cover
Contact Name
Linardita Ferial
Contact Email
linarditaferial@unbaja.ac.id
Phone
+6287884906664
Journal Mail Official
adkes@unbaja.ac.id
Editorial Address
Jl. Syekh Moh. Nawawi Albantani Kp. Boru Kecamatan Curug, Serang-Banten
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
Journal of Baja Health Science
ISSN : 27753859     EISSN : 27753840     DOI : https://doi.org/10.47080
Core Subject : Health,
Journal of Baja Health Science (JOUBAHS) is an open-access journal published by Health Administration Department, Faculty of Economic and Business, Universitas Banten Jaya as scientific journal to accommodate current topics related to preventive and promotive measures to enhance the health of the public through a scientific approach applying a variety of technique. This focus includes areas and scopes such as biostatistics, epidemiology, health education and promotion, health policy and administration, environmental health, public health nutrition, sexual and reproductive health, and occupational health and safety. The journal employs a peer-review mechanism where each submitted article should be anonymously reviewed by expert peers appointed by the editor. Articles published in this journal could be in form of the original article and invited article (brief reports, case reports, opinion articles, commentaries, editorials, and correspondence).
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 01 (2023): Journal of Baja Health Science" : 8 Documents clear
Implementasi Pijat Oksitosin dan Hypnobreastfeeding Dalam Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum Di Ruang Delima RSUD Ciamis Dewi Aryanti; Amalia Gustanti; Sofia Februanti
JOURNAL OF BAJA HEALTH SCIENCE Vol 3 No 01 (2023): Journal of Baja Health Science
Publisher : Universitas Banten Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/joubahs.v3i01.2339

Abstract

Pemberian ASI ekslusif merupakan hal yang sangat penting pada bayi. Pasca melahirkan ibu sering mengalami kecemasan dan khawatir jika tidak bisa memenuhi kebutuhan ASI untuk bayinya. Kecemasan dan stress yang dialami ibu akan menghambat pada kerja hormone oksitosin yang berperan dalam pengeluaran ASI. Salah satu alternatif untuk meningkatkan sirkulasi serta dukungan hormone oksitosin adalah pijat oksitosin dan hypnobreastfeeding. Pijat oksitosin merupakan pemijatan pada tulang belakang yang dimulai pada tulang belakang sampai tulang costae kelima – keenam, sedangkan hypnobreastfeeding adalah suatu upaya alamiah yang dilakukan dengan menggunakan terapi dengan memberikan kalimat-kalimat sugesti positif supaya pada saat sedang menyusui tidak terjadi hambatan dalam pengeluaran air susu ibu. Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini untuk mengetahui gambaran implementasi pijat oksitosin dan hypnobreastfeeding dalam asuhan keperawatan pada ibu post partum. Desain KTI menggunakan metode kualitatif dan desain deskriftif dengan pendekatan studi kasus. Dilaksanakan mulai dari 7 April sampai 14 April 2022 untuk kedua subjek. Hasil yang didapatkan secara umum status menyusui menjadi efektif, perlekatan pada bayi baik, koping subjek efektif, dan tingkat nyeri minimal. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, pengetahuan, dan pemahaman tentang asuhan keperawatan pada ibu post partum, diharapkan bagi institusi untuk menambah buku bacaan, sumber penelusuran jurnal, e-book serta sumber referensi diperpustakaan untuk dijadikan acuan serta untuk tempat penelitian diharapkan meningkatkan kenyamanan pasien dengan menciptakan ruangan yang kondusif dengan memodifikasi waktu kunjungan pasien untuk mempercepat proses pemulihan pada ibu post partum.
Gambaran Karakteristik Kejadian Intrauterine Fetal Death ( IUFD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Pandeglang Tahun 2021 Fida Asfia
JOURNAL OF BAJA HEALTH SCIENCE Vol 3 No 01 (2023): Journal of Baja Health Science
Publisher : Universitas Banten Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/joubahs.v3i01.2435

Abstract

IUFD is one event that contributes to perinatal mortality. IUFD has a percentage of 29.5% as a cause of death in the perinatal group. Indonesia is in the 10 countries with the highest number of maternal and newborn deaths in the world, there are 2 mothers and 6 neonatal or newborn babies die every day in Indonesia. Meanwhile, the perinatal mortality rate in Indonesia is 21 deaths per 1000 pregnancies (Juwita et al., 2021). This research was conducted at Berkah Pandeglang Hospital, data collection was carried out in April 2022 with research subjects being pregnant women with IUFD in 2021. The sampling technique was total sampling with a total sample of 43 respondents. Data analysis technique used univariate analysis technique with cross sectional descriptive design. The results of the study found that the majority of respondents experienced Advanced IUFD events (gestational age> 24 weeks), namely as many as 62.8%, with the characteristics of respondents having a non-risk age category (20-35 years) namely as many as 58.1%, multipara parity, namely as many as 60.5% and Mass Index Body (BMI) Normal is as much as 65.1%.
Effectiveness of Fogging With Spatial Analysis in The Working Area of The East Bogor Health Center Ratna Dwi Lestari; Budi Utomo
JOURNAL OF BAJA HEALTH SCIENCE Vol 3 No 01 (2023): Journal of Baja Health Science
Publisher : Universitas Banten Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/joubahs.v3i01.2452

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease transmitted by the Aedes aegypti mosquito. DHF is a frightening disease because its transmission can take place quickly in an area. Even in one month, the number of dengue cases in endemic areas can reach tens of people infected with dengue virus. Maximizing the DHF control program at the local health office and puskesmas is the main key in tackling the spread of DHF. However, it is a current obstacle that has made the DHF control program ineffective in Bogor City, namely the absence of scientific predictions about the location of DHF vulnerable areas in Bogor City, including in the working area of the East Bogor Health Center. So that DHF control programs such as fogging have not been able to significantly reduce DHF cases. This study used observational analysis with a cross-sectional design. The data collected was then analyzed using spatial analysis with the buffer method. The results showed that DHF cases were almost spread throughout the working area of the East Bogor Health Center. Based on interviews with puskesmas officers, the fogging radius is around 200 meters from the fogging location. After carrying out a spatial analysis using the buffer method, it was found that the fogging radius only reached a small part of the East Bogor Health Center work area which was indicated to be a DHF-prone area. Implementation of fogging programs that are not based on DHF vulnerable areas results in ineffective prevention of DHF. Therefore, spatial-based DHF mapping is needed to identify areas that are vulnerable to DHF so that it can be used as a reference in determining fogging locations.
Literatur Review: Dampak Implementasi Electronic Health Records (EHR) di Pelayanan Kesehatan Tria Saras Pertiwi; Adi Supryatno
JOURNAL OF BAJA HEALTH SCIENCE Vol 3 No 01 (2023): Journal of Baja Health Science
Publisher : Universitas Banten Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/joubahs.v3i01.2454

Abstract

Document management using electronic/computer-based systems in the scope of health services is becoming a global trend, one of which is Electronic Health Records (Electronic Health Records or EHR). The purpose of this study was to determine the impact of implementing Electronic Health Records in health services. The method used is Literature Review from databases originating from PubMed and ScienceDirect. After the articles were screened, 15 articles were selected to be used as a Literature Review. The results of a review based on 15 articles show that the impact of implementing Electronic Health Records in health services is obtained from various aspects including aspects of efficiency, communication, workload, quality and accuracy of data, economy, quality of care for patients. All articles show different results. There is an increasing impact in a positive direction, but there are some negative impacts such as workload, communication, and dysfunctional workflow. There were also findings of perceived barriers to EHR use, for example poor training and lack of user knowledge.
Kompas Global Untuk Sistem Kesehatan Nasional Galih Trisno Wijaya
JOURNAL OF BAJA HEALTH SCIENCE Vol 3 No 01 (2023): Journal of Baja Health Science
Publisher : Universitas Banten Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/joubahs.v3i01.2461

Abstract

Mengubah sistem kesehatan menjadi sistem pembelajaran semakin diakui sebagai kebutuhan untuk mendukung implementasi arah strategis nasional pada kualitas dengan fokus pada pengalaman garis depan. Pendekatan sistem pembelajaran yang menjembatani kesenjangan antara praktik dan kebijakan membutuhkan eksplorasi aktif. Tinjauan pelingkupan ini mengadaptasi kerangka metodologi untuk studi pelingkupan dari Arksey dan O'Malley. Pertanyaan penelitian utama berfokus pada tema umum untuk belajar meningkatkan kualitas layanan kesehatan di semua tingkat sistem kesehatan nasional, mulai dari kebijakan pemerintah hingga pemberian layanan di titik perawatan. Sebanyak 3507 catatan disaring, menghasilkan 101 artikel tentang pembelajaran strategis di seluruh sistem kesehatan: tingkat profesional kesehatan (19%), tingkat organisasi kesehatan (15%), tingkat subnasional/nasional (26%), berbagai tingkat (35%), dan tingkat global (6%). Tiga puluh lima dari artikel ini berfokus pada sistem pembelajaran di berbagai tingkat sistem kesehatan. Sistem pembelajaran nasional membutuhkan perhatian di tingkat organisasi, subnasional, dan nasional yang dipandu oleh kebutuhan pasien, keluarga, dan masyarakat. Kompas dari sistem pembelajaran nasional dipusatkan pada empat tema lintas sektor di seluruh sistem kesehatan: penyelarasan prioritas, kolaborasi seluruh sistem, transparansi dan akuntabilitas, dan berbagi pengetahuan tentang bukti dunia nyata yang dihasilkan di titik perawatan. Makalah ini mengusulkan sebuah pendekatan untuk membangun sistem pembelajaran nasional untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Penelitian di masa depan diperlukan untuk memvalidasi penerapan prinsip panduan ini dan melakukan perbaikan berdasarkan temuan.
Potensi Penerimaan Perawatan Kesehatan Mental di Antara Orang Dewasa Bukan Lansia Berpenghasilan Rendah Dengan Penyakit Mental Donny Wiratma Saputro
JOURNAL OF BAJA HEALTH SCIENCE Vol 3 No 01 (2023): Journal of Baja Health Science
Publisher : Universitas Banten Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/joubahs.v3i01.2464

Abstract

Kesehatan mental menjadi isu hangat di Indonesia khususnya dikalangan dewasa nonlansia sehingga penelitian bertujuan untuk menguji perbedaan dalam penerimaan perawatan kesehatan mental antara orang dewasa nonlansia berpenghasilan rendah yang tidak diasuransikan dengan penyakit mental serius (SMI) yang memenuhi syarat untuk Medicaid di bawah Undang-Undang Keperawatan (ACA) dan Medicaid. Menilai perbedaan-perbedaan ini mungkin memperkirakan dampak dari upaya perluasan Medicaid di bawah ACA pada penerimaan perawatan kesehatan mental di antara orang dewasa bukan-lansia yang tidak diasuransikan dengan SMI. Metode yang dipergunakan mengambil sampel sebanyak 2000 orang berusia 18 hingga 64 tahun yang berpartisipasi dalam Survei Nasional Penggunaan Narkoba dan Kesehatan tahun 2018, memiliki pendapatan di bawah 138% dari tingkat kemiskinan federal, memenuhi kriteria SMI, dan tidak memiliki asuransi (n = 1000) atau memiliki cakupan Medicaid saja (n = 1000). Definisi SMI menurut Alkohol, Penyalahgunaan Narkoba, dan Undang-Undang Reorganisasi Administrasi Kesehatan Mental dengan menggunakan analisis deskriptif dan pemodelan regresi logistik. Hasil penelitian didapatkan pada 28 daerah di Indonesia bagian yang saat ini memperluas Medicaid, prevalensi yang disesuaikan model (MAP) untuk menerima perawatan kesehatan mental di antara pendaftar Medicaid saja dengan SMI (MAP = 71,3%; 95% interval kepercayaan [CI] = 65,74%, 76,29%) adalah 30,1 % lebih besar dari rekan mereka yang tidak diasuransikan (MAP = 54,8%; 95% CI = 48,16%, 61,33%). Di Jakarta, MAP menerima perawatan kesehatan mental antara Medicaid-satunya pendaftar dengan SMI (MAP = 70,4%; 95% CI = 65,67%, 74,70%) adalah 35,9% lebih tinggi daripada rekan mereka yang tidak diasuransikan (MAP = 51,8%; 95 %CI = 46,98%, 56,65%) sehingga dapat ditarik kesimpulan perkiraan peningkatan penerimaan perawatan kesehatan mental karena mendaftar di Medicaid di antara orang dewasa berpenghasilan rendah yang tidak diasuransikan dengan SMI dapat membantu menginformasikan upaya perencanaan dan implementasi untuk perluasan Medicaid di bawah ACA.
Adolescents Mental Health During Covid-19 Pandemic Elysa Dwi Sitohang
JOURNAL OF BAJA HEALTH SCIENCE Vol 3 No 01 (2023): Journal of Baja Health Science
Publisher : Universitas Banten Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/joubahs.v3i01.2481

