Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN PERILAKU EMOTIONAL EATING PADA MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Dewi Aryanti
Media Informasi Vol 16, No 1 (2020): Media Informasi
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/bmi.v16i1.514

Abstract

Kebugaran jasmani merupakan salah satu indikator dalam kesehatan dan sangat berkaitan dengan kondisi obesitas. Obesitas sangat berkaitan dengan  intake makanan yang berlebih  akibat pengaruh emosi . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara  tingkat kebugaran jasmani dengan  perilaku emotional eating.  Sampel penelitian sebanyak 68  mahasiswa obesitas  di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya (17 laki-laki dan 51 perempuan) dilakukan pengukuran  kebugaran jasmani serta perilaku emotional eating.      Kebugaran jasmani diukur dengan metode Balke dan  perilaku emotional eating diukur dengan quisionair  self report Garaulet.  Hubungan  antar variabel diukur dengan uji Spearman Rho. Hasilnya,  sebanyak   100% responden  memiliki tingkat kebugaran jasmani yang sangat kurang dengan rerata VO2 Max 28,09  ml/Kg/menit dengan standar deviasi 3,89  ml/Kg/menit .  Selanjutnya, responden menunjukkan  perilaku emotional eating dengan proporsi emotional eating tinggi  8,8%; emotional eating 73,5%; emotional eating rendah  14,7%; dan tidak emotional eating  sebanyak  2,9%. Setelah dilakukan uji statistik Spearman Rho, variabel tingkat kebugaran jasmani tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku emotional eating (p value=0,745) dengan tingkat korelasi yang rendah (-0,040) dan bersifat negatif. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan  tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebugaran jasmani dengan perilaku emotional eating dan ada kemungkinan berkorelasi dengan variabel antara yang lain, seperti konsep diri dan status obesitas.
HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DAN IMPLEMENTASI PATIENT SAFETY PADA PERAWAT IGD Dewi Aryanti; Novi Indriani; Syaukia adini
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 9 No. 2 (2022): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.244 KB) | DOI: 10.33867/jka.v9i2.322

Abstract

Perawat yang bekerja di IGD memiliki ritme kerja yang sangat komplek, beban kerjayang menyita tenaga fisik dan mental, adanya tugas tambahan, pola shift kerja yang dapatmenyebabkan perubahan kualitas tidur perawat. Perawat yang mengalami gangguankualitas tidur dapat berpengaruh pada implementasi patient safety pada pasien yangdirawat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kualitas tidur perawat denganimplementasi patient safety di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. SoekardjoKota Tasikmalaya. Metode yang digunakan adalah observasional analitik menggunakanpendekatan cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Instrument yangdigunakan adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan Standar Nasional AkreditasiRumah Sakit (SNARS) edisi 1 tahun 2018. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square. Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square menunjukan nilai p < 0,05 yaitu 0,001.Kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur Perawat denganimplementasi patient safety di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Soekardjo KotaTasikmalaya. Penelitian cohort dengan jumlah sampel yang lebih besar dan instrumentyang lebih spesifik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi lebih dalam hubungan kualitastidur dengan kinerja perawat di IGD.
Implementasi Pijat Oksitosin dan Hypnobreastfeeding Dalam Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum Di Ruang Delima RSUD Ciamis Dewi Aryanti; Amalia Gustanti; Sofia Februanti
JOURNAL OF BAJA HEALTH SCIENCE Vol 3 No 01 (2023): Journal of Baja Health Science
Publisher : Universitas Banten Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/joubahs.v3i01.2339

Abstract

Pemberian ASI ekslusif merupakan hal yang sangat penting pada bayi. Pasca melahirkan ibu sering mengalami kecemasan dan khawatir jika tidak bisa memenuhi kebutuhan ASI untuk bayinya. Kecemasan dan stress yang dialami ibu akan menghambat pada kerja hormone oksitosin yang berperan dalam pengeluaran ASI. Salah satu alternatif untuk meningkatkan sirkulasi serta dukungan hormone oksitosin adalah pijat oksitosin dan hypnobreastfeeding. Pijat oksitosin merupakan pemijatan pada tulang belakang yang dimulai pada tulang belakang sampai tulang costae kelima – keenam, sedangkan hypnobreastfeeding adalah suatu upaya alamiah yang dilakukan dengan menggunakan terapi dengan memberikan kalimat-kalimat sugesti positif supaya pada saat sedang menyusui tidak terjadi hambatan dalam pengeluaran air susu ibu. Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini untuk mengetahui gambaran implementasi pijat oksitosin dan hypnobreastfeeding dalam asuhan keperawatan pada ibu post partum. Desain KTI menggunakan metode kualitatif dan desain deskriftif dengan pendekatan studi kasus. Dilaksanakan mulai dari 7 April sampai 14 April 2022 untuk kedua subjek. Hasil yang didapatkan secara umum status menyusui menjadi efektif, perlekatan pada bayi baik, koping subjek efektif, dan tingkat nyeri minimal. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, pengetahuan, dan pemahaman tentang asuhan keperawatan pada ibu post partum, diharapkan bagi institusi untuk menambah buku bacaan, sumber penelusuran jurnal, e-book serta sumber referensi diperpustakaan untuk dijadikan acuan serta untuk tempat penelitian diharapkan meningkatkan kenyamanan pasien dengan menciptakan ruangan yang kondusif dengan memodifikasi waktu kunjungan pasien untuk mempercepat proses pemulihan pada ibu post partum.
Analisis Usia Gestasi Ibu Melahirkan dengan Berat badan Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Novi Enis Rosuliana Novi; Dewi Aryanti; Yudi Triguna
Media Informasi Vol. 18 No. 2 (2022): MEDIA INFORMASI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.775 KB) | DOI: 10.37160/bmi.v18i2.40

Abstract

Latar belakang: Periode neonatal dimulai sejak awal bayi dilahirkan sampai usia 28 hari, dimana bayi sangat rentan terhadap penyakit dan infeksi sehingga akan mempengaruhi keberlangsungan hidup baik dari segi pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satu faktor yang meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan usia gestasi ibu melahirkan dengan berat badan bayi baru lahir di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan crossectional. Populasi adalah semua ibu melahirkan di ruang Melati 2A RSUD dr. Soekardjo. Sedangkan sampel penelitian sejumlah 63 orang yang diperoleh menggunakan teknik accidental sampling dengan kriteria inklusi: Ibu post partum yang melahirkan secara normal, bisa membaca dan menulis, dan kondisi kesehatan stabil, kooperatif dan bersedia menjadi responden, sedangkan kriteria eksklusi: ibu pos partum yang mengalami perburukan kondisi, dan kurang mampu berkomunikasi dengan baik. Analisa data penelitian menggunakan chi square dengan p value < 0,05. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara gestasi ibu dengan berat badan bayi baru lahir dengan p value 0.000< p value 0.05 Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara gestasi ibu melahirkan dengan berat badan bayi lahir. Rekomendasi penelitian adalah diharapkan tenaga kesehatan berupaya untuk meningkatkan pemberian edukasi pada ibu terkait faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan bayi baru lahir.
PELATIHAN KADER SEHAT JIWA DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN STRESS DAN TERAPI SEFT SEBAGAI UPAYA TANGGAP BENCANA Ridwan Kustiawan; Iwan Somantri; Dewi Aryanti
Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2022): Juli
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.826 KB) | DOI: 10.37160/emass.v4i2.18

Abstract

Beradasarkan hasil studi pendahuluan bahwa jumlah pasien dengan gangguan Jiwa yang terdaftar di Puskesmas Purbaratu sebanyak 60 orang, sementara data gangguan resiko dan masyarakat sehat jiwa belum ada. Oleh karena itu perlu dibentuk kader sehat jiwa sebagai upaya untuk mengidentifikasi dan memelihara kesehatan jiwa masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pelatihan kader sehat jiwa dengan 2 gelombang sebanyak 58 kader, kegiatan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan kegiatan penyuluhan kesehatann jiwa serta melatih kader dengan terapi SEFT dan manajemen stress sebagai uapaya mandiri tanggap bencana. Kegiatan pelatihan kader dilaksanakan dengan metode ceramah, tanya jawab, dan role play. Kegiatan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dilaksanakan oleh kader dengan berkordinsi dengan Puskesmas.. Partispasi kader yang hadir ditargetkan 80 %, dalam kenyataannya hadir 95%. Terjadi peningkatan pengetahuan dari nilai pre dan post yaitu nilai pre test 64 menjadi 82 nilai post test. Kesimpulannya setelah dilakukan pelatihan terdapat kader kesehatan jiwa. Disarankan kepada Puskesmas untuk melakukan monitoring dan evaluasi serta memberdayakan kader yang sudah dilatih dalam program kesehatan jiwa.
Pelatihan Kader dalam Deteksi Dini dan Perawatan Balita Pneumonia Terhadap Pengetahuan dan Keterampilan Di Puskesmas Cibeureum Tasikmalaya Novi Rosuliana; Tetik Nurhayati; Dewi Aryanti
SIGDIMAS Vol. 1 No. 02 (2023): Publikasi Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Publisher : SIGDIMAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pneumonia adalah penyakit infeksi pernapasan akut bagian bawah dan merupakan masalah kesehatan utama balita, muncul dari disparitas geografis, kurangnya pengetahuan tentang pneumonia. Kejadian pneumonia di Indonesia masih tinggi, dan kejadian pneumonia di Puskesmas Cibeureum menduduki urutan kedua tertinggi. Sehingga perlunya pelatihan kader untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan deteksi dini dan perawatan balita pneumonia. Pelatihan kader diberikan pada 10 koordinator Kader yang mewakili 5 daerah wilayah kerja Puskesmas Cibeureum. Metode berupa pemberian materi konsep pneumonia, praktik deteksi dini dan perawatan balita pneumonia yaitu mengukur suhu, frekuensi napas, saturasi oksigen, memberikan obat sesuai dosis, menentukan tarikan dinding dada, dan suara napas tambahan, serta penggunaan aplikasi pneumonia balita. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pelatihan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Kader, dengan 90% Kader menjawab dengan benar dan mempraktikkan secara langsung deteksi dini perawatan pneumonia balita. Kader dengan pengetahuan dan keterampilan yang baik diharapkan mampu menyampaikan kepada masyarakat sehingga dapat mencegah peningkatan angka kesakitan dan kematian balita pneumonia