utama di Pulau Lingga. Berdasarkan hasil kajian, diketahui bahwa: (1) kendala utama pengembangan lahan rawa lebak adalah genangan maupun kekeringan yang belum dapat diprediksi dan reaksi tanah yang bersifat sangat masam-masam, serta status hara yang tergolong rendah-sedang dan (2) hasil panen menggunakan varietas INPARA 5 masih tergolong rendah, sekitar 0.5 – 2.5 ton/ha. Produksi padi pada lahan rawa lebak masih berpeluang untuk dikembangkan dan ditingkatkan dengan melalui penerapan teknologi spesifik lokasi, terutama inovasi pengelolaan air, hara dan tanaman secara terpadu, serta dilakukan pembentukan kelembagaan petani.

Page 1 of 12 | Total Record : 120