Abstract

Since the end of 2019, people in various countries, including Indonesia has experience the Covid-19 pandemic. The measures to prevent the spread of the Covid-19 from the government limited people’s physical activity. In education, the policies leads to the implementation of Online Distance Learning for students ranging from elementary school to higher education levels. The purpose of this study was to obtain an overview of the mental health of adolescents during the Covid-19 pandemic and to identify sociodemographic factors that influence adolescent mental health. The study involved 205 participants aged 15-18 years. The data were collected using a validated General Health Questionnaire (GHQ-12) self-assessment measurement tool in Indonesian language adapted version. The results showed that 59.5% of adolescents experienced psychological problems in the form of psychological distress and social dysfunction. Girls and adolescents who experience changes in sleep hours have a greater tendency to experience psychological problems. So that during the pandemic, teenage girls need more attention than boys. In addition, sleep patterns also need to be considered to reduce impact on psychological distress and social dysfunction during the pandemic.
Pemeriksaan Puskesmas di Daerah Terpencil terhadap Fasilitas Kesehatan Sri Wahyuni; Linardita Ferial
JOURNAL OF BAJA HEALTH SCIENCE Vol 3 No 01 (2023): Journal of Baja Health Science
Publisher : Universitas Banten Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/joubahs.v3i01.2487

Abstract

Kemajuan menuju kesehatan untuk semua harus didukung oleh fasilitas kesehatan berkualitas yang tersedia untuk semua orang. Namun, fasilitas kesehatan di daerah terpencil dan tertinggal, perbatasan, dan pulau-pulau terpencil, atau daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK), menghadapi kendala terkait akses jaminan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang kesiapan Puskesmas sebagai penyedia utama pelayanan kesehatan primer yang berlokasi di daerah terpencil. Pengamatan dilakukan di 18 Puskesmas di lokasi yang teridentifikasi sebagai daerah terpencil dan tertinggal, perbatasan, dan pulau terluar di tiga provinsi: Bengkulu, Nusa Tenggara Timur (Nusa Tenggara Timur), dan Sulawesi Selatan. Temuan mengungkapkan bahwa banyak fasilitas di pusat kesehatan primer masih tidak memadai. Secara khusus, jalan menuju pusat kesehatan primer dalam kondisi fisik yang buruk, jam operasional terlalu pendek, dan dokter serta teknisi laboratorium tidak tersedia. Namun, puskesmas telah berhasil melakukan banyak kegiatan di dalam dan di luar ruangan seperti kelas pendidikan kesehatan dan deteksi penyakit prioritas di masyarakat. Mengenai keuangan pusat kesehatan primer, mereka sangat bergantung pada dana publik untuk mendukung pengeluaran mereka yang meningkat untuk menyediakan layanan kesehatan, membayar gaji pekerja, dan melakukan kegiatan di dalam dan di luar ruangan, sehingga didapatkan beberapa kendala yang dihadapi puskesmas di DTPK antara lain sulitnya akses fasilitas dan tenaga kesehatan sementara. Informasi ini memberikan masukan berharga bagi pembuat kebijakan dalam membangun infrastruktur kesehatan dan SDM kesehatan di DTPK.

Page 1 of 1 | Total Record : 